Rusa malang itu berjalan tertatih-tatih. Keempat kakinya berjalan sempoyongan seperti orang mabuk. Kakinya terluka akibat gigitan binatang buas. Sudah 2 hari ia berusaha menyembuhkan lukanya dengan menjilatinya, tapi infeksinya semakin merambat.
Tak jauh di belakangnya, seekor binatang buas menyeramkan telah mengikutinya dan mengintainya berhari-hari seperti malaikat maut yang hendak mencabut nyawanya. Binatang raksasa itu mengeluarkan lidah bercabangnya seperti ular. Tapi ia tak bersosok seperti ular, melainkan seekor kadal raksasa.
Tapi meskipun ia terlihat seperti kadal raksasa, ia adalah binatang yang sangat berbahaya. Penduduk di sekitar sana, bahkan di seluruh penjuru dunia menjulukinya sebagai sang naga atau pun sang hewan prasejarah yang dinamakan dinosaurus. Lambat laun, binatang buas nan langka ini pun disebut komodo. Apa pun yang orang-orang juluki, binatang langka ini tak pernah ambil pusing, apalagi bangga.
Rusa malang itu tumbang dan menghembuskan nafas terakhirnya. Sang komodo lega karena akhirnya penantiannya berujung manis. Akhirnya ia bisa menyantap mangsanya yang sudah mati itu, setelah beberapa hari yang lalu menggigit kaki sang rusa dengan racun mematikan.
Begitulah sang komodo berburu mangsanya. Ia adalah binatang karnivora dan pemakan bangkai yang hanya dapat ditemui di Pulau Komodo dan di sekitarnya. Ekor raksasanya bisa merubuhkan seekor kerbau dengan sekali kebasan, rahangnya yang besar dan kuat mampu menelan seekor babi hutan, dengan panjang sekitar 3 meter dan berat yang melebihi 100 kilogram.
Selain kelangkaannya itu, yang saat ini hanya mencapai sekitar 4000 ekor, sang naga kecil ini juga menarik perhatian banyak mata di seluruh pelosok dunia. Komodo adalah hewan asli Kepulauan Flores, Nusa Tenggara. Saat hewan ini ditemukan tahun 1910, pulau tempat tinggalnya ini pun dinamakan Pulau Komodo.
Sang komodo yang sedang bersantap siang itu tak sadar jika ia adalah hewan langka yang dilindungi spesiesnya sejak zaman nenek moyangnya pada tahun 1915. Sebagai temuan legenda naga hidup, sang komodo seharusnya bangga karena telah memancing rasa penasaran dunia internasional untuk berwisata memandangnya secara langsung dan menelitinya.
Kurang dari 3 menit, makan siangnya usai. Tanpa mempedulikan mata-mata wisatawan yang mengagumi keeksotikannya itu, sang komodo pun berlalu. Beberapa dari wisatawan itu bergidik melihatnya menyantap buruannya tadi. Ada juga yang memotretnya dari jauh.
Alangkah beruntungnya sang komodo lahir di negeri pertiwi yang mengembangbiakkannya dengan tulus dan ikhlas sebagai hewan khas Indonesia. Kini Pulau Komodo dinominasikan sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Hal itu dikarenakan turunan dinosaurus yang telah punah tersebut masih terpelihara dengan baik di sebuah pulau di Indonesia, yang hingga saat ini masih belum diketahui mengapa sang komodo itu dan teman-temannya hanya bisa betah dan bertahan hidup di sana.
Sang komodo yang diberi nama Flora oleh penduduk setempat itu kemudian kembali ke sarangnya untuk mengerami telur-telurnya. Karena telur-telur tersebut telah menetas, para penjaga di Pulau Komodo tersebut menjauhkannya dari Flora. Telur komodo biasanya dijaga oleh induknya, namun jika anaknya telah lahir biasanya tidak dijaga, malah sering dimakan oleh induknya sendiri. Hal ini dikarenakan nafsu makan Flora yang besar dan tak ada insting keibuan pada komodo.
Sehari-harinya Flora dan kawan-kawannya di Pulau Komodo itu selalu menjadi objek foto para wisatawan. Tentu saja Flora dan kawan-kawannya tak mengambil kesempatan untuk berpose atau pun menatap kamera. Yang penting Flora dan kawan-kawannya tak merasa terusik, mereka takkan menyerang para wisatawan yang didampingi oleh para penjaga (ranger) agar tak terlalu dekat dengan mereka.
Siang itu Flora beristirahat di bawah sebuah rumah panggung. Desain-desain rumah di Pulau Komodo memang berupa rumah panggung agar para komodo tak bisa naik ke atas bangunan. Tak bisa dibayangkan jika rumah-rumah itu hanya rumah biasa, mungkin saja Flora dan kawan-kawannya akan mudah masuk dan meneror para penghuninya. Masih mending jika mereka tak sedang lapar. Tapi jika sedang lapar, mungkin tak ada yang berani membayangkannya. Sungguh menegangkan hidup di pulau yang dikelilingi hewan buas seperti Flora dan kawan-kawannya.
Para wisatawan tak ada yang berani mendekati rumah panggung dengan si Flora di bawahnya. Dibimbing oleh ranger, para wisatawan itu pun beralih ke tempat lainnya. Entah apa yang menarik perhatian si Flora, hingga komodo betina gendut itu mengikuti mereka.
Kehadiran Flora yang membuntuti mereka membuat para wisatawan tegang, namun para ranger yang mengawasi menyuruh mereka agar tidak panik dan berjalan dengan tenang. Flora terus mengayunkan keempat kaki-kaki raksasanya mengikuti mereka. Mungkin si Flora menagih oleh-oleh dari para pengunjung tersebut.
Salah seorang wisatawan yang berada di barisan paling belakang dan dekat sekali dengan Flora tak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk mengabadikan gambar sang naga lebih dekat lagi, tanpa rasa takut. Ia memotreti Flora dari segala sisi pose.
Para wisatawan yang lain memandanginya cemas dan menyuruhnya untuk segera menghampiri mereka. Mereka takut Flora mencelakakan dirinya. Flora sedikit-sedikit mengeluarkan lidah ularnya. Entah apa yang dipikirkannya. Apakah ia mengira para wisatawan itu adalah mangsa empuk?
Suasana tampak menegangkan. Meskipun wisatawan itu berusaha untuk tenang, tapi tetap saja ia ketakutan setengah mati saat memberanikan diri mengambil gambar-gambar itu. Setelah puas memotreti Flora yang semakin mendekatinya, wisatawan tadi bergegas mengambil ancang-ancang kabur menghampiri kawan-kawannya.
Setelah wisatawan tadi menjauh, Flora berhenti dan berbelok. Para wisatawan pun menarik nafas lega karena si Flora berhenti mengejar mereka. Mereka tegang dan ketakutan setelah pengalaman seru dikejar Flora, si komodo di pulau itu.
Kini foto-foto si Flora beredar di internet. Foto-fotonya yang diambil secara nekad oleh si pemotret akhirnya bisa dinikmati banyak orang yang penasaran dan mengagumi sosok si komodo. Sosok Flora adalah salah satu sampel yang menunjukkan bahwa dilihat dari dekat, komodo benar-benar mahluk purba langka dan salah satu kekayaan alam Indonesia yang sangat diminati dunia. Mereka bukan hanya sekedar kadal raksasa biasa, tapi juga sangat istimewa.
Berkat keberadaan Flora dan kawan-kawannya yang mendiami Pulau Komodo, Indonesia boleh berbanggga hati karena memiliki aset sumber daya alam yang dikagumi banyak peloncong dari seluruh dunia. Oleh karena itu marilah kita menjaga salah satu kekayaan alam negeri kita ini dan melestarikan mereka agar tak mudah punah. Keunikan dan kelangkaan komodo yang hanya bisa dijumpai di negeri ini wajib kita dukung keberadaannya sebagai nominasi tujuh keajaiban dunia.
(Rabu, 15 Desember 2010, jam 1:30 siang)
V(^_^)V
0 komentar:
Posting Komentar