biasa midnight kali ini. Suka nonton midnight cos bagus2 film tengah malam. Aku lagi ol juga jadi ga terlalu perhatikan.
Mulanya kupikir critanya kayak the departed versi mandarin. Mungkin ini lanjutannya karna pemainnya sama, ada andy launya...
Critanya kayak dulu, ada polisi (chen) yang jadi mata2 di ganster. Jadi gak seperti polisi lagi. Bedanya, penjahatnya yang dulu, andy lau sudah bertobat dari jalannya yang sesat dulu.
Seorang pemuda hadir di hadapan andy. Andy berusaha ingat2 siapa pemuda itu. Pemuda itu lalu mengingatkannya sesuatu.
Andy lalu teringat bocah kecil, ponakannya yang suka main di atap rumah beberapa tahun silam. Dy suka nakut2i bocah itu dengan melemparnya ke bawah. Mungkin karna saking gemasnya ama bocah itu, dan kini bocah itu tlah tumbuh dewasa yang sekarang berada di hadapannya.
"paman," sapanya. Seperti apakah bocah ini sekarang?
Beberapa kasus kejahatan terjadi, tak diketahui siapa dalangnya. Muanya kecurigaan polisi tertuju pada andy yang dulunya penjahat. Alias kayak fitnah nih andy harus menanggung risikonya, dikejar2lah.
Chen berusaha mengusut pelaku sebenarnya. Ia yakin andy sudah berubah. Polisi yang menduga chen tau keberadaan andy ngejar2 chen ampe harus diborgol dalam toilet, hehe. Chen jadi slalu membela2 dan melindungi andy dari tuduhan karna yakin andy ga bersalah.
Andy dan keluarganya ditawan gangster. Tapi akhirnya mereka berhasil melarikan diri, tapi istri andy meninggal T.T dalam peristiwa tembak2an itu.
Chen menjenguk salah 1 korban di rs. Dy tanya siapa dalangnya karna dy tau. Di situlah dy tau pelaku sebenarnya begitu orang itu menuliskan sebuah nama.
Chen dan polisi lainnya membekuk si ponakan andy. Kan chen mata2 di ganster tempatnya berkecimpung, jadi dy curiga ama pemuda itu. Dy gak nyangka kalo chen polisi, ia mengiba2 agar tak ditangkap.
Eh tau2nya pemuda ini memang licik. Ia menembaki polisi n chen pun mengejarnya.
Pemuda itu memiliki banyak tipu muslihat. Chen sempat menembak sosoknya, tapi ternyata itu cermin. Dy malah ditembak balik oleh pemuda itu. Dy pun melarikan diri ke atap.
Eh pas di atap dy ketemu pamannya. Andy mengancamnya dengan pistol, disurunya pemuda itu naik ke atap. Sebenarnya dy marah atas apa perbuatan ponakannya itu padanya. Tapi dy cool2 ajah.
"waktu kecil kau suka main ke atap kan?" kata andy sambil merekam kembali memorinya saat mengangkat2 bocah itu di atap, sungguh hangat dan ceria. Tapi sekarang lain. "kalau saya tahu besarmu jadi seperti ini, seharusnya sejak kecil kau sudah kulempar ke bawah dari atas atap."
Bocah itu tumbuh menjadi penjahat, dan sudah banyak merugikannya. Dy juga munafik n licik. Sunggu ga disangka bocah lucu itu sekarang menjadi mengerikan seperti ini, menjadi seorang pembunuh, juga menyebabkan kematian istri tercintanya.
Andy membekuk ponakannya sambil menodonginya. Pandangannya penuh rasa ingin membunuh. Beberapa kali diliriknya ke bawah, seolah benar2 ingin melempar ponakannya ke bawah, candaannya beberapa tahun lalu ingin dilakukannya dengan serius.
Chen datang mencegah andy yang ingin membunuhnya. "jangan! Kau sudah di jalan yang benar, jangan berbalik ke belakang gara2 dy!"
Chen tak ingin andy membunuh lagi seperti dulu. Andy melepaskannya setelah dibujuk2. "ingat anakmu."
Eh si pemuda itu memang licik. Begitu andy membelakanginya, dy ambil kesempatan untuk menembaknya. Tapi keburu chen yang menyadarinya, dy menembak kepala pemuda itu hingga jatuh dari atap. Aaahhh....
Menghantam mobil tubuhnya. Mati deh >.<
Chen terperangah. "dy tak punya peluru," ia menyadarinya.
Ternyata andy lebi licik lagi. Ia sudah mempertimbangkan kalo si ponakan akan menyerangnya dari belakang. Sambil tersenyum andy memperlihatkan isi pistol ponakannya pada chen. "ga perlu mengotori tanganku sendiri bukan untuk menghabisinya."
"kau memanfaatkanku untuk membunuhnya. Kau sudah merencanakan semuanya. Kau sudah bisa memperkirakan ini akan terjadi. Kau memanfaatkan spontanitasku, padahal dy sama sekali tak berpeluru. Kau sudah membuatku membunuhnya!" chen menyesali diri. Ia syok.
Andy meresponnya dengan santai lalu meninggalkannya.
Di lihatnya mayat ponakan kecilnya yang tumbu menjadi penjahat itu, lalu sambil tersenyum puas ia pergi sambil mencium cincin pernikahannya. "babe, dendammu sudah terbalaskan."
***
Endingnya gubrak! >.< andy dah tobat sih, tapi kemarahan dan dendam membuatnya kembali bernafsu membunuh. Duh ini si ga sepenuhnya berubah. Kelicikannya masi menyala saat mendendam. Keinginannya menghabisi ponakannya terkabul tanpa campur tangannya. Iya si ga membunuh lagi, tapi dengan liciknya memanfaatkan kebaikan hati chen yang berniat menolongnya.
Andy sudah berubah? Tidak juga! >.
Mulanya kupikir critanya kayak the departed versi mandarin. Mungkin ini lanjutannya karna pemainnya sama, ada andy launya...
Critanya kayak dulu, ada polisi (chen) yang jadi mata2 di ganster. Jadi gak seperti polisi lagi. Bedanya, penjahatnya yang dulu, andy lau sudah bertobat dari jalannya yang sesat dulu.
Seorang pemuda hadir di hadapan andy. Andy berusaha ingat2 siapa pemuda itu. Pemuda itu lalu mengingatkannya sesuatu.
Andy lalu teringat bocah kecil, ponakannya yang suka main di atap rumah beberapa tahun silam. Dy suka nakut2i bocah itu dengan melemparnya ke bawah. Mungkin karna saking gemasnya ama bocah itu, dan kini bocah itu tlah tumbuh dewasa yang sekarang berada di hadapannya.
"paman," sapanya. Seperti apakah bocah ini sekarang?
Beberapa kasus kejahatan terjadi, tak diketahui siapa dalangnya. Muanya kecurigaan polisi tertuju pada andy yang dulunya penjahat. Alias kayak fitnah nih andy harus menanggung risikonya, dikejar2lah.
Chen berusaha mengusut pelaku sebenarnya. Ia yakin andy sudah berubah. Polisi yang menduga chen tau keberadaan andy ngejar2 chen ampe harus diborgol dalam toilet, hehe. Chen jadi slalu membela2 dan melindungi andy dari tuduhan karna yakin andy ga bersalah.
Andy dan keluarganya ditawan gangster. Tapi akhirnya mereka berhasil melarikan diri, tapi istri andy meninggal T.T dalam peristiwa tembak2an itu.
Chen menjenguk salah 1 korban di rs. Dy tanya siapa dalangnya karna dy tau. Di situlah dy tau pelaku sebenarnya begitu orang itu menuliskan sebuah nama.
Chen dan polisi lainnya membekuk si ponakan andy. Kan chen mata2 di ganster tempatnya berkecimpung, jadi dy curiga ama pemuda itu. Dy gak nyangka kalo chen polisi, ia mengiba2 agar tak ditangkap.
Eh tau2nya pemuda ini memang licik. Ia menembaki polisi n chen pun mengejarnya.
Pemuda itu memiliki banyak tipu muslihat. Chen sempat menembak sosoknya, tapi ternyata itu cermin. Dy malah ditembak balik oleh pemuda itu. Dy pun melarikan diri ke atap.
Eh pas di atap dy ketemu pamannya. Andy mengancamnya dengan pistol, disurunya pemuda itu naik ke atap. Sebenarnya dy marah atas apa perbuatan ponakannya itu padanya. Tapi dy cool2 ajah.
"waktu kecil kau suka main ke atap kan?" kata andy sambil merekam kembali memorinya saat mengangkat2 bocah itu di atap, sungguh hangat dan ceria. Tapi sekarang lain. "kalau saya tahu besarmu jadi seperti ini, seharusnya sejak kecil kau sudah kulempar ke bawah dari atas atap."
Bocah itu tumbuh menjadi penjahat, dan sudah banyak merugikannya. Dy juga munafik n licik. Sunggu ga disangka bocah lucu itu sekarang menjadi mengerikan seperti ini, menjadi seorang pembunuh, juga menyebabkan kematian istri tercintanya.
Andy membekuk ponakannya sambil menodonginya. Pandangannya penuh rasa ingin membunuh. Beberapa kali diliriknya ke bawah, seolah benar2 ingin melempar ponakannya ke bawah, candaannya beberapa tahun lalu ingin dilakukannya dengan serius.
Chen datang mencegah andy yang ingin membunuhnya. "jangan! Kau sudah di jalan yang benar, jangan berbalik ke belakang gara2 dy!"
Chen tak ingin andy membunuh lagi seperti dulu. Andy melepaskannya setelah dibujuk2. "ingat anakmu."
Eh si pemuda itu memang licik. Begitu andy membelakanginya, dy ambil kesempatan untuk menembaknya. Tapi keburu chen yang menyadarinya, dy menembak kepala pemuda itu hingga jatuh dari atap. Aaahhh....
Menghantam mobil tubuhnya. Mati deh >.<
Chen terperangah. "dy tak punya peluru," ia menyadarinya.
Ternyata andy lebi licik lagi. Ia sudah mempertimbangkan kalo si ponakan akan menyerangnya dari belakang. Sambil tersenyum andy memperlihatkan isi pistol ponakannya pada chen. "ga perlu mengotori tanganku sendiri bukan untuk menghabisinya."
"kau memanfaatkanku untuk membunuhnya. Kau sudah merencanakan semuanya. Kau sudah bisa memperkirakan ini akan terjadi. Kau memanfaatkan spontanitasku, padahal dy sama sekali tak berpeluru. Kau sudah membuatku membunuhnya!" chen menyesali diri. Ia syok.
Andy meresponnya dengan santai lalu meninggalkannya.
Di lihatnya mayat ponakan kecilnya yang tumbu menjadi penjahat itu, lalu sambil tersenyum puas ia pergi sambil mencium cincin pernikahannya. "babe, dendammu sudah terbalaskan."
***
Endingnya gubrak! >.< andy dah tobat sih, tapi kemarahan dan dendam membuatnya kembali bernafsu membunuh. Duh ini si ga sepenuhnya berubah. Kelicikannya masi menyala saat mendendam. Keinginannya menghabisi ponakannya terkabul tanpa campur tangannya. Iya si ga membunuh lagi, tapi dengan liciknya memanfaatkan kebaikan hati chen yang berniat menolongnya.
Andy sudah berubah? Tidak juga! >.
0 komentar:
Posting Komentar