THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Selasa, 25 Juni 2013

[Self Publishing] Percetakan Suka Seenaknya Menetapkan Harga?

Beberapa minggu belakangan ini, saaya merasa seperti kembali ke masa silam, saat-saat saya masih menjadi pengurus pers mahasiswa. Saat itu, saya sering banget berurusan dengan percetakan. Bahkan setelah lulus kuliah, saya sempat bekerja di sebuah percetakan, sebagai staf setting/layout.
Setelah bekerja di Jakarta, boleh dibilang saya nyaris tak pernah lagi berhubungan dengan percetakan. Namun setelah menggeluti dunia self publishing, khususnya ketika saya menerbitkan buku MBIG, mau tidak mau saya harus berurusan lagi dengan yang satu ini.
Fakta menyedihkan yang saya temukan di dunia percetakan adalah: Begitu banyak pebisnis di bidang ini yang seenaknya menetapkan harga.
Wah, bagaimana bisa?


Baiklah, akan saya ceritakan pengalaman saya.
Tahun 2006 lalu, saya juga sempat berniat sebuah menerbitkan buku secara self publishing, tapi tak jadi karena tak ada modal. Namun saya sempat melakukan survey harga percetakan.
Dari semua sumber yang berhasil saya kumpulkan, ketahuan bahwa harga cetak buku tersebut berkisar antara Rp 3.000 hingga Rp 4.000. Nah… tiba-tiba ada percetakan yang menawarkan harga Rp 11.000.
Wah, apa enggak salah, tuh?
Saya sampaikan keheranan saya pada mereka. Saya bilang, “spesifikasi barang yang saya minta kan sudah disebutkan dengan jelas. Apa masih ada yang kurang jelas?”
“O… mungkin masih ada kesalahpahaman, Pak,” ujarnya. “Bagaimana jika kita ketemu besok, untuk meng-clear-kannya.”
“Boleh.”
Tapi hingga hari ini, dia belum pernah menemui saya lagi.
* * *
Beberapa bulan lalu, seorang penulis asal Depok (teman teh Pipiet Senja) juga menerbitkan buku secara self publishing. Saya kaget ketika diberitahu, “Oleh percetakan, dia dikenakan harga Rp 18.000 per eksemplar.”
Wuih!!! Jauh amat! Padahal perkiraan saya, paling harga aslinya hanya sekitar Rp 4.000 atau Rp 5.000.
* * *
Sahabat saya Dani Ardiansyah pun akhirnya merasa “tertipu”  ketika menerbitkan novelnya, Aurora. Ia membayar Rp 6.000 per eksemplar ke percetakan. Padahal harga aslinya mungkin hanya sekitar Rp 3.000.
* * *
Dan pengalaman saya terkini:
Baru-baru ini saya survey harga percetakan lagi, untuk menerbitkan sebuah buku. Tahukah Anda, berapa harga yang ditawarkan oleh para percetakan itu, untuk produk yang spesifikasinya sama? Inilah variasinya:
- Rp 20.000
- Rp 11.000
- Rp 9.000
- Rp 7.000
- Rp 6.000
- Rp 5.000
- Rp 4.500
Coba lihat, betapa jauhnya rentang harga antara satu percetakan dengan percetakan lain! Ini merupakan suatu hal yang benar-benar aneh, bukan?
Bahkan, seorang teman saya, teman yang sudah sangat dekat dengan saya, selama ini kami sudah sangat sering menjalin kerjasama bisnis, intinya kami sudah CS banget, eh… dia menawarkan harga Rp 9.000!
Padahal menurut seorang rekan saya yang bekerja di sebuah media cetak, biaya cetak buku saya paling hanya sekitar Rp 4.000!
* * *
Berapa sih, sebenarnya biaya cetak sebuah buku?
Menurut info yang saya dapatkan dari berbagai sumber, rata-rata biaya cetak buku adalah sekitar 1/5 atau 1/6 dari harga jualnya. Jadi jika misalnya harga jual sebuah buku adalah Rp 30.000, maka biaya cetaknya sekitar Rp 4.000 hingga Rp 6.000.
Tapi ini bukan rumus pasti sebenarnya. Sebab harga buku pun ternyata sangat variatif. Saya pernah survey ke toko buku, dan terkejut melihat fakta itu. Untuk buku-buku yang spesifikasinya lebih kurang sama, harga jualnya ternyata sangat variatif: Mulai dari Rp 29.000 hingga Rp 54.000!
Hm… ternyata banyak faktor yang menentukan harga jual sebuah buku, bukan hanya biaya cetak!
Jadi, ketika Anda melihat sebuah buku yang harganya Rp 60.000, jangan lantas berpikir bahwa biaya cetaknya sekitar Rp 10.000 atau Rp 12.000. Bisa saja harga aslinya hanya sekitar Rp 4.000! Buku itu jadi mahal harganya, mungkin karena penulisnya terkenal, atau karena faktor-faktor lain.
* * *
Baru-baru ini, seorang teman saya menceritakan sebuah fakta lain yang membuat saya makin bingung: Biaya cetak sebuah buku bukan 1/5 atau 1/6 dari harga jual, melainkan 1/10.
Nah, lho??? Mana yang benar, coba?
Terlepas manapun yang benar, yang penting kita jangan mudah terkecoh oleh harga yang ditawarkan oleh percetakan. Percayalah bahwa mereka itu hobi banget mempermainkan harga. Ini bukan gosip atau fitnah semata. Tapi saya sudah beberapa kali membuktikannya.
Wassalam,
Jonru

====================================================================



JASA EDITING NASKAH BERHADIAH!

Menulis adalah kegiatan dan hobi yang sangat menyenangkan dan digemari oleh banyak orang—belum lagi kalau tulisan itu dibukukan hingga dapat dibaca oleh masyarakat luas. Kamu bercita-cita ingin menjadi penulis dengan menuangkan idemu dalam bentuk sebuah buku yang berkualitas?

Namun, sekadar ditulis saja tak cukup untuk melengkapi kualitas tersebut. Diperlukan pula tata bahasa yang sesuai dengan EYD. Masih merasa lemah dalam kualitas EYD? Oleh karena itulah, blogger Menulis Bukti Hidupku (MIBUKU) siap membantu dengan menyediakan jasa editing naskah dalam bahasa Indonesia agar isi bukumu semakin berkualitas!


Setiap naskah memerlukan proses editing sebelum dijual. Tapi tidak semua penulis bisa melakukan editing naskahnya dengan baik. Ia memerlukan bantuan jasa editing naskah. Teman-teman penulis yang membutuhkan jasa, akan mendapatkan editing meliputi koreksi EYD seperti misalnya :
·                    Kalimat yang salah atau kurang,
·                    Tajwid bahasa (pelafalan huruf dan kata),

·                    Kata penghubung apa bagusnya digunakan,

·                    Kata depan,

·                    Kesalahan ketik (typo),
·                    Kalimat baku dan tak baku,
·                    Penggunaan huruf kapital, huruf miring dll,
·                    Penggunaan tanda baca yang tepat seperti elipsis, petik ganda, petik tunggal, tanda hubung seperti en-dash dan em-dash dsb,
·                    dan masih banyak lagi…

Proses editing naskah sangat perlu dilakukan sebelum naskah itu diterbitkan karena bisa saja terjadi kesalahan yang tidak disengaja mau pun salah tulis, juga ketidaktahuan penulis tentang EYD hingga selalu ditolak penerbit mayor karena tata penulisan yang masih kacau. Butuh bantuan jasa editing naskah kami?
Editing yang kami lakukan tidak meliputi isi naskah seperti misalnya pengecekan kebenaran isinya. Dalam editing, kami juga tidak akan mengubah gaya tulisan, makna, dan alur cerita yang kamu tulis.

Apa untungnya mencari jasa editing naskah sendiri? Dengan mencari jasa editing naskah sendiri, tentu saja file hasil editing secara otomatis akan menjadi milik penulis sepenuhnya. Beda kalau diedit secara langsung oleh penerbit karena file hasil editingnya tak akan diberikan.
Hanya dengan TARIF JASA EDITING sebesar Rp 200.000 (DUA RATUS RIBU RUPIAH) maksimal 100 hal (format A4, font TNR 12, spasi 1.5, margin normal) kamu bisa mendapatkan hasil editing naskahmu hingga bisa mempelajari kesalahan kepenulisanmu sendiri. Jadi sekalian bisa belajar EYD secara mandiri, kan?

Tak semua penulis menyadari EYD itu penting dalam menulis. Padahal hal itu sangat mempengaruhi baik dan buruknya tata penulisan mereka agar pembaca dapat memahami tulisan seorang penulis. Baik dan buruknya tata kepenulisan itu merupakan bukti serius atau tidaknya penulis itu berkarya. Jika tak teliti dalam EYD, penulis hanya menulis kata yang tidak berarti.
Dengan menggunakan jasa kami, kami tidak bertanggung jawab atas isi dan konten yang ada di dalam naskah tersebut karena merupakan tanggung jawab penulis naskah seutuhnya. Selain itu, penulis juga harus mencantumkan dalam buku tersebut bahwa editor bukunya adalah MENULIS BUKTI HIDUPKU.

BONUS:
Jasa editing naskah kami ada bonusnya, loh! Tiap naskah yang masuk akan mendapatkan 1 (satu) buah buku koleksi Creepy Pasta’s Group Sister yang akan dikirim langsung ke alamat kamu (persediaan terbatas). Judul buku bisa dipilih.

 

Punya naskah yang mau diterbitkan? Ingin melakukan self editing, tapi merasa kurang memahami EYD? Silakan kontak kami di sini untuk mendiskusikannya:

Facebook (inbox only) : ARIESKA ARIEF & MENULIS BUKTI HIDUPKU
Pin BB (ping! only) : 764A7969
Ponsel (SMS only) : 085 399 566 422
 

0 komentar: