THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Sabtu, 20 Juni 2020

R.E.D - 4




“Hosh-hosh…”

Para mafia berjas itu celingukan ke kanan dan ke kiri, mencari-cari jejak Eve yang sudah telanjur menghilang dengan cepat.

“Sial! Ke mana gadis itu? Ke mana lagi dia bersembunyi?!”

“Itu dia!” Salah seorang di antara mereka kemudian menunjuki ceceran darah di lantai. “Dia pasti belum jauh! Ayo kita ikuti ceceran darah ini!”

Sementara itu, Eve masih saja terus berlari sambil menahan darah yang masih saja terus-menerus keluar dari lengan kanannya. Rupanya lengannya sempat terserempet peluru saat ditembak tadi sedangkan punggungnya...

Eve terhenti sejenak sambil bersandar ke tembok, melepas lelah. Dipandanginya luka di lengannya kemudian mengumpat begitu menyadari ceceran darahnya di lantai meninggalkan jejak keberadaannya.

“Argh! Sial!”

“Hei, jangan lari kamu!”

“Tangkap dia!”

Suara-suara itu harus memaksa Eve untuk kembali berlari. Ia tak punya banyak waktu beristirahat lebih lama lagi kalau masih mau masuk sekolah besok paginya.

Bruk! Eve sempat terjerembab saking lelahnya. Dipandanginya ke belakang dan melihat para mafia itu semakin mendekat.

“Ck! Bagaimana ini?!” pekiknya putus asa.

Namun jalan keluar segera menolongnya. Sebuah lift yang pintunya akan segera tertutup seolah memberinya kesempatan untuk itu di hadapannya. Dengan gerakan rolling, Eve bergegas memasuki lift itu diikuti dengan hujanan peluru. Namun peluru-peluru itu tak sampai menembus tubuh Eve untuk kesekian kalinya, melainkan hanya membuat pintu liftnya mengalami kerusakan yang tak seberapa.

“Bagaimana ini? Gadis itu mau lari ke lantai berapa?”

“Apa kita tak usah mencari-carinya, ya? Bukankah 40 menit lagi…”

“Benar juga! Lagian kalau memang gadis itu polisi, belum tentu juga kan ia bisa menemukan pengendalinya?”

“Ya, bagaimana pun kita harus segera keluar dari sini sebelum semuanya berakhir!”

***

“Hosh-hosh…”

Sambil terengah-engah tak karuan, dengan lelahnya Eve lalu tersaruk perlahan di dinding lift dan terduduk. Ia duduk sambil bersandar dengan wajah yang mulai memucat dan lelah habis-habisan. Pandangannya mulai sayu.

“Aku tak boleh menyerah … aku tak boleh berhenti sampai di sini … besok kan mau sekolah.”

Dilepaskannya syal di lehernya kemudian dibalutkannya ke luka di lengannya berkali-kali sebelum ia kehilangan banyak darah, meskipun ia sudah mulai merasa mual-mual.

“Eve! Eve?!” Terdengar suara memekik-mekik di earphone-nya.

Eve tersentak kemudian menyahut membalas sahutan rekannya. “Judit? Kupikir alat ini sudah rusak…,” tuturnya letih sambil membalut lukanya.

“Eve? Apa kamu baik-baik saja?”

“Ya, sepertinya besok aku baru bisa masuk setelah jam istirahat…” Eve mengikatkan balutan ke lukanya untuk terakhir kalinya.

“Sekarang ini kau berada di mana?”

“Entahlah. Aku ikut saja ke mana lift ini akan membawaku…”

“Keluar! Kau harus segera keluar dari gedung itu!”

“Kenapa? Kau seperti ketakutan begitu, tak seperti biasanya…”

“Kau harus keluar dari sana! Kalau bisa, kau juga harus meyakinkan orang-orang di sana untuk segera keluar karena…”

“Karena apa?!”

Bruk!

Terdengar suara mencurigakan dari seberang sana. “Jud? Judit? Kau kenapa? Apa yang sebenarnya terjadi? Dan kau sekarang berada di mana? Jud?”

Namun rekannya itu tak memberikan jawaban apa-apa.

“Jud? Jud?! Ayo, jawab aku!” pekik Eve mulai cemas. Napasnya semakin tak karuan karena tegang. “Dia … dia menyuruhku untuk keluar. Tapi…”

Eve menatap penanda di atas di lantai berapakah ia kini. Eve tersadar. Liftnya terus bergerak naik dan pintunya baru bisa terbuka begitu ia berada di puncak gedung pencakar langit itu.

Tring!

***

Judit memegangi kepalanya setelah menerima sebuah hantaman dari seseorang yang mendadak muncul di belakangnya. Judit berusaha untuk terus mempertahankan kesadarannya dengan gerakan menghindar spontanitas begitu ia merasakan arah serangan ke kepalanya lagi.

Ia yang tengah mati-matian mencari kode komputer pengendali itu untuk menonaktifkan bom-bom yang disebar, terpaksa harus mengerahkan tenaganya untuk melawan musuhnya yang sekarang ini…

***


Hy, readers! kali ini kuperkenalkan novel roman karya THIRTEEN di aplikasi NOVELME, silakan download dan search judulnya CAFFE LATTE FULL ROMANCE, dijamin bikin gigit jari dan seru, plus ada actionnya juga :=(D

0 komentar: