Dia seorang pemanah tangguh!
Wajahnya cukup tampan. Aku ingin
sekali bisa dekat dengannya. Tapi ia tak pernah memedulikanku. Ia bekerja di
sebuah sirkus sementara aku bekerja di sebuah rumah sakit kecil di sekitar
sana.
Hari itu begitu mendebarkan. Ada 2
orang yang tengah ditangani di UGD sekarang dan salah satunya adalah…
Apakah ia akan menjadi cacat karena
luka panah yang cukup parah itu? Kuperhatikan ia. Kasihan! Mungkin ia tak bisa
memanah lagi karena luka panah di lengannya itu. Sepertinya ia dipanah lebih
dari 3 kali.
Apakah ia masih bisa bertahan
hidup? Ia memang masih bisa bertahan. Inilah kuasa Tuhan! Kuperhatikan lagi ia.
Ia tak bergerak lagi. Semoga saja ia tak mati! Di usia semuda itu ia tak boleh
mati secepat ini.
Aku ingin bisa mengenalnya lebih
jauh dan merasa ini adalah kesempatanku. Kucoba menyentuh lengannya, namun
sebelum aku sempat menyentuhnya, ia malah mengigau dan menangis-nangis sambil
menyebut nama seseorang. Siapakah itu?
Itu artinya ia masih memiliki
harapan untuk hidup dan kekuatan. Kutinggalkan anak itu usai memeriksanya…
Malam harinya aku kembali untuk
mengecek kondisi anak itu. Aku sungguh sangat mencemaskannya. Semoga saja ia
baik-baik saja. Namun ia sudah tak ada di kamarnya! Ke mana ia?!
Apakah ia sudah pergi? Tidak! Ia
tak boleh pergi dulu! Sayang sekali karena kami belum bisa menjadi teman dekat.
Ataukah jangan-jangan … ia sudah mati? Tak mungkin kan ia diizinkan pulang
dalam kondisi sekarat seperti itu?
Tidak! Tidak! Aku bagai hilang
akal. Mungkin saja kamarnya dipindahkan. Kucari-cari ia di setiap kamar yang
ada. Karena ia tak ada di mana-mana, akhirnya kutanyakan saja langsung pada
salah satu temanku.
“Ke mana anak itu? Apakah ia sudah
mati?”
“Ia belum mati.”
“Terus ke mana ia?” tanyaku meski aku
lega akan jawabannya itu.
Namun salah seorang dokter malah
berkata, “Tapi sebentar lagi sepertinya waktunya akan habis dengan luka separah
itu.”
Hatiku sedih mendengarkan
pernyataan dokter itu. Tapi masih belum jelas ada di manakah anak itu sekarang?
Kabur ataukah pulang paksa?
…
“Mari kita saksikan! Pertunjukan sirkus hanya 1 minggu di desa
yang indah ini!” pekikan riang anggota sirkus berkumandang di sepanjang jalan
desa itu.
Orang-orang yang tengah mengakhiri aktivitasnya petang itu
memusatkan perhatiannya pada rombongan sirkus yang kemudian menebarkan beberapa
pamflet mengenai jadwal sirkus mereka. Orang-orang desa tampak tertarik dan
antusias untuk menghadirinya.
Seorang pria tua memimpin perjalanan rombongan itu berjalan
paling depan sambil terus mensosialisasikan sirkus keliling mereka. “Ayo,
datanglah! Akan ada akrobat seru, ayunan gantung, pertunjukan sulap mematikan,
panahan dan jangan khawatir—tak lupa tentu saja—akan ada pertunjukan badut
untuk anak-anak tiap malam.”
Penampilan rombongan sirkus itu sangat mencolok.
Hewan-hewan seperti kuda, anjing, dan gajah menyertai langkah mereka. Seorang
pemuda kemudian menghentikan langkah kakinya sejenak dan membiarkan dirinya
terpisah dari rombongannya yang tak memperhatikannya. Rombongannya sibuk mensosialisasikan
kegiatan sirkus mereka.
Wajah pemuda itu masih samar karena wajahnya sedang
tertunduk. Matanya yang tajam tampak berwaspada. Ia menyadari sesuatu di
belakangnya, namun ia kembali melangkahkan kakinya mengejar ketertinggalannya
alias pura-pura tak tahu.
Sementara itu, seorang remaja berambut ungu keluar dari
balik gang yang gelap. Ia terus membuntuti rombongan sirkus itu sementara
matanya menatap mereka dengan penuh dendam. “Aku harus bisa menemukannya. Aku
harus bisa!” desisnya.
***
hy! intip karya novel THIRTEEN yang lain di aplikasi NOVELTOON, bisa juga dibaca di web MANGATOON. berkisah tentang perjuangan Yu untuk membuktikan dirinya adalah Yu dari orang yang menyamar jadi dirinya. so klik saja langsung gambar di atas ini, dijamin seru dan mengharu biru serta menegangkan. :=(D
0 komentar:
Posting Komentar