THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Kamis, 15 Maret 2012

diva press

Berikut ini kami lampirkan tata cara mengirimkan penawaran naskah kepada kami, Penerbit DIVA Press:

1.   Jika naskah yang dikirimkan adalah naskah fiksi (novel deasa/teenlit), penulis wajib melengkapi naskah tersebut dengan “sinopsis” yang dibuat dalam file terpisah dari isi naskah.
2.   Jumlah halaman naskah novel dewasa 250–400 halaman dengan format ukuran kertas A4, top 4 cm; bottom 3 cm; left 4 cm; dan right 3 cm, spasi ganda, font times new roman ukuran 12. Untuk naskah anak (untuk pembaca SD-SMP) dengan ketebalan minimal 50-100 hlm, sedangkan cerita anak (untuk TK-3 SD) dengan ketebalan maksimal 50 hlm.
3.   Jumlah halaman naskah novel teenlit 180–220 halaman dengan format ukuran kertas A4, top 4 cm; bottom 3 cm; left 4 cm; dan right 3 cm, spasi 2, font times new roman 12 pts.
4.   Jika naskah yang dikirimkan adalah naskah nonfiksi (buku agama/buku anak/buku pelajaran, dan sebagainya), penulis wajib melengkapi naskah tersebut dengan “daftar isi” serta “uraian keunggulan” naskah yang ditawarkan dalam file yang terpisah dari isi naskah.
5.   Jumlah halaman naskah nonfiksi 150–250 halaman dengan format ukuran kertas A4, top 4 cm; bottom 3 cm; left 4 cm; dan right 3 cm, spasi ganda, font times new roman ukuran 12.
6.   Judul email diisi dengan format: penawaran naskah + judul naskah (kode naskah).

Misalnya:

Ke:
redaksi_divapress@yahoo.com
deteensmail@gmail.com (email khusus teenlit)

Judul email: penawaran naskah I Found My Heart (Teen)

7.   Jika naskah dikirim via pos atau diantar sendiri, silakan tulis judul dan kode naskah di sudut amplop sebelah kanan.
Misalnya:
Judul: penawaran naskah Tuntunan Dzikir Sepanjang Hari (Ag)

8.   Kode naskah:
a.   (U)       :  untuk naskah buku umum, misalnya buku pelajaran umum, buku psikotes, buku traveling, dan sebagainya.
b.   (Ag)     :  untuk naskah buku agama Islam, misalnya buku tentang tata cara shalat, buku tentang manfaat puasa, buku wacana keislaman, dan sebagainya.
c.   (An)    :  untuk naskah buku anak, misalnya belajar membaca untuk anak, belajar membaca al-Qur’an untuk anak, belajar menggambar dan mewarnai, dan sebagainya.
d.   (Teen) :  untuk naskah buku remaja dan novel teenlit.
e.   (Nv)     :  untuk naskah novel dewasa.

Konfirmasi Naskah
1. Setiap naskah dalam bentuk print out yang dikirimkan ke redaksi DIVA Press dan ditolak, tidak akan dikembalikan kepada penulis. Penulis dipersilakan untuk mengambil naskah tersebut dengan datang langsung ke kantor redaksi maksimal 1 minggu setelah konfirmasi penolakan dari pihak redaksi.
2. Naskah yang sudah dinyatakan ditolak tidak akan diterbitkan oleh DIVA Press dan akan dibuang agar tidak disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
3. Konfirmasi penerimaan naskah akan diberikan maksimal 1 bulan setelah naskah sampai ke meja redaksi.
4. Naskah yang telah diterima hanya akan diedit oleh staf redaksi DIVA Press yang berwenang.


NASKAH REMAJA : DIVA PRESS
Hello Guys,

Setelah de TEENS lahir sebagai lini baru DIVA Press untuk naskah-naskah teenlit, kini juga menyusul PING!!!, GACA, MAZOLA, SAVANA , dan Senja. Pada dasarnya, tidak ada perbedaan di antara 6 nama tersebut, hanya saja, agar distribusinya bisa lebih luas, maka berbagai produk teenlit pun disebar merata.
Soal isi, tentu saja masih seputar remaja, yang disampaikan dengan bahasa remaja. Jika kamu punya naskah seperti itu, silakan aja kamu kirimkan via email: deteensmail@gmail.com. Format naskah denganketebalan 130-180 hlm, spasi 2, margin 4-4-3-3 cm (atas-kiri-kanan-bawah), Times New Roman, ukuran kertas A4. Lengkapi juga dengan biodata dan sinopsis novel (dari awal sampai akhir cerita)
Naskah yang masuk akan dievaluasi untuk kemudian diputuskan akan kami terima atau tolak. Lama evaluasi adalah 1 bulan dan keputusan akan kami kirimkan secara resmi via email.
So, kami tunggu naskah-naskah kamu, Guys,

Regads,
Divisi Teenlit DIVA Press Group
========================================================================
TIPS AGAR NASKAHMU BISA TERBIT DI DIVA PRESS
Oleh Edi Akhiles

Jika anda menulis dengan tujuan supaya bisa diterbitkan oleh penerbit, maka sangat tidak cukup bagi anda sekadar menulis dengan teknik baik, sistematika yang teratur, kajian matang, tidak plagiat, plus sumber refrensi yang kuat. Tidak! Anda masih perlu tahu satu kunci rahasianya lagi: BISA DIJUAL!
Yups, bisa dijual!
Oohhh, berarti DIVA Press nggak idealis dong kalau orientasinya adalah bisa dijual? Berarti DIVA Press kapitalis dong?
Ssssttt…jangan berisik gitu deh.
You should know one thing before talk to my hand: “Untuk dapat kertas, plate, tinta, lem, plastik, sampai kardus, paket, bensin, gaji karyawan, dan listrik, PAKE DUIT!”
Nah lho, duit beneran, bukan daun, apalagi janji palsu… Duit untuk bayar semua itu darimana? Dari buku yang laku! Buku yang nggak laku ya nggak ngasih duit. Belum lagi kalau ketipu orang to? Wwwkkk…udahlah untuk urusan nipu ini abaikan aja, biar ntar digebuki malaikat tahu rasa deh…(lihat, QS, 9:35, 49:12, 73:42). Biar mantep yang baca tips ini dah…
Aku nggak pernah bisa gol kok, seperti gol indah Messi, Iniesta, dan Xavi, nyoba bilang ke kantor PLN: “Pak, Bu, saya ini orang idealis, bahkan rela mati demi idealisme saya memperjuangkan kebenaran dan membasmi kebatilan di muka bumi ini. Karena saya orang idealis, maka saya tidak perlu bayar listrik pakai uang ya!”
Atau, dengan gaya orator ulang, saya bilang ke semua karyawan saya dalam sebuah meeting yang tanpa makan dan minum: “Tahukah kalian bahwa saya ini orang idealis, jadi gaji kalian tidak perlu saya bayar dengan duit. Hidup idealismeeeee…!!!” Kok sepiii yaaa…? Oooo ternyata pada kabur semua, nggak mau kerja lagi.
Teramat sangat banyak naskah yang masuk ke meja review saya, dalam setiap bulan bisa sampai di atas 200 naskah, yang sebagian besar “terpaksa” saya tolak bukan karena tidak sistematis, tidak detail kajiannya, tidak kebule-bulean atau kearab-araban daftar pustakanya, dll., tetapi lebih karena analisa kami bahwa ini tidak bisa dijual!
“Butul, butul, butul,” kata Pak Cik Pier Mohd yang juga nggak ngerti siapa gerangan bapak Upin dan Ipin itu saat kutanya waktu kunjungan ke kantor saya, seringkali naskah bagus secara materi dan penyajian terpaksa saya tolak karena temanya sangat tidak bisa dijual, tidak laku di pasaran. Vonis ini ada analisanya, risetnya, jam terbangnya, bukan asal bin ngawur atau pun kegenitan dan ugal-ugalan ala si Moko, Andit, Singgih, atau Kangmastono itu, dan biarlah jadi rahasia kami saja ya…hooo..hooo…
Akibatnya, tujuan supaya naskah yang ditulis bisa kami terbitkan, bahkan dibelain dengan riset dan juga air mata saking tertohoknya saat menulis kayak cerita lebay Endik Koeswoyo itu, gagal total. Ya, bukan karena jelek, tapi temanya basi, tidak menarik, dan kalau dipaksakan terbit pasti tidak laku!
Boleh jadi emang, vonis kami bahwa naskah ini tidak laku, karenanya tidak kami ambil, ternyata tidak diamini penerbit lain. Ya sudahlah, itu hanya soal ikhtilaf, perbedaan pendapat, dan we know, ikhtilaful ummati rohmatun!
Yang pasti, bila anda menulis untuk bisa terbit di kami, jangan lupakan satu hal: bisa dijual!
Dan, untuk tahu apa saja gerangan yang bisa dijual sekarang, bulan depan, atau tahun depan, ada dua teknik yang bisa dilakukan setiap penulis: (1) Jalan-jalan dong ke toko buku, liat deh terutama buku-buku yang dipajang di display bestseller, atau cari dong tema-tema yang unik, segar, atau perhatikan deh momen-momen khusus yang sedang bergulir. (2) Tanya deh pada kami langsung bahkan sebelum menulis, atau ajukan dulu deh judul, daftar isi, dan sinopsinya, asal nggak minta fee dulu. Kami siap membantu mengarahkan karya Anda supaya berada di shiratal mustaqim dengan pasar buku terkini. Boleh via email, phone, pesbuk, atau janji ketemuan di bawah pohon ciplukan dan krokot sambil bawa tikar dan rantang, wwkkk.wwkkkk….
Jika diprosentase, hanya 20% naskah masuk yang bisa kami terima. Aduuh, emannya yang 80% lagi, yang sudah ditulis dengan susah payah, terpaksa nggak bisa terbit hanya karena anda tidak memperhatikan apakah naskah anda bila diterbitkan akan laku atau tidak.
Ahhhh…sayangnya, sayangnya. Sampai sekarang, saya belum pernah menemukan secerumuk penerbit pun yang sedari awal menerbitkan buku dengan niat: “Biar rugi!”
Dudet ah.. 

0 komentar: