THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Jumat, 30 November 2018

desember 2018 (spiral the bonds of reasoning)

hay nih kalender buat bulan terakhir besok! dari anime SPIRAL: the bonds of reasoning.
aku bikinnya simpel banget loh, hanya pake 3 layer doang! soalnya gambar backroundnya kan dah rame tuh, jadi kupikir art worknya cukup 1 gambar aja. kan dah rame, ngapain mesti ditambah2in segala. kebetulan aja dapat yang rame gene gambarnya. udah deh sisanya kasi layer kalendernya dan disesuaikan agar pas ama backroundnya dan sedikit tulisan di bawahnya.
haha, sumpah! simpel banget, ga lama, dah jadi, nih kalender paling simple kayaknya di tahun ini.
silakan save kalo suka, dah cukup bagus meski ga banyak layer dipake :=(D


==========================================================


mau baca karya-karyaku di bawah ini?

> senin (romance) : CAFFE LATTE FULL ROMANCE
> selasa (dorama) : AKU BUKAN YU
> rabu (fantasi) : BATHOR
> kamis (horor) : 13 HARI DI RUMAH SAKIT
> jumat (action) : NAMAE NO NAI KAIBUTSU
> sabtu : MENULIS BUKTI HIDUPKU (kumcer)
> minggu : GHOST WRITER (kumcer horor)



klik saja di sini:
http://gwp.co.id/author/arieska-arief/

atau di: 
https://www.wattpad.com/user/arieska27?utm_medium=widget&utm_source=follow_2_default#works

Kamis, 22 November 2018

GUNDAM WING - 3


Hero dirawat di ruang perawatan militer di pelabuhan sana karena sudah menimbulkan ledakan. Hero dalam kondisi tak sadarkan diri. Tubuhnya diikat ke ranjang karena mayor Sally takut kalau anak itu berbahaya. Bersama tim medis, ia memeriksa kondisi Hero dan perkembangan kesehatannya.
Sally ingin bisa mengintrogasi  Hero. Ia berusaha tak melakukan hal-hal yang berbahaya ke anak itu seperti disuntik dan sebagainya dengan alasan berbahaya bagi anak seusianya. Wanita itu penasaran akan kekuatan tubuh Hero karena ledakan kemarin.

Tanpa mereka sadari, Hero sebenarnya sudah sadarkan diri dan berusaha membebaskan diri diam-diam. Terlihat darah segar mengalir dari pergelangan tangannya karena ia mencoba melepaskan diri dari ikatan secara tak terlihat. Ia masih terus memejamkan matanya. Sally tak memperhatikan darah itu.
Hero teringat kemarin ia tak sadarkan diri dan tak langsung mati saja. sementara itu, Duo langsung kabur entah ke mana dan Relena tak bisa berbuat apa-apa saat Hero dibawa ke rumah sakit militer.

Duo sendiri datang dengan gontainya ke ruma sakit dan memandang ke atas gedung sambil tersenyum mantap. “Waktunya jenguk orang sakit!”

Sementara itu, Relena pun datang menjenguk dan dibawa oleh Sally ke ruang perawatan Hero. Sally mengizinkannya karena suatu hal sementara tak sembarang orang yang boleh menjenguknya karena ini termasuk misi rahasia yang tengah diteliti.
“Kau siapanya?”
“Aku ini temen sekelas dan temen deketnya,” jawab Relena bangga, hm diam-diam ia pasti naksir ama Hero.

Mereka pun masuk ke ruang perawatan Hero, namun…
“Ih, kejam! Kok diikat sih?!” protes Relena cemas. “Ia kan lagi sakit gitu!”
“Tenang, ntar kami lepasin kalo dah sehat. Kami takut ia berbahaya karena ia bukan anak biasa.”

Meski sakit, Hero sudah bisa membuka mata kalemnya dan melihat layar monitor penghubung dengan ruang control malah menyala dan… terlihatlah Duo di sana! Surprise! (jreng! Musiknya seru)
Hero sedikit mengernyit tak menyangka, kaget sedikit. “Eh anak itu? Ngapain ia kemari?” batinnya.
Duo tersenyum mantap di balik topinya sambil menempelkan telunjuk ke bibirnya agar Hero tetap tenang. Rupanya di ruang control ia sudah melumpuhkan para penjaganya dan mengambil alih monitor agar ia bisa berkomunikasi dengan Hero di sana.
Hero tenang-tenang saja sementara Duo berusaha berkomunikasi dengannya melalui gerak bibir belaka. “Anak malang! Aku tahu kau bisa baca gerak bibir ku kan?”
Tentu saja monitor itu tak ada suaranya, kalau ada kan bisa ketahuan!
“Ada banyak hal yang mau kutanyakan sama kamu. Jadi jangan mati dulu ya, karena kita sama! Aku akan membebaskanmu dari sana. Oke?”
Hero memalingkan wajahnya setelah bisa menangkap pesan itu. “Terserah kau sajalah,” batinnya. “Aku sama sekali tak ngarap di tolong siapa-siapa.”
“Ya gitu, acting yang bagus. Tunggu ya, temen!”

Duar!!! Ledakan yang membuat kabur pandangan itu tercipta dari sebuah tembok yang bolong karena ulah Duo. Debu yang bertebaran membuat orang sulit melihat kejadian di bawah sana. Duo bergegas masuk untuk membebaskan Hero.

Sementara itu, Relena dan Sally kebingungan akan apa yang terjadi di sana. Mereka sulit melihat kondisinya.

“Duh gimana lepasinnya nih?” Duo kebingungan sekaligus panic karena waktunya tak banyak.
Hero langsung menjulurkan tangannya yang berlumuran darah dengan tenangnya. “Pake pisaumu saja,” usulnya kalem. Gitu aja Duo ga kepikiran!
“Eh kenapa tanganmu?!” Duo heran melihat tangan berlumuran darah itu dan mendapati jawabannya begitu melihat darah di ranjang. “Ih, kamu ini nekat banget sih?!” cemasnya.

Setelah itu, talinya pun dilepas. Mereka berdua pun bergegas melarikan diri dengan lincahnya. Akhirnya keduanya menjadi kesatuan yang kompak meski baru kenalan!
“Cepet! Buruan!” Duo mengarahkan ke suatu tempat yang sudah diledakkan dengan bom di temboknya. “Kita akan kabur lewat sini!”

Mereka pun terjun dari gedung bertingkat tinggi itu. Duo mengeluarkan baling-balingnya, tapi… Hero membiarkan dirinya terjun bebas!
“Woi! Buka parasut yang kukasih untuk kamu! Wei!” teriaknya, namun Hero tak terpengaruh dan membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Duo tahu Hero sengaja agar tak selamat dan ia sangat menyayangkannya, padahal dirinya baru saja ketemu teman yang semisi. Ia memang sangat membutuhkan teman untuk melaksanakan misi ke bumi agar ia semakin percaya diri!

Namun begitu Relena dan Sally datang meninjau situasinya dari tembok bolong…
“Hero! Jangaaaaaaaaaaaan!!!” pekik Relena cemas karena Hero bisa mati.

Klep. Baru deh Hero mau membuka matanya dan spontan saja membuka parasutnya.

“Ih, dah telat mah bukanya!” komentar Duo dari atas menyesalinya sambil nepuk jidat. Karena sudah dekat dengan tanah dan parasut jadi tak begitu berfungsi.

Hero sempat berparasut, namun kehilangan keseimbangan dan jatuh berguling-guling dari  atas bebukitan. Ia terus terjatuh dan rebah di bawah sana. Sakitnya tuh di sini!

“Kuatnya! Semoga saja ia bukan musuh kita,” komentar Sally yang menyaksikan aksi nekat pemuda itu, terpana. Sementara itu, Relena pun jadi lega!

Hero berusaha menguatkan tubuhnya yang setengah mati untuk bangkit dan berdiri. Wajah pucatnya menatap alam, tak habis pikir kalau ia masih belum mati dan selamat terus. Duo datang dan melepaskan baling-balingnya. Wajahnya tampak kesal akan aksi nekat Hero barusan.
Hero menatap tangannya yang gemetaran. “Kenapa kubuka parasutnya? Seharusnya aku tak melakukannya! Tapi kenapa tangan ini seolah di luar kuasaku?”
Hero sendiri tak habis pikir kenapa juga ia spontan saja mau membuka parasutnya hanya karena mendengar suara Relena, padahal teriakan Duo diabaikan. Ia tak sadar kalau itu semua dari alam bawah sadar refleksinya. Ia merasa tak ada gunanya lagi untuk hidup karena tak ada yang peduli padanya, eh begitu Relena teriak, alam bawah sadarnya merasa itu semua keliru dan ia harus tetap hidup!
Bukannya ia takut mati. Suara Relena yang begitu memperhatikannya membuat alam bawah sadarnya memilih untuk tetap hidup karena masih ada orang yang membutuhkannya. Tak hanya Relena…

Duo mendekat dengan wajah miris. “Aku tahu kau mau mati karena rahasiamu terbongkar. Tapi kan aku sudah susah payah selamatin kamu, bertaruh nyawa dan waktu pula. Kenapa kau harus menyia-nyiakan pengorbananku ini, teman?” katanya sambil memapah Hero yang semakin tak berdaya. “Hanya aku temen yang bisa kau percaya sekarang. Tapi terserah kau mau anggap aku temen atau kagak.”
Hero mah ikut saja karena sudah ga berdaya…

Sementara itu, para teknisi yang bekerja di bawah Zeck berhasil mengumpulkan data gundam yang ditemukan di air namun ga sempat diambil itu, kemudian membuat mesin mobile suit yang mirip. Zeck datang memonitoring perakitan rahasia itu. Ia penasaran dan ingin membuat mesin yang sama kayak gundam meski tak akan bisa menirunya karena gundanium hanya bisa diproses di ruang angkasa sana, jadi mustahil kalau dibikin di bumi. Alias gundam hanya bisa diproduk di space koloni!

Ada banyak senior yang tak menyukai keputusan Treze di oz dan mengambil keputusan sendiri. Senior itu pun memutuskan untuk perang sendiri melawan salah satu gundam bersama bawahannya.
Di satu sisi, di sebuah medan tempat balon udara senior itu berada, gundam 03 tampak menjalankan aksinya membabat mobile suit musuh. Pertempuran tampak begitu sengit, namun tidak begitu Trowa kehabisan peluru. Hal ini pun dimanfaatkan musuh.

Sementara itu, balon udara yang digunakan oleh senior itu diselamatkan dan senior itu melarikan diri dengan berat hati karena tak bisa bertempur melawan gundam yang kuat habis. Ia pun membenarkan strategi Treze.

“Dy kehabisan peluru!”
Dari senapan dan dari dada gundam 03 tak tersisa amunisi lagi. Trowa masih tenang-tenang saja di dalam dan pasrah saja untuk mati. Namun…

Tiba-tiba saja saat akan diserang, ada tembakan dari beberapa mobile suit type lain. Mobile suit itu berdatangan bersama dengan gundam 04. Mereka pun bersama menghabisi para musuh.
“Sori!” ucap Quattre dengan berat hati begitu akan menghancurkan mobile suit musuh dengan pelukan sandrock yang bersabit.

Duar. Musuh pun tak tersisa. Namun Trowa malah merasa terancam diselamatkan seperti itu. Harga dirinya sebagai prajurit luntur seketika. Ia merasa kecewa tak dibiarkan mati dalam keadaan terhormat seperti itu.
“Ih, napa sih diselamatin? Ganggu aja!” gerutu batinnya. “Tapi ada gundam lain selain aku? Siapa dy?”
“Ada gundam lain juga toh di sini? Siapa ya?” batin Quattre juga di gundam 04.
“Serang aja deh!” Trowa memutuskan untuk menyerang gundam 04. “Habis, dy ikut campur pertempuranku sih! Rasakan ini!”

Pertempuran kedua gundam pun kembali berlangsung. Duh, nih Trowa kayak ga tahu terima kasih deh! Dah diselamatin, eh malah nyerang duluan. Quattre berusaha melawannya, namun gerakan gundam 03 tampak begitu agresif dengan pukulan dan tendangannya. Gundam 04 terperosok mundur. Quattre kewalahan menghadapinya dari dalam sana. Gundam 03 sangat agresif diganggu!

Quattre geram juga, namun ia lalu tersenyum. “Ini salah! Tak seharusnya sesama gundam dari koloni bertempur.”
Maka ia segera ambil tindakan, menonaktifkan gundamnya dan keluar. “Saya menyerah!” serunya mengalah duluan. “Kita tak boleh bertarung karena kita sama!”
Trowa juga menonaktifkan gundam 03 dan keluar sambil mengangkat tangan. Terlihatlah wajah tampan kalem di mata Quattre. Quattre tersenyum melihat teman barunya itu, senyum lembut nan ramah. “Rupanya dy pilotnya. Rupanya hampir seumuran sama aku,” batinnya damai.
“Jangan angkat tangan, kan aku yang duluan menyerah,” katanya bijak sambil tersenyum halus. “Hai! Namaku Quattre. Kamu?” tanyanya ramah.
“Trowa. Trowa barton,” jawab Trowa datar. “Ini pilot gundam yang ikut campur itu. Rupanya masih anak-anak pula. Ga nyangka,” komentar batinnya. “Sepertinya ia sangat baik.”

Sementara itu, Duo berhasil menaikkan gundam miliknya sendiri, kemudian gundam milik Hero menggunakan alat berat. Dy asik berceloteh sendiri sampai akhirnya dy melihat apa yang dilakukan oleh Hero.
“Hei, kamu lagi ngapain?”
Hero tampak berusaha menormalkan tulang kakinya sekuat tenaga dan… krek! Duo mengalihkan pandangan darinya. Duo hanya bisa tepuk jidat lagi sambil geleng-geleng.
“Ya ampun, nekat banget sih kamu ini!” komentarnya tak habis pikir. “Memikirkannya saja sudah membuatku ngilu. Dasar!”
“Kalo aku sih mana berani menanggung dan menahan rasa sakit sebesar itu? Ia mah berani banget! Kalo aku mah mending ke dokter spesialisnya aja,” batin Duo blak-blakan.

Hero tak menanggapi dan terus mendekati gundamnya yang baru kelihatan sebahu. Hero sangat pendiam! Ia menatap gundam itu penuh arti dan juga secara tersirat, tampak rindu. Gundam yang ingin diledakkannya sekarang balas menatapnya, seolah berkata, “Hai, Tuan!”
Akankah ia kembali menggunakannya? Apakah lubuk hatinya begitu rindu ingin mengendalikannya kembali? Kedua ‘kawan’ itu pun kembali bersua…


http://www1.nontonanime21.live/nonton/mobile-suit-gundam-wing-episode-03.html
(klik gambar di sini untuk nonton!)

=================================================

mau baca karya-karyaku di bawah ini?

> senin (romance) : CAFFE LATTE FULL ROMANCE
> selasa (dorama) : AKU BUKAN YU
> rabu (fantasi) : BATHOR
> kamis (horor) : 13 HARI DI RUMAH SAKIT
> jumat (action) : NAMAE NO NAI KAIBUTSU
> sabtu : MENULIS BUKTI HIDUPKU (kumcer)
> minggu : GHOST WRITER (kumcer horor)



klik saja di sini:
http://gwp.co.id/author/arieska-arief/

atau di: 
https://www.wattpad.com/user/arieska27?utm_medium=widget&utm_source=follow_2_default#works

GUNDAM WING - 1


Tahun 195 after coloni, para pemberontak mendirikan koloni di ruang angkasa sana dan menyatakan perang dengan oz di bumi sana. Koloni membuat senjata baru dengan kecanggihan tertinggi bernama gundam karena dibuat dari logam gundanium yang tak terkalahkan. Ada 5 ilmuwan yang membuat 5 jenis gundam yang berbeda-beda, dengan pilot yang berbeda-beda pula, diam-diam kelima pilot gundam ini dikirim untuk melaksanakan misinya ke bumi dengan menyamarkannya sebagai meteor. Inilah operasi meteor!
Namun oz ternyata dah tahu misi rahasia koloni itu secara diam-diam pula dan bersiap tuk perang. Kelima gundam yang terpilih pun meluncur ke bumi dari 5 arah yang berbeda menuju 5 arah yang berbeda pula. Salah satu dari gundam itu meluncur menuju titik lurus…

Zeck yang tengah santai di sebuah kapal terbang pengangkut mobile suit oz melihat hal itu. “Hm sepertinya dah dimule nih serangan operasi meteornya koloni. Ada 5 kapal yang dikirim ke bumi. Kita tangkap saja salah satunya, sudah cukup!” titahnya ke anak buahnya.
“Yang paling deket ama kapal kita menuju Eurasia timur.”
“Oke, tangkap kapal itu…”

Dan kapal Zeck mendekat ke salah satu dari mereka dan terlihatlah sebuah pesawat kapsul. Dari dalam tampak seorang pemuda belia yang mengendarai pesawat kapsul itu menyadari kalau dirinya sedang dibuntuti. Pemuda bernama Hero Yui itu juga melihat ada pesawat penumpang di depannya.

“Bos, ada pesawat domestic di depannya. Ini bisa gawat, kan?”
“Ah, gak mungkin dy berani menembaki pesawat itu di hadapan kita!” respon Zeck santai. “Buru saja ia.”

Sementara itu, dari kapal penumpang sana terlihatlah seorang gadis belia nan cantik bersama ayahnya yang merupakan menteri luar angkasa yang habis menunaikan tugas di koloni.
“Nah, Relena? Kau suka jalan-jalan ke ruang angkasa?”
Relena menatap ke jendela. “Ntar lagi sampe ke bumi, ya.”

Di kapal Zeck, “Seharusnya pesawat kapsul itu terbakar di atmosfer bumi. Kita serang dia!” komandonya.
Sementara itu, Hero kebingungan karena diikuti. “Sepertinya pesawat oz itu mengangkut senjata deh, mungkin kalau sebesar itu hanya ada sedikit mobile suit yang diangkut. Bisalah!”
Ia kemudian berkonsultasi dengan pimpinannya di koloni yang menyuruhnya menyerang dan tak melarikan diri. Hero pun langsung membalikkan kapalnya dan meluncur kearah pesawat Zeck. Para anak buah Zeck ketakutan.
“Gimana nih, Bos?!”
“Yah keluarin mobile suit kita!” Maka ketiganya pun dikeluarkan dari pesawat. Salah satunya digunakan oleh Zeck melawan Hero.

Dari dalam pesawat kapsul Hero, keluarlah gundam 01. Zeck dan yang lainnya terpana melihat senjata rahasia koloni itu.
“jadi itu gundam?! Senjata rahasia musuh?” batin Zeck.
Keduanya pun berperang sengit di ruang angkasa sana. Kedua mobile suit yang lainnya hancur dan tersisa mobile suit Zeck melawan gundam 01. Sebelum meledakkan mobile suitnya bersama gundam itu, Zeck melarikan diri dengan terjun payung. Sementara itu, gundam dan mobile suit tersebut hanyut di dalam air. Zeck jadi penasaran akan siapa pilot gundam itu dan memerintahkan anak buahnya untuk mencari ke air lewat bantuan marina.

Dewan memarahi Treze karena mobile suit tuk perang hancur begitu saja hanya karena menyerang satu gundam saja. treze santai-santai saja dan tetap kalem, sama seperti Zeck, anak buahnya.

Sementara itu, Relena sudah sampai di bumi bersama ayahnya yang harus dijaga ketat keamanan. Relena memutuskan untuk pulang sendiri saja.

Hero yang tenggelam bersama gundamnya di air berusaha menyelamatkan diri dari sana dan keluar. Ia mati-matian keluar dari sana dan akhirnya terombang-ambing di laut lepas…

Relena yang pulang sendirian di sekitar pelabuhan luar angkasa melihat ada seorang pemuda pingsan terdampar di tepi laut. Ia buru-buru menghampiri pemuda itu. “Kasihan! Eh pakai baju tentara? Jadi ia tentara?”
Ia lalu membuka helem pemuda itu dan melihat wajah Hero Yui. “Eh, ia masih anak-anak kayak aku? Kok dah jadi tentara sih? Siapa anak ini sebenarnya? Ah aku harus menelpon ambulan nih!” Ia pun menghubungi ambulan.

Namun sebelum ambulan datang, Hero mulai sadarkan diri. Ia langsung kaget begitu melihat helemnya terlepas dan Relena melihat wajahnya. Ia langsung berdiri dengan paniknya. “Kau lihat?”
“Lihat apa?” Tanya Relena kebingungan.
Ia tak mengerti karena dalam misi, Hero sama sekali tak boleh ketahuan musuh. Sekarang wajahnya sudah terlihat Relena. Ia berusaha menutupi wajahnya dan saking paniknya, ia berusaha meledakkan dirinya sendiri dengan tombol di bajunya. Duar.
Tapi ia hanya terpental ke belakang karena ledakan kecil tersebut. Relena heran karena Hero jadi uring-uringan begitu hanya karena wajah. Sementara itu mobil ambulan dan tim medis dah datang untuk menolong Hero. Hero jadi semakin panic karena semakin banyak yang akan melihat wajahnya.
Ia buru-buru bangkit dan menumbangkan para anggota tim medis yang ingin menolongnya, kemudian mengambil alih ambulan tuk melarikan diri. Duh jahatnya! Padahal mau ditolong, tapi ia malah menjatuhkan tim medis tersebut, ambulan juga direbut, ia juga hampir saja mencelakai Relena dengan meledakkan diri. Untung saja alat peledaknya tak bekerja baik karena air tadi, kalau tidak Relena akan terluka.

Meski terlihat jahat, tapi Relena hanya bisa terbengong-bengong sendiri. Ia hanya bisa melihat ambulan tadi melaju kencang tak menentu. “Kenapa ia sepanik itu?” Ia lalu menjulurkan tangannya kearah mobil ambulan yang melaju semakin menghilang tadi. “Namaku Relena, kamu?”
Eh dia pengen kenalan, tapi yang bersangkutan dah pergi, hehe…

Tak hanya gundam 01 saja yang nongol. Dari tempat yang berbeda semua, muncul pula gundam 02 yang dengan lancer menjalankan aksinya. Gundam tersebut dipiloti oleh Duo Maxwel yang jenaka, santai, dan menganggap menghabisi para mobile suit musuh adalah sebuah permainan game yang menantang dan menyenangkan. Ia suka tersenyum nakal dan rambut coklatnya dikepang panjang.
“Ayo, Deathscyle! Ini baru seru!”

Lain lagi di medan berikutnya ada gundam 03 yang dipiloti seorang pemuda tampan nan kalem, Trowa Barton. Tubuhnya jangkung dan berambut coklat berponi panjang miring. Tipe idaman cewek banget!
“Hm, sasaran utamanya adalah pelabuhan luar angkasa ini karena ada banyak senjata yang dikirim lewat sini. Menarik,” gumam cowok itu. “Trowa Barton di sini siap menjalankan tugas.”

Di medan selanjutnya tiba-tiba saja terlihat gundam 04 hendak menyerang, namun sebelum menyerang mobile suit musuh, pilotnya malah memberikan peringatan, “Hei! Minggir, beri saya jalan menghancurkan pelabuhan dan nyawa kalian akan kuampuni!”
Namun tentu saja mobile suit oz tetap menyerang dan gundam 04 dapat menghabisinya dengan mudah. Sang pilot melepaskan googlenya dari dalam dan menatap miris kondisi. “Hm kan dah kuperingatkan tuk mundur. Kenapa kalian tak denger kata-kataku?” ucap pemuda berambut kuning khas arab itu, Quattre, penuh penyesalan. Ia tampak berat hati membantai musuh-musuhnya saking baiknya.
Ia memiliki hati yang lembut dan wajah manis nan ramah, tampak khas malaikat, tapi tidak setelah ia membunuh musuh. Apa boleh buat? Terbukti tadi ia memberi peringatan terlebih dahulu sebelum menyerang. Huft.
Ia satu-satunya gundam yang disertai banyak prajurit mobile suit khas arab.

Dan yang terakhir ada gundam 05 yang tampak begitu menikmati peperangan ini, Wu Fei dari cina. Seorang pemuda remaja yang kiranya paling muda di antara yang lainnya dengan rambut dikuncir hitam.
“Hei, aku Wu Fei  ada di sini dan aku tak suka main petak umpet!”

Di sekolah, Relena kedatangan murid baru. Relena terkejut begitu melihat anak baru itu adalah pemuda yang ditolongnya kemarin. Pemuda itu lalu disuruh gurunya untuk duduk di sebelah Relena. Hero pun duduk dengan tenangnya.
Relena langsung menyapanya, “Hei, kamu yang kemarin ya? Kamu dah baikan? Namaku Relena. Salam kenal. Kalo ada apa-apa, Tanya aku saja,” sahutnya ramah penuh percaya diri.
Namun yang bersangkutan cuek-cuek aja dengan sombongnya. “Gile nih cewek. Cari mati aja! Pokoknya aku tak boleh terlalu deket padanya, ntar dy curiga lagi aku nih siapa. Ah tak seharusnya cewek ini melibatkan dirinya terlalu dalam dan berinteraksi denganku. Cuekin ajalah!” batinnya.
Dicuekin seperti itu, malah membuat Relena semakin kepikiran dan penasaran. “Siapa nih anak? Kok aneh banget ya?!” batinnya mulai curiga karena Hero tampak tak normal seperti anak lainnya. Hm daripada tersinggung, ia lebih penasaran saja.

“Hei, kira-kira siapa saja yang akan diundang Relena ke ultahnya ya?” komentar salah seorang teman Relena saat istirahat dan mereka pun melihat Relena menghampiri Hero di balkon sekolah.
Relena menghampiri pemuda cool yang tengah menyendiri itu dengan pedenya.
“Ck! Apa lagi sih nih cewek?” batin Hero terusik. Ia tetap santai sambil bersandar ke pagar balkon dengan coolnya. “Deket-deket mulu, padahal aku dah jauhin. Bahaya, tauk!” lanjut batinnya. “Masa ga nyadar-nyadar juga?”
“Karena penasaran akan keanehannya itu, mending aku undang saja ini cowok buat bersosialisasi. Tinggal dy yang belum kuundang,” batin Relena sambil menyodorkan undangannya pada Hero. “Halo, Hero. Datang ya ke ultahku besok!”
Srek! Hero menerimanya, namun langsung merobek undangan itu. “Ck! Nih cewek bener-bener deh. Dah kuberi tanda-tanda agar ia tak mendekatiku, malah semakin bandel aja!” batinnya bergemuruh. “makan tuh undangan,” bisiknya keji.
Srek. Relena menatap undangannya yang terjatuh ke lantai setelah disobek Hero. “Kejam!” lirihnya.
Relena merasa sesak dan sakit hati yang mendalam di benaknya. Padahal dah baik-baik mau ngundang, malah dihancurkan gitu aja. Tapi cowok itu malah sobek-sobek undangannya dengan tega. Relena menangis. Jahatnya!

Melihat itu, perasaan Hero jadi tak karuan di balik wajah dinginnya. Ia kemudian melangkah cool sambil menghela air mata Relena sedikit, ia melakukannya sambil melangkah berlalu. Mendapat perlakuan ringan seperti itu dari seorang cowo tampan, membuat Relena tersanjung dan merekahkan senyumnya.
“Ternyata nih cowok tak seangker yang kuduga. Ia masih ada manis-manisnya dikit,” batin Relena tersipu malu. Siapa juga cewek yang ga tersipu kalau digituin ama cowok kece? Relena tampak lega. Namun…
“Aku akan membunuhmu,” bisik Hero kelam sambil berlalu.
Gubrak! Relena melebarkan matanya, terpaku, terperanjat, luar biasa kagetnya. Mulutnya terperangah setelah mendengar kata-kata yang menikam itu. “Apa ia bilang tadi? Mau bunuh aku? Tapi apa salahku?” batinnya tak percaya. “Semoga saja aku salah denger.”
Haha, padahal dah tersipu tadi, eh rupanya Hero tak seromantis itu…
“Dengan gini, tuh cewek ga akan berani deketin aku lagi,” batin Hero sambil terus melangkah pergi setelah mengucapkan ancaman brutalnya barusan.
Benarkah ia berniat banget bunuh Relena hanya karena rahasianya terbongkar?!

Sementara itu, Zeck masih mencari tahu keberadaan gundam 01 di air. “Hm, kita harus buruan dapatin tuh gundam 01 dan mengambil datanya sebelum pilotnya mendapatinya dan meledakkannya…”

http://www1.nontonanime21.live/nonton/mobile-suit-gundam-wing-episode-01.html
 (klik gambar di atas ini untuk nonton! hm, kenapa cover postingan ini gambar Duo ya? hm mungkin karena pilot gundam yang paling kusuka dia! >.<)

=========================================================


mau baca karya-karyaku di bawah ini?

> senin (romance) : CAFFE LATTE FULL ROMANCE
> selasa (dorama) : AKU BUKAN YU
> rabu (fantasi) : BATHOR
> kamis (horor) : 13 HARI DI RUMAH SAKIT
> jumat (action) : NAMAE NO NAI KAIBUTSU
> sabtu : MENULIS BUKTI HIDUPKU (kumcer)
> minggu : GHOST WRITER (kumcer horor)



klik saja di sini:
http://gwp.co.id/author/arieska-arief/

atau di: 
https://www.wattpad.com/user/arieska27?utm_medium=widget&utm_source=follow_2_default#works