Tahun 195 after coloni, para pemberontak mendirikan koloni
di ruang angkasa sana dan menyatakan perang dengan oz di bumi sana. Koloni
membuat senjata baru dengan kecanggihan tertinggi bernama gundam karena dibuat
dari logam gundanium yang tak terkalahkan. Ada 5 ilmuwan yang membuat 5 jenis
gundam yang berbeda-beda, dengan pilot yang berbeda-beda pula, diam-diam kelima
pilot gundam ini dikirim untuk melaksanakan misinya ke bumi dengan
menyamarkannya sebagai meteor. Inilah operasi meteor!
Namun oz ternyata dah tahu misi rahasia koloni itu secara
diam-diam pula dan bersiap tuk perang. Kelima gundam yang terpilih pun meluncur
ke bumi dari 5 arah yang berbeda menuju 5 arah yang berbeda pula. Salah satu
dari gundam itu meluncur menuju titik lurus…
Zeck yang tengah santai di sebuah kapal terbang pengangkut
mobile suit oz melihat hal itu. “Hm sepertinya dah dimule nih serangan operasi
meteornya koloni. Ada 5 kapal yang dikirim ke bumi. Kita tangkap saja salah
satunya, sudah cukup!” titahnya ke anak buahnya.
“Yang paling deket ama kapal kita menuju Eurasia timur.”
“Oke, tangkap kapal itu…”
Dan kapal Zeck mendekat ke salah satu dari mereka dan
terlihatlah sebuah pesawat kapsul. Dari dalam tampak seorang pemuda belia yang
mengendarai pesawat kapsul itu menyadari kalau dirinya sedang dibuntuti. Pemuda
bernama Hero Yui itu juga melihat ada pesawat penumpang di depannya.
“Bos, ada pesawat domestic di depannya. Ini bisa gawat,
kan?”
“Ah, gak mungkin dy berani menembaki pesawat itu di hadapan
kita!” respon Zeck santai. “Buru saja ia.”
Sementara itu, dari kapal penumpang sana terlihatlah seorang
gadis belia nan cantik bersama ayahnya yang merupakan menteri luar angkasa yang
habis menunaikan tugas di koloni.
“Nah, Relena? Kau suka jalan-jalan ke ruang angkasa?”
Relena menatap ke jendela. “Ntar lagi sampe ke bumi, ya.”
Di kapal Zeck, “Seharusnya pesawat kapsul itu terbakar di
atmosfer bumi. Kita serang dia!” komandonya.
Sementara itu, Hero kebingungan karena diikuti. “Sepertinya
pesawat oz itu mengangkut senjata deh, mungkin kalau sebesar itu hanya ada
sedikit mobile suit yang diangkut. Bisalah!”
Ia kemudian berkonsultasi dengan pimpinannya di koloni yang
menyuruhnya menyerang dan tak melarikan diri. Hero pun langsung membalikkan
kapalnya dan meluncur kearah pesawat Zeck. Para anak buah Zeck ketakutan.
“Gimana nih, Bos?!”
“Yah keluarin mobile suit kita!” Maka ketiganya pun
dikeluarkan dari pesawat. Salah satunya digunakan oleh Zeck melawan Hero.
Dari dalam pesawat kapsul Hero, keluarlah gundam 01. Zeck
dan yang lainnya terpana melihat senjata rahasia koloni itu.
“jadi itu gundam?! Senjata rahasia musuh?” batin Zeck.
Keduanya pun berperang sengit di ruang angkasa sana. Kedua
mobile suit yang lainnya hancur dan tersisa mobile suit Zeck melawan gundam 01.
Sebelum meledakkan mobile suitnya bersama gundam itu, Zeck melarikan diri
dengan terjun payung. Sementara itu, gundam dan mobile suit tersebut hanyut di
dalam air. Zeck jadi penasaran akan siapa pilot gundam itu dan memerintahkan
anak buahnya untuk mencari ke air lewat bantuan marina.
Dewan memarahi Treze karena mobile suit tuk perang hancur
begitu saja hanya karena menyerang satu gundam saja. treze santai-santai saja
dan tetap kalem, sama seperti Zeck, anak buahnya.
Sementara itu, Relena sudah sampai di bumi bersama ayahnya
yang harus dijaga ketat keamanan. Relena memutuskan untuk pulang sendiri saja.
Hero yang tenggelam bersama gundamnya di air berusaha
menyelamatkan diri dari sana dan keluar. Ia mati-matian keluar dari sana dan
akhirnya terombang-ambing di laut lepas…
Relena yang pulang sendirian di sekitar pelabuhan luar
angkasa melihat ada seorang pemuda pingsan terdampar di tepi laut. Ia buru-buru
menghampiri pemuda itu. “Kasihan! Eh pakai baju tentara? Jadi ia tentara?”
Ia lalu membuka helem pemuda itu dan melihat wajah Hero Yui.
“Eh, ia masih anak-anak kayak aku? Kok dah jadi tentara sih? Siapa anak ini
sebenarnya? Ah aku harus menelpon ambulan nih!” Ia pun menghubungi ambulan.
Namun sebelum ambulan datang, Hero mulai sadarkan diri. Ia
langsung kaget begitu melihat helemnya terlepas dan Relena melihat wajahnya. Ia
langsung berdiri dengan paniknya. “Kau lihat?”
“Lihat apa?” Tanya Relena kebingungan.
Ia tak mengerti karena dalam misi, Hero sama sekali tak
boleh ketahuan musuh. Sekarang wajahnya sudah terlihat Relena. Ia berusaha
menutupi wajahnya dan saking paniknya, ia berusaha meledakkan dirinya sendiri
dengan tombol di bajunya. Duar.
Tapi ia hanya terpental ke belakang karena ledakan kecil
tersebut. Relena heran karena Hero jadi uring-uringan begitu hanya karena
wajah. Sementara itu mobil ambulan dan tim medis dah datang untuk menolong
Hero. Hero jadi semakin panic karena semakin banyak yang akan melihat wajahnya.
Ia buru-buru bangkit dan menumbangkan para anggota tim medis
yang ingin menolongnya, kemudian mengambil alih ambulan tuk melarikan diri. Duh
jahatnya! Padahal mau ditolong, tapi ia malah menjatuhkan tim medis tersebut,
ambulan juga direbut, ia juga hampir saja mencelakai Relena dengan meledakkan
diri. Untung saja alat peledaknya tak bekerja baik karena air tadi, kalau tidak
Relena akan terluka.
Meski terlihat jahat, tapi Relena hanya bisa
terbengong-bengong sendiri. Ia hanya bisa melihat ambulan tadi melaju kencang
tak menentu. “Kenapa ia sepanik itu?” Ia lalu menjulurkan tangannya kearah
mobil ambulan yang melaju semakin menghilang tadi. “Namaku Relena, kamu?”
Eh dia pengen kenalan, tapi yang bersangkutan dah pergi,
hehe…
Tak hanya gundam 01 saja yang nongol. Dari tempat yang
berbeda semua, muncul pula gundam 02 yang dengan lancer menjalankan aksinya.
Gundam tersebut dipiloti oleh Duo Maxwel yang jenaka, santai, dan menganggap
menghabisi para mobile suit musuh adalah sebuah permainan game yang menantang
dan menyenangkan. Ia suka tersenyum nakal dan rambut coklatnya dikepang
panjang.
“Ayo, Deathscyle! Ini baru seru!”
Lain lagi di medan berikutnya ada gundam 03 yang dipiloti
seorang pemuda tampan nan kalem, Trowa Barton. Tubuhnya jangkung dan berambut
coklat berponi panjang miring. Tipe idaman cewek banget!
“Hm, sasaran utamanya adalah pelabuhan luar angkasa ini
karena ada banyak senjata yang dikirim lewat sini. Menarik,” gumam cowok itu.
“Trowa Barton di sini siap menjalankan tugas.”
Di medan selanjutnya tiba-tiba saja terlihat gundam 04
hendak menyerang, namun sebelum menyerang mobile suit musuh, pilotnya malah
memberikan peringatan, “Hei! Minggir, beri saya jalan menghancurkan pelabuhan
dan nyawa kalian akan kuampuni!”
Namun tentu saja mobile suit oz tetap menyerang dan gundam
04 dapat menghabisinya dengan mudah. Sang pilot melepaskan googlenya dari dalam
dan menatap miris kondisi. “Hm kan dah kuperingatkan tuk mundur. Kenapa kalian
tak denger kata-kataku?” ucap pemuda berambut kuning khas arab itu, Quattre,
penuh penyesalan. Ia tampak berat hati membantai musuh-musuhnya saking baiknya.
Ia memiliki hati yang lembut dan wajah manis nan ramah,
tampak khas malaikat, tapi tidak setelah ia membunuh musuh. Apa boleh buat?
Terbukti tadi ia memberi peringatan terlebih dahulu sebelum menyerang. Huft.
Ia satu-satunya gundam yang disertai banyak prajurit mobile
suit khas arab.
Dan yang terakhir ada gundam 05 yang tampak begitu menikmati
peperangan ini, Wu Fei dari cina. Seorang pemuda remaja yang kiranya paling
muda di antara yang lainnya dengan rambut dikuncir hitam.
“Hei, aku Wu Fei ada
di sini dan aku tak suka main petak umpet!”
Di sekolah, Relena kedatangan murid baru. Relena terkejut
begitu melihat anak baru itu adalah pemuda yang ditolongnya kemarin. Pemuda itu
lalu disuruh gurunya untuk duduk di sebelah Relena. Hero pun duduk dengan
tenangnya.
Relena langsung menyapanya, “Hei, kamu yang kemarin ya? Kamu
dah baikan? Namaku Relena. Salam kenal. Kalo ada apa-apa, Tanya aku saja,”
sahutnya ramah penuh percaya diri.
Namun yang bersangkutan cuek-cuek aja dengan sombongnya.
“Gile nih cewek. Cari mati aja! Pokoknya aku tak boleh terlalu deket padanya,
ntar dy curiga lagi aku nih siapa. Ah tak seharusnya cewek ini melibatkan
dirinya terlalu dalam dan berinteraksi denganku. Cuekin ajalah!” batinnya.
Dicuekin seperti itu, malah membuat Relena semakin kepikiran
dan penasaran. “Siapa nih anak? Kok aneh banget ya?!” batinnya mulai curiga
karena Hero tampak tak normal seperti anak lainnya. Hm daripada tersinggung, ia
lebih penasaran saja.
“Hei, kira-kira siapa saja yang akan diundang Relena ke
ultahnya ya?” komentar salah seorang teman Relena saat istirahat dan mereka pun
melihat Relena menghampiri Hero di balkon sekolah.
Relena menghampiri pemuda cool yang tengah menyendiri itu
dengan pedenya.
“Ck! Apa lagi sih nih cewek?” batin Hero terusik. Ia tetap
santai sambil bersandar ke pagar balkon dengan coolnya. “Deket-deket mulu,
padahal aku dah jauhin. Bahaya, tauk!” lanjut batinnya. “Masa ga nyadar-nyadar
juga?”
“Karena penasaran akan keanehannya itu, mending aku undang
saja ini cowok buat bersosialisasi. Tinggal dy yang belum kuundang,” batin
Relena sambil menyodorkan undangannya pada Hero. “Halo, Hero. Datang ya ke
ultahku besok!”
Srek! Hero menerimanya, namun langsung merobek undangan itu.
“Ck! Nih cewek bener-bener deh. Dah kuberi tanda-tanda agar ia tak mendekatiku,
malah semakin bandel aja!” batinnya bergemuruh. “makan tuh undangan,” bisiknya
keji.
Srek. Relena menatap undangannya yang terjatuh ke lantai
setelah disobek Hero. “Kejam!” lirihnya.
Relena merasa sesak dan sakit hati yang mendalam di
benaknya. Padahal dah baik-baik mau ngundang, malah dihancurkan gitu aja. Tapi
cowok itu malah sobek-sobek undangannya dengan tega. Relena menangis. Jahatnya!
Melihat itu, perasaan Hero jadi tak karuan di balik wajah
dinginnya. Ia kemudian melangkah cool sambil menghela air mata Relena sedikit,
ia melakukannya sambil melangkah berlalu. Mendapat perlakuan ringan seperti itu
dari seorang cowo tampan, membuat Relena tersanjung dan merekahkan senyumnya.
“Ternyata nih cowok tak seangker yang kuduga. Ia masih ada
manis-manisnya dikit,” batin Relena tersipu malu. Siapa juga cewek yang ga
tersipu kalau digituin ama cowok kece? Relena tampak lega. Namun…
“Aku akan membunuhmu,” bisik Hero kelam sambil berlalu.
Gubrak! Relena melebarkan matanya, terpaku, terperanjat,
luar biasa kagetnya. Mulutnya terperangah setelah mendengar kata-kata yang
menikam itu. “Apa ia bilang tadi? Mau bunuh aku? Tapi apa salahku?” batinnya
tak percaya. “Semoga saja aku salah denger.”
Haha, padahal dah tersipu tadi, eh rupanya Hero tak
seromantis itu…
“Dengan gini, tuh cewek ga akan berani deketin aku lagi,”
batin Hero sambil terus melangkah pergi setelah mengucapkan ancaman brutalnya
barusan.
Benarkah ia berniat banget bunuh Relena hanya karena
rahasianya terbongkar?!
Sementara itu, Zeck masih mencari tahu keberadaan gundam 01
di air. “Hm, kita harus buruan dapatin tuh gundam 01 dan mengambil datanya
sebelum pilotnya mendapatinya dan meledakkannya…”
(klik gambar di atas ini untuk nonton! hm, kenapa cover postingan ini gambar Duo ya? hm mungkin karena pilot gundam yang paling kusuka dia! >.<)
=========================================================
mau baca karya-karyaku di bawah ini?
> senin (romance) : CAFFE LATTE FULL ROMANCE
> selasa (dorama) : AKU BUKAN YU
> rabu (fantasi) : BATHOR
> kamis (horor) : 13 HARI DI RUMAH SAKIT
> jumat (action) : NAMAE NO NAI KAIBUTSU
> sabtu : MENULIS BUKTI HIDUPKU (kumcer)
> minggu : GHOST WRITER (kumcer horor)
klik saja di sini:
http://gwp.co.id/author/arieska-arief/
atau di:
https://www.wattpad.com/user/arieska27?utm_medium=widget&utm_source=follow_2_default#works
0 komentar:
Posting Komentar