THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 26 September 2010

taubat


Hidup hanya se (x)
Dosa jangan di (+)
Amal jangan di (-)
 Rezeki dari Allah harus di (:)
Gugur bunga  Karena layu
Gugur iman Karena nafsu
Menangis karena sedih
Bertobat karena Berdosa…
Andai semua harta Adalah racun
Maka penawarnya  Adalah zakat
Jika seluruh umur Adalah dosa
Maka obatnya Adalah takwa dan tobat
Jika seluruh bulan Adalah noda
Maka Ramadhanlah Pemutihnya…
Harta paling berharga Adalah sabar…
Teman paling akrab Adalah amal…
Bahasa paling ramah Adalah senyum…
Ibadah paling indah Adalah ikhlas…
Kata paling manis Adalah maaf
Sebaik-baik manusia Adalah
yang paling bermanfaat Bagi manusia lainnya

Sabtu, 25 September 2010

Petuah Rasulullah


Orang yang berpegangan Pada sunahku
Pada saat umatku Dilanda kerusakan
Maka pahalanya Seperti syahid
Seorang muslim adalah Yang menyelamatkan
Kaum muslimin Dengan lidah dan tangannya
Setiap kebaikan  adalah sedekah,
& termasuk kebaikan itu adalah …
jika engkau menemui saudaramu
dengan wajah berseri2,
& jika engkau  menuangkan air  dari timbamu
kepada bejana mlik saudaramu


Jumat, 24 September 2010

AKU BUKAN YU (in ajangkita)

“Nah! Ketahuan! Mau ke mana kamu, hah?!” suara pekikan galak itu membuat pagi kami menjadi tegang.
Tak lama kami lalu melihat Pak Anto, pimpinan panti asuhan tempat kami bernaung ini sedang menyeret Yu masuk. Kami yang sedang sarapan hanya bisa saling melemparkan pandangan kecemasan. Entah kemalangan apa lagi yang akan menimpa Yu.
Yu meronta-ronta. “Lepaskan saya! Izinkan saya bertemu dengan ibu saya!” pelasnya. “Kumohon!”
Tapi Pak Anto tak mengasihaninya. “Kamu tak boleh kembali padanya sebelum ia melunasi hutang-hutang persalinannya padaku 15 tahun yang lalu, saat ia melahirkan kamu! Kamu ini sudah jadi barang jaminannya, tahu!” Pak Anto lalu menyeret Yu masuk kamar mandi kemudian mengguyur kepalanya berkali-kali. “Rasakan! Rasakan ini, dasar bocah sialan nggak tahu diri!”
Nafsu makan kami hilang seketika. Tapi kami hanya bisa memandangi kesadisan itu dengan iba. Lagi-lagi Yu harus berhadapan dengan kekejaman Pak Anto. Yu tak berdaya dan hanya bisa pasrah.
Kali ini tak hanya diguyur. Pak Anto juga mengurungnya di gudang. “Mampus kamu! Ini akibatnya kalo berani menentang saya! Sudah dirawat bertahun-tahun, malah ngelawan! Awas kalo kamu berani kabur lagi!” Pria jahat itu lalu pergi dengan gusarnya meninggalkan Yu yang mengiba-iba sambil menggedor-gedor pintu.
“Ampun, pak! Ampun! Tapi tolong kali ini saja, aku ingin melihat wajah ibu saya!” tapi pekikan itu tak digubrisnya. Akhirnya Yu menyerah dan menangis sesenggukan. Kami juga tak berani melawan Pak Anto. Kami takut diperlakukan seperti Yu. Akhirnya kami hanya bisa melihat penderitaan Yu, tanpa bisa berbuat apa-apa untuk menolongnya.
***
Yu adalah bagian dari kami, wajahnya oriental dan mirip aktor Andi Lau. Aku dan dia sekolah di SMA yang sama. Tapi aku tak akrab dengannya karena ia anak yang penyendiri dan tertutup. Itulah makanya aku tak terlalu mengenalnya dan jarang berbicara dengannya.
Tapi malam itu aku kepikiran. Yu punya ibu? Beruntung sekali dia. Karena penasaran, aku pun diam-diam menemui Yu di depan pintu gudang yang tertutup rapat itu. Entah mengapa Pak Anto begitu membenci Yu.
“Yu?” bisikku memastikannya sambil mengetuk pintu pelan. Aku lalu mendengar suara gemerisik. “Yu, ini aku. Sandy. Kamu sudah makan?” tanyaku berbasa-basi.
“Pergilah. Jangan pedulikan aku. Ntar kamu kenapa-napa lagi kalo ketahuan Pak Anto berada di sini,” terdengar suara lemah dari dalam.
Dari jawabannya aku tahu ia belum makan apa-apa sejak tadi pagi. “Ngomong-ngomong darimana kamu tahu ibu kamu masih hidup? Apa kamu yakin?” tanyaku to the point karena penasaran tanpa mempedulikan hal itu.
Yu terdiam sejenak. “Diam-diam aku mendengar percakapan Pak Anto dengan rekannya di ruangannya. Ia menyebut-nyebut nama Bu Vivi. Katanya wanita itu tengah dirawat di rumah sakit karena penganiayaan majikannya di Singapura. Ya. Itu ibuku. Tak salah lagi. Ibuku seorang TKW,” ceritanya lemas.
Aku jadi iba. Kasihan Yu. “San,” panggilnya. “Kamu mau nggak nolongin aku?” pintanya dengan suara serak tanpa pikir panjang…
***
Sepulang sekolah aku menuju rumah sakit. Aku teringat kemarin malam Yu memintaku untuk ke rumah sakit tempat di mana ibunya dirawat. Ia memintaku untuk memberitahukan kabarnya di panti asuhan sehingga tak bisa menemuinya. Sebagai bukti bahwa aku mengenal Yu, Yu memberiku kalung berkepala lambang khas Negara Singapura untuk diperlihatkan pada Bu Vivi.
Kupegang kalung di leherku itu. Aku harus segera masuk ke kamar Bu Vivi dirawat untuk menunaikan amanah Yu. Kuintip Bu Vivi di jendela kamarnya. Tiba-tiba saja aku merasa iri pada Yu. Beruntungnya Yu masih punya ibu…
Aku lalu masuk. Bu Vivi tersentak. “Si.. siapa kamu? Suster?”
Aku tersentak. Suster? Apa ia tak bisa melihat aku seorang pemuda? Aku mendekati beliau dan menyadari apa yang terjadi pada penglihatannya. Ternyata Bu Vivi mengalami kebutaan!
Ia bertanya lagi dengan panik. Apa yang harus kulakukan? Kupandangi wajah Bu Vivi yang begitu lembut. Hatiku miris. Andaikan saja aku punya ibu. Wajah keibuannya itu semakin membuatku iri pada Yu. Aku juga ingin mendapatkan belaian sayang seorang ibu. Tapi sayangnya Bu Vivi ibu Yu.
Tiba-tiba saja aku mendapat ide licik yang entah darimana datangnya karena tak dapat menahan hawa nafsu yang munculnya tiba-tiba. Hei! Kenapa tak kumanfaatkan saja keadaan ini? Bu Vivi kan tak bisa melihat! Ia takkan bisa memperhatikan wajah melayuku.
“A.. aku.. aku Yu,” ngakuku. “Aku Yu, ibu,” tegasku tanpa ragu.
Mata Bu Vivi berkaca-kaca. Ia menahan haru bahagianya. “Benarkah?! Benarkah kamu Yu?! Yu anakku?!”
“Iya, bu. Ini buktinya,” kataku meyakinkan sambil menyerahkan kalung Yu. 




Bu Vivi lalu meraba-rabanya. “Iya. Benar. Ini kalung yang ibu berikan saat kamu lahir. Akhirnya.. akhirnya kita bisa bertemu lagi, nak!” katanya bahagia. Ia kemudian memelukku hangat.
Akh! Baru kali ini kurasakan kebahagiaan seperti ini. Aku yang tak pernah merasakan kasih sayang ibu, akhirnya mendapatkannya dalam sekejap mata. Aku tak ingin melepaskan kebahagiaan ini. Aku senang bisa punya ibu, meskipun beliau hanya seorang TKW. Tapi… bagaimana dengan Yu? Apa yang harus kukatakan padanya?
***
 “Terus dia bilang apa?” tanyanya penasaran ketika malam itu aku menengoknya lagi di balik gudang. Meskipun lemas, tapi ia terdengar begitu bersemangat.
Aku hanya menceritakan bahwa ibunya merindukannya dan mengembangkan cerita fiktif itu. Aku puas sudah berhasil meyakinkannya. Pokoknya Yu tak boleh tahu aku menyamar menjadi dirinya demi memperoleh kasih sayang seorang ibu yang kudambakan sejak lama.
Tapi tetap saja nuraniku menjerit. Aku telah menipu keduanya. Tapi aku tak ingin melepaskan kesempatan indah ini untuk memiliki seorang ibu yang kuidam-idamkan. Lagian yang penting Yu sudah bahagia mendengar cerita bohongku, bukankah itu sudah cukup?
“San,” tegurnya lemas. Kumemasang telinga. “Makasih, ya,” ucapnya tulus. Seketika aku jadi merasa tak enak pada Yu yang percaya saja cerita bualanku. Aku tak pantas mendapatkan ucapan dari bibirnya itu. Aku jadi semakin merasa bersalah padanya. Tapi keegoisanku melebihi itu semua.
***
Siang itu aku kembali menemui Bu Vivi. Aku tengah dibelainya dengan manja. Aku serasa melayang dibuainya. Ia pun bercerita mengapa Yu sampai berada di panti asuhan. Ternyata Pak Anto telah membantu biaya persalinan Bu Vivi, tapi Bu Vivi tak bisa membayar hutangnya sehingga Yu terpaksa disita. Bu Vivi mencari uang di Singapura sebagai pembantu untuk melunasinya, tapi ia malah memperoleh kemalangan.
Pantas saja Pak Anto benci pada Yu karena ibunya tak sanggup bayar hutang. Selain itu aku juga dapat info mengenai latar belakang kelahiran Yu. Ternyata Bu Vivi pernah diperkosa oleh majikannya saat bekerja sebagai TKW di Singapura. Ia pulang membawa aib dan melahirkan Yu di Indonesia. Tapi meskipun demikian, aku yakin Bu Vivi sangat menyayangi Yu. Ia sudah membuktikannya dengan melampiaskan kasih sayang yang seharusnya menjadi milik Yu ini padaku. Pantas saja wajah Yu mirip aktor Hongkong.
Selanjutnya aku menikmati waktu-waktu bersama beliau. Bersama ibu ‘ku’. Perasaan Yu urusan belakangan. Aku harus tetap pandai menyembunyikan hal ini dari Yu.
***
Malam itu aku kembali mendongeng di tempat Yu dikurung. Malam ini ia jadi jarang bersuara. Maklumlah ia disekap berhari-hari dan jarang diberi makan. Tapi aku yakin ia masih senang mendengarnya. Ia benar-benar sudah menganggapku pahlawannya.
“San,” tegurnya, hampir tak bersuara. “Ini permohonan terakhirku. Aku mohon, bantulah aku keluar dari sini untuk bertemu ibu…”
Glek! Gawat jika Yu sampai bertemu dengan beliau. Tipuanku bisa ketahuan. Bagaimana ini? Aku tak mau membongkar semuanya! Yu dan ibunya tak perlu tahu. Aku kan juga ingin bahagia! Tapi di atas penderitaan orang lain…
Akh! Masa bodoh! Aku tak ingin ada orang, bahkan Yu menghalang-halangi kebahagiaanku! Titik. Meskipun begitu, aku pura-pura menyanggupi permintaan Yu agar ia tak curiga.
***
Aku tengah merawat Bu Vivi. Aku bahagia sekali karena masih dapat merasakan kehangatannya. Aku tak peduli beliau miskin. Aku rela hidup susah, yang penting bisa punya ibu baik hati. Oh! Aku sayang ibu! Aku ingin selalu bersama beliau. Aku tak ingin pisah.
Malamnya aku menghindar untuk berkomunikasi dengan Yu. Lupakan saja dia. Takutnya dia meminta hal yang akan membongkar penyamaranku. Aku sama sekali tak bisa melakukannya! Gawat jika ketahuan. Pokoknya sekarang aku harus membuat alasan untuk tidak menolongnya. Tapi masa Yu harus disekap terus?! Akh! Aku jadi kebingungan! Bagaimana caranya menutupi kebohongan-kebohonganku ini?!
***
Akhirnya pagi itu aku menemui Yu di gudang. Aku mengendap-endap lalu mengetuk pintunya. “Yu,” tegurku. Tak ada jawaban. Aku tak peduli. “Yu, maafkan aku tak bisa menolongmu. Tapi Pak Anto pernah memergokiku berbicara denganmu. Aku diancam. Maafkan aku ya!” Setelah itu aku langsung pergi tanpa menunggu jawaban apa-apa. Aku tak peduli bagaimana keadaannya di dalam, apalagi perasaannya.
***
“Apa?! Bu Vivi… maksudku ibuku meninggal?!” pekikku tak percaya setelah dokter memberitahukan kabar terbaru Bu Vivi. Keadaan Bu Vivi nge-drop. Ia mengalami komplikasi mematikan yang tak bisa disembuhkan lagi. Ini benar-benar menyedihkan! Terlebih lagi, beliau tak tahu kalau aku Yu yang palsu.
Siangnya aku pulang. Aku merasa ada yang aneh begitu melihat banyak orang di sekitar panti. Banyak polisi juga. Tak lama aku melihat Pak Anto digiring kepolisian, disusul oleh kantung jenazah.
Aku terkejut. Jenazah siapa?! Aku langsung menghentikan orang-orang yang membawa kantong jenazah itu. “Maaf, pak! Siapa?! Siapa yang meninggal?!” tanyaku bergetar.
“Kasihan sekali dia,” komentarnya. “Dia disekap berhari-hari di gudang dan jarang diberi makan. Pemuda malang ini meninggal karena sakit keras akibat penganiayaan yang dilakukan oleh Pak Anto,” kata pria yang membawa jenazah itu sambil membuka resleting kantong jenazahnya sehingga aku dapat melihat wajah pucat si jenazah.



Yu?! Aku syok! Air mataku bercucuran. Aku langsung menangis sejadi-jadinya. Orang-orang di sekitarku berusaha menenangkanku. Jenazah Yu pun dibawa.
Aku histeris. Teman-teman panti yang tahu tak ada yang akrab dengannya pasti heran karena ada yang menangisinya seperti aku. Aku memang tak akrab dengannya, tapi aku teman bicaranya di hari-hari terakhirnya.
Aku tak menyangka ini akan terjadi. Hatiku pilu dan kematian kedua orang terdekatku belakangan ini begitu menusuk. Aku tak sempat mempertemukan mereka berdua. Aku khilaf. Seandainya saja aku tak dibuai hawa nafsu, mereka pasti bisa bersatu.
Oh, aku menyesal sekali! Aku tak bisa memaafkan diri sendiri. Nuraniku menghakimiku sedemikian rupa. Aku menjambak rambut begitu terpukul akan kematian keduanya. Dosa-dosaku ini tak bisa terampuni!
Sekarang mereka sudah meninggal tanpa mengetahui hal yang sebenarnya. Aku tak percaya telah setega ini menari-nari di atas penderitaan Yu. Padahal aku tahu betapa menderitanya Yu disekap berhari-hari digudang, padahal ia ingin sekali bertemu dengan ibunya. Aku bukannya meringankan deritanya, aku malah menzoliminya. Aku telah merebut kebahagiaan dan hak Yu untuk bertemu dan mendapatkan belaian ibu kandungnya! Aku sudah membunuh Yu!
Yu, maafkan aku telah mengkhianati amanahmu. Seandainya saja aku lebih memikirkan deritamu pasti takkan begini jadinya. Entah dengan cara apa aku bisa menebus dosa terbesarku padamu ini. Aku bukan Yu. Aku bukan dirimu, Yu. Karena aku takkan mampu menjadi pemuda setegar dan sesabar dirimu. Aku takkan bisa menjadi seperti kamu, Yu.
(sekitar Juli 2010)
(***)
cerpen ini terdapat dalam ebook kumcer bersama anak-anak panti asuhan dalam rangka baksos ajangkita, yang bisa didownload di: 

Minggu, 19 September 2010

Pokok Segala Urusan


Al islam dan tiangnya Adalah solat
Dan puncaknya Adalah jihad.
Barangsiapa yang tak pernah Berdoa pada Allah,
Maka Allah akan murka Padanya…
Kesabaran adalah sesuatu Yang terpuji
Kecuali ketika agama dihina, Harga diri dikoyak, Dan hak dirampas.
Cintailah suatu kebaikan Untuk manusia
Sebagaimana kamu mencintainya.
Waspadalah Terhadap iri dan dengki
Sesungguhnya ia Mengikis pahala
Seperti api memakan kayu
Serendah-rendahnya  nama di sisi Allah
Adalah orang yang Menamakan dirinya  Raja dari semua raja.
Kefahaman lidah Tanpa adanya Amalan hati
Takkan melangkahkan kaki Pada kebenaran Meski melangkah.
Tiga perkara lain yang membinasakan:
Hawa nafsu yang tak dikendalikan,Kekikiran Dan terlalu bangga pada diri sendiri
Janganlah tergesa-gesa Mencela seseorang Karena dosanya.
Karena siapa tahu Allah telah Mengampuninya
Sesungguhnya Allah Swt Telah menuliskan sesuatu
Sebelum dia  Menciptakan mahluk Yaitu:
Sungguh rahmat-Ku Mendahului murka-Ku
Tulisan itu Berada di sisi-Nya Di atas Arsy

Sabtu, 18 September 2010

berserah diri pada Allah


Hidup akan terasa indah Jika segalanya Karena Allah.
Dalam sakit dan musibah Teruji kesabaran.
Dalam ibadah dan perjuangan Teruji keikhlasan.
Dalam ukhuwah Teruji ketulusan.
Dalam takwa  Teruji keyakinan.
Jika air mata Adalah beban, Maka jadikan senyum Sebagai penawarnya.
Biarlah Allah saja Yang menyemangati kita
Sehingga tanpa sadar Setiap peristiwa
Menjadi teguran Atas kemalasan kita
Cukuplah Allah saja Yang memelihara Ketekunan kita
Karena perhatian manusia Kadang menghanyutkan Keikhlasan
Sesungguhnya hamba Allah  Jika zuhud terhadap dunia,
Bersinarlah hatinya Dengan hikmah Dan anggota tubuhnya
Hingga menolong Untuk mengerjakan ibadah.
Semoga Allah menjadikan kita
Pribadi yang bermakna, Pribadi yang saat berbaur
Ia mampu menyemangati yang lain
Dan saat sendiri Ia mampu menguatkan Diri sendiri

Kamis, 16 September 2010

THE RING (film horor)

Gadis itu menonton video ganjil itu. temannya memperingatkan kalo menonton video itu, akan ada yang menelpon. Setelah itu, ia mendapatkan sebuah telepon misterius. Pesannya hanya, 7 hari…
***
 Aku dikejutkan kabar kematian seorang ponakanku. Kata kakakku, ia menemukan putrinya itu sedang berjongkok di lemari dengan mata melotot dan sangat mengerikan. Putraku sangat akrab dengan putri kakakku itu. kematian ponakanku itu membuat putraku menjadi aneh. Di upacara pemakamam, ia ke kamar almarhumah dan menemukan sebuah video aneh.
Untuk mengenang ponakanku itu aku mencetak fotonya yang terakhir kalinya bersama dengan teman2nya saat liburan. Tapi anehnya wajah mereka kabur. Karena penasaran, aku menuju lokasi mereka berlibur itu dan mendengar kabar bahwa para pemuda yang dulu pernah berlibur di sana bersama ponakanku telah meninggal. Aku tercekat. Mereka adalah teman-teman ponakanku yang berwajah buram di foto yang kucetak.
Terdengar isu, bahwa mereka meninggal karena sebuah video. Video itu tak lain video yang dipungut anakku.
Karena tak percaya dan rasa ingin tahu yang memuncak, aku pun menonton video itu. isinya: jendela, tangga, sumur, cincin, pohon terbakar, kuda yang mati di pantai, mercusuar, laut, tali yang keluar dari mulut, seorang wanita yang menyisir rambutnya, gadis kecil yang wajahnya tertutupi rambut panjangnya. Isinya singkat dan sangat aneh. Tidak menarik. Tayangannya dipenggal-penggal. Apa maksud video ini?
Tak lama telepon bordering. Aku mengangkatnya karena mengira suamiku, namun ternyata yang kudengar hanya sepatah kata dari suara serak, tujuh hari…
HARI I:
Aku mulai gelisah begitu memikirkan telepon dan video itu. aku tak bisa tidur. Aku takut jika aku benar2 akan mati setelah 7 hari menonton video itu. aku lalu menyuruh suamiku untuk memotretku. Apakah wajahku buram difoto itu? ternyata yang kutakutkan memang demikian.
Aku jadi stress. Suamiku malah ikut menonton video itu dan setelah kumeninggalkannya, ia mendapatkan telepon yang serupa…
HARI II:
Aku bermimpi aneh. Aku berada di tempat yang sangat lengang dan sunyi di pagi hari. Tak ada orang, meskipun aku sudah memanggil2. Kulayangkan pandanganku ke sekitar. Seperti kota mati. Tak ada siapa pun di sana, hingga seorang gadis berwajah mengerikan menggenggam lenganku. Aku pun menjerit…
Aku lega begitu terbangun dari mimpi buruk itu. fiuh, untung Cuma mimpi. Namun aku menyadari itu semua bukan mimpi begitu melihat bekas tangan di lenganku…
Aku panic. Aku merasa nyawaku di ujung tanduk. Tapi aku malah lebih kepikiran akan isi video itu. entah apa yang kupikirkan di tengah kekalutanku ini. Aku ingin menyelidiki keanehan video terkutuk itu. aku mengkopinya dan menontonnya berulang kali. Aku ingin mendapat kejelasan makna video itu…
HARI III:
Dengan tekad untuk menguak teka teki video itu, aku mendatangi salah seorang teman ponakanku yang masih hidup di rumah sakit jiwa. Ia tampak berantakan dan sangat ketakutan. Wajahnya pucat dan ia trauma melihat tv. Ia selalu menjauh dari teve dan histeris. Ia lalu menceritakan apa yang terjadi…
HARI IV:
Aku tetap menonton video itu berkali2. Kucermati gambar video itu baik2. Kumelihat gambar laut dekat mercusuar dan mengenali tempat itu. aku pun menuju lokasi demi menyelesaikan misteri.
Akan tetapi bayang2 kematian pun muncul. Entah mengapa aku tersedak dan terbatuk-batuk. Aku merasa ada sesuatu di dalam mulutku. Begitu kuraih benda asing itu, aku terkejut. Ada tali dalam mulutku. Sebuah tali tambang seperti dalam video.
Aku lalu mendapatkan kabar dari suamiku. Ia bilang wanita yang sedang sisiran dalam video itu seorang joki kuda. Ia mendapatkan kecelakaan. Penyakit peternakan kuda yang dikelolanya dengan suaminya sangat misterius. Mereka juga memiliki anak gadis yang dimasukkan ke rumah sakit jiwa.
HARI V:
Aku shok begitu pagi itu aku mendapati putraku sedang menonton video itu. aku buru2 mematikan tv sebelum ia selesai menontonnya. Astaga, Ya Tuhan. Apakah anakku juga dalam bahaya?
HARI VI:
Pagi itu aku menuju lokasi setelah mencari tahu gambar  lokasi di video itu dengan kapal laut. Kapal ini juga mengangkut kuda. Kulihat kuda itu. aku suka binatang. lalu kusadari kuda itu lepas dari kandangnya dan tiba2 saja ia mengejarku! Aku sangat ketakutan. Aku berlari pontang-panting. Tak ada yang bisa menghentikan kuda kesetanan itu hingga ia jatuh ke laut. Kulirik laut yang seketika berubah menjadi merah.
Aku jadi shok akan peristiwa itu. aku merasa ajalku segera menjemput melalui peringatan itu.
Sesampainya di lokasi, aku pun menuju rumah gadis yang dimasukkan rumah sakit jiwa itu, namanya samara, sumber malapetaka. Di rumah itu aku hanya menemui ayahnya yang sangat arogan. Istri dan anaknya sudah meninggal. Ia menolak mentah2 kedatanganku yang bermaksud menyelidiki video terkutuk itu. aku jadi curiga padanya. Jangan2…
Malam itu aku menyelinap ke rumahnya dan menemukan sebuah video yang isinya tak kalah anehnya. Aku menyetelnya diam2 di rumah itu, dan melihat: seorang gadis kecil berambut lurus panjang, berwajah pucat dalam sebuah ruangan tertutup. Katanya, gadis itu tak pernah tidur. Kerjanya hanya duduk di tempat tidur. Saat psikiater menanyainya, gadis itu menjawab, ia anak yang tak diharapkan karena ia anak setan dan ayahnya sangat membencinya.
Aku tak sempat mendengar curhatan samara yang selanjutnya begitu ayahnya mendapatiku menonton video itu. pria itu sangat marah aku ingin sekali mengetahui penyebab kematian samara hingga ia mengedarkan video terkutuk itu. setelah itu, tiba2 saja pria itu bunuh diri…
Aku lalu menuju kandang kuda yang kosong bersama suamiku untuk melanjutkan penyelidikan. Aku lalu teringat pernyataan samara tentang kuda2 ayahnya yang selalu meringkik sehingga membuatnya tak bisa tidur. Aku tercekat begitu melihat sebuah ruangan di kandang kuda itu. ruangan yang seperti kamar perempuan. Ada tempat tidur, sofa, tv dan kuda2an. Jangan2 samara tidur di sini.
Sebuah robekan kertas dinding menarik perhatianku. Aku membukanya dan melihat lukisan pohon terbakar. Aku lalu teringat sebuah pohon yang saat senja terlihat seperti pohon yang terbakar. Kami lalu mencari pohon itu dan menemukan sebuah sumur. Ada apa dengan sumur itu?
Aku menyelidiki sumur itu. tak ada yang ganjil sehingga aku terjatuh dalam sumur tua itu. aku kepanikan. Aku berusaha untuk tak tenggelam. Begitu mengerikan. Suamiku berusaha menolongku. Aku menjerit2. Ditambah lagi, seonggok kerangka tiba2 saja menyembul dari air dan menyapaku. Sangat mengerikan. Ternyata mayat samara dibuang di sumur!
Tiba-tiba saja aku mendapat gambaran yang dikirimkan roh itu: pagi itu samara sedang berdiri di dekat sumur ini. Tiba2 saja ibu tirinya, sang joki muncul menyapanya. Tapi ia tiba2 membekapnya dengan kantong hingga samara tewas. Mayatnya pun dijatuhkan ke sumur.namun ia tak mati begitu saja. Ia hidup dalam sumur, hingga akhirnya mati memendam dendam yang membara.
Aku terharu. Kematian yang sangat mengerikan. Kasian sekali samara. Setelah berhasil mengeluarkanku dari sumur, kami lalu mengeluarkan jenazah malang itu. minggu yang melelahkan telah berakhir. Aku selamat!
Malamnya aku pulang dan tidur di sebelah anakku dengan tenang. Tiba2 saja aku menemukan bekas lebam di lengannya, sama seperti aku. Ini kan bekas tangan samara. Apakah ini masih belum berakhir?
***
HARI VII
Tivi di ruangan pria itu tiba2 saja menyala. Pria itu mendekat dan melihat sebuah sumur di gambar tv itu. ia merasa aneh karena tv nya menyala sendiri. Ia tersentak begitu melihat ada tangan yang menjejak dinding sumur. Seorang gadis berpakaian putih dan wajahnya tertutupi rambut keluar dari sumur. Pria itu mundur begitu gadis itu mendekat dan keluar dari tv. Samara merangkak cepat dan kaku memburu pria itu. pria itu mencoba meloloskan diri, namun…
***
Aku merasa aneh begitu melihat isi rumah yang lengang. Ke mana suamiku? Aku lalu menginjak genangan air di dekat tv. Aneh, darimana asalnya? Akhirnya aku menemukannya sedang duduk di depan tv. Aku menghampirinya dan menjerit…
Aku histeris setengah mati begitu melihat keadaannya. Keadaannya seperti yang digambarkan kakakku saat mendapati anaknya mati. Aku lalu merusak video terkutuk yang berada di kamarku. Aku marah, aku geram sekali pada samara. Tak cukupkah korban2nya?! Kenapa masih diganggu?! Sialan! Dia memang anak setan! Tak salah lagi jika orangtuanya setengah mati ingin menyingkirkannya! Aku tertipu oleh nasib malangnya! Dasar samara brengsek! Aku takkan memaafkanmu!
Nafasku tersenggal-senggal karena marah. Harus bagaimana lagi jika aku mau bertemu samara dan meminta pertanggungjawabannya atas kematian suamiku? Kenapa Cuma aku yang selamat? Ternyata ia benar2 iblis dan setan bejat! Kutatap video yang kurusak dan ternyata hanya kopian itu. kuteringat ia menandai anakku dengan lebam di tangannya, seperti aku. Tanda setelah menonton video itu. tanda kematian yang akan menjemput setelah 7 hari.
Kini rasanya aku akan kehilangan segalanya. Tak lama lagi kutukan itu akan menimpa anakku, menyusul suamiku. Entah mengapa aku masih selamat. Mungkin karena telah mengeluarkannya dari sumur. Seharusnya aku gembira dan tenang, tapi sekarang aku berubah pikiran.
Aku mengambil sebuah video asli yang putraku ambil di kamar sepupunya. Aku memutuskan untuk menontonnya kembali dan berharap tragedy menggenaskan yang sama menghabisiku…

======================================================================

selain suka nulis review film horor, admin juga punya kisah horor di sini:


Telah tebit....

PIN BB Ramadhan
By Aa’ & Chika, 2014

Editor : Tim Pena
Setting dan Layout : Goresan Pena Publishing
Desain Sampul : C. I. Wungkul
ISBN : 978-602-1238-74-5

Cet. I, September 2014
vi + 93 hlm. ; 13 x 19 cm

Diterbitkan Oleh :
Goresan Pena
Jl. Jami no. 230 Sindangjawa – Kadugede - Kuningan – Jawa Barat 45561
Phone : 085-221-422-416 Email : goresanpena2012@gmail.com
Website : www.goresanpena2012.blogspot.com

Harga : RP. 30.000
Untuk pemesanan Ketik PIN_NAMA_NO HP_ALAMAT_JUMLAH kirim ke 085221422416 atau inbox ke Capten Iwan Wungkul dan Arieska Arief

======================================================

TOK-TOK!
Mulanya, suara ketukan di pintu kamarku itu kuabaikan begitu saja. Aku masih ingin terlelap karena masih ngantuk. Paling kedua orangtuaku yang membangunkanku untuk sahur. Namun tak lama kemudian, aku ketindihan!
TOK-TOK-TOK!
Suara itu membuatku terbangun lagi. Tapi anehnya, begitu kubuka pintu itu, aku tak melihat siapa-siapa di luar sana…

Penasaran?
Mau invite buku ini sampai ke tanganmu? Dan temukan berbagai kisah unik nan ajaib, inspiratif, lucu, mengharukan, menyebalkan sampai yang mengerikan mengenai bulan Ramadhan yang tak ter-DC kan disertai beragam kisah terutama mengenai BB, Pilpres, Gaza, Piala Dunia dan… isinya tak cukup terwakili tentunya oleh display picture-nya!

Rabu, 15 September 2010

lantunan takbir idul fitri


Mengiringi senja Ramadhan Yang meninggalkan
Kala malam tebarkan takbir,
bintang pun senandungkan kemenangan dalam naungan cahaya maaf
Dan semburat syawal pun perlahan menyapa
Perjalanan hidup ini Adalah sebuah proses
Yang tak luput Dari kesalahan Dan kekhilafan…
ada canda yang tak luput dari dosa,
 Tergores luka dalam tawa
 ada sikap yang pernah menggores luka.
Terbelit pilu dalam tingkah
Ada bahasa yang mungkin berbisa.
Tersinggung rasa dalam bicara
Ada masa  Ketika kenangan  Menyimpan Kisah hitam 
di taman hati Yang mengharuskan  kita Belajar
 pada filsafat pasir Yang tidak pernah Menyimpan dendam
Pada setiap kaki Yang menginjaknya…
Jika satu senyum sanggup sejukkan sukma.
Jika satu kata sanggup lembutkan hati,
maka seribu maaf kupinta pada satu khilaf dan dosa yang pernah kulakukan
Izinkan kami membuka takbir-Nya dengan maaf
agar cahaya-Nya dapat menembus jendela jiwa.

Senin, 13 September 2010

BFF



Sabtu, 04 September 2010

RENCANA PEMBAKARAN AL QURAN (lomba essay semarak ramadhan surau firdaus)



Islam Is Of The Devil” begitulah tanda kebencian kaum kafir terhadap Islam yang secara tak bijaksana dikarenakan oleh ulah teroris. Gereja Dove World Outreach Center di Gainesville, Florida kembali berbuat ulah setelah mencap Islam sebagai agama kekerasan. Kali ini mereka memiliki rencana yang lebih ekstrim dalam memojokkan Islam dan menginjak-injak kehormatan kaum muslimin dengan menyerukan agar warga Amerika Serikat membakar Al-Quran pada tanggal 11 September sebagai peringatan sembilan tahun penyerangan 11 September di World Trade Center.
Gereja tersebut mengajak orang untuk ikut mendukung gerakan tersebut, termasuk di sejumlah media maya, seperti facebook dan youtube. Tak kurang sekitar 1.500 anggotanya mengklik tombol “Like” di Facebook. Namun ajakan gereja tersebut ternyata disikapi berseberangan oleh kaum kristiani sendiri. The National Association for Evangelicals (NAE) bereaksi dan mendesak Dove World Outreach Center untuk membatalkan acara yang direncanakan untuk membakar Quran itu. Menurut mereka, rencana untuk membakar salinan Al-Quran pada tanggal 11 itu menunjukkan ketidakhormatan mereka terhadap tetangga Muslim dan akan memperburuk ketegangan antara Kristen dan Muslim di seluruh dunia.
Pendeta Gereja Florida, Terry Jones mengatakan bahwa Islam adalah setan, agama itu menyebabkan jutaan orang untuk masuk neraka, agama menipu, agama kekerasan dan menghina lebih banyak lagi. Jones juga menulis sebuah buku berjudul “Islam adalah setan,” dan gerejanya menjual cangkir kopi dan baju yang menampilkan kalimat keji itu. Gereja itu meluncurkan saluran YouTube dan facebook untuk menyebarkan pesan keji tersebut. Terry Jones menuduh Islam dan hukum syariah bertanggung jawab atas aksi terorisme terhadap World Trade Center di New York pada 11 September 2001. Hal ini menunjukkan bahwa inisiatif untuk membakar Quran adalah salah satu upaya Islamophobia di negara bagian Florida dan seluruh Amerika Serikat. Pembakaran Alquran hanyalah sebagai ajang pembalasan dendam terhadap teroris di balik peristiwa 11 September. Padahal aksi penistaan terhadap agama Islam yang mereka lakukan itu tidak akan sanggup menekan jumlah teroris, karena mereka bukannya menangkap para teroris tersebut. Pendeta itu bahkan secara tak langsung menuduh semua kaum muslim bersalah atas ulah teroris terhadap WTC. Benar-benar pikiran yang tak bijaksana. Para pendukung gerakan pembakaran Al Quran itu tak lebih hanya akan menabuh genderang peperangan yang seharusnya dihindari.
Bodohnya lagi, ajakan ini benar-benar tak logis. Pihak gereja yang hendak membakar Al Quran pastinya harus memiliki Al Quran itu terlebih dahulu untuk membakarnya. Dan lagi apa mereka pikir dengan membakar Al Quran lantas isi Al Quran itu akan musnah begitu saja? Jadi untuk apa mereka membakar Al Quran itu tanpa berpikir jika Al Quran itu tersebar luas di seluruh dunia (bukan hanya di Amerika) dan berada di kepala sebagian besar umat muslim yang menghafalnya? Alangkah lucunya jika membayangkan para pendukung pendeta hina ini ramai-ramai membeli Al Quran yang sebelumnya tak pernah mereka miliki untuk dibakar. Kitab yang dimiliki tak untuk dibaca, tapi untuk dibakar, padahal yang mereka bakar itu hanya kertas biasa yang isinya sudah ada di kepala orang-orang muslim yang menghafalnya.
Banyak kecaman dan kampanye penolakan rencana peringatan 11 September tersebut. Di Indonesia pihak-pihak yang mengecam keras aksi brutal dan biadab pihak gereja tersebut yaitu Gerakan Peduli Pluralisme, PGI, Parisadha Hindu Dharma Indonesia, Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia, Ma’arif Institute, Moderate Muslim Society, Forum Kerukunan Antarumat Beragama, Masyarakat Dialog Antaragama, Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia, dan Forum Lintas Agama. Rencana Hari Pembakaran Al Qur’an Sedunia jatuh pada tanggal 11 September 2010 nanti. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menghimbau kepada umat Islam untuk tidak terprovokasi dengan rencana hal itu.
Tak hanya itu, ada beberapa orang juga membuat buku tentang rencana aksi pembakaran Al Quran itu. Salah satunya novel yang berjudul ‘Kau Bakar Aku Bakar’, yang ditulis oleh Damien. Royalti novel itu juga diberikan pada GPP. Dalam novel itu ia menulis surat terbuka untuk pastor Terry Jones, agar tak belajar dari Hitler yang membasmi keyakinan orang lain. Tapi sepertinya ada atau tidaknya aksi teroris itu, kaum kafir seperti pendeta tersebut sepertinya akan tetap selalu membenci Islam. Bisa saja aksi terror di WTC itu hanya menjadi ajang kesempatan bagi kaum kafir tersebut untuk lebih memojokkan Islam di mata dunia.
Sikap antipati terhadap Islam itu juga ditunjukkan dengan protesnya sebagian warga Amerika Serikat atas rencana presiden Obama untuk membangun mesjid di lokasi tempat WTC runtuh akibat serangan teroris tahun 2001 itu. Sebelumnya, mereka mengatakan bahwa rencana ini tidak menghormati memori dari para korban yang meninggal pada serangan 11 September tersebut. Mereka mengecam Obama, tapi menurut Obama, semua itu dilakukan oleh Al Qaida dan bukan Islam. Pada kenyataannya, Al Qaida justru telah membunuh lebih banyak warga Muslim daripada para penganut agama lain. Di antara para korban ada warga Muslim yang tak berdosa. Kita cenderung lupa bahwa di Barat, tangan AS lebih banyak dipenuhi darah Muslim ketimbang tangan Al-Qaida dipenuhi darah non-Muslim.
Masjid ini dibangun oleh sebuah grup yang bernama Cordoba Initiative. Kelompok ini menyatakan dalam situsnya bahwa tujuan pembangunan masjid ini adalah untuk membantu perkembangan hubungan yang lebih baik antara muslim seluruh dunia dan pihak barat.
Beginilah buah hasil ulah segelintir umat yang mengaku berjuang atas nama jihad, dengan kata lain dikenal dengan istilah teroris. Bukannya berbuah manis, Islam malah mendapatkan penolakan keras dari segelintir kaum. Tak hanya itu, Islam malah dikenal bukan sebagai agama kasih sayang lagi, melainkan agama kekerasan dan tak berprikemanusiaan hingga muncullah yang namanya Islamfobia.
Teroris yang menyalahartikan makna jihad itu telah tersebar luas ke pelosok dunia. Mereka tak pernah berpikir jika ulah mereka yang biadab itu bukannya mengharumkan nama Islam, tapi sudah memojokkan nama baik Islam di mata dunia. Sikap terror mereka mengundang antipati dunia terhadap Islam. Islam telah tercemar oleh racun-racun dalam pikiran mereka. Entah darimana para teroris itu menghubungkan antara jihad dengan pembantaian. Entah dikemanakan nurani dan akal sehat mereka.



Jihad itu membela nama baik Islam, bukannya malah membuatnya terpuruk. Tak hanya kaum kafir yang merasa dirugikan dan mengecam aksi brutal mereka, melainkan umat muslim itu sendiri juga amat tidak setuju dengan kebinasaan. Jihad dalam konteks pembelaan itu pun tak berarti melakukan penyerangan kepada kaum kafir yang menyikapi keberadaan Islam secara pasif dengan tak melakukan penyerangan ataupun sesuatu yang merugikan umat Islam. Jihad yang sebenarnya adalah melawan mereka yang hendak menghancurkan umat Islam, seperti perang terhadap kaum kafir di Palestina. Mengapa mereka menghadirkan konflik itu sendiri di tempat yang damai dengan kaum kafir? Apa mereka tak berpikir tak hanya kaum kafir itu yang celaka, tapi kaum muslim di sekitarnya juga terkena imbasnya dengan bom yang mereka ledakkan? Di manakah rasa persaudaraan mereka? Tidakkah mereka berpikir ulah mereka yang secara terus menerus itu hanya akan memperpanjang ketegangan antar umat beragama?
Begitu pun halnya dengan para pendukung gerakan pembakaran Al Quran ini. Tidakkah mereka berpikir bahwa ada juga kaum muslim yang dianiaya oleh kaum kafir seperti yang terjadi di Palestina? Bukannya bersimpati terhadap umat Islam, malah memojokkannya. Seharusnya mereka berpikir bahwa para teroris itu sepenuhnya tidak didukung oleh umat muslim yang masih berpikiran normal, yakni mengedepankan kasih sayang sesama manusia. Seharusnya mereka sadar bahwa para teroris itu hanyalah korban yang telah dicuci otaknya oleh suatu teori sesat opnum yang tak bertanggung jawab. Tak hanya orang yang mengaku muslim yang pernah melakukan aksi teror, bahkan orang kafir lebih banyak melakukan aksi terror yang tak kalah merugikan. Kaum muslim yang melakukan aksi terror itu hanya salah menempatkan makna jihad. Seharusnya jika kaum muslim itu hendak berjihad, seharusnya mereka lebih terpancing membantu saudara kita di tengah kanca peperangan di Palestina. Jihad itu sendiri kan tak hanya dirumuskan sebagai perang melawan orang kafir yang memusuhi Islam, tapi juga dengan membantu mengobati saudara seiman kita yang terluka, membantu memberikan makanan, tempat tinggal dan sebagainya. Bukankah itu lebih membantu dan bermakna daripada mencelakakan orang-orang yang tak memusuhi Islam? Sebuah aksi yang sangat sia-sia dan tak bermanfaat.
Orang muslim yang lebih bijak, berpikiran matang dan panjang pasti takkan terburu-buru untuk mengakhiri hidupnya dengan aksi terror bom bunuh diri yang bukan di arena konflik. Apalagi jika berpikir di sana juga ada muslim yang beraktivitas. Bukankah pembunuhan tanpa alasan yang bijak itu tak diterima dalam Islam?
Dan lagi hidup para teroris yang terbuang percuma itu belum tentu membawa mereka ke surga. Apalagi mereka sengaja membuang nyawa mereka sendiri atas alasan yang belum jelas dan tempat kembali yang belum pasti. Orang seperti itu orang yang mudah dibodohi oleh para oknum yang menanamkan racun-racun di pikiran mereka. Dijelaskan sebagai jihad, tapi tetap saja itu namanya bunuh diri yang tak berarti, karena hanya akan menumpahkan darah-darah yang tak seharusnya. Para teroris polos pelaku bom bunuh diri itu tak peduli apa akibat dari terror yang mereka lakukan, yang mereka pikirkan hanyalah keinginan untuk bahagia dengan tak sabar masuk surga yang belum tentu mereka dapatkan. Hal itu dikarenakan mereka harus mempertanggung jawabkan perbuatan mereka di dunia atas kematian banyak orang berkat bom bunuh diri mereka. Allah yang Maha Adil tak mungkin membiarkan orang seperti itu menikmati surga begitu saja, sementara banyak air mata tumpah di dunia karena ulah mereka. Penyaluran ‘jihad’ mereka yang tidak pada tempatnya sehingga banyak korban yang terzolimi. Dan bukankah doa orang yang terzolimi itu lebih didengar oleh Allah, meski pun ia orang kafir? Bagaimana jika mereka mendoakan para teroris itu akan azab siksa neraka? Naudzubillahi minzalik!
Oleh karena itulah kita harus memupuk nilai-nilai jihad dalam Islam yang sesuai pada kamula muda muslim agar tak teracuni oleh teori-teori ekstrim yang salah. Kita harus mewaspadai paham-paham terorisme dan mencekal para pelaku dan tempat-tempat yang dicurigai sebagai markas para teroris. Hal itu penting agar tak terjadi kesalahpahaman makna jihad di mata internasional, yang kini hampir disamaratakan dengan pembantaian massal. Marilah kita mensucikan kembali makna jihad yang benar-benar Islam butuhkan.