THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Kamis, 28 Februari 2013

materi diksi dll...


A. Pengertian Diksi dan Gaya Bahasa
Diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya.
B. Ketepatan Kata
Syarat ketepatan kata:
1.Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat, denotasi yaitu kata yang bermakna lugasdan tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi dapat menimbulkan dapat menimbulkan makna yang bermacam-macam, lazim digunakan dalam pergaulan, untuk tujuan estetika, dan kesopanan.
2.Memebedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim, kata yang hampir bersinonom misalnya: adalah, ialah, yaitu, merupakan dalam pemakainnya berbeda-beda.
3.Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaanya, misalnya: infrensi (kesimpulan) dan iterferensi (saling mempengaruhi), sarat (penuh, bunting), dan syarat (ketentuan).
4.Tidak menafsirkan makna kata secara subjektive berdasarkan pendapat sendiri, jika pemahaman belum dapat dipastikan, pemakaian kata harus menemukan makna yang tepat dalam kamus, misalnya: modern sering diartikan secara subjektive canggih menurut kamus modern berarti terbaru atau mutakhir; canggih berarti banyak cakap, suka mengganggu, banyak mengetahui, bergaya intelektual.
5.Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami maknanya secara tepat, misalnya: dilegalisir seharusnya dilegalisasi, koordinir seharusnya koordinasi.
6.Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar, misalnya: sesuai bagi seharusnya sesuai dengan.
7.Menggunakan kata umum dan kata khusus, secara cermat. Untuk mendapatkan pemahaman yang spesifik karangan ilmiah sebaiknya menggunakan kata khusus, misalnya: mobil (kata umum) corolla (kata khusus, sedan buatan toyota).
8.Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, misalnya: isu (berasal dari bahasa Inggris issue berarti publikasi, kesudahan, perkara) isu (dalam bahasa Indoenesia berarti kabar yang tidak jelas asal usulnya, kabar angin, desas-desus).
9.Menggunakan dengan cermat kata bersinonim, misalnya: pria dan laki-laki, saya dan aku, serta buku dan kitrab) ; berhomofoni; misalnya bang dan bank, ke tahanan dan ketahanan); dan berhomografi (misalnya: apel buah, apel upacara; buku ruas, buku kitab)
10.Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat, kata abstrak (konseptual), misalnya: pendidikan, wirausaha, dan pengobatan modern) dan kata konkret atau kata khusus (misalnya: minggu, serapan, dan berenang).
C. Kesesuain Kata
Syarat kesesuaian kata:
1.Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak mencampuradukan penggunaannya dengan kata tidak baku yang hanya digunakan dalam pergaulan, misalnya: hakikat (baku) hakekat (tidak baku), konduite (baku), kondite (tidak baku).
2.Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial engan cermat, misal: kencing (kurang sopan), buang air kecil (lebih sopan), pelacur (kasar), tunasusila (lebih halus).
3.Menggunakan kata dengan nuansa tertentu, misalnya; berjalan lambat, mengesot, dan merangkak; merah darah, merah hati.
4.Menggunakan kata berpasangan (idiomatik) dan berlawanan makna dengan cermat, misalnya: sesuai bagi (salah), sesuai dengan (benar), bukan hanya....melainkan juga (benar), bukan hanya ..... tetapi juga (salah), tidak hanya.... tetapi juga (benar)
5.Menggunakan kata ilmiah untuk penulisan karangan ilmiah, dan komunikasi nonilmiah (surat-menyurat, diskusi umum ) menggunakan kata populer, misalnya: argumentasi (ilmiah), pembuktian (populer), psikologi (ilmiah), ilmu jiwa ( populer).
6.Menghindarkan penggunaan ragam lisan (pergaulan) dalam bahasa tulis, misalnya: tulis, baca, kerja (bahasa lisan), menulis, menuliskan, membaca, bekerja, mengerjakan, dikerjakan (bahasa tulis).
D. Perbahan Makna
Faktor penyebab perubahan makna:
1.Kebahasaan
Perubahan makna yang ditimbulkan oleh faktor kebahasaan meliputi perubahan intonasi, bentuk kata, dan bentuk makna.
2.Kesejarahan
Kata perempuan pada zaman penjajahan Jepang digunakan untuk meyebut perempuan penghibur.
3.Kesosilan
Masalah sosial berpengaruh terhadap perubahan makana. Kata gerombolan yang pada mulanya bermakna orang berkumpul atau kerumunan. Kemudian, kata itu tidak digunakan karena berintonasi dengan pemberontak, perampok dan sebagainya.
4.Kejiwaan
Perubahan makana karena faktor kejiwaan ditimbulkan oleh pertimbangan:
a) Rasa takut
b) Kehalusan ekspresi
c) Kesopanan.
5.Bahasa asing
Perubahan makna karena faktor asing, misalnya: kata tempat orang terhormat diganti dengan VIP
6.Kata baru
Contoh: chip, microft word, cd, dvd, chatting, infokus, website, megapixel, vendor, hacker, cracker,fitur, antirex, flesh driven, dsb.
E. Dnotasi dan Konotasi
Makna denotasi dan konotasi dibedakan berdasarkan ada atau tidaknya nilai rasa. Kata denotasi lebih menekankan tidak adanya nilai rasa, sedangklan konotasi bernilai rasa kias.
Makna denotasi lazim disebut:
1.Makna konseptual yaitu makna yang sesuai dengan hasil observasi (pengamatan0 menurut penglihatan, penciauman, pendengaran, perasaan atau pengalaman yang berhubungan dengan informasi (data) faktual dan objektive.
2.Makna sebenarnya, umpamanya kata kursi yaitu tempat duduk yang berkaki empat (Imakna sebenarnya).
3.Makna lugas yaitu makna apa adanya, lugas, polos, makna sebenranya bukan makna kias.
Konotasi berarti makna kias, bukan makna sebenranya. Sebuah kata dapat berbeda dari satu masyarakat-kemasyarkat lain, sesuai dengan pandangan hidup dan norma mayrakat tersebut.
Perhatikan contoh-contoh berikut:
1.Laporan Anda belum memenuhi sasaran (konotasi)
2.Laporan Anda harus diserahkan selambat-lambatnya 1 juni 2004 ( denotasi)
3.Penulis memanjatkan puji syukur atas selesainyanlaporan ini ( konotasi)
4.Kepada Tuhan penulis mengucapkan puji syukur atas penyelesain laporan ini dengan baik dan tepat waktu (denotasi)
F. Sinonim dan Idiomatik
Persamaan makna kata. Artinya dua kata atau lebih yang berbeda bentuk, ejaan dan pengucapannya, tetapi bermakna sama. Contohya: wanita (perempuan), hamil (bunting), hasil (produksi), kecil (mikro, minor, mungil)dll.
Idiomatik adalah penggunaan kedua kata yang berpasangan. Misalnya: sesuai dengan, disebabkan oleh, berharap akan dan lain-lain.
G. Kata Umum dan Kata Khusus
Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan ruang lingkupnya. Makin luas ruang suatu kata, makin umum sifatnya, sebaliknya, makan kata menjadi sempit ruang lingkupnya makin khusus sifatnya.
Makin umum suatu kata makin besar kemungkinan terjadi salah paham atau perbedaan tafsiran. Sebaliknya, makin khusus, makin sempit ruang lingkupnya makin sedikit terjadi salah paham. Dengan kata lain, semakin khusu makna kata yang dipakai, pilihan kata semakin sempit.
Contoh:
1.Kata umum melihat, kata khusus melotot, melirik, mengintip, menatap, memandang.
2.Kata umum berjalan, kata khusus tertatih-tatih, ngesot, terseok-seok, langkah tegap.
3.Kata umum jatuh, kata khusus terpeleset, terjengkang, tergelincir, tersungkur, terjerembab, terperosok, terjengkal.
H. Kata Abstrak dan kata Konkrit
Kata abstrak mempunyai referensi berupa konsep, sedngkan kata konkrit mempunyai referensi objek yang dapat diamati. Pemakaian dalam penulisan bergantung pada jenis dan tujuan penulisan. Karangan berupa deskripsi fakta menggunakan kata-kata konkrit, seperti: hama tanaman penggerak, penyakit radang paru-paru, Virus HIV. Tetapi karangan berupa klasifikasi atau generalisasi sebuah konsep menggnakan kata abstrak, seprti: pendidkan usia dini, bahasa pemprograman, High Text Markup Language (HTML). Uraian sebuah konsep biasnya diawali dengan pembahasan umum yang menggunakan kata abstrak dilanjutkan engan detail yang menggunakan kata konkrit.
Contoh:
1.APBN RI mengalami kenaikan lima belas persen (kata konkrit)
2.Kebaikan (kata abstrak) seseorang kepada orangf lain bersifat abstrak. (tidak berwujud atau tidak berbentuk)
3.Kebenaran (kata abstrak) pendapat itu tidak terlalu tampak

====================================================================


JASA EDITING NASKAH BERHADIAH!

Menulis adalah kegiatan dan hobi yang sangat menyenangkan dan digemari oleh banyak orang—belum lagi kalau tulisan itu dibukukan hingga dapat dibaca oleh masyarakat luas. Kamu bercita-cita ingin menjadi penulis dengan menuangkan idemu dalam bentuk sebuah buku yang berkualitas?

Namun, sekadar ditulis saja tak cukup untuk melengkapi kualitas tersebut. Diperlukan pula tata bahasa yang sesuai dengan EYD. Masih merasa lemah dalam kualitas EYD? Oleh karena itulah, blogger Menulis Bukti Hidupku (MIBUKU) siap membantu dengan menyediakan jasa editing naskah dalam bahasa Indonesia agar isi bukumu semakin berkualitas!


Setiap naskah memerlukan proses editing sebelum dijual. Tapi tidak semua penulis bisa melakukan editing naskahnya dengan baik. Ia memerlukan bantuan jasa editing naskah. Teman-teman penulis yang membutuhkan jasa, akan mendapatkan editing meliputi koreksi EYD seperti misalnya :
·                    Kalimat yang salah atau kurang,
·                    Tajwid bahasa (pelafalan huruf dan kata),

·                    Kata penghubung apa bagusnya digunakan,

·                    Kata depan,

·                    Kesalahan ketik (typo),
·                    Kalimat baku dan tak baku,
·                    Penggunaan huruf kapital, huruf miring dll,
·                    Penggunaan tanda baca yang tepat seperti elipsis, petik ganda, petik tunggal, tanda hubung seperti en-dash dan em-dash dsb,
·                    dan masih banyak lagi…

Proses editing naskah sangat perlu dilakukan sebelum naskah itu diterbitkan karena bisa saja terjadi kesalahan yang tidak disengaja mau pun salah tulis, juga ketidaktahuan penulis tentang EYD hingga selalu ditolak penerbit mayor karena tata penulisan yang masih kacau. Butuh bantuan jasa editing naskah kami?
Editing yang kami lakukan tidak meliputi isi naskah seperti misalnya pengecekan kebenaran isinya. Dalam editing, kami juga tidak akan mengubah gaya tulisan, makna, dan alur cerita yang kamu tulis.

Apa untungnya mencari jasa editing naskah sendiri? Dengan mencari jasa editing naskah sendiri, tentu saja file hasil editing secara otomatis akan menjadi milik penulis sepenuhnya. Beda kalau diedit secara langsung oleh penerbit karena file hasil editingnya tak akan diberikan.
Hanya dengan TARIF JASA EDITING sebesar Rp 200.000 (DUA RATUS RIBU RUPIAH) maksimal 100 hal (format A4, font TNR 12, spasi 1.5, margin normal) kamu bisa mendapatkan hasil editing naskahmu hingga bisa mempelajari kesalahan kepenulisanmu sendiri. Jadi sekalian bisa belajar EYD secara mandiri, kan?

Tak semua penulis menyadari EYD itu penting dalam menulis. Padahal hal itu sangat mempengaruhi baik dan buruknya tata penulisan mereka agar pembaca dapat memahami tulisan seorang penulis. Baik dan buruknya tata kepenulisan itu merupakan bukti serius atau tidaknya penulis itu berkarya. Jika tak teliti dalam EYD, penulis hanya menulis kata yang tidak berarti.
Dengan menggunakan jasa kami, kami tidak bertanggung jawab atas isi dan konten yang ada di dalam naskah tersebut karena merupakan tanggung jawab penulis naskah seutuhnya. Selain itu, penulis juga harus mencantumkan dalam buku tersebut bahwa editor bukunya adalah MENULIS BUKTI HIDUPKU.

BONUS:
Jasa editing naskah kami ada bonusnya, loh! Tiap naskah yang masuk akan mendapatkan 1 (satu) buah buku koleksi Creepy Pasta’s Group Sister yang akan dikirim langsung ke alamat kamu (persediaan terbatas). Judul buku bisa dipilih.

 

Punya naskah yang mau diterbitkan? Ingin melakukan self editing, tapi merasa kurang memahami EYD? Silakan kontak kami di sini untuk mendiskusikannya:

Facebook (inbox only) : ARIESKA ARIEF & MENULIS BUKTI HIDUPKU
Pin BB (ping! only) : 764A7969
Ponsel (SMS only) : 085 399 566 422
 

Rabu, 27 Februari 2013

HOW TO IMPROVE YOUR NOVEL SCENE

Salah satu statement yang sering aku dengar dari teman penulis yang lagi mentok adalah: “Clueless beneran, Bang. Nggak kebayang deh gimana caranya menulis novel sampai berpuluh-puluh halaman begitu.”
Nah, semoga setelah ini kamu jadi nggak kayak teman penulis yang itu. Notes kali ini adalah mengenai cara untuk membuat novelmu terasa lebih seru dan (hehe) tebal.

Notes: elemen-elemen yang akan kamu pelajari ini ibaratnya seperti garam. Kalau terlalu sedikit rasanya hambar, terlalu banyak kamu, err, langsung dituduh bakal cepat kawin. :)
Pakai sesuai porsi ya, Dear.
Karena ini lebih ke latihan, gimana kalau kita sekalian praktekkan teorinya.
Contoh adegan yang perlu kita improve:
Malika kaget saat mendapati keberadaan Arya di teras depan rumahnya.
“Udah berapa lama lo nunggu di sini?”
“Sejam setengah kali.”
“Masuk yuk. Lo pasti kedinginan kan, mana nggak pake jaket lagi.”
“Gue nggak dateng kemari buat lo omel-omeli,” cowok itu berkata. “Ngomong-ngomong, yang nganterin lo pulang itu siapa? Mobilnya bagus.”
“Bukan urusan lo!”
IMPROVEMENT #1: Deskripsi
Sedikit rahasia insider, salah satu faktor yang membuat penulis dipertimbangkan naskahnya untuk diterbitkan adalah kemampuannya mengolah deskripsi dalam novelnya. Soalnya, deskripsi adalah salah satu faktor yang menentukan ‘rasa’ novel ini.
Contoh improvement:
Bulan menggantung malas di langit malam itu. Cahayanya tidak terlalu terang karena nyaris disembunyikan awan, tapi masih cukup jelas menerangi sosok tegap yang sedang berdiri di depan teras rumahnya. Malika mengernyit saat mendapati dirinya merasa familier dengan siluet orang itu.
“Udah berapa lama lo nunggu di sini?” dia bertanya.
IMPROVEMENT #2: Backstory
Semua cerita mempunyai backstory, entah yang penting dan berhubungan langsung dengan konflik atau yang memperkuat imajinasi pembaca tentang si tokoh. Apa pun itu, hati-hati ya. Untuk backstory yang sudah dibahas di bab sebelumnya, sebaiknya kamu menuliskannya ulang dengan gaya berbeda atau pembaca akan merasa jenuh karena dicekoki hal yang sama terus.
Contoh improvement:
Malika menggosok-gosokkan lengan kurusnya yang sedikit gemetaran karena embusan angin malam itu. Sebelum menutup pintu gerbang, cewek itu menyempatkan diri untuk melambaikan tangan ke arah cowok yang berada di dalam mobil. Lambaian selamat tinggalnya dibalas dengan suara klakson. How romantic, batinnya sinis.
Rangga memiliki semua yang dia cari, tapi entah kenapa malam ini membuktikan yang sebaliknya. He is so... plain. Like vanilla ice cream—ick. Nggak ada sesuatu dalam dirinya yang mendorong Malika untuk mengenal cowok itu lebih jauh. Bahkan saat dia mencoba men-spice up kencan (kalau acara makan malam itu layak disebut begitu) mereka dengan flirting ringan di sela-sela menikmati dessert, cowok itu hanya menanggapinya dengan tersenyum malu-malu.
Kayak perawan desa—oops, pardon my sarcasm.
Bulan menggantung malas di langit malam itu. Cahayanya tidak terlalu terang karena nyaris disembunyikan awan, tapi masih cukup jelas menerangi sosok tegap yang sedang berdiri di depan teras rumahnya. Malika mengernyit saat mendapati dirinya merasa familier dengan siluet orang itu.
“Udah berapa lama lo nunggu di sini?” dia bertanya.
IMPROVEMENT #3: VARIASI ‘dia berkata’/’katanya’
Kamu bisa variasikan backstory dan deskripsi untuk menggantikan kalimat standar ‘dia berkata’/’katanya’. Khusus yang satu ini, kamu bisa belajar banyak dari membaca novel dan berlatih menulis.
Dengan kening mengernyit dan benak yang disesaki tanda tanya besar, cewek itu mempercepat sedikit langkah kakinya. Sejurus kemudian, saat berada cukup dekat dengan cowok itu, Malika bertanya agak sedikit ketus, “Udah berapa lama lo nunggu di sini?”
IMPROVEMENT #4: Sempurnakan adeganmu hingga jadi sebuah adegan utuh yang menarik
Malika menggosok-gosokkan lengan kurusnya yang sedikit gemetaran karena embusan angin malam itu. Sebelum menutup pintu gerbang, cewek itu menyempatkan diri untuk melambaikan tangan ke arah cowok yang berada di dalam mobil. Lambaian selamat tinggalnya dibalas dengan suara klakson.
How romantic, batinnya sinis.
Rangga memiliki semua yang dia cari sebagai pacar, tapi entah kenapa malam ini membuktikan yang sebaliknya. He is so... plain. Like vanilla ice cream—ick. Nggak ada sesuatu dalam dirinya yang mendorong Malika untuk mengenal cowok itu lebih jauh. Bahkan saat dia mencoba men-spice up kencan (kalau acara makan malam itu layak disebut begitu) mereka dengan flirting ringan di sela-sela menikmati dessert, cowok itu hanya menanggapinya dengan tersenyum malu-malu.
Kayak perawan desa—oops, pardon my sarcasm.
Saat berjalan menuju rumah, Malika baru menyadari keberadaan bulan yang sedang menggantung malas di langit malam itu. Cahayanya tidak terlalu terang karena nyaris disembunyikan awan, tapi masih cukup jelas menerangi sosok tegap yang sedang berdiri di depan teras rumahnya. Keningnya refleks mengernyit saat mendapati dirinya merasa familier dengan siluet orang itu.
Masih dengan benak yang disesaki tanda tanya besar, dia sedikit mempercepat langkahnya, menghampiri Arya, lalu bertanya, “Udah berapa lama lo nunggu di sini?”
“Sejam setengah kali.”
Cowok itu bahkan tak mau bersusah payah berdiri untuk menyambutnya. Kakinya diselonjorkan di undakan teras, udah serasa ada di rumah sendiri aja orang itu. Tapi Malika maklum. Bertetangga dengan Arya sejak kecil membuatnya gampang memaklumi segala sikap cuek dan semau-gue-nya yang bisa dibilang adalah trademark cowok itu dari dulu.
Dan—khusus yang terakhir ini, hanya Malika, buku harian pink-nya, dan Tuhan yang boleh tahu—itu jugalah alasan mengapa jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya di sekitar Arya. She’s secretly in love with this boy. And later decides to find a way to get over him. Dengan berkencan sama cowok-plain-vanilla-slash-kelakuan-kayak-perawan-desa bernama Rangga misalnya.
Keputusan itu baru-baru ini diambilnya setelah kenyataan memberi petunjuk dengan jelas (dan lumayan pahit): Arya nggak punya perasaan yang sama seperti dirinya. Senin lalu, cowok itu menghampirinya bersama cewek lain. Teman sekampus tapi beda jurusan, Nana namanya.
Nana, pfuit.
Malika selalu refleks mendengus setiap kali mengeja nama itu di dalam kepalanya. Nggak hanya karena namanya mengesankan cewek itu sosok yang manis dan rapuh, penampilan cewek itu juga seperti mbak-mbak personil girlband Korea yang belakangan ini sedang happening. And she’s friggin’ pretty too—alasan lain untuk semakin iri dan semakin membenci sosok bernama Nana itu.
Begitulah. Seperti yang bisa diduga, keberadaan Nana membuat Malika harus buru-buru move on, rela atau nggak rela. Mencintai tetangga sebelah selama sekian tahun saja sudah kedengaran menyedihkan, apalagi kalau dia masih menyimpan perasaan yang sama meskipun jelas-jelas dia tahu cowok itu sudah punya pacar.
Rencana move on itu resmi dimulai hari ini. Tadinya sih mikir begitu..., sampai dia melihat Arya menunggunya SETENGAH JAM di luar rumah. Meskipun masih belum mengerti alasannya sama sekali, sedikit-banyak gestur itu membuat hatinya hangat. Dan itu seketika membuat dirinya khawatir.
Nggak boleh! Suara hatinya teriak-teriak protes. Nggak boleh suka sama Arya lagi. He’s not available anymore, Lika! Don’t you get it?!
Malika terus berjalan hingga sampai ke depan pintu. Genggaman eratnya di kenop pintu sesaat jadi pengalih perhatian yang ampuh dari godaan dari dalam dirinya untuk ikut duduk di sebelah Arya.
“Masuk yuk,” ajaknya, berusaha terdengar se-friendly dan sewajar mungkin. “Lo pasti kedinginan kan, mana nggak pake jaket lagi.”
“Gue nggak dateng kemari buat lo omel-omeli.” Oh sial. Dia ngambek. Dan saat seperti itu, Arya punya kebiasaan mencibirkan bibir yang—oh, Jesus, Mary, and Joseph!—seksi luar biasa. Malika mendesah pelan saat menyadari sekujur tubuhnya dialiri gelenyar familier yang selalu terjadinya karena Arya seorang.
“Ngomong-ngomong,” cowok itu menunjuk mobil yang pelan-pelan menjauh di luar gerbang dengan dagunya, “yang nganterin lo pulang itu siapa? Mobilnya bagus.”
“Bukan urusan lo!” jawabnya ketus. Setengah karena frustrasi akibat reaksi tubuhnya, setengahnya lagi karena merasa sedang diinterogasi cowok itu.
“Judes amat! Gue kan cuman nanya doang.”
“Bodo! Tetep bukan urusan lo juga!”
....
(penulis terlalu malas untuk melanjutkan contoh ini hehe)
Notes: Yang di atas hanya contoh. That’s just how I usually write—jadi jangan dianggap sebagai acuan mati saat kamu mengerjakan novel kamu sendiri. Aku percaya, kamu pasti punya gaya menulis sendiri yang aku yakin punya potensi untuk berhasil.
Berlatih deh—serius. Dan jangan lupa banyak membaca juga.
OH YA!
dari gagas media...

====================================================================


JASA EDITING NASKAH BERHADIAH!

Menulis adalah kegiatan dan hobi yang sangat menyenangkan dan digemari oleh banyak orang—belum lagi kalau tulisan itu dibukukan hingga dapat dibaca oleh masyarakat luas. Kamu bercita-cita ingin menjadi penulis dengan menuangkan idemu dalam bentuk sebuah buku yang berkualitas?

Namun, sekadar ditulis saja tak cukup untuk melengkapi kualitas tersebut. Diperlukan pula tata bahasa yang sesuai dengan EYD. Masih merasa lemah dalam kualitas EYD? Oleh karena itulah, blogger Menulis Bukti Hidupku (MIBUKU) siap membantu dengan menyediakan jasa editing naskah dalam bahasa Indonesia agar isi bukumu semakin berkualitas!


Setiap naskah memerlukan proses editing sebelum dijual. Tapi tidak semua penulis bisa melakukan editing naskahnya dengan baik. Ia memerlukan bantuan jasa editing naskah. Teman-teman penulis yang membutuhkan jasa, akan mendapatkan editing meliputi koreksi EYD seperti misalnya :
·                    Kalimat yang salah atau kurang,
·                    Tajwid bahasa (pelafalan huruf dan kata),

·                    Kata penghubung apa bagusnya digunakan,

·                    Kata depan,

·                    Kesalahan ketik (typo),
·                    Kalimat baku dan tak baku,
·                    Penggunaan huruf kapital, huruf miring dll,
·                    Penggunaan tanda baca yang tepat seperti elipsis, petik ganda, petik tunggal, tanda hubung seperti en-dash dan em-dash dsb,
·                    dan masih banyak lagi…

Proses editing naskah sangat perlu dilakukan sebelum naskah itu diterbitkan karena bisa saja terjadi kesalahan yang tidak disengaja mau pun salah tulis, juga ketidaktahuan penulis tentang EYD hingga selalu ditolak penerbit mayor karena tata penulisan yang masih kacau. Butuh bantuan jasa editing naskah kami?
Editing yang kami lakukan tidak meliputi isi naskah seperti misalnya pengecekan kebenaran isinya. Dalam editing, kami juga tidak akan mengubah gaya tulisan, makna, dan alur cerita yang kamu tulis.

Apa untungnya mencari jasa editing naskah sendiri? Dengan mencari jasa editing naskah sendiri, tentu saja file hasil editing secara otomatis akan menjadi milik penulis sepenuhnya. Beda kalau diedit secara langsung oleh penerbit karena file hasil editingnya tak akan diberikan.
Hanya dengan TARIF JASA EDITING sebesar Rp 200.000 (DUA RATUS RIBU RUPIAH) maksimal 100 hal (format A4, font TNR 12, spasi 1.5, margin normal) kamu bisa mendapatkan hasil editing naskahmu hingga bisa mempelajari kesalahan kepenulisanmu sendiri. Jadi sekalian bisa belajar EYD secara mandiri, kan?

Tak semua penulis menyadari EYD itu penting dalam menulis. Padahal hal itu sangat mempengaruhi baik dan buruknya tata penulisan mereka agar pembaca dapat memahami tulisan seorang penulis. Baik dan buruknya tata kepenulisan itu merupakan bukti serius atau tidaknya penulis itu berkarya. Jika tak teliti dalam EYD, penulis hanya menulis kata yang tidak berarti.
Dengan menggunakan jasa kami, kami tidak bertanggung jawab atas isi dan konten yang ada di dalam naskah tersebut karena merupakan tanggung jawab penulis naskah seutuhnya. Selain itu, penulis juga harus mencantumkan dalam buku tersebut bahwa editor bukunya adalah MENULIS BUKTI HIDUPKU.

BONUS:
Jasa editing naskah kami ada bonusnya, loh! Tiap naskah yang masuk akan mendapatkan 1 (satu) buah buku koleksi Creepy Pasta’s Group Sister yang akan dikirim langsung ke alamat kamu (persediaan terbatas). Judul buku bisa dipilih.

 

Punya naskah yang mau diterbitkan? Ingin melakukan self editing, tapi merasa kurang memahami EYD? Silakan kontak kami di sini untuk mendiskusikannya:

Facebook (inbox only) : ARIESKA ARIEF & MENULIS BUKTI HIDUPKU
Pin BB (ping! only) : 764A7969
Ponsel (SMS only) : 085 399 566 422
 

Selasa, 26 Februari 2013

7 Tips Memasarkan Buku Self Publishing

Bagaimanapun, segala produk ‘berbentuk’ yang dipasarkan secara online, tetap memerlukan model distribusi konvensional untuk sampai ketangan pembeli. Tidak terkecuali buku yang diproduksi secara online. Kemewahan mengunggah naskah, print on demand, promosi dan transaksi berbasis online, sebagaimana ditawarkan oleh situs nulisbuku.com (dan lulu.com ditingkat global), cenderung lebih banyak dinikmati pihak produsen (penulis). Tagline ‘publish your’e dream’ dari nulisbuku.com semakin menegaskan hal itu, bukan ? Adanya kesenjangan antara waktu transaksi dengan saat buku tiba ditangan pembeli malah menghilangkan kemewahan pembeli untuk menerima buku real time, sebagaimana yang diperolehnya saat membeli di toko buku tradisional.
Masyarakat kita belum terpapar budaya belanja online. Faktor psikologis berupa ketidaksabaran, waktu dan biaya ekstra ongkos kirim, mestilah 3 penyebab utamanya. Bagi penulis yang sekedar inigin ‘menerbitkan mimpinya’ belaka, laku tidaknya buku adalah nomor 2. Namun alangkah senangnya bila buku kita bisa menjangkau pembaca –baca; pembeli- lebih dari yang kita bayangkan. Gagasan kita bisa menginspirasi lebih banyak orang, dan efek ekonomi (royalty) tentu menjadi bagian tidak terpisahkan. Menulis mungkin cuma hobby, namun tidak ada yang lebih membahagiakan didunia ini selain menekuni hobby, dan kita dibayar untuk melakukannya
Maka, tidak ada salahnya untuk menjadi pemasar yang sama handalnya dengan kemampuan kita menulis. Writepreneurs, ok !

Saya pernah mewawancarai 2 penulis yang menerbitkan bukunya di jalur self publishing. Yang pertama Vira Cla, penulis buku antologi cerpen ‘ Lajang Jalang’. Penulis ini memakai model self publishing Print on Demand (PoD) berbasis online di situs nulisbuku.com. penulis kedua adalah Dee Dee Sabrina, menerbitkan buku antologi fiksi ‘ ISI’ memakai jalur self publishing model konvensional. Dari wawancara mereka berdua, saya menarik kesimpulan bahwa, self publishing model offline & online tidak punya perbedaan mendasar, jika sudah sampai pada tahap pemasaran (promosi & distribusi). Dari obrolan secara terpisah dengan kedua penulis, saya mencoba menggabungkan beberapa tips-tips pemasaran buku yang mereka tempuh (sekaligus menimpanya dengan opini saya sendiri sebagai pembaca/konsumen). Semoga tips ini bisa bekerja membantu anda, kawan-kawan se-forum. Berikut tipsnya :
1. Hindari bertumpu pada promosi online
Semua penulis buku melakukannya. Kompetisi terjadi tidak hanya sesama penulis self publishing. Penerbit mainstream rata-rata memiliki situs yang memajang setiap produknya. Mereka gencar memberi insentif bagi blog-blog yang meresensi setiap terbitan terbaru mereka. Penulis indie cenderung menaruh harapan sepenuhnya pada promosi online (gratis ). Anda bisa melihat status facebook dan timeline twitter dibanjiri oleh promosi buku. Buku anda berada diantara kerumunan pasar. Anda tidak punya ‘sesuatu’ yang bisa membuatnya ‘menonjol’. Sebagai salah satu cara, bolehlah. Tetapi sebagai satu-satunya cara, jangan !
2. Manfaatkan Komunitas spesifik anda
Umumnya penulis indie dewasa ini berangkat dari blog ( anda blogger ?). Saya yakin anda punya pembaca, yang lebih dari sekali mengunjungi laman maya anda. Coba buka dashboard ---> Comment. Lihat, dibawah nama pemberi komentar ada tersisip alamat email-nya. Inventaris semua. Lalu, buatlah satu file attachments berisi foto sampul buku, sinopsis buku & testimoni pembaca yang mirip sales letter. Kirim sekaligus ke daftar email tersebut. Mereka suka blog anda, mereka akan suka buku anda.
Jangan lupa berikan sentuhan pribadi berupa tandatangan dan seuntai kalimat bagi pembeli jadi. Sentuhan ini akan jadi kenangan yang memudahkan penjualan buku kedua anda kelak (karena tandatangan dan kalimat terima kasih dari penulis Dee Dee Sabrina, saya berjanji akan membeli lagi buku kedua-nya kelak)
3. Testimoni tokoh
Penulis umumnya –hanya- meminta testimoni dari sesamanya penulis. Dan butuh mukjizat bagi penulis pemula untuk memperoleh testimoni dari penulis ternama. Testimoni adalah ‘pengaruh’. Saya sendiri menghindari membeli buku yang halaman belakangnya dipenuhi testimoni. oleh penulis itu-itu lagi, yang royal mentestimoni semua buku dibawah naungan penerbitnya.
Manfaatkan ‘testimoni tidak tertulis’. Dee Dee Sabrina menceritakan pengalamannya memberikan secara cuma-cuma bukunya pada salah seorang dosen sastra. Tak lama setelah membacanya, Dosen bersangkutan ‘mereferensikan’ buku antologi fiksi ‘ISI’ sebagai bacan yang ‘wajib’ kepada para mahasiswanya.
4. Berdayakan Media lokal (Koran & radio)
Media konvensional seperti koran harus diakui lebih punya kredibilitas ketimbang media online. Tingkat kepercayaan publik telah dibangun media tersebut selama bertahun-tahun. Pembaca mempercayai koran langganannya.
Koran biasanya punya halaman budaya pada edisi hari minggu. Anda bisa menemukan kolom resensi buku disebelah cerpen atau puisi. Setiap daerah pasti bangga atas setiap pencapaian prestasi warganya sendiri. Koran lokal umumnya punya keberpihakan untuk memuat sinopsis –atau resensi- buku dari penulis yang punya keterkaitan dengan wilayah penyebarannya. Media gemar menampilkan sosok yang bisa menginspirasi lingkungannya. Kirimkanlah satu jilid buku anda kepada redakturnya. Antar sendiri lebih bagus, disertai dengan soft copy berisi sinopsis atau resensi siap unggah ke hard disk redaksi.
Dee Dee Sabrina mengungkapkan bagaimana dia mendatangi rekan-rekannya di komunitas radio di kota stabat Medan, untuk menampilkan profilnya sebagai penulis muda dalam satu sesi siaran. Radio butuh berita, jadi win-win solution, bukan ?
5. Datangi bekas sekolah/kampus anda
Sumbangkan satu jilid buku anda untuk perpustakaan kampus. Lebih bagus lagi jika kampus anda punya media internal (majalah/bulletin/Koran/radio). Buat satu forum dimana anda bisa berbagi pengalaman dan inspirasi kepada yunior-yunior anda. Bawa beberapa contoh buku untuk direct selling. Pembaca buku suka membeli lansung dari tangan penulisnya. Jangan shock bila mereka meminta foto dan tanda tangan, yah.
6. Stok buku
Ini tips dari Vira Cla. Dia sengaja membeli bukunya sendiri dalam jumlah yang cukup signifikan sebagai stock. Ini berhubungan dengan psikologi masyarakat kita, yang lebih nyaman bertransaksi dengan manusia ketimbang situs. Yang perlu diingat dalam penjualan online adalah kejelasan profil penulis yang sekaligus merangkap sebagai pemasar. Buat calan pembeli merasa ‘aman’ berhubungan dengan anda, baik melalui blog pribadi maupun akun anda di jejaring sosial. Lengkapi data-data dan foto pribadi anda di akun tersebut. Penulis dengan nama alias/samaran tidak punya tempat di era web 2.0.
7. Kirim buku anda ke editor/kritikus nasional
Ini tidak berdampak lansung bagi penjualan, tapi umpan baliknya bisa diluar dugaan. Manfaatkan fitur pencarian teman di Facebook anda. Cari nama-nama besar semacam Nirwan Dewanto atau Nirwan Ahmad Arsuka. Cobalah untuk berteman dengan mereka. Mereka adalah orang yang ramah. Jika interaksinya sudah dirasa cukup, kirimkanlah satu jilid buku anda kepada mereka. Minta mereka memberi masukan, semata-mata demi perbaikan bagi cetakan buku anda selanjutnya. Mungkin mereka tidak akan meresensinya di Kompas. Paling tidak dia memberikan apresiasi, penyemangat bagi anda. Syukur-syukur dia menuliskannya di status FB atau tweet di timeline mereka. Bila itu terjadi, siap-siaplah untuk bolak-balik ke kantor pos.
Ketujuh tips diatas ibarat aliran sungai-sungai kecil yang akan bermuara pada samudera penjualan yang lebih besar. Harus disadari kalau –khususnya penulis pemula- ‘faktor nama’ di pasar buku masih jadi rujukan pertama bagi konsumen. Ketujuh cara diatas ibarat lahan, anda menyemai benih (nama) yang kelak tumbuh menjadi pohon popularitas. Saya pribadi yakin anda bisa melakukannya, buktinya, anda telah berhasil menerbitkan buku, yang bagi sebagian orang masih merupakan mimpi belaka.
Last edited by puang Anto; 04-04-11 at 03:44 PM. dari forum.kompas.co



=================================================================



JASA EDITING NASKAH BERHADIAH!

Menulis adalah kegiatan dan hobi yang sangat menyenangkan dan digemari oleh banyak orang—belum lagi kalau tulisan itu dibukukan hingga dapat dibaca oleh masyarakat luas. Kamu bercita-cita ingin menjadi penulis dengan menuangkan idemu dalam bentuk sebuah buku yang berkualitas?

Namun, sekadar ditulis saja tak cukup untuk melengkapi kualitas tersebut. Diperlukan pula tata bahasa yang sesuai dengan EYD. Masih merasa lemah dalam kualitas EYD? Oleh karena itulah, blogger Menulis Bukti Hidupku (MIBUKU) siap membantu dengan menyediakan jasa editing naskah dalam bahasa Indonesia agar isi bukumu semakin berkualitas!


Setiap naskah memerlukan proses editing sebelum dijual. Tapi tidak semua penulis bisa melakukan editing naskahnya dengan baik. Ia memerlukan bantuan jasa editing naskah. Teman-teman penulis yang membutuhkan jasa, akan mendapatkan editing meliputi koreksi EYD seperti misalnya :
·                    Kalimat yang salah atau kurang,
·                    Tajwid bahasa (pelafalan huruf dan kata),

·                    Kata penghubung apa bagusnya digunakan,

·                    Kata depan,

·                    Kesalahan ketik (typo),
·                    Kalimat baku dan tak baku,
·                    Penggunaan huruf kapital, huruf miring dll,
·                    Penggunaan tanda baca yang tepat seperti elipsis, petik ganda, petik tunggal, tanda hubung seperti en-dash dan em-dash dsb,
·                    dan masih banyak lagi…

Proses editing naskah sangat perlu dilakukan sebelum naskah itu diterbitkan karena bisa saja terjadi kesalahan yang tidak disengaja mau pun salah tulis, juga ketidaktahuan penulis tentang EYD hingga selalu ditolak penerbit mayor karena tata penulisan yang masih kacau. Butuh bantuan jasa editing naskah kami?
Editing yang kami lakukan tidak meliputi isi naskah seperti misalnya pengecekan kebenaran isinya. Dalam editing, kami juga tidak akan mengubah gaya tulisan, makna, dan alur cerita yang kamu tulis.

Apa untungnya mencari jasa editing naskah sendiri? Dengan mencari jasa editing naskah sendiri, tentu saja file hasil editing secara otomatis akan menjadi milik penulis sepenuhnya. Beda kalau diedit secara langsung oleh penerbit karena file hasil editingnya tak akan diberikan.
Hanya dengan TARIF JASA EDITING sebesar Rp 200.000 (DUA RATUS RIBU RUPIAH) maksimal 100 hal (format A4, font TNR 12, spasi 1.5, margin normal) kamu bisa mendapatkan hasil editing naskahmu hingga bisa mempelajari kesalahan kepenulisanmu sendiri. Jadi sekalian bisa belajar EYD secara mandiri, kan?

Tak semua penulis menyadari EYD itu penting dalam menulis. Padahal hal itu sangat mempengaruhi baik dan buruknya tata penulisan mereka agar pembaca dapat memahami tulisan seorang penulis. Baik dan buruknya tata kepenulisan itu merupakan bukti serius atau tidaknya penulis itu berkarya. Jika tak teliti dalam EYD, penulis hanya menulis kata yang tidak berarti.
Dengan menggunakan jasa kami, kami tidak bertanggung jawab atas isi dan konten yang ada di dalam naskah tersebut karena merupakan tanggung jawab penulis naskah seutuhnya. Selain itu, penulis juga harus mencantumkan dalam buku tersebut bahwa editor bukunya adalah MENULIS BUKTI HIDUPKU.

BONUS:
Jasa editing naskah kami ada bonusnya, loh! Tiap naskah yang masuk akan mendapatkan 1 (satu) buah buku koleksi Creepy Pasta’s Group Sister yang akan dikirim langsung ke alamat kamu (persediaan terbatas). Judul buku bisa dipilih.

 

Punya naskah yang mau diterbitkan? Ingin melakukan self editing, tapi merasa kurang memahami EYD? Silakan kontak kami di sini untuk mendiskusikannya:

Facebook (inbox only) : ARIESKA ARIEF & MENULIS BUKTI HIDUPKU
Pin BB (ping! only) : 764A7969
Ponsel (SMS only) : 085 399 566 422