THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Senin, 31 Oktober 2011

BELLY OF THE BEAST




kedua gadis amerika itu diculik.mereka sedang berlibur dan berenang di sungai, eh malah ada geng yang mo nyulik. teman pria mereka ditembak mati dan mereka pun dibawa kabur. salah satunya adalah anak senator dan yang tak berhubungan adalah temannya, anak jake.
Hal itu sampe di telinga jake, karna salah 1 gadis itu adalah putrinya, jessica. Maka ia pun ke tailand menyelamatkan putrinya.
Belum apa2 di thailand, jake disambut kesangaran sebuah geng di sebuah pasar yang tak ingin jake menyelidiki peristiwa penculikan itu. Terjadi pertarungan sengit. Jake mempertanyakan siapa yang menyuruh mereka pada salah 1nya. Tapi orang itu lari terbirit2 begitu melihat seorang penyihir di timbunan daging, pria itu seolah menyihirnya untuk mati tertusuk parang.
Jake kebingungan apa yang membuatnya ketakutan. Ia menatap di balik daging2 dan tak menemukan siapa2 di situ.
Jake menginap di sbuah hotel tuk menemukan putrinya. Ternyata incarannya adalah teman putrinya, hingga tujuannya tak berhubungan langsung dengan penculikan itu. Para penculik mengaku dari geng abu karaf, padahal bukan, itu hanya untuk mengelabui penyelidik.
Berkali2 kedua gadis yang disekap itu brusaha melarikan diri, tapi kembali ditangkap.mereka jadi sedih dan putri senator saking stresnya hingga tak mau makan. tapi jessica membesarkan hatinya dan yakin ayahnya pasti akan menyelamatkan mereka.
Jake brusaha mencari kenalannya tuk membantunya. Di sebuah diskotik ia menyelamatkan gadis bernama lulu, ternyata ia teman rekannya ndiri, fitch. Tapi fitch tak bisa membantunya karna mengaku dah berhenti berhub dengan mafia2.
Jake akhirnya minta tolong dengan teman biksunya di kuil. Ia teringat 10 taun yang lalu ia pernah menyelamatkan nyawa pemuda yang akhirnya menjadi biksu itu. Ia naik perahu ke kuil. Asik.
Sunti, biksu yang telah bertobat dari masa lalunya itu menyambutnya dengan ramah. Tapi jake bukannya mau mengajaknya bertempur tapi dy hanya menyuruhnya mendoakan agar dy bisa menyelamatkan putrinya. Sunti jadi iba pada jake.
Sunti akhirnya minta izin pada gurunya di kuil itu untuk membantu jake, tapi tentu saja dy harus membunuh orang2 jahat. Gurunya menasehati agar sunti mengikuti kata hatinya.sunti memutuskan untuk membantu jake.
Jake merasa ada orang di kamarnya, rupanya lulu, gadis di klub kemarin dulu. Sunti juga datang menawarkan bantuan, jake menolak karna merasa tak enak tapi sunti mau membalas budi.
Sunti menyebutkan nama fernand yang kiranya ada hubungannya dengan abu. Maka mereka pun mencari fernand.
Mereka berada di sebuah diskotik. Jake datang menemui fernand langsung untuk menyampaikan pesan tuk abu. Tapi fernand mengaku tak bisa bantu.
Tiba2 saja perhatian jake tertuju pada seorang wanita cantik menawan. Ia berpapasan dengan wanita itu dan dy menatapnya tajam.
Jake coba2 tanya mengenai fernand pada fitch. Tapi lagi2 fitch mengaku tak tahu.
Lulu lalu membocorkan kalau fitch kenal dengan fernand. Jake memberi lulu tugas untuk menyelidiki fitch.
Lulu rela nekat memasuki kantor fitch dan menemukan pesan faks dengan komplotannya untuk ke suatu tempat.
Maka itulah yang membuat jake dan sunti ke tempat itu. Peperangan kembali terjadi dan jake melihat wanita itu lagi, sedang bertransaksi di sana dengan geng mongkol. Tapi ada yang mau menghabisi mongkol, jake tak ingin mongkol mati sebelum mengetahui keberadaan putrinya. Tapi akhirnya mereka bertindak juga dan terjadilah baku tembak lagi. Sunti terlihat menyesal kembali membunuh.tapi inilah jalan yang dipilihnya demi jake.
jake menembaki para mafia itu dengan aksinya. banyak penjahat yang mati. Aksi itu terhenti ketika polisi menangkap mereka, kecuali sunti yang sembunyi.
Di kantor polisi jake berhadapan dengan kaptennya yang tak ingin melepaskan jake meskipun dengan alasan putrinya telah diculik. Sempat terjadi pertarungan kembali di kantor polisi itu, wets heboh neh ampe polisi juga dilawan hehe, tapi untung leon datang melerainya dan membebaskan jake.
Jendral kepolisian itu tengah mengasah kemampuan tarungnya, pas saat kapten datang melaporkan jake telah bebas.
jendral melempar apel padanya untuk ikut menikmati bersamanya. si kapten dengan ragu memakaknnya, ada apa gerangan jenderal memberikan aple itu. eh tau2nya jendral mengambil panah dan menyuruh si kapten mendekatkan apel itu dekat kepalanya. si kapten gemetaran memenuhi perintah itu. tapi akhirnya panah yang ditembakkan tepat sasaran ke apel itu. si kapten ketakutan setengah mati.
jenderal mengancam: lain kali kau yang jadi apelnya.
Jendral marah, si kapten kabur ketakutan. jenderal mengutus wanita yang bernama lina untuk menutup mulut fernand, fitch dan lainnya, agar pelaku penculikan tersebut jadi semakin samar bahwa dialah pelaku sebenarnya, bukan abu.wanita bernama lina itu hanya mengangguk tanpa pernah bersuara.
Jake kemudian melanjutkan penyelidikan bersama sunti, mereka ke sebuah tempat transaksi yang biasa didatangi fernand.jake melihat lina lagi. tapi dy keburu pergi dengan senyum samar yang berkesan aneh. tapi sayangnya fernand dibunuh. mereka sempat putus asa di mana lagi bisa mendapatkan identitas penculiknya.
tapi di tempat itu mereka malah diserang oleh pasukan bela diri tradisonal khas thailand. gayanya sih kayak pencak silat hehe, mereka bersenjatakan parang. wuih keren salto2nya itu loh, memukau untuk bela diri yang seperti pencak silat itu. jake melawan mereka dengan bela diri khas yang kayak wushu karna aliran gerakannya lembut kayak mengayun air. akhirnya pasukan itu berhasil dihadapin. mereka pun pergi lagi melanjutkan penyelidikan.
seseorang memasuki kamar jake dan mengambil sebuah baju dari tasnya. lulu yang terlbat malah diteror, ia ketakutan dan meminta perlindungan pada jake. gadis ini memang sudah menaruh suka pada jake, dan kelamaan jake juga kayaknya mulai meresponnya. ia menitipkan lulu ke tempat yang aman, lulu berniat menunggunya dengan berbunga2 sementara jake melanjutkan pencarian.
fitch yang sudah mulai ketahuan terlibat malah buru2 mengambil uangnya di kantor untuk kabur. eh di muka pintu klabnya ia malah ketemu jake dan sunti yang mengepungnya. fitch terlibat penculikan kedua gadis itu dan mendapatkan uang dari sana. pantas dari dulu jawabannya slalu ga tau ternyata ia terlibat.
fitch sempat memojokkan mereka dengan mempersenjatainya dan pada saat itulah lina datang. wanita cantik menawan mempesona itu memilih jake untuk duel dengannya.
lina: aku mau dengan pria itu
ternyata suara lina berat dan serak. jake meladeninya: kau bukan tipeku sih, tapi ga apalah
jake pun bertarung dengan banci itu, alamak, banci kok cuantik manis banget. lina yang bersepatu hak tinggi ternyata lincah juga menyerang. dy juga memiliki cakar yang tajam sampai bisa mengoyak sofa. wow keren deh, tapi banci ya. jake mengoyak baju lina hingga kelihatan dada ratanya.
jake: wow, aku lebi suka kamu yang perempuan.
kini lina geram, dah kelihatan jelas sosoknya yang cowok abis. duh mungkin kalo dy cowo sejati ganteng mah (^3^)
lina menyerang lagi dan jake berhasil mengalahkannya. mati tuh banci terpelanting di lampu besar. banci2 ternyata jago berkelahi. nih duel paling unik bagiku karna melawan banci cantik. >3
fitch yang hendak meyerang pake pistol terbunuh oleh jake. mereka pun melanjutkan pencarian.
leon menghubungi jenderal dan melaporkan bahwa fitch terbunuh. jendral merasakan bahaya mendekat maka dy menemui penyihir dukun dan menyerahkan baju jake yang diambilnya di hotel kemarin dulu untuk diguna2, licik gile pake tenaga dukun :p
akhirnya tibalah jake dan sunti di tempat penyekapan kedua gadis itu. mereka menyelusup dan melumpuhkan para penjaganya satu per satu, tembak2an pun dimule. mereka berhasil membawa kabur kedua gadis itu tapi harus menembus penjagaan regu tembak yang menyerang mereka. mereka harus melindungi kedua gadis itu.
sementara sunti menjagai kedua gadis itu, jake menghadapi si jenderal yang ternyata dalang utama penculikann itu. mereka pun bertarung. si jenderal memanah, tapi dengan mudahnya ditebas oleh jake. kayaknya nih jake lincah dan ahli banget bertarungnya, kayak mastrelah. bajunya aja kayak mastre. karna panahnya ga kena2, si jendral mengayunkan golok padanya, sia2 aja karna jake kan jago banget mengelak. tapi itu belum semua jurus yang digunakan si jenderal.
si dukun menusukkan jarum voodoo pada boneka yang kainnya berasal dari baju jake. perlahan satu persatu hingga jake merasa lengannya lumpuh. si dukun nusuk dada boneka itu, kali ini jake merasakan sakit di jantungnya. voodoo itu membuat gerakannya terkunci. kalung jimat dari guru biksu yang dimintainya perlindungan pun terlepas.
jenderal merasa ada kesempatan untuk menyerangnya yang udah lumpuh, tapi jake masih bisa melawan. si dukun mau nambah satu tusukan lagi, eh tiba2 saja boneka itu terbakar. dukun gelagapan mendengar suara2, rupanya di kejauhan sana ada para biksu yang mendoakan dan membentengi santetnya itu. mereka berdoa ramai2 di sebuah kuil. jake jadi terlepas dari santet. sedangkan si dukun kepanikan karna dunianya mulai rubuh.
jake mulai melawan jenderal lagi dengan tangan kosong. pergulatan sengit, tapi jake dengan mudahnya melumpuhkan si jenderal. si jenderal sudah tak berdaya melawan serangan jake yang jago neh. ia terhempas ke lemari dan ko.
kedua gadis itu selamat. jake menghampiri sunti yang tampak tersenyum senang bersamanya. ia tampak bersandar. pas ditelusuri, rupanya sunti kena tembak menembus punggungnya karena menyelamatkan mereka. jake sedih dan memeluk sunti. duh, kuat2nya tersenyum ramah padahal dy dah mau mati T.T
jake kehilangan senyum ramah sahabatnya lagi, sunti. biksu itu kini telah tiada karena tertembak. jake mengenang kebaikan sunti yang tlah berbaik hati membantunya menyelamatkan kedua gadis itu. ia terharu. upacara kematian sunti tengah dilaksanakan pada prosesi penghormatan terakhir. hiks, aku juga sedih sunti akhirnya mati T.T
jake menebarkan abu sunti, hiks ke laut sambil berkata: terima kasih, bro. selamat jalan T.T

(inilah makna persahabatan sejati T.T)

Minggu, 30 Oktober 2011

TOKYO DRIFT




gara2 cewe di skulnya, seorang pemuda ditantang balapan mobil dengan taruhan cewe itu. habis mobil pemuda yang bernama sean itu dilempari batu hingga pecah kaca belakangnya oleh pacar cewek itu. karna marah, mulanya sean mo berkelahi saja, tapi cewek itu punya solusi lain, yaitu dengan balapan.
balapan mobil pun dimulai. kode startnya yaitu dengan dilemparnya bra, ih macem2 aja. Mulanya dy menghadapi kesulitan, tapi akhirnya menang juga meskipun mobilnya juga rusak dan tubuhnya lecet2. lagi2 ia buat masalah.
sean senyum2 sama cewe itu di kantor polisi. mulutnya berdarah2 tapi sempat narsis, muka cewek itu juga benjol2 tapi tetap disukainya, ih. Sean berurusan dengan polisi, ga adil karna lawannya tak dipidana. Karna dianggap buat onar sean dipindahsekolahkan ke tokyo. Ke rumah dedinya. Mending daripada dy masuk penjara. Dedinya kasi aturan agar sean ga berhub dengan balapan mobil lagi.
Sean harus beradaptasi dengan skul barunya. Ke sana ajah dy harus pake peta. Misx dalam kelas harus pake uwabaki.
Dy punya teman baru namanya twinki. Tapi sean hanya tertarik untuk membahas mobil. Dy bener2 punya jiwa pembalap. Twinki lalu ajak liat2 mobil balap.
Di arena mobil2 balap ia melihat muda mudi yang wow tak jauh dengan gaya idup barat.stylish banget pakaiannya, serba harajuku style, oke2 deh terutama kaum hawanya hehe...
Di situ dy kenalan ama nila. Tapi pacarnya, takasi cemburu. Dy dkk yakuza. N gara2 cewe lagi, takasi tantang sean balapan. Karna ga punya mobil, teman takasi, han meminjamkan mobilnya pada sean. sean mengambil kunci mobil yang dilempar han. pedenya padahal ga kenal, tapi han sante2 aja.
Duh sean pake mobilnya orang hehe. Harus dijaga ni. Takasi yang dijuluki dengan raja balap menang dengan mudahnya, sedangkan sean harus menanggung kekalahan yang memalukan karna sulit mengemudi di lorong2 sempit, beberapa kali mobilnya nabrak ampe mobil pinjamannya rusak sana sini.
"kan sudah kubilang ini risikonya pinjemkan mobil ke dy," komen twink pada han.
"jangan coba2 tinggalkan kota ini," kata si pemilik mobil pada sean, sante.
Karna ketahuan berlomba, ayah sean marah.
Untuk ganti kerusakan mobil, sean harus jadi budaknya han, selain jadi sopirnya. Sean harus rela disuru apa aja termasuk nagih utang. Uang itu dipakenya untuk bayar utang judinya ke takasi.
"so kenapa kau memilihku tuk balapan dengan takasi (dk)?" tanya sean.
"karna kau kelemahan dk dan juga harus ganti mobilku," kata han.
Tak hanya itu, han juga malah memberinya mobil untuk pertandingan balapan berikutnya dengan mori. Sean berlatih balapan di bawah bimbingan han. Tapi dy masih payah dalam hal drift, yang membelok2 di tikungan tajam, yang dulunya menyebabkan mobil han rusak sana sini.
Twinki berkelahi dengan morimoto. Mori marah karna twinki merusak ipodnya n twinki ga mau ganti. Sean menolong twinki dengan memberikan ipodnya pada mori. Tapi pertolongan itu malah buat twinki kesel. Ga muda ya jadi pahlawan?
Sean masi bertanya2, "napa kau masi memilihku tuk berlomba? Kaan kau tau aku hanya akan merusak mobilmu lagi."
Han menjawab, " itu karna aku percaya." begitu katanya sambil memandangi lautan kota tokyo dari atas gedung. langit malam begitu indah dengan cahaya2 berpendar dari gedung2 pencakar langit yang memancarkan monitor raksasa, cantik sekali tokyo >.
Rupanya ia percaya pada sean bisa mengalahkan dk. Kepercayaan itulah yang membuat sean berlatih gigih drift hingga akhirnya ia berhasil juga setelah latihan di jalan2 gunung.
Akhirnya sean uda mantap drift. Untuk uji coba ia berlomba dengan han. Saat sean melawan mori, dy menang dengan mulus. Sean jadi maradona baru diarena balap.
"napa aku ga pernah meliatmu drift?" sean chating dengan nila di kelas.
Alasan itulah yang membuat sean menghabiskan waktu dengan nila. Nila crita kalo dy berutang budi ama keluarganya dk, makanya dy rela jadi pacarnya. Nila drift dengan mantap di jalan gunung. Malam itu romantis.
Hal itu membuat sean ga konsent latian. Gara2 cewe n gara2 itu juga dk datang dan memukulinya karna uda jalan ama nila.
"jangan dekati dy, kalo ga kau hanya akan mengemudikan kursi roda," geramnya.
"wow kau ga hanya bermain dengan api, tapi kau juga membakarnya dengan bensin," komen han.
Dk menyinggung2 lagi kebaikan keluarganya pada nila. Tapi nila tetap memilih sean.
Bos yakuza datang ke pacinko tempat nongkrong dk dll. Itulah paman dk. Ia menagih keuangan, tapi ketahuan ada temannya yang curi uang. Siapa?
Dk datang ke markas han dkk. Gawat ne, tapi kali ini ia menggampar han karna terlibat pencurian uang.dk menodongi han pistol, grup han kemudian melawannya.
Han melarikan diri, dk mengejarnya. Balapan pun kembali terjadi, kali ini kejar mengejar. Sean n nila semobil, dikejar ama mori. Di jalan raya pun malam itu terjadi ugal2an. Sean hampir aja menabrak kerumunan orang, tapi untunglah dengan mantapnya kerumunan itu menyeruak. Mobil2 yang lain pun mengikutinya ala drift. Mobil mori yang ambisius menabraknya, malah kecelakaan tabrakan beruntun yang mantap.
Kini tinggal dk yang kejar sean, tapi han ngehalangin. Dk nembak2 mobil han. Ugal2an begitu sengit. Mobil sean terhenti karna buntu, tapi mobil han mengalami tabrakan tragis. Sean terperangah sambil keluar dari mobilnya. Ia mo tolong han yang sekarat di dalamnya, tapi terlambat, mobil han meledak. Han mati.
Sean terpaku ga percaya. Nila segera ajak kabur lagi. Dk puas han mati, lalu mengejar sean n nila.
Pake kereta api bawah tanah, akhirnya tibalah sean di rumah. Eh dk nyusul narik nila ikut. Sean ga mo lepasin. Ia mukul dk, tapi dk mengacungkan pistolnya.
"kalo aku jadi kamu, aku ga akan lakukan itu," kata ayah sean sambil acungkan pistol pula pada dk.
Akhirnya nila rela mengalah dan ikut dk daripada terjadi masalah lebi serius lagi. Sean terpaksa merelakannya karna nila bersikeras.
Dedy ancam sean agar segera dipulangkan, tapi sean memelas. "plis, ded. Ini masalahku, biarkan aku menyelesaikannya. Aku ga mungkin lari."
Dedy merenungkan. "oke, tapi jangan lakukan kesalahan yang pernah kulakukan."
Han sudah mati, tapi twink tau di mana uang curian disimpan. Uang itu untuk modal balapan, seperti beli ban dsb. Sambil membawa uang itu, sean pergi ke yakuza kamata. Twink brusaha mencegah tapi sean ga gentar.
"kau pikir kau datang bawa uang lantas bisa pergi gitu aja?" kata bos yakuza.
Sean menawarkan sesuatu. "tuk menyelesaikan semua ini, bagaimana kalo aku dan dk balapan? Yang kalah pergi dari kota ini."
Bos gangster menyetujui ponakannya balapan, meskipun ponakannya kebratan.sean ingin menang agar dapat memiliki nila seutuhnya tanpa gangguan dk lagi. oleh karna itulah ia berjuang membebaskan nila dari tangan kamata.
Tapi pas paginya, ternyata mobil2 balap kru han disita polisi. Yah, gemana mo balapan kalo ga ada mobil. Tapi ternyata masi ada mobil bekas di gudang. mobil itu pun dipernak-pernik jadi baru serta berkali2 diuji coba agar ditahu kualitas serta kekurangannya. semuanya masih bisa diatasi hingga mobil bekas itu pun disulap menjadi mobil balap yang baru.
sean dan dk pun balapan. balapan begitu sengit di jalan pegunungan yang terjal. sean teringat komen twink, " hanya dk lah yang bisa selamat sampe ke bawah. aku ga mencemaskan mobilnya, tapi kau..."
sean berjuang demi nila dan membalaskan kematian han. balapan itu disaksikan lewat internet ponsel (wow canggihnya). dk menabrak2an mobilnya saat mobil sean di tepi. kesempatan untuknya menjatuhkan sean dari tebing. sean berjuang agar tak jatuh. kesempatan pula dari belakang untuk menabrak lawan. kaca mobil sean udah retak sana sini. dengan mantapnya mereka drift di jalanan terjal itu. dk begitu ambisius mengalahkan sean, namun itu yang membuatnya lengah. dk ga memperhatikan jalan hingga akhirnya mobilnya pun jatuh. aaaah...
sean melanjutkan lajunya, meskipun dk sudah kalah. dikiranya sudah ga ada penghalang makanya dy sante2 aja. eh ternyata mobilnya dk hampir saja jatuh menimpa mobilnya. kan mobilnya jatuh dari atas, ketika sean melaju ke bawah. sean berusaha menghindarinya dan untunglah berhasil, tidak kena. dk luka2 dan sean pun menang. ia disambut hangat.
bos yakuza mendeliki sean dan nila. "baiklah. kalian boleh bebas," ia memutuskan. sean dan nila bahagia bisa lepas dari dk.
akhirnya arena balap sepi tanpa dk, kini sean yang menjadi drift king yang baru hehe. twink menyampaikan pesan bahwa ada yang mau balapan dengan sean. katanya keluarga han. sean pun melaju menemui orang itu. ia seperti melihat han lagi. nila menjadi pemandu startnya dan kehidupan balapan pun kembali berputar seperti siklus.
(hepi ending) >.

Semangat merahku (audisi antologi kisah nyata: aku cinta indonesia)




“Dibuka pendaftaran penerimaan anggota baru KSR PMI,” begitulah kalimat yang kubaca ketika melihat pamflet itu di mading kampusku. Entah mengapa kalimat ajakan tersebut begitu menghipnotisku untuk menempa ilmu di organisasi itu.
Sebenarnya aku ingin sekali menjadi seorang dokter, namun tak tergapai. Tapi syukurlah aku bisa berkuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat. Kuyakin inilah jalan yang terbaik dan belajar ilmu kesehatan. Aku sangat meminati cabang ilmu yang satu ini karena ingin berguna bagi orang-orang yang membutuhkan. Dengan melakukan hal-hal itu, kumerasakan adanya kepuasan batin tersendiri.
Maka dimulailah awal dari cita-citaku untuk menjadi seorang relawan PMI. Aku ingin mengulurkan tangan bagi mereka yang membutuhkan. Bukti kecil ini kutunjukkan dengan kesukarelaanku sebagai panitia pengkaderan mahasiswa baru, yaitu berperan sebagai seksi kesehatan. Aku sangat menyenanginya.
Aku menikmati kesibukanku di lokasi bina akrab tersebut. Aku yakin tenagaku diperlukan di sana. Aku juga sudah mempersiapkan diri dengan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan pertolongan pertama jauh-jauh hari. Aku ingin bisa berperan dengan baik.
Memang sejak membaca pamphlet itu, aku jadi berinisiatif menjadi sukarelawan PMI. Tapi aku masih belum memiliki keberanian untuk mendaftar. Makanya aku hanya bisa mempelajari buku-buku pertolongan pertama karena siapa tahu saja diperlukan. Ternyata ilmu-ilmu dalam buku-buku tersebut amat sangat membantu di lokasi pengkaderan tersebut.
Di lokasi tersebut aku paling banyak mengurusi mahasiswa-mahasiswa baru peserta pengkaderan yang jatuh sakit. Ada yang asma, yang mag, keracunan makanan bahkan ada yang kerasukan. Tapi semuanya bisa kami atasi dengan baik. Kakiku pun sempat berdarah tanpa kusadari di lokasi. Tapi teman-teman seangkatanku ternyata membawa perlengkapan kotak P3K untuk mengobatiku. Aku pun berpikir, ternyata benda-benda dalam kotak P3K itu sangat membantu pula.
Sepulang dari pengkaderan tersebut maka aku pun bertekad akan bergabung dengan organisasi KSR PMI di kampusku. Aku ingin tahu lebih banyak tentang pertolongan pertama yang sangat penting di kala mendesak. Aku sangat senang ketika sudah terdaftar menjadi calon anggota organisasi tersebut. Hatiku berbunga-bunga dan benar-benar serius ingin mendalami ilmu menjadi seorang PMI.
Ternyata untuk menjadi anggota organisasi tersebut tidaklah mudah. Tes kesehatan dan tes fisik harus kujalani. Aku tak ingin di tes kesehatan aku gugur. Makanya kubersikeras tak membeberkan penyakit apa yang biasa kualami, karena merasa sanggup. Tapi masalah berikutnya adalah tes fisik dan wawancara. Aku sangat berusaha keras untuk melewati semuanya karena tak mau gagal. Ternyata ribet juga menjadi anggota KSR PMI.
Keseriusanku ini akhirnya membawaku ke tahap selanjutnya. Hari itu tahap terakhir agar bisa masuk sebagai anggota. Tahap demi tahap kulalui cukup panjang dan aku tak mau setengah-setengah melihat kesungguhanku ini. Tahap akhir ini adalah pemberian materi (indoor) dan praktek (outdoor). Di saat pemberian materi, kusadari ternyata ruang lingkup PMI tak hanya pertolongan pertama saja, tapi juga dapur umum, mendirikan bivak, dan masih banyak lagi yang baru kuketahui. Aku memang lumayan menguasai materi pertolongan pertama, tapi ternyata masih banyak yang baru kuketahui tentang PP.
Aku senang sekali begitu outdoor pun tiba. Kami akan diberangkatkan menuju lokasi di pegunungan untuk prakteknya. Aku begitu bersemangat hingga berita buruk pun datang.
“Hari ini ada ujian dadakan!” panik temanku yang sefakultas denganku. Aku syok. Ternyata di hari keberangkatan kami itu ada ujian dadakan yang tak pada jadwalnya. Kami mengira ujian final mata kuliah tersebut ditiadakan, ternyata malah diadakan dadakan seperti ini.
Kami kebingungan. Haruskah kami membatalkan keberangkatan kami dan pupuslah impianku untuk menjadi anggota. Kubimbang. Kalau tak ikut ujian penting tersebut, nilaiku pasti bakalan hancur. Tapi kalau aku ikuti ujian tersebut dan membatalkan keberangkatan artinya aku harus ikut tahun depan lagi untuk menjadi anggota.
Rasanya ini tak adil. Jadwal outdoor ini kan lebih duluan disepakati daripada ujian dadakan tersebut. Lagipula kenapa ujiannya harus dadakan seperti itu? Aku harus bagaimana? Tak mungkin pulalah aku meninggalkan keberangkatan ini mengingat aku telah bersusah payah melewati semua tahap-tahapnya menuju keanggotaan dan sekarang apakah semuanya harus hilang begitu saja? 


Aku sudah capek-capek hingga ketahap outdoor, masa aku harus mundur begitu saja? Lagipula ini cita-citaku untuk menjadi sukarelawan. Apakah aku harus melepaskannya begitu saja? Tidak. Aku harus tegas. Aku takkan meninggalkan cita-citaku untuk meraih keanggotaan dan diturunkan menjadi sukarelawan kelak. Aku senang di organisasi yang telah banyak membimbingku ini. Yah, meskipun aku harus mengorbankan ujianku, aku rela yang penting impianku segera terwujud. Masalah ujian itu bisa dibicarakan usai outdoor.
Akhirnya aku mengikuti outdoor tersebut. Aku selalu meluruskan niat untuk selalu belajar agar bisa menjadi penolong yang baik. Tapi di tengah-tengah aktivitas outdoor, aku dibayang-bayangi ujian tadi. Bagaimanakah nasibku kelak? Rasanya aku tak sanggup membayangkan jika nilaiku nantinya jeblok hanya demi kecintaanku pada dunia PMI. Tapi di tengah kegalauanku itu, kurasakan para senior di sana membimbingku untuk melupakan masalah ujian itu dan berhasil membuatku fokus pada ilmu yang kuminati. Akhirnya aku merasa tenang kembali dan belajar praktek dengan baik.
Ya Allah, mengapa aku mengorbankan ujianku demi kegiatan ini ya? Padahal aku masih bisa ikut tahun depan. Tapi kalau kumeninggalkan ujianku karena suatu impian, aku bisa saja mengulang tahun depan. Ternyata aku lebih memilih mata kuliahku yang sedang diujiankan itu kuulang tahun depan. Meskipun merasa akan jeblok dan sempat panik, tapi aku merasakan pertolongan Tuhan itu dekat. Dia pasti akan membantuku karena aku berniat menjadi seorang sukarelawan PMI dengan tidak main-main. Salahkah aku yang lebih mendahulukan niatku ini? Aku yakin Allah menyetujuiku! Dan jika aku menjelaskan pada dosen tersebut, hatinya pasti akan terketuk dan memberiku kesempatan untuk ujian susulan. Aku yakin itu.
Sepulang dari outdoor itu, begitu banyak ilmu yang kudapatkan. Aku puas dan serius untuk tekun menjalaninya. Aku ingin sekali suatu saat nanti aku bisa menolong banyak orang yang kesakitan, misalnya di daerah bencana. Hatiku terketuk untuk melakukan itu. Tak hanya itu, dengan pertolongan pertama aku bisa membantu orang-orang yang dalam keadaan terdesak sebelum bantuan dokter datang. Yah, inilah akar dari cita-citaku untuk menjadi seorang dokter. Intinya tetap sama, yaitu untuk menolong banyak orang dengan kedua tanganku ini.



Dan kejadian tak terduga pun muncul setelah keanggotaanku itu. Nilai mata kuliah yang ujiannya tak sempat kuikuti itu dapat A. Aku terheran-heran. Darimana asalnya nilai ini padahal aku tak sempat menemui dosennya untuk membicarakan hal ini?
Aku pun menyadari. Ternyata keyakinan dan dugaanku benar. Allah pasti akan membantu hamba-Nya yang memiliki niat yang mulia dan aku sama sekali tak meragukan hal itu. Dia telah membantuku untuk melewati semua tahap penerimaan anggota itu, tapi juga memberiku nilai termanis. Inilah kuasa Allah bagi hamba-Nya yang gigih berusaha. Aku tak hanya menjadi salah satu anggota KSR PMI, tapi juga mendapatkan IP yang bagus pula dengan nilai-nilai yang tak pernah aku sangka. Dua karunia yang merupakan kado termanis dari rahmat-Nya.
(Rabu, 24 November 2010, jam 5 sore)
V(^_^)V

Sabtu, 29 Oktober 2011

BREAD LOVE AND DREAMS (11)

Ma Jun terkejut dan tidak percaya melihat Yu Kyung ada di rumah Pal Bong Bakery. Yu Kyung juga tidak menyangka bisa ketemu Ma Jun di rumah itu, apalagi ketika Tak Gu memperkenalkan Ma Jun padanya dengan nama Seo Tae Jo. Tak Gu juga memperkenalkan Yu Kyung pada Ma Jun sebagai teman SD nya ketika di Cheongsan dulu. (wkwkwk… Tak Gu…Tak Gu…mereka udah saling ketemu sebelum itu tauu) 
Mata Ma Jun dan Yu Kyung saling bertemu, ekspresi Ma Jun jelas-jelas menyiratkan ketidaksukaannya, sedangkan Yu Kyung tetap bisa mengontrol dirinya dan Tak Gu tidak menyadari apapun.



Tak Gu berbasa-basi meminta Ma Jun untuk ramah pada Yu Kyung sebab untuk sementara waktu Yu Kyung akan tinggal bersama mereka karena alasan pribadi. Ma Jun yang jadi bad mood menolak permintaan Tak Gu itu. Dia juga bilang Tak Gu tidak usah berpura-pura kalau mereka dekat karena mereka tidak pernah dekat. Tak Gu emosi mendengar perkataan Ma Jun dan siap memukul Ma Jun. cos dikatain sok akrab sih. takgu memang gampang emosian deh hehe..
Mi Sun marah, dia menghalangi Tak Gu,”Hentikan! Kau tahu kekerasan dilarang di rumah ini kan? Kau tahu kan? Jika kau bahkan hanya mengeluarkan satu pukulan, Kau akan segera ditendang dari rumah ini. Kau pikir hanya kau yang akan diusir dari rumah ini? Aku juga akan dapat masalah karena aku di sini dan gajiku yang tinggal sedikit akan dipotong setengahnya lagi!”.
Tak Gu masih juga mengepalkan tangannya meskipun Mi Sun sudah mengoceh panjang lebar, hingga akhirnya Yu Kyung sendiri yang meminta Tak Gu untuk berhenti karena Yu Kyung tidak mau ada masalah yang muncul karena dia. Tak Gu melunak, dia menurunkan tangannya dari krah baju Ma Jun. (Pas adegan ini, Mi Sun kayaknya udah jelous nih ama Yu Kyung, soalnya kata-kata Yu Kyung lebih mempan buat Tak Gu, hihihi) 
Ma Jun justru memancing Tak Gu dengan mengeluarkan kata-kata pedas lagi, “Paling tidak masih ada satu orang yang mengerti omonganku.” Tak Gu tentu saja terpancing dan panas lagi,seketika itu juga Mi Sun langsung memukul kepala Tak Gu, membuat Yu Kyung terkejut.
Mi Sun kemudian menjewer telinga Tak Gu dan menyeretnya masuk ke kamar. (udah kayak mak sama anak aja nih,wkwkwk) Tak Gu mengucapkan selamat malam pada Yu Kyung dan memintanya untuk tidak khawatir, cukup istirahat saja dengan tenang di rumah itu. haha lucunya, dijewer masih bisa senyum2..
Di dalam kamar, Tak Gu memegangi telinganya yang sakit. Mi Sun memperingatkan Tak Gu kalau mereka punya perjanjian dan Tak Gu sudah melanggarnya. Jadi dia akan datang ke Yu Kyung dan menyuruhnya segera keluar dari rumah karena perjanjiannya dengan Tak Gu sudah batal. Tak Gu panik dan merayu Mi Sun agar memaafkannya karena setiap orang pasti pernah berbuat salah dan dia berjanji akan melakukan apapun permintaan Mi Sun. Lalu Mi Sun menyuruh Tak Gu untuk duduk. Tak Gu masih belum ngeh. Mi Sun mengulang bahwa Tak Gu bersedia melakukan apapun yang diucapkan dirinya. Tak Gu mengerti dan menuruti Mi Sun, dia duduk. Kemudian, Mi Sun menyuruh Tak Gu berdiri, Tak Gu menurut berdiri. Mi Sun menyuruh Tak Gu untuk berlutut. (wuakakak… Mi Sun sengaja mau ngerjain Tak Gu) 
takgu: grrrr... dasar keledei jel...
Tak Gu tidak percaya ini, dia dipermainkan oleh Mi Sun. Mi Sun hanya senyum jail dan menyuruh Tak Gu segera berlutut atau kalau tidakk… [demi Yu Kyung] akhirnya Tak Gu menurut juga meski dengan muka kesal, dia berlutut di samping Mi Sun. 
Tak Gu ngomel: Aku benar-benar melakukan apa yang kau katakan bukan? (sumpaahhh… ekspresi Tak Gu pas kesel ini persis banget kayak Ryung, hhuhhuu jadi kangen)
Mi Sun menasehati Tak Gu : Kekerasan seharusnya menjadi pilihan terakhir yang digunakan oleh laki-laki. Mencoba menyelesaikan segala sesuatu dengan kepalan tangan [kekerasan] akan menjadi kebiasaan buruk. Mengerti?!! Aku akan membiarkannya kali ini tapi tidak akan ada lagi yang kedua kali.
Tak Gu terpana mendengar Mi Sun, dia teringat kata-kata ibunya yang persis sama dengan apa yang diucapkan Mi Sun barusan. Setelah Mi Sun keluar, Tak Gu mengepalkan tangan dan bertekad tidak akan lagi menggunakan kekerasan.
Ma Jun kesal dan frustasi. (dengan Yu Kyung yang mungkin disukainya atau Tak Gu yang dibencinya? ataukah dua-duanya? Hmmm…) dy ada di dapur yang gelap..
Yu Kyung yang ternyata mengikuti Ma Jun meminta penjelasan Ma Jun atas semua yang terjadi, kenapa Ma Jun menyamar dengan menggunakan nama Seo Tae Jo. Ma Jun tidak mau menjawab pertanyaan Yu Kyung dan melangkah pergi. 
Yu Kyung langsung tanya lagi, “Sepertinya Tak Gu juga tidak tahu kalau kau adalah Gu Ma Jun. Apakah kau sengaja menyembunyikannya?” 
Ma Jun berhenti dan menatap Yu Kyung,”Apa itu yang ingin kau ketahui?”. 
“Apa tujuanmu? Membohongi Tak Gu tentang namamu, apa yang kau rencanakan?", balas Yu Kyung. 
Ma Jun tersenyum licik mendengar pertanyaan Yu Kyung. Ma Jun mendorong Yu Kyung ke lemari dan menatapnya tajam, dia mengira kalau Yu Kyung terus saja mengikutinya (GR banget si lohh?!): kau mengikuti aku lagi kan?! makanya kau muncul lagi di hadapanku..
Yu Kyung jelas saja menyangkal,“Bukan kau! Aku tidak muncul di depanmu. Aku datang mencari Tak Gu”. Ma Jun semakin cemburu.
Setelah menginterogasi Ja Rim, polisi berhasil menemukan tempat persembunyian Yu Kyung, mereka bergegas pergi untuk menangkap Yu Kyung. Ja Rim sendiri masih sangat shock karena ditahan di kantor polisi, dia menangis ketakutan.
Presiden melakukan negosiasi [baca: menyuap] dengan beberapa koleganya agar bisa membebaskan Ja Rim dari kantor polisi. Nyonya Seo juga stress, berusaha menelepon ke sana kemari agar Ja Rim bisa bebas. Presiden sampai di rumah dan melihat istrinya frustasi sampai ketiduran sambil pegang telepon. Presiden mencair juga melihat istrinya itu menderita, dia mengambil gagang telepon yang dipegang Nyonya Seo, membuat Nyonya Seo terbangun. Istrinya itu langsung tanya tentang keadaan Ja Rim, Presiden menjelaskan kalau dia sudah berusaha melakukan yang terbaik. Nyonya Seo masih belum bisa tenang, dia sangat khawatir pada Ja Rim. Tak tega, akhirnya Presiden memegang lembut bahu Nyonya Seo dan memintanya untuk istirahat. Nyonya Seo kaget tidak percaya, suaminya itu bisa juga perhatian dengannya. Presiden keki, dia lalu melepaskan tangannya tapi langsung ditahan oleh Nyonya Seo yang merasa tenang dengan sentuhan suaminya.
Manager Han tentu saja melihat semua kejadian langka itu dari luar kamar karena pintunya terbuka. Dia cemburu!
Tak Gu terbangun di malam hari dan keluar dari kamarnya sambil mengendap2. Setelah Tak Gu menutup pintu, Ma Jun membuka matanya...
Lalu terlihat sepasang kaki memasuki dapur Pal Bong Bakery, dia menjatuhkan bahan-bahan roti, membuang adonan yang disimpan di lemari fermentasi, merusak perabotan dapur. Jari kelingking tangan kanannya tergores sesuatu hingga berdarah. Orang itu lalu mengeluarkan serbet dari saku celananya dan mengelap darahnya... orang itu sungguh brutal, tapi dari kakinya kentara sekali kalo itu...
kakek keluar malam2 dari rumahnya dan memandangi kamar takgu dan majun dengan prihatin..
“Posisi!!!”, teriak Boss Yang pada staff-staffnya pagi harinya.
Boss Yang murka melihat dapurnya yang sangat-sangat berantakan. Paman Gap Soo dan yang lain juga kaget melihat dapur yang seperti kapal pecah. Boss Yang tanya siapa yang terakhir kali meninggalkan dapur, tidak ada yang menjawab. Boss Yang mengulang lagi pertanyaannya dengan teriakan, 
"saya," Ma Jun mengaku kalau dia yang terakhir membereskan dapur setelah itu dia lalu pergi tidur. Ma Jun justru bilang kalau tadi malam sekitar jam 10 Tak Gu bangun dan menyelinap keluar dari kamar dan tidak kembali sampai esoknya. (Ma Juuunn pengen tak getok-getok deh tu orang, huftt…)
Tak Gu terkejut mendengar tuduhan Ma Jun. Boss Yang berdiri di depan Tak Gu dan tanya apakah benar Tak Gu keluar. Tak Gu membenarkan kalau dia keluar dari rumah, tapi dia tidak datang ke dapur bakery dan bukan dia yang mengacak-acak dapur itu. 
“Jika kau tidak datang ke sini, lalu ke mana kau pergi tadi malam?”, tanya Boss Yang. 
Tak Gu terlihat bingung bagaimana menjawabnya dia tetap kekeuh bilang bukan dia yang mengacaukan dapur tapi dia tidak juga menjawab pertanyaan Boss Yang. Boss Yang semakin kesal karena Tak Gu tidak mau mengaku.
Jin Gu yang kalem akhirnya buka suara membantu Tak Gu, bilang bahwa tadi malam Tak Gu bersamanya karena ada hal yang mau dia bicarakan dengan Tak Gu: saya tidak berbohong!
Boss Yang mengkonfirmasi ke Tak Gu apakah benar Tak Gu bersama Jin Gu, 
takgu melirik jingu yang cool seperti bertanya2. jingu begitu menegaskan pengakuannya agar bos percaya, takgu terdiam sejenak tapi Tak Gu tidak mau menjawab dan dia tetap bilang bukan dia. duh padahal kesempatan bagus nih dah ditolong, masi aja ga mau terima bantuan, masi ngambek ya?
 Mi Sun justru merasa curiga pada Ma Jun yang jarinya terluka. Dia terus menatap Ma Jun, Ma Jun yang merasa dipandangi Mi Sun, balik melihat Mi Sun yang kemudian menundukkan kepalanya.
Semuanya lalu berkumpul di ruang keluarga, Kakek Bong menyatakan kalau hari itu mereka tidak akan membuka toko. Nyonya Boss dan Paman Gap Soo keberatan, Kakek tetap berkeras karena jika tidak bisa menjual roti yang tepat [lezat dan sehat] lebih baik mereka menutup toko untuk sementara. Kakek lalu menyuruh Boss Yang untuk membuat permintaan maaf pada pelanggan karena toko mereka hari itu tutup. Boss Yang mengerti. 
Paman Gap Soo masih saja mencurigai Tak Gu pelakunya, membuat Tak Gu serba salah. ia menatap takgu curiga mulu ampe takgu jadi putus asa dan mendesah berat melihat tatapan menyalahkan itu.. dah diduga dy pasti yang tertduh..



Tak Gu “sang tertuduh” sadar diri membereskan dapur yang berantakan dan mengamankan bahan yang masih bisa digunakan. Jin Gu datang membantu Tak Gu, tapi Tak Gu menolak dengan dingin.Dia masih belum bisa baikan dengan Jin Gu, Jin Gu mengerti dan bilang bagaimanapun juga dia adalah senior Tak Gu di Pal Bong Bakery itu, jadi dia ikut bertanggung jawab menjaga Tak Gu. Karena Tak Gu tidak ingin dibantu, maka Jin Gu pergi dan sebelumnya menyuruh Tak Gu untuk menjemur bahan roti agar bisa digunakan lagi. 
takgu sedang kesusahan. jingu juga sepertinya capek tuk berusaha menolong takgu karna bantuan sekecil apa pun takgu tak mau terima. sungguh anak yang keras kepala. bahkan kebohongannya juga ga diakuinya tadi..
Tak Gu yang bingung, mendengar alunan musik, dia mencari sumber suara seteah beres2. Dan menemukan Yu Kyung yang sedang duduk manis mendengarkan radio tape di toko. Tak Gu merasa sedikit terhibur tersenyum dan menghampiri Yu Kyung. dy kembali ceria dikit..



Yu Kyung cerita kalau lagu yang sedang mereka dengarkan itu adalah lagu kesukaan Yu Kyung, dinyanyikan oleh penyanyi Prancis, Edith Piaf. Tak Gu mencoba mengulang nama penyanyi itu, tapi dia kesusahan melafalkan namanya dan malah menyebut “pipa” (wkwkwk makluumm Tak Gu kan tidak sekolah, bahkan tidak lulus SD). Yu Kyung tersenyum melihat “keluguan” Tak Gu dan mengajari Tak Gu melafalkan Piaf. (Piaf ini dibacanya piape, lucu ya ^__^)
Tak Gu mendengarkan lagu itu dengan seksama, tapi kemudian dia bertanya pada Yu Kyung apa yang sedang dikatakan penyanyi itu karena dia tidak tahu artinya sama sekali. Yu Kyung lalu menjelaskan pada Tak Gu lirik lagu itu.
Yu Kyung : Aku tidak menyesali apapun. Aku tidak menyesali semuanya. Yang baik dan yang buruk telah terjadi padaku. Tidak masalah bagiku. Hal itu akan terbayar, terhapus dan terlupakan. Aku tidak peduli pada masa lalu. Aku akan mulai dari awal.
Tak Gu terus saja memandangi Yu Kyung, tapi saat Yu Kyung balik memandangnya Tak Gu grogi dan berpaling ke arah lain. Pelan-pelan, tangan Yu Kyung mendekati tangan Tak Gu dan menyentuhnya!!! Membuat Tak Gu kaget-kaget senang. Dia memandangi Yu Kyung yang memejamkan mata menghayati lagu Edith Piaf. (padahal backsoundnya lagu Geu Saram, huaaaa…) Tak Gu tentu saja dengan senang hati menyambut tangan Yu Kyung, jadi tangan mereka berdua saling pegangan dan saling menempel (panas…panas…)
Tentu saja sebagai pelengkap, kemesraan Tak Gu dan Yu Kyung itu disaksikan oleh Ma Jun dengan rasa iri dan cemburu. (matanya udah kayak yang mau nelen Tak Gu idup-idup ajah tuh) 
Rupanya, keadaan sedang berpihak pada Ma Jun. Dua polisi tadi sampai dan masuk ke Pal Bong Bakery, mereka melihat Yu Kyung dan Tak Gu. Yu Kyung yang menyadari mereka adalah polisi, refleks menunduk. Tak Gu langsung mengerti situasinya. Dia bilang kalau toko mereka sedang tutup. 
Polisi itu tidak menghiraukan Tak Gu dan memanggil,” Hei! Shin Yu Kyung! Itu kau kan? Shin Yu Kyung”.
Yu Kyung menoleh ketakutan, Tak Gu ketar-ketir. Polisi itu kemudian mendekati Yu Kyung. Ma Jun menguping semuanya.
Jae Bok terengah-engah melapor pada Boss Yang kalau mereka dalam masalah, karena polisi baru saja masuk ke Pal Bong Bakery. Boss Yang dan yang lainnya kaget dan langsung berlari ke bawah menuju PBB.
 Yu Kyung dibawa paksa oleh kedua polisi, dia meronta-ronta memanggil Tak Gu. Tak Gu mengejar Yu Kyung dan menghalangi polisi itu membawa Yu Kyung. Tak Gu tidak terima mereka menangkap Yu Kyung yang tidak bersalah. 
Polisi itu bilang mereka menangkap Yu Kyung karena Yu Kyung telah melanggar hukum. Dia minta Tak Gu untuk pergi. Tak Gu tentu saja melindungi Yu Kyung. Polisi itu malah mengancam akan memenjarakan Tak Gu. Asisten polisi itu akhirnya menarik paksa Yu Kyung dari tangan Tak Gu. Tak Gu jatuh karena didorong dengan kasarnya dan siap memukul polisi tadi, hanya saja Mi Sun dan rombongan datang. 
Mi Sun langsung teriak menghentikan Tak Gu. Dia memberi isyarat pada Tak Gu,”jangan lakukan!” (Mi Sun khawatir karena dia sudah sayang sama Tak Gu) Kepalan tangan Tak Gu tertahan di udara, lalu Tak Gu melihat mereka satu per satu. Nafasnya memburu, dia bimbang melihat Mi Sun dan tak tega melihat Yu Kyung yang meronta dipaksa polisi. Tak Gu ingat kata-kata Mi Sun dan ibunya.
Tak Gu dilemma…
Apakah yang akan dilakukan oleh Tak Gu?? Siapa yang akan dia pilih? Yoo Kyung atau Mi Sun?
 Tapi Tak Gu tetap tidak bisa membiarkan Yu Kyung dibawa oleh polisi-polisi itu, hingga akhirnya dia benar-benar meninju polisi itu hingga pingsan. Mi Sun menutup matanya, kesal. Yu Kyung juga kaget dengan reaksi Tak Gu. 
Setelah meninju polisi itu, Tak Gu terdiam, hujan turun. (kenapa selalu ada scene hujan turun ya?)Semua staff Pal Bong Bakery merasa kecewa dengan Tak Gu, tapi tidak dengan Ma Jun yang tersenyum sinis. Hal yang tidak diketahui Ma Jun adalah ternyata Kakek melihat senyuman sinisnya dari seberang rumah Pal Bong Bakery. (Ya ampun Ma Juunnn... bener-bener deh, ga habus pikir juga aku ama sifatnya dia). tuh karena kakek mengetahui sesuatu..
 Tak Gu akhirnya dimasukkan ke penjara. duh padahal tadi romantis2an diganggu polisi...



Yu Kyung juga dibawa ke ruang interogasi, dia berpapasan dengan Manager Han yang menjemput Ja Rim. Ja Rim akhirnya bebas, Yu Kyung memanggil Ja Rim, tapi Ja Rim pura-pura tidak mengenal Yu Kyung, dia terus jalan tanpa menghiraukan Yu Kyung. (Ja Rim masih ketakutan tuh, ntar kalau dia nyapa Yu Kyung takut ditangkap lagi)
 Ja Rim pulang ke rumah mewahnya, Nyonya Seo menyambut Ja Rim dan shock melihat putrinya itu begitu pucat. Ja Rim memanggil ibunya dengan lemas dan langsung memeluk ibunya, Ja Rim lalu pingsan. 
Ja Rim diperiksa oleh seorang dokter, Nyonya Seo menanyakan keadaan Ja Rim. Dokter itu mengatakan kalau Ja Rim sudah tidak tidur beberapa hari, jadi dia sensitif dan mengalami dehidrasi. 
Di saat seperti itu, Nyonya Seo justru ngomel-ngomel pada Ja Rim yang masih lemas: duh napa juga kau ikut organisasi seperti itu?!
jarim engalihkan pandangan dari ibunya dengan lesu.. napa ya? pasti cuma iseng doang..
Dokter menasehati Nyonya Seo agar membiarkan Ja Rim untuk istirahat dulu. (wajar juga ding kalau ngomel, namanya juga seorang ibu)
Setelah selesai memeriksa, dokter itu bangkit dan ternyata dia adalah Dokter Yoon, (ingat ga chingu? dia adalah dokter yang nolong ibunya Tak Gu waktu melahirkan dulu) terpancar aura misterius dari dokter itu..
Manager Han sempat terkejut saat melihat wajah Dokter Yoon. (tapi dia ga langsung ngenalin dokter Yoon, Manager Han lupa-lupa ingat tuh)
Manager Han turun dan melihat Dokter Yoon sedang berbicara dengan Bibi Gong. Manager Han lalu mendekati Dokter Yoon,”Tunggu sebentar dokter. Aku tidak pernah melihat anda sebelumnya, nama anda?”, tanya Manager Han ingin memastikan. 
“Anda bisa memanggil saya Dokter Yoon”, jawab Dokter Yoon tetap tenang tanpa melihat mata Manager Han. Dokter Yoon menjelaskan kalau dia menggantikan Dokter Ju [dokter keluarga GeoSung sebelumnya] untuk mengurus kesehatan keluarga Geo, dan Nyonya Seo sudah mengijinkannya. 
Dokter Yoon lalu pamit, tapi Manager Han menahannya lagi dan bertanya apakah mereka pernah bertemu sebelumnya. Dokter Yoon sempat terpaku, dia berbalik dan menjawab pertanyaan Manager Han dengan mantap,”Tidak, saya kira saya belum pernah melihat anda sebelumnya, tapi kita mungki n berpapasan saat di rumah sakit, Saya sudah bekerja di rumah sakit Direktur Ju selama lima tahun.” dy menatap man.han dengan lantang, duh padahal kalo gitu mestinya jangan terlalu pasang muka yah hihi..
Manager Han mengerti, meskipun dia masih merasa curiga, Dokter Yoon lalu pamit pulang.
Nyonya Seo memanggil Bibi Gong, Bibi Gong menyahut. Nyonya Seo marah karena Bibi Gong masih saja memanggilnya nyonya muda, padahal nyonya besar [nenek] sudah lama meninggal. Nyonya Seo menyuruh Bibi Gong membuat hidangan Prancis untuk menyambut kepulangan Ja Rim ke rumah. Manager Han pamit pergi ke kantor pada Nyonya Seo, Nyonya Seo menitip pesan agar Presdir bisa pulang lebih awal.
 Kakek mendatangi Ma Jun yang sedang ada di dapur Pal Bong Bakery. Kakek melihat ada adonan di meja dan bertanya pada Ma Jun,”Apa itu?”.
“Itu adalah adonan yang rusak tadi pagi. Aku mengambilnya untuk latihan”,jawab Ma Jun. wah sama kayak takgu memungut adonan yang kotor buat mainan hehe..
Kakek mengerti dan menyuruh Ma Jun untuk segera berlatih, Ma Jun bingung dan terlihat sedikit gugup. Kakek menyuruh Ma Jun untuk segera berlatih di depannya karena kakek ingin melihat. Ma Jun mengerti dan langsung berlatih dengan adonan rusak tadi. Ma Jun memang sangat cekatan dan terampil, gerakannya sudah seperti ahli roti sungguhan. Kakek sudah cukup melihat dan meminta Ma Jun berhenti.
Kakek : “Melihat betapa tanganmu cekatan dan cepat, kau memang terampil. Tetapi… roti adalah sesuatu yang dimakan oleh orang”. Ma Jun menganggukkan kepala mengerti.
Kakek : “Lalu, kenapa kau memakai pisau dalam hati orang yang membuat roti?”. 
Kali ini Ma Jun tidak mengerti maksud perkataan kakek. 
Kakek bertanya lagi dengan pandangan mata yang menusuk,”Apa kau bertanya karena kau tidak tahu?”. Kakek tampak kecewa dengan Ma Jun dan berkata lagi ”Aku akan tanya lagi padamu, apakah adonan di depanmu itu hidup atau mati?”. 
Ma Jun diam tak menjawab pertanyaan kakek. Kakek sudah hilang kesabaran pada Ma Jun hingga dia berteriak seraya menggebrak meja,”APAKAH ITU HIDUP ATAU MATI?”. Ma Jun gugup, tidak tahu harus menjawab apa.
Kakek melanjutkan [dan kali ini lebih lunak] : Bagi orang-orang biasa, mungkin itu hanya tepung dan adonan. Tapi untuk pembuat roti seperti kita, adonan itu adalah sesuatu yang hidup! Dan tadi malam, kau sudah membunuh semua makhluk hidup itu! Kau melakukan apa yang seharusnya tidak pernah dilakukan oleh pembuat roti!!
Ma Jun menampakkan muka kebingungan lagi. Kakek lalu mengeluarkan sapu tangan yang bernoda darah dan melemparkannya di depan Ma Jun. Ma Jun sangat terkejut melihat sapu tangan itu ada di tangan kakek.
Flashback
majun masuk terburu2 ke dapur sepertinya sangat geram dan penuh kebencian. Setelah mengobrak-abrik dapur Pal Bong Bakery, Ma Jun keluar dan meninggalkan sapu tangan yang digunakannnya untuk mengelap jarinya yang berdarah. Ma Jun dengan cerobohnya meninggalkan membuang bukti bahwa dia yang membuat dapur PBB seperti kapal pecah. Kakek yang mendengar keributan malam itu keluar dari rumah dan menemukan sapu tangan bernoda darah Ma Jun di jalan! Kakek langsung tahu kalau pemilik sapu tangan itu adalah Ma Jun, karena hanya Ma Jun satu-satunya orang yang memiliki sapu tangan mahal itu.
Flashback end
Kakek benar-benar marah pada Ma Jun, tapi Ma Jun dengan beraninya justru bilang,”Apakah anda akan menendangku keluar dari sini?”. Kakek menghela nafas tak percaya Ma Jun bisa bilang seperti itu.
Kakek : “Kau datang kemari karena kau ingin mendapatkan sertifikat pengakuanku?”. Ma Jun mengiyakan. Kakek : “Lalu, apakah kau ingat kalau untuk mendapatkan sertifikat itu, kau harus lulus tiga ujian?”.
Ma Jun mengiyakan lagi. 
Kakek : “Jadi, dua tahun dari sekarang. Jika kau bisa menunggu hingga waktu dua tahun itu, Aku akan mengijinkanmu mengikuti ujian itu”. 
Ma Jun protes dan tidak terima karena dia mendapat surat jawaban dari kakek yang menyatakan kalau dia bisa mengikuti ujian sertifikat itu tahun ini. Kakek menjelaskan kalau itu adalah hukuman untuk Ma Jun, hukuman karena melupakan kewajibannya sebagai seorang pembuat roti dan sudah membunuh adonan yang hidup, juga hukuman karena Ma Jun sudah mengkambing hitamkan orang lain [Tak Gu].
Kakek : “Jika kau tidak punya kepercayaan diri bahwa kau bisa menunggu waktu 2 tahun itu, kau boleh pergi kapanpun kau suka. Tapi, aku tidak akan mencegahmu”.
 Setelah memberi pelajaran pada Ma Jun, kakek lalu pergi dari dapur itu, meninggalkan Ma Jun yang menggumam marah,”Kau memintaku untuk membusuk di tempat ini selama 2 tahun?” , tapi dia langsung teringat perkataan Presdir tempo hari [Apakah kau percaya diri? Apakah kau percaya bahwa kau bisa mendapatkan pengakuan Guru?] (rasakan Ma Jun!! itu hukuman buatmu tauuu)
bug! majun yang kesal murka geram memukul meja.. dy pikir dirinya aman2 saja, padahal ketahuan kakek tuh n dikasi hukuman berat. makanya jangan jahat dun..
 Presdir menelepon ke rumah untuk menanyakan keadaan Ja Rim. Nyonya Seo yang mengangkat telepon itu menjawab kalau Ja Rim sudah baik-baik saja, Nyonya Seo sedang senang dan dia meminta suaminya untuk pulang lebih awal karena mereka akan berpesta. Presdir bilang kalau dia akan pulang terlambat karena masih ada pekerjaan yang harus dia selesaikan. Nyonya Seo memohon karena anak mereka sudah pulang dari penjara dan dia ingin merayakannya dengan makan bersama seluruh keluarga. Presdir mengatakan kalau dia tetap tidak bisa dan hanya menitip salam untuk Ja Rim, Presdir lalu menutup telepon. 
Mood Nyonya Seo langsung memburuk dan menyuruh Bibi Gong untuk membatalkan hidangan Prancisnya. 
Bibi Gong lalu bertanya takut-takut,”Apa yang harus saya lakukan dengan makanan untuk upacara peringatan? Minggu depan adalah peringatan kematian almarhumah Nyonya Besar, jadi…kan sebaiknya menantu yang merancangnya..”
Nyonya Seo yang sedang marah langsung memotong perkataan Bibi Gong dan menyuruh Bibi Gong yang mengatur semuanya, baik itu ulang tahun almarhum nenek maupun upacara peringatan kematiannya. Nyonya Seo tidak mau mengurusi semua itu karena saat nenek masih hidup, nenek tidak pernah memperlakukannya seperti seorang menantu. Maka dari itu, setelah nenek meninggal pun dia juga tidak akan berlaku selayaknya menantu pada nenek. Bibi Gong melihat Nyonya Seo yang melangkan pergi dan mengeluh, aigoo… (emang bener-bener menantu durhaka dia! huftt)
ny.seo: huh sudah meninggal, kenapa semua orang masi peduli padanya?
Nyonya Seo masuk ke kamar (dia sakit kepala, hihihi...tapi kok kasian juga sih sebenernya) dan melihat-lihat surat-surat untuknya. Dia membuka sebuah surat yg bertuliskan “kepada : Nyonya Muda” dan isi surat itu membuatnya shock tak percaya. 
Nyonya Seo bertanya pada Bibi Gong tentang surat itu dan memastikan tidak ada orang lain yang menyentuh suratnya sebelum dia. Bibi Gong bertanya pensaran apakah ada sesuatu yang salah. Nyonya Seo bilang tidak ada apa-apa dan menyuruh Bibi Gong melanjutkan pekerjaannya. Nyonya Seo membuka lagi kertas surat itu yang ternyata bertuliskan “PEMBUNUH”, Nyonya Seo ketakutan.
 Telepon di kantor Presdir terus bordering, tapi tidak ada yang mengangkat. Rupanya, presiden sedang keluar, Manager Han lalu mengangkat telepon itu dan ternyata si penelepon adalah Jin Gu. Jin Gu langsung bicara panjang lebar, dia tidak tahu kalau yang mengangkat telepon bukan Presdir sendiri melainkan Manager Han, 
Jin Gu : Ini aku, Presdir. Aku Choi Jin Gu. Apa anda mengingatku? Aku tidak punya waktu lagi untuk ragu-ragu, jadi aku segera menghubungi Anda. Tak Gu, anak Kim Mi Sun yang tinggal di Cheongsan. Dia di penjara sekarang. Anda harus membantunya Presdir. Manager Han terkejut mendengar nama Tak Gu disebut.
 Sementara itu, di sel penjara Tak Gu cemas bukan main memikirkan keadaan Yu Kyung. 
Yu Kyung sedang diinterogasi oleh polisi [yang ditinju oleh Tak Gu]. Polisi itu memeriksa resume Yu Kyung dan berkomentar Yu Kyung adalah CV Yu Kyung sangat mengesankan meskipun dia berasal dari panti asuhan, tapi polisi itu heran kenapa seorang mahasiswa pintar seperti Yu Kyung bisa melakukan hal yang bodoh dengan mengikuti gerakan mahasiswa yang dilarang pemerintah. 
Yu Kyung berujar bahwa dia hanya ingin menunjukkan bahwa orang seperti dia [yang berasal dari panti asuhan] bisa mengubah dunia yang penuh dengan ketidak adilan. 
Polisi itu tersenyum meremehkan kata-kata Yu Kyung. Dia lalu member nasehat pada Yu Kyung, “Jangan mencoba untuk mengubah dunia. Jika kau masih merasa tidak adil dan frustasi, kau bisa berubah. Jika kau menjadi seseorang yang mempunyai [kekayaan], maka dunia akan berubah dengan sendirinya. Itulah hidup”. 
Yu Kyung terhenyak mendengar perkataan polisi itu. [kelak, kata-kata polisi inilah yang akan sangat berpengaruh terhadap jalan hidup yang dipilih Yu Kyung].
 Manager Han menemui Jin Gu sesuai tempat perjanjian, Jin Gu terkejut melihat bukan Presdir yang datang. Manager Han menanyakan tentang Tak Gu, dia juga menjelaskan presdir sangat sibuk, jadi dia datang untuk menggantikan Presdir. Jin Gu tidak akan mengatakan apapun tentang Tak Gu kalau bukan Presdir sendiri yang datang. 
Manager Han menghentikan Jin Gu,”Aku dengar, panggilanmu adalah kincir angin dan seorang preman di Cheongsan. Dan kau merawat adik perempuanmu yang sakit. Sepertinya kau mengalamu hidup yang susah dan keras. Tidak perlu waspada terhadapku. Aku hanya ingin menjalin hubungan baik denganmu mulai sekarang”. [Rupanya setelah mendapat telepon dari Jin Gu saat di kantor Presdir, Manager Han sudah menyelidiki latar belakang Jin Gu dan mencoba menggaet Jin Gu sebagai anak buahnya]
 Akhirnya Tak Gu keluar juga dari penjara, dan Mi Sun sudah menunggunya di depan pintu dengan muka cemberut, tapi sesaat kemudian Mi Sun tersenyum manis pada Tak Gu.
Ma Jun menguping pembicaraan Boss Yang dengan kakek tentang Tak Gu. Boss Yang mendapat telepon dari Mi Sun bahwa Tak Gu sudah dibebaskan. Kakek merasa senang, “itu bagus”. 
Boss Yang bertanya penasaran pada Kakek, mengapa kakek masih menjaga Tak Gu di PBB, bahkan kakek memberikan jaminan yang besar agar Tak Gu bisa dibebaskan dari penjara, apakah Tak Gu layak mendapatkan semua itu. 
Kakek menjawab dengan tenang bahwa dia tidak tahu apakah Tak Gu layak atau tidak, tapi dia penasaran, penasaran apakah yang akan terjadi pada Tak Gu di masa depan.
Ma Jun semakin iri pada Tak Gu setelah mendengar perkataan Kakek tadi, dia teringat lagi betapa Presdir dan Yu Kyung sangat menyukai Tak Gu,”Bagaimana? Kenapa? Kenapa semua orang menyukainya seperti itu? Kenapa? Kim Tak Gu… apa kau benar-benar hebat? Benarkah?”. Ma Jun tersenyum licik, dia memikirkan suatu rencana untuk membuat Tak Gu menderita. (udah firasat buruk nih)
Di toko PBB, Mi Sun menyodorkan tahu putih pada Tak Gu dan menyuruh Tak Gu untuk memakannya. Tak Gu diam, tidak juga mengambil tahu itu. Mi Sun menyuruh Tak Gu untuk makan tahu itu agar bisa menghilangkan kesialannya. [di Korea memang ada tradisi makan tahu bagi orang yang baru keluar dari penjara, karena mereka menganggap bahwa itu bisa menghilangkan kesialan, tapi aku masih heran juga, emang hubungannya apa ya? ko bisa ngilangin kesialan]
Tak Gu bahkan tidak memandang tahu itu, tapi dia malah bilang,”Itu terakhir kalinya. Pukulan yang aku keluarkan di depan Yu Kyung. Itu adalah pukulan terakhirku”, tekad Tak Gu. Tak Gu lalu bangkit dan mengambil tas yang disimpannya di PBB.
”Apa itu?”, tanya Mi Sun. 
“Barangku yang tertinggal di kedai kopi [di Incheon]” Tak Gu mencari sesuatu di dalam tas itu dan mengambil sebuah bingkai foto, fotonya dan ibunya saat Tak Gu masih kecil. Dia menyodorkannya pada Mi Sun agar Mi Sun bisa melihat.
Tak Gu : Itu adalah ibuku. Nama ibuku juga Mi Sun, Kim Mi Sun. Ibuku mengatakan hal yang sama seperti yang kau katakan bebarapa waktu lalu. [Kekerasan seharusnya menjadi pertahanan terakhir. Itu baru lelaki sejati] Aku tidak akan pernah lagi menggunakan kekerasan. Aku bersumpah atas nama ibuku.
Mi Sun kali ini mengerti kalau ternyata Tak Gu meninggalkan PBB malam lalu adalah untuk mengambil tasnya. 
Tak Gu mengiyakan, dia tidak bilang jujur kala itu karena dia pikir Mi Sun tidak akan percaya padanya kalau dia tidak menunjukkan foto itu sebagai bukti. 
Tak Gu : Meskipun aku tidak menggunakan kekerasan, aku pikir aku masih bisa menang dalam hidup ini. 
Mi Sun tersenyum senang dan membenarkan kata-kata Tak Gu. Setelah menyelesaikan salah pahamnya, Tak Gu lalu makan tahu putih tadi dengan rakus.
Mi Sun menenangkan Tak Gu,”Jangan khawatirkan Yu Kyung, dia akan baik-baik saja”. 
“Jika Yu Kyung bisa dibebaskan dengan selamat. Aku bisa melakukan apapun”, kata Tak Gu pedih. [sepertinya] Mi Sun merasa sedikit cemburu dengan kata-kata Tak Gu barusan. Tak Gu tersenyum dan berterima kasih atas perhatian Mi Sun, Mi Sun balas tersenyum pada Tak Gu. (Aahhh… akhirnya mereka berdua baikan juga…)
Ma Jun menampakkan diri dan memanggil Tak Gu untuk bicara berdua di luar. Ma Jun berkata kalau dia bisa membantu Tak Gu untuk membebaskan Yu Kyung, tentu saja Tak Gu langsung bersemangat. Tapi Ma Jun juga tidak akan membantu secara cuma-cuma karena dia punya syarat untuk Tak Gu.



Ma Jun : Mulai saat ini, kau harus serius berpikir tentang roti. Tidak bingung dan setengah hati. Keluarkan semua kemampuanmu dan lakukan yang terbaik untuk belajar tentang membuat roti. Kemudian, setelah 2 tahun kau akan bertanding melawanku. Dan selama 2 tahun itu, hapuslah semua hal tentang Shin Yu Kyung dari pikiranmu. Bahkan jika dia sudah bebas, berjanjilah kau tidak akan pernah bertemu dengannya. Jika kau akan bersaing denganku, pikirkan cara untuk menyelesaikannya.
Tak Gu kaget tak percaya dengan kata-kata Ma Jun. Dia juga tidak habis pikir dengan syarat tak masuk akal yang diajukan oleh Ma Jun, dan mengapa harus dirinya. Ma Jun bilang kalau dia hanya ingin tahu seberapa hebat Tak Gu meskipun hal itu memang tidak masuk akal, tapi setiap kali dia melihat Tak Gu, yang ada dalam dirinya hanya keinginan untuk bersaing dan mengalahkan Tak Gu.
Tak Gu sangat marah mendengar omongan Ma Jun, dia jelas-jelas menolak dan tidak akan melakukan semua hal itu. Dia tidak akan mau melupakan Yu Kyung selama 2 tahun karena Yu Kyung adalah orang yang sangat berharga untuknya. Tak Gu lalu melangkah pergi. Dan ternyata… Mi Sun mendengarkan semua pembicaraan kedua lelaki itu dari balik tembok.
Paginya, Tak Gu bingung memikirkan syarat Ma Jun. Dia tetap berpikir kalau semua yang diajukan Ma Jun tidak masuk akal. Tak Gu lalu teringat kata-kata Paman Gap Soo dan Jae Bok yang menyeramkan tentang orang yang dipenjara karena menentang negara. Tak Gu sangat-sangat bingung.
 Malamnya, dia datang ke penjara dan memandangi jendela tempat Yu Kyung ditahan. Tak Gu menghentikan sebuah taksi yang lewat. Yu Kyung yang meringkuk di penjara dalam kegelapan, mendengar alunan musik Edith Piaf favoritnya. Rupanya Tak Gu menyewa taksi itu dan menyetel musik Edith Piaf agar Yu Kyung bisa tenang dan terhibur. (Huwaa....melting aku, Tak Gu so sweet bangetm so romantic) Yu Kyung mendengarkan lagu itu dan seperti memandang ke kejauhan. Yu Kyung ingat Tak Gu.
 Mata Tak Gu berkaca-kaca, dia benar-benar tak tega dan akhirnya memutuskan untuk memenuhi semua syarat Ma Jun agar Yu Kyung bisa bebas dari penjara. Tak Gu mendatangi Ma Jun yang sedang beres-beres di dapur, Tak Gu menerima semua syarat Ma Jun. menang lu majun..
Ma Jun gerak cepat, dia langsung menghubungi Manager Han dan memintanya untuk membebaskan temannya yang sedang di penjara bagaimanapun caranya.
 Pintu sel Yu Kyung dibuka, Yu Kyung terbangun dan melihat Ma Jun berdiri di depan pintu itu. Tak Gu menunggu di luar penjara. Yu Kyung yang melihat Tak Gu langsung menghambur ke arah Tak Gu dan memeluknya. Yu Kyung bertanya bagaimana Tak Gu bisa ada di situ [dan kenapa dia bisa dibebaskan].
 Ma Jun mengingatkan Tak Gu,”Aku sudah menepati semua janjiku sekarang, Kim Tak Gu”.
 Tak Gu yang semula akan menyentuh wajah Yu Kyung mengurungkan niatnya, dia menurunkan tangannya dan menatap Yu Kyung dengan sedih dan perasaannya campur aduk. 
Yu Kyung bingung, dia bertanya pada Tak Gu,”Apa yang dia maksud? Janji? Janji apa?”.
Tak Gu menjelaskan dengan mata berkaca-kaca : Mulai sekarang, aku tidak akan bertemu denganmu untuk sementara waktu. Mulai sekarang, aku akan focus untuk belajar membuat roti selama 2 tahun. Jadi, setelah aku menjadi pembuat roti sejati, aku akan menemuimu lagi. Tak apakan?
Yu Kyung juga menahan air matanya, “Tak Gu…”
Tak Gu sebenarnya tidak kuat lagi, dia juga tidak tega, tidak mau berpisah dengan Yu Kyung selama itu, tapi dia berusaha tegar. Tak Gu minta Yu Kyung juga menguatkannya,”Tolong katakan, itu tak apa kan Yu Kyung a?” Yu Kyung tak bisa berkata-kata, hanya mata mereka berdua yang saling menatap. Tak Gu menyambung lagi,”Itu hanya 2 tahun, kita sudah terpisah selama 12 tahun. 2 tahun akan berlalu dengan cepat. Itu akan terlewati dalam sekejap mata. Jadi…”
Yu Kyung memotong, dia ingin tahu apa yang dijanjikan Tak Gu pada Ma Jun, Yu Kyung berteriak meminta penjelasan. 
Tak Gu : Yu Kyung… Dalam kehidupanku yang tanpa ibuku, satu-satunya alasanku untuk hidup adalah dirimu. Mengerti? Makanlah dengan baik dan jangan sakit. Ya?(backsoundnya passs bangetss, geu saram)
 Tak Gu tak bisa lagi menahan air matanya dan tidak kuat lagi memandang Yu Kyung. Tak Gu berbalik dan pergi, meninggalkan Yu Kyung yang juga menangis. Yu Kyung masih belum bisa terima, dia memanggil nama Tak Gu. Tak Gu yang mendengar namanya disebut Yu Kyung,menghentikan langkahnya… dan berbalik, jalan ke arah Yu Kyung dan langsung TETTTTT….



Ma Jun melihat pemandangan itu dengan benci

http://www.facebook.com/photo.php?fbid=194446597294042&set=a.192156097523092.48749.115414481863921&type=1&theater

Jumat, 28 Oktober 2011

BREAD LOVE AND DREAMS (10)

[Awal episode 10 dimulai dengan cerita masa lalu Yu Kyung setelah ayahnya dipenjara]
[Flashback] Yu Kyung akhirnya tinggal dipanti asuhan, saat ia merapikan pakaiannya, ia melihat uang yang ia ambil dari ayahnya. ia lalu mengambil uang itu dan terlihat ragu, akan kuapakan uang ini.
Ketika Yu Kyung berjalan disebuah trotoar, ia melihat keluarga pengemis dan tanpa ragu-ragu uangsegepok  itu ia berikan pada keluarga pengemis. [pengemisnya bingung kok ngasihnya banyak banget]
Bapak pengemis menghampiri Yu Kyung. “Nak uang yang kau berikan terlalu banyak” seru bapak pengemis.
“Aku sudah tidak bisa menyimpan uang itu, jadi paman bisa menggunakannya”.
Bapak pengemis itu terharu dengan kemurahan hati Yu Kyung. Ia kemudian memberikan Yu Kyung topi [topi itu yang sering digunakan Yu Kyung]. “Kau pasti akan menjadi anak yang baik ketika kau besar, kau akan membantu orang miskin dan orang yang membutuhkan pertolongan” seru bapak pengemis. Yu Kyung tersenyum2 cerah sambil mengenakan topi itu dan melanjutkan perjalanannya.
beberapa tahun kemudian, Pengumuman hasil ujian telah keluar, Yu Kyung menjadi mahasiswa terbaik.
Yu Kyung terlihat mencari sesuatu di perpustakaan.
“Apa ini yang kau cari?" Tanya Ja Rim sambil menyodorkan topi Yu Kyung. Ja Rim memperkenalkan dirinya. Ia mengatakan maksudnya untuk bergabung dengan organisasi yang di pimpin Yu Kyung.
Yu Kyung tidak mengatakan apapun. Tiba-tiba dia terdiam. “Apa kau yang menuliskan namaku ditopi ini” Tanya Yu Kyung.
“Aku takut kau akan melupakannya oleh sebab itu aku menuliskannya” kata Ja Rim tersenyum. [Flashback end]
Tak Goo tersadar dari pinsannya, ia melihat Yu Kyung yang sedang memasak. Yu Kyung kaget Tak Goo sudah sadar dan berada dibelakangnya.
“Apa kau benar-benar Yu Kyung?" Tanya Tak Goo tak percaya.
“Ya” angguk Yu Kyung. Tiba-tiba Tak Goo mendekat dan memegang nya kemudian memeluknya.
“Ternyata ini benar, aku takut aku bermimpi” kata Tak Goo.suasana terlihat begitu romantis karna takgu memeluk yukyung kangen dari belakang.
Tiba-tiba suara perut Tak Goo berbunyi.



“Maaf, aku belum makan selama 2 hari” kata Tak Goo sambil memegang perutnya. Yu Kyung tersenyum.
Keluarga Goo pulang lebih awal. Namun presdir pergi lagi dan menyuruh anak-anaknya untuk istirahat, Ny. Seo terlihat tidak senang kemudian masuk meninggalkan anak-anaknya.
“Oh,mengapa suasana ini selalu terjadi, aku tak suka”keluh Ja Rim.
“Hanya kau yang membuat suasana seperti itu, segera pergi untuk minta maaf pada temanmu” pinta Ja Kyung.
Ja Rim meminta bantuan Ma Jun untuk menemainya, namun Ma Jun menolak karena ia harus pergi.
“Jangan pergi Ma Jun, kondisi perusahaan sedang tidak baik” kata Ja Kyung.
Ma Jun tertawa tipis. “Mengapa kau tidak laki-laki saja kak, mungkin kau akan lebih baik untuk dapat melakukan itu semua” kata Ma Jun. “Aku yakin ayah mengharapkanku untuk melakukan yang terbaik” seru Ma Jun sambil tersenyum kemudian meniggalkan kedua kakaknya.
Presdir sangat marah pada manager Han karena ia tidak memberitahukan tentang ulah istrinya membeli saham direktur Choi, manager Han berbohong dan mengatakan tidak mengetahui tentang informasi itu. [ya iyalah, manager Han itu lebih setia ma Ny. Seo]. Presdir mengacam bila manager Han tidak bisa menyelesaikan masalah ini, ia akan bertanggung jawab atas semua yang terjadi. Tanpa di duga Ma Jun mendengarkan pembicaraan mereka berdua.
Akhirnya Tak Goo bisa makan setelah ia kelaparan selama 2 hari. “Masakanmu sangat enak” seru Tak Goo.
Yu Kyung tersenyum “ seharusnya aku memasakkanmu nasi lebih banyak”.
Tak Goo memuji Yu Kyung karena dia dapat bersekolah di Hankuk university yang bukunya semua menggunakan bahasa inggris.ia melihat buku2 itu dengan takjub.
“Bagaimana dengamu, aku dengar kau keluar dari rumah?” Tanya Yu Kyung.
“Oh aku kerja di toko roti terkenal di Incheon bersama seseorang yang berasal dari Jepang, kita mengikuti tes bersama” jawab Tak Goo.
“Bagaimana dengan ibumu?" tanya Yu Kyung.
Tak Goo tertegn sambil mengentikan makannya dan dengan sedih mengatakan: aku masih mencarinya.
“Maafkan aku seharusnya aku tidak tanya itu” seru Yu Kyung menyesal. "tapi kenapa tak bikin iklan aja di koran?"
aha, tak terpikirkan hal itu oleh takgu, dy kan oon hehe...
Usai makan, Tak Goo berpamitan. “Yu Kyung apa kita akan bertemu lagi, berikanlah nomor hpmu, aku akan meneleponmu” kata Tak Goo. "kita ketemuan di sini ya..."
“tentu saja kita akan bertemu, aku akan menemuimu di toko roti, jangan di sini” jawab Yu Kyung.
Tak Goo kemudian pergi dan melambaikan tangannya dengan riang. slalu tersenyum tiap saat. duh dah segar bugar padahal habis dipukulin tadi sore, cepet amat pulihnya hehe. uda bisa berjalan dengan tegap kembali...
Sementara itu Mi Sun masih berusaha membuat cake, “Ini yang keempat, aku harap ini akan berhasil” harap Mi Sun.
Usai membuat cake Mi Sun menutup tokonya, tak sengaja ia melihat Ma Jun yang sedang berdiri didepan toko. Mi Sun mengingat apa yang terjadi kemarin malam bersama Ma Jun [baca episode 9 saat Ma Jum melap bibir Mi Sun]. Mi Sun berusaha pergi tanpa Ma Jun ketahui, namun sayang ia ketahuan. [haha lucu banget si Mi Sun]
“Apa kau Mi Sun? tanya Ma Jun.
“Ya” jawab Mi Sun gugup.
“Apa kau membuat kue yang ke 4? Bisakah aku mencobanya lagi”tanya Ma Jub menggoda.
Mi Sun terlihat gugup. Ma Jun semakin mendekat ke muka Mi Sun sambil tersenyum.”Ohh,,panas sekali, aku pergi duluan” kata Mi Sun lalu meninggalkan Ma Jun.
majun tersenyum geli akan salah tingkah misun, hihi,manisnya senyumnya. senyum2 lebut.
Sebelum Ma Jun masuk. Ia melihat Tak Goo dengan pandangan tidak senang.
“Hai Seo Tae Jo, ini aku” sapa Tak Goo. kembali lagi niye..
Sementara itu kakek masih istirahat dengan mendengarkan lagu-lagu lama.
Tak Goo masuk lalu disidang oleh Tuan Yang.ga dibiarkan masuk begitu saja hehe..
“Mengapa kau kembali?" tanya Tuan Yang.
“Karena aku lulus tes” jawab Tak Goo santai.
”setelah lulus,  pergi tanpa pemberitahuan, ini bukanhotel yang bisa kau masuki sesukamu, bahkan bila kau lulus tes 100 kali, aku tidak akan menerimamu kembali jadi pergilah dari sini” kata Tuan Yang serius.
“Aku tidak mau. siapa juga yang anggap ini hotel” seru Tak Goo yang mau masuk lagi. "minngir"
Tuan Yang marah dan melempar Tak Goo keluar.yah si bosnya badannya besar jadi takgu ga bisa menerobos masuk gitu aja.. sekali libas yah orang akan terpelanting..
Sementara itu kakek mendengar keributan yang timbul olehnya.
Tuan Yang masuk rumah, didepan pintu sudah ada Jin Goo. Ia meminta Tuan Yang memaafkan Tak Goo. Tuan yang mengatakan ia tidak bisa menerima bila seseorang menganggap belajar membuat kue adalah sebuah permainan karena menurutnya membuat kue adalah kebanggaan tuan Yang.
bos: aku tak bisa menerima orang yang sudah kasar dengan roti...
Tuan Yang berharap Jin Goo tidak salah paham.
Sementara diluar rumah Tak Goo masih tak menyerah “Kau pikir aku akan menyerah dengan mudah” kata Tak Goo kemudian pergi ke suatu tempat. kemana?
Alarm Mi Sun berbunyi. Mi Sun terbangun setengah sadar, betapa terkejutnya ia melihat Ma Jun berada di kamarnya.
“Tae Jo apa yang kau lakukan disini” Tanya Mi Sun panick
“Kau tahu aku kesini untuk siapa” jawab Ma Jun tersenyum. Ma Jun kemudian mendekati Mi Sun dan bersiap menciumnya. deg2..
“Mi Sun, apa yang kau lakukan apa kau bermimpi” kata ibu Mi Sun sambil membangunkan Mi Sun.Mi Sun kaget. “Apa kau tidak ke toko, ini sudah jam berapa” kata ibu Min Sun.
“Ya Tuhan, aku bisa gila, jika aku terlambat bisa-bisa ayah akan memotong gajiku lagi”. Mi Sun lalu bergegas ganti pakaian dan menuju toko.
Mi Sun masuk ruang dapur roti dengan mengendap-endap. Dan merasakan ada sesuatu yang berbeda. Tuan Yang dan stafnya sedang berdiri dan melihat Tak Goo yang sedang membersihkan semua perabot. untunng ga dimarain yah karna terlambat, bahkan ga ketahuan karna semua perhatian tertuju pada takgu..
“Oh kalian semua disini, kalian tahu siapa yang membersihkan ini semua? Itu adalah aku” kata Tak Goo bangga.
Mi Sun melihat sekeliling dapur dan memang sangat kinclong. Tuan Yang memandangi Tak Goo tanpa kata-kata.
“Posisi” teriak Tuan Yang. Semua para staf berbaris termasuk Tak Goo. Tuang Yang membagikan tugas pada semua staf kecuali Tak Goo yang tentu saja masih dengan pakaian dekilnya. Mereka semua mulai mengerjakan tugasnya. kasian.. padahal uda dibersihkan dapur, masih aja belum diterima.. dy dicuekin..
Tak Goo mendekati tuan Yang yang sedang mengambil adonan dengan riang. bos masih cuekin dengan dingin. Maksud hati ingin membantu adonan yang dibawa tuan Yang malah jatuh. Semua staff kaget.takgu juga merasa bersalah telah berbuat kesalahan. mati ni bakal dimarain bos. tapi bos seperti berusaha menahan amarah, geram dan terus memasang wajah dinginnya. ia mendelik.
takgu segera memungut adonan itu.Jin Goo ang kasian ingin membantu Tak Goo namun ia menolaknya, menepisnnya dengan kesal.
takgu: ah, pergi, ga usah bantuin aku..
Akhirnya tuan Yang menyuruh Mi Sun dan Ma Jun untuk membatalkan pesanan, Gap Soo membeli bahan kue lagi. Tuan Yang lalu menyuruh Tak Goo keluar. [haha tuan Yang itu sebenernya pingin marah, tapi ditahan]
bos kelihatan kalem dan berusaha sabar, ia berkata tegas hihi: keluar! jangan bikin kekacauan lagi di sini. di sini bukan tempatmu..
Tak Goo kemudian meninggalkan ruangan dan duduk di depan toko dengan sedihnya. keberadaannya masih tak diterima. (kalo aku dah nangis tuh) Tak Goo memegang adonan dengan lembut. Semakin ia setuh, semakin ia tertarik untuk memegang adonan.



Manager Han menemui Ny Seo yang sedang bermain Golf.
“Darimana kau mendapatkan untuk membeli saham direktur Choi” Tanya manager Han.
“Apa aku harus mengatakannya padamu?”jawab Ny Seo. “Aku menyuruhmu untuk mencari Ma Jun, namun kau tak mendengar kata2ku, jadi aku tidak ingin mengatakan apapun padamu tentang saham direktur Choi”seru Ny Seo.
“Aku hanya ini mengatakan bahwa kau melakukan hal yang  benar”.
“Apa yang yang tidak beres?" Tanya Ny Seo.
“Aku tidak akan mengatakannya padamu” jawab Manager Han. [hahaha gantian manager Han bilang gitu].
“Katakan apapun padaku” pinta Ny Seo bersikeras.
“Anak itu telah kembali, Kim Tak Goo telah kembali” kata manager Han.
Ny Seo terkejut.
“Kita harus menghentikannya, sebelum presdir menemukannya” kata Manager Han.
“Kau harus menghentikan anak itu apapun caranya, bahkan kalau perlu dengan hidupmu” pinta Ny Seo sinis.
Ny Seo terlihat cemas, ia hanya mondar amdir di ruang kantor sambil memikirkan sesuatu.
Ny Seo lalu menemui presdir.
“Apa yang membawamu kesini?" Tanya presdir.
“Biarkan Ma Jun untuk bekerja disini, aku pikir inilah saatnya dia belajar untuk menjalankan bisnismu” kata Ny Seo.
“Apa tujuanmu melakukan ini semua?" Tanya presdir.
“kau akan mengetahuinya 2 minggu lagi saat rapat pemegang saham” jawab Ny Seo lalu meninggalkan presdir.
Presdir memegang tangan Ny Seo. “Kau pikir perusahaan ini lelucon?" Tanya presdir marah.
“ini semua tergantung akan keputusanmu, sebagai istri aku merasa telah melakukan yang benar” kata Ny Seo lalu meninggalkan presdir. Ketika Ny Seo membuka pintu, manager Han telah berdiri didepan pintu.
Kakek Pal Bong pergi ke toko roti, ia terhenti sejenak melihat adonan2 cantik bentuk kue ditangga.rotinya kayak lagi dijemur hihi.. lucu deh kelakukan takgu..



Tak Goo datang. “Hah kakek aku akan membersihkannya, hari ini aku menjatuhkannya, jadi aku menggunakannya untuk mainan” kata Tak Goo sambil memungutinya, masih riang. dasar iseng ajah tuh anak, udah diusir karna menjatuhkan adonan malah pergi main2.
“Apa kau yang membuat ini, buatlah lagi didepanku” kata kakek serius.
“Apa?" Kata Tak Goo seakan tak percaya.
Kakek membawa Tak Goo masuk kerumah, ia meminta Tak Goo memperagakan bagaimana ia membuat bentuk roti seperti yang ia lihat ditangga. Tak Goo terlihat bingung. Tak Goo kemudian memperagakannya seperti yang pernah ayahnya lakukan, Tak Goo menekan perutnya lalu merasakan udara yang ada disekitarnya. Kakek melihatnya dengan seksama.
Tak Goo kemudian mengambil spray air dan menyemprotkan air ke udara.wohoho tindak tanduknya menggelikan, kirain mau ambil apa di bawah meja karna pandangannya begitu serius rupanya dy mau semprot2 ke ruangan.
“Apa yang kau lakukan?" Tanya kakek.
“Oh udara terlalu kering, makanya aku membuatnya agar sedikit lembab” jawab Tak Goo.
“Bagaimana kau tahu itu?" Tanya kakek.
Tak Goo pun bercerita ia telah bekerja di adonan kue selama 5 tahun oleh sebeb itu dia tahu semuanya. Kakek pun melihat Tak Goo memperkirakan berat adonan 500 gr. ternyata takgu bekerja juga sebelumnya.
“Mengapa kau dengan percaya diri memperkirakan beratnya?”.
Tak Goo pun menjawab bahwa dia bekerja di penjualan daging babi, dia terbiasa merasakan memegang berat 500gr.
Kakek melihat hasil buatan Tak Goo dengan kagum. “Jadi kau bisa dikatakan kau memperoleh ini semuaberkat pengalamanmu selama 12 tahun?" Tanya kakek.
“Ya” jawab Tak Goo.
“Bukannya kau bilang kau membenci roti?" Tanya kakek.
“Aku tidak bisa membencinya, karena itu semua bagian dari memoriku” kata Tak Goo.
Kakekpun menyuruh Tak Goo keluar. kakek tertarik pada keistimewaan yang dimiliki takgu..
Tak Goo keluar rumah ketika Gap So membantu Jae Bok mengantar roti.
“Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Gap So.
takgu terlihat mengendus2 sesuatu. “uhuhmm,,,apa kau mencium sesuatu? Baunya tak sedap “ Tanya Tak Goo sambil mengendus2.
“Apa yang kau cium, apa kau mau bilang kau mencium bau pria tua” kata Gap So marah.
Tak Goo mendekat pada Gap So dan mengedus2 badannya.
“Hei apa yang kau lakukan aku ini masih virgin” seru Gap So. [bhwahahha,,aku ketawa Gap So bilang gitu]
Tak Goo masuk kedapur roti dan masih mencari bau2 yang tidak sedap. ia jadi perhatian staff.
“Apa yang kau lakukan disini, segera pergi” kata tuan Yang garang.
“Tunggu sebentar” kata Tak Goo sambil mencari2. Tak Goo melihat mangkuk berisi bekas coklat, lalu ia menciumnya. “Oww,,baunya dari sini” kata Tak Goo.
“Apa yang kau katakan?”Tanya Tuan Yang.
“Baunya yang tak sedap itu berasal dari sini” kata Tak Goo.
Tuan Yang menyicipi coklat itu, kemudian menyuruh Mi Sun untuk merasakannya juga.kan misun indra pengecapnya canggih.
“Rasanya memang sedikit berbeda ayah, ini hampir basi” jawab Mi Sun.
Tuan Yang menyuruh Jin Goo untuk menjemput Jae Bok dan mencancel pesanan.
“Hei bukankah roti itu buat anak2 dirumah sakit?mereka telah menunggu, kasihan bila dibatalkan” kata Tak Goo.
Tuan Yang berpikir sejenak kemudian mengatakan pada Mi Sun untuk pergi kerumah sakit untuk menjelaskan apa yang terjadi. Menyuruh Gap So membuat adonan baru.
“Dan kau Tak Goo,,,” kata tuan Yang belum selesai.
“Ya ya aku tau, aku akan pergi” kata Tak Goo malas.
“Pergilah bersam Mi Sun kerumah sakit” kata tuan Yang.
Tak Goo dan yang lainnya terkejut.
“Apakah ini artinya aku bisa tinggal disini?" Tanya Tak Goo tersenyum girang.
“Jangan main2 denganku, jadi jangan buat masalah lagi” kata Tuan Yang ga to the point.
“Siap, aku akan kembali” kata Tak Goo hepy sambil hormat. hoho, pergi sama misun. Sementara itu Ma Jun terlihat tak senang. mereka pun meluncur..
Ja Rim mendatangi Yu Kyung untuk meminta maaf atas kejadian dipesta.
Tiba2 temannya datang dan menyuruh Yu Kyung untuk bersembunyi karena seniornya Jae Bo telah ditanggap. Yu Kyung pun mnyuruh Ja Rim segera pulang. [Yu Kyung itu terlibat organisasi illegal, isunya ialah menentang pemerintahan, tapi belum dijelaskan secara rinci].
jarim kepanikan: duh gemana ni?
yukyung: seharusnya sebelum kau ikut organisasi ini mestinya kau siap mental akan hal ini.
jarim: terus kau mau ke mana?
yukyung terlihat memikirkan suatu tempat. pasti ke sana..
Sementara itu Mi Sun dan Tak Goo telah melakukan tugasnya dari rumah sakit.
“Mengapa kau kembali, jika aku jadi kau aku tidak akan kembali setelah apa yang telah terjadi” kata Mi Sun.
“Bisakah aku memasang pengumuman di Koran dengan tulisan Kim Tak Goo mencari ibunya” kata Tak Goo.
“Tapi bukankah ibumu sudah…”.
“Aku tak akan menyerah sebelum aku melihat mayatnya sendiri, aku akan terus berusaha” kata Tak Goo. [oya Chingu ada yang lucu, Tak Goo ditanyai Mi Sun, kamu ini Doggy atau manusia, biasanya orang tau sesuatu rasa itu dengan mencicipnya namun mengapa Tak Goo dengan hanya menciumnya. hhi].
takgu terinspirasi kata2 yukyung yang menyuruh takgu mencari ibunya dengan memasang iklan di koran. iklan itukan mahal, makanya dy mau kembali dan bekerja dapatkan uang.
Ja Rim berjalan pulang dengan hati2, tanpa ia sadari ada beberapa orang yang mengikutinya. Tanpa ia sadari kedua orang itu telah berada didepan Ja Ri.
“Apa kau Ja Rim dari universitas Hankuk” Tanya salah seorang pria itu. “Aku dengar kau teman baik Yu Kyung, aku butuh sedikit bantuanmu”.
Mendengar hal itu Ja Rim langsung lari. Kedua oran itu mengejarnya.
Ja Rim berlari hingga ia menabrak mobil yang rem mendadak. Ternyata didalam mobil itu ada Ny Seo.
“Ibu tolong aku” teriak Ja Rim.
“Apa yang kau lakukan pada anakku” Tanya Ny Seo sambil keluar.
“Anak anda tidak hanya sekolah namun ia juga mengikuti organisasi illegal, biarkan kami menyelesaikan tugas kami” kata pria itu.
Ja Rim yang meronta2 akhirnya dibawa ke kantor polisi. pak polisi ga pandang bulu yah, anak orang kaya juga bakal ditangkap, ga takut hehe..
Ny Seo gemetar ia menyuruh sopirnya untuk segera menghubungi manager Han.
ja Kyung pulang dan menemui ibunya.
“Dimana manager Han?” Tanya Ny Seo cemas.
“Dia menemui pengacara Park, ia akan mencari cara untuk mengeluarkan Ja Rim, tenang lah ibu” kata Ja Kyung. “Bagaimana aku bisa tenang, apa ayahmu tau hal ini?”.
“Ya, namun ayah ada rapat jadi ia akan mengurusnya setelah rapat” kata Ja Kyung.
“Rapat, rapat, rapat saja yang dilakuakan ayahmu, ia memang tidak peduli” teriak Ny Seo marah.
“Ibu jangan seperti itu, ayah selalu melakukan yang terbaik”
Saat mengikuti rapat, presdir seakan tak mendengarkan presentase yang telah berlangsung. ia pasti merisaukan jarim. Usai rapat presdir bertanya tentang perkembangan keadaan pada sekretarisnya.
Sementara itu Ja Rim menjalani pemeriksaan di kantor polisi.
“Katakan padaku dimana Yu Kyung berada?" Tanya polisi.
“Aku tak tahu” jawab Ja Rim.
“Paman sudah capek, katakanlah sebenarnya setelah itu kau bisa pergi”.
Ja Rim masih membisu.
“Katakan padaku dimana Yu Kyung sembunyi?" Teriak polisi itu.
Ja Rim menangis dikerasin.
Diwaktu yang sama Yu Kyung pergi mencari Tak Goo ke toko roti Pal Bong.
“Maaf, kami sudah tutp”kata Mi Sun yang heran melihatnya.
“Aku tidak ingin membel kue, namun aku ingin bertemu Tak Goo” kata Yu Kyung. Mi sun terdengar bingung.
Di dapur Tak Goo dan Ma Jun mendapat tugas untuk membersihkan semua perabotan. yang lain pergi istirahat. tinggal mereka berdua. majun sebel sama takgu..
gapso: hari ini yang bersihkan anak baru yah. dah...
mereka lagi asik membersihkan. takgu dah pake seragam koki dan topi kokinya kebesaran tuh hihi..
“Hei Tak Goo ada yang mencarimu” kata Mi Sun.
“Hah apa?aku?”.
"Ya dia seorang wanita, katanya namanya Yu Kyung."
Mendengar hal itu Ma Jun tersentak begitupun Tak Goo, Tak Goo lalu keluar untuk menemui Yu Kyung dengan riangnya.
Tak Goo sangat senang melihat Yu Kyung datang ke toko.[backsoundnya bagus chingu, kalian bisa download OST baker king disini]
Tak Goo dan Yu Kyung makan di depan toko,
“Apakah wanita itu terlihat baik?" Kata Mi Sun sambil melihat Tak Goo dan Yu Kyung makan berdua. Sementara itu Ma Jun pun melihat mereka berdua sambil meremas topinya.
“Kau terlihat lebih baik,” kata Yu Kyung.
“Tentu saja, karena aku bertemu denganmu” jawab Tak Goo.
“Aku merasa ini hanyalah mimpi bisa bertemu denganmu” kata Yu Kyung. Yu Kyung kemudian menceritakan masalahnya pada Tak Goo. Yu Kyung meminta bantuan pada Tak Goo untuk dapat bersembunyi beberapa saat. tentu saja takgu mau menolongnya.



takgu: bukankah itu yang namanya teman..
Tak Goo memohon2 pada keluarga Yang agar Yu Kyung bisa tinggal malam ini di rumah tuan Yang. Awalnya tuan Yang dan nyonya menolak, namun ia menyerahkan sepenuhnya pada Mi sun. Tak Goo memohon pada Mi Sun agar Yu Kyung bisa menginap bersama Mi Sun.
takgu: plis, mua yang kaumau akan kukabulkan, plis... dasar keledai jel...
meskipun hampir keceplosan mengatai misun keledai jelek, tapi slalu ga jadi karna lagi minta tolong hehe. setelah melakukan perjanjian dengan Tak Goo akhirnya Mi Sun menyetujuinya. Tak Goo tertawa senang.
Ja Rim yang masih berada dipenjara menangis sendirian.
Tak Goo dan Mi Sun mengatar Yu Kyung untuk istirahat. Tiba2 Ma Jun keluar kamar. Betapa terkejutnya ia melihat Yu Kyung ada dirumah itu. Begitupun Yu Kyung.
“hei Seo Tae Jo, ini Yu Kyung temanku” kata Tak Goo memperkenalkan Yu Kyung. Yu Kyung kaget mendengar Tak Goo memanggil Ma Jun dengan nama Seo Jae Jo.

http://www.facebook.com/photo.php?fbid=194446560627379&set=a.192156097523092.48749.115414481863921&type=1&theater