THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Senin, 17 Oktober 2011

Resep canggih mbah dukun (weeklynotes leutika: desember)


Luna pulang sambil menangis tersedu-sedu. Malam itu ia pulang setelah berdukun lagi ke Mbah Alam. Yah, jaman modern zaman sekarang masih saja percaya ama dukun. Mulanya Luna berdukun karena penyakitnya tak kunjung sembuh, yah katanya sih karena diguna-guna. Tapi karena menganggap Mbah dukun tersebut sakti, tiap ada masalah Luna pasti ke dukun itu. Padahal ia tak tahu kalau semuanya itu hanya tipuan belaka!
Aku tahu bagaimana trik dukun palsu seperti Mbah Alam menjalankan aksinya. Mbah dukun seperti Mbah Alam sih Cuma sok sakti di hadapan para pelanggannya. Padahal ia Cuma akting doang. Luna sih tak tahu kalau dukun tersebut hanya mau menggerogoti hartanya saja. Sebenarnya kesembuhan Luna hanya sesaat, tapi setelah kambuh lagi secara otomatis ia kembali lagi ke dukun itu untuk berobat, karena menganggapnya sakti dan terpercaya. Eh setelah berkali-kali berobat dan keluar banyak ongkos, akhirnya dukun tersebut kabur entah ke mana setelah membawa uang para korbannya, termasuk Luna.
Itulah yang membuat Luna uring-uringan. Ia ketipu ama mbah dukun itu. Celakanya lagi, penyakitnya tak kunjung sembuh juga dan uangnya berjuta-juta telah berpindah tangan ke dukun gadungan itu. Hehe, makanya zaman teknologi seperti sekarang itu harus waspada. Luna tak sadar jika teknologi yang dikuasai sang dukun telah menipunya. Begini-begini, dukun gadungan zaman sekarang pintar-pintar loh!
Si Luna memberi kesaksian bagaimana kesaktian si dukun tersebut. Awal ia mendatangi dukun itu, dukun itu sudah bisa menebak apa masalah yang Luna hadapi. Padahal sebenarnya dukun itu hanya asal-asalan menebak, wajar saja tebakannya tepat karena kebanyakan orang yang berdukun padanya orang sakit yang dicurigai karena diguna-guna. Waktu itu Luna percaya saja jika si dukun itu bisa meramal. Di tahap awal itu, si dukun pun berhasil, tinggal melancarkan tipuan-tipuan yang selanjutnya karena si korban sudah mempercayainya sepenuh hati.
Luna lalu menceritakan lagi saat ia diobati dengan sebutir telur. Dukun itu membaca-bacai telur itu dengan doa lalu mengusapinya ke perut Luna yang sakit. Setelah itu, sang dukun memecahkan telur tersebut dan Luna terkejut karena isi telur tersebut keluar paku-paku dan darah. Setelah itu, Luna pun merasa ‘sembuh’. Ia pun merasa puas dan membayar tarifnya yang begitu mahal.



Luna percaya saja bahwa ia telah sembuh begitu melihat paku-paku tersebut. Padahal itu semua hanya trik sang dukun memasukkan paku dan darah di telurnya. Luna tak sadar bahwa ia sembuh oleh pikirannya sendiri yang meyakini dengan berobat ke dukun tersebut, ia pasti akan sembuh.
Mau-maunya saja dikibulin oleh telur buatan sang dukun tersebut. Sebelum beraksi, sebenarnya dukun tersebut telah meramu telur-telur mentah yang akan digunakan untuk ‘menarik santet’ di tubuh sang pasien. Ia merendam sebagian fisik telur-telur itu dengan cuka yang terkenal asam. Cuka itu membuat bagian telur-telur yang terendam itu jadi lembek dan mudah dimasukkan sesuatu seperti paku-paku, dan tak lupa menyuntikkan darah sedikit. Setelah itu, bagian telur yang direndam cuka dicat dengan sabun yang berwarna sama dengan telur. Begitulah cara si dukun menipu korbannya, tinggal bagaimana si dukun bersandiwara untuk meyakinkan korbannya.
Kesembuhan Luna dari praktik si dukun gadungan tentu saja hanya sementara. Tak lama Luna kembali mengeluhkan sakit yang dicapnya karena diguna-guna lagi. Ia kembali berobat ke Mbah Alam. Ia diobati lagi secara ‘mistik’, kali ini melalui keris. Keris itu disentuhkan ke perut Luna yang sakit. Luna merasakan getaran mistik, seolah penyakit yang diguna-guna itu ditarik ke keris itu. Luna pun kembali merasakan kesembuhan itu. Padahal sekali lagi rahasianya ada pada pegangan keris itu yang ternyata berisi baterai hingga membuat keris itu bergetar secara mantap.
Selain itu masih banyak lagi tipuan-tipuan yang dilancarkan oleh si dukun gadungan untuk mencurangi dan mengambil harta benda korbannya. Di zaman serba canggih seperti sekarang ini, jangan kira si dukun-dukun gadungan itu tak mengikuti zaman dengan berpikir canggih pula. Mereka yang dicap mistik dan kuno bahkan bisa berpikir lebih moderen daripada kita dengan menyalahgunakan ilmu pengetahuan dan teknologi di sekitarnya.
Jika ingin berobat atau pun ingin kaya, gunakanlah akal yang logis, misalnya saja berobat ke dokter atau berusaha lebih keras lagi jika ingin kaya raya, bukan malah ke dukun yang sebagian besar menipu mangsanya. Setelah mereka merasa cukup dengan harta yang diberikan korbannya, mereka akan pindah kemudian melarikan diri hingga tak bisa dilacak lagi keberadaannya.


Zaman sekarang masih saja mau dikibulin ama dukun. Dikiranya dukun tak bisa ikut-ikutan canggih apa? Setelah kejadian naas yang menimpa para korban dukun, kita seharusnya memetik pelajaran bahwa jika kita ingin meminta tolong, cukuplah bermunajat pada Tuhan. Tak usah terpancing menggadaikan akidah dan kepercayaan dengan berbuat syirik dengan mendatangi dukun, peramal dan sebagainya yang dianggap dapat menolong kita.
Oleh karena itulah ajaran agama turun, untuk pencerahan hidup kita agar tak terjerumus akan hal-hal yang belum pasti seperti itu. Karena pada umumnya, praktek perdukunan dan ramalan itu bukannya menolong, malah hanya akan memperburuk keadaan dengan tipuan-tipuan yang mereka lancarkan.
Tinggalkan dan jauhilah hal-hal yang belum pasti macam perdukunan dan ramalan. Lebih baik mendatangi orang-orang yang lebih rasional untuk meminta pertolongan, bukannya mengadakan ritual-ritual gaib seperti mandi kembang tujuh rupa dan sebagainya yang hanya akan merugikan diri kita sendiri dan menghabiskan uang yang tak sedikit.
Bagaimana pun juga larangan agama untuk tak meminta pertolongan pada dukun mau pun peramal, pasti ada hikmahnya. Masih sudikah kita tertipu oleh praktek perdukunan lagi? Katakan, sori aku tak bakalan tertipu lagi.
(Jumat, 17 Desember 2010, jam 2 siang)
V(^_^)V

0 komentar: