THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 09 Oktober 2011

tidak mau punya adik (lomba cerpen anak)



“Pokoknya Alif tidak mau punya adik! Alif nggak mau punya adik!” raung Alif, bocah 6 tahun itu saat mengetahui bundanya, Bu Titi tengah mengandung anak keduanya.
Ayahnya, Pak Tiar kemudian membujuk Alif agar mau menerima adik barunya tersebut. “Kenapa Alif tidak mau adik? Kan Alif tak kesepian lagi,” komentar ayahnya halus.
“Kalo Alif punya adik, Alif pasti takkan disayang-sayang sama bunda lagi!” gerutu Alif
“Eh? Kenapa Alif bisa berpikiran seperti itu?” tegur bundanya. “Alif pasti akan tetap disayang kok. Bunda dan ayah akan selalu menyayangi Alif,” kata bundanya sambil memeluk Alif bersamaan dengan Pak Tiar.
Tapi pelukan hangat itu tak berhasil meyakinkannya. Alif tetap bersikukuh tak menginginkan kehadiran seorang adik.

Kayla, bayi perempuan cantik itu lahir dengan sehat. Bu Titi menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk merawat Kayla. Hal itulah yang membuat Alif cemburu habis.
“Bundaa!! Bundaa!!” pekik Alif sepulang sekolah.
Bu Titi segera menemui putranya yang masih duduk di kelas 1 SD tersebut. “Ada apa?"
“Kok bunda nggak jemput Alif di sekolah sih? Kenapa harus pak supir yang ngejemputin? Biasanya kan bunda!” rewel Alif.
“Alif, bundakan harus merawat adikmu yang masih kecil. Bunda benar-benar tak ada waktu, sayang,” tutur Bu Titi sambil menggendong Kayla.
“Tuh, kan! Bunda nggak sayang lagi sama Alif! Bunda lebih sayang sama Kayla! Alif sebel!” omel Alif sambil berlari masuk ke kamarnya dan menangis. Bu Titi mengejarnya untuk masuk ke kamarnya, namun kamar tersebut dikunci. Bu Titi mengetuk-ngetuk mencoba menenangkan Alif, tapi Alif sudah terlanjur terluka.




= T.T =

“Bunda, hari Minggu besok kita ke kebun binatang yuk,” sahut Alif riang, 3 bulan setelah Kayla lahir.
Bu Titi termenung. Ia merasa berat untuk berkata-kata karena takut Alif ngambek lagi. “Alif, adikmu kan masih kecil. Bunda takut dia sakit lagi. Dia kan baru saja sembuh dari demamnya. Bunda tak bisa meninggalkan adikmu sendiri, sayang. Alif sama ayah saja, ya!”
Alif cemberut. “Kayla kan bisa dititip saja! Lagian Alif sudah lama nggak sama bunda."
“Tidak bisa, sayang. Kayla kan masih bayi. Dia sangat membutuhkan ibu,” kata Bu Titi lagi, berusaha melunakkan hati Alif.
Alif hanya menanggapinya dengan tangisan. Ia kecewa sekali karena bundanya tersebut karena sudah jarang sekali menghabiskan waktu bersamanya. Ia merasa tak disayang lagi oleh bundanya karena kehadiran adik barunya tersebut. Hatinya benar-benar cemburu atas keberadaan adiknya yang tak dikehendakinya itu. ‘Adik sekarang sudah merebut kasih sayang bunda dariku. Aku benci sama adik!’ pekik Alif jengkel dalam hati.

= T.T =

Sudah 6 bulan berlalu, tapi Alif masih saja tak menyukai keberadaan adiknya yang sudah bisa merangkak itu. Orangtuanya bingung bagaimana caranya agar Alif bisa menyayangi Kayla.
Sore itu, Alif bermain bola bersama kawan-kawannya di lapangan. Tapi karena Alif kurang pandai bermain bola, teman-temannya lalu mengeluarkannya dari permainan. “Ah, Alif payah. Bikin gol ajah ga bisa! Sebaiknya kamu ngga usah main sama kita-kita lagi deh!”
Alif yang tersingkir pulang sambil menangis. Padahal ia kesepian sekali dan membutuhkan teman bermain. Ia menendang sebuah bola di teras rumahnya sekencang- kencangnya. Tiba-tiba saja sebuah tangan mungil menghentikan bola yang menggelinding itu. Kayla tengah merangkak keluar rumah. Kayla mengambil bola itu kemudian melemparkannya dengan lucu ke arah Alif. Alif menangkap bola itu. Kayla bertepuk tangan sambil tersenyum renyah. Alif menendang bola itu lagi dan Kayla kembali merangkak berusaha mengambil bola itu kemudian melemparkannya kembali pada Alif. Karena merasa lucu, Alif tertawa-tawa. Tanpa sadar ia pun bermain bola dengan adik yang selama ini dibencinya.
Bu Titi dan Pak Tiar yang melihat itu tersenyum bahagia karena Alif akhirnya bisa bermain juga dengan adiknya. Sejak saat itulah Alif perlahan sudah bisa menerima kehadiran sang adik di tengah-tengah keluarga, seperti yang mereka harapkan.

= ^_^ =




Setahun setengah bulan setelah kelahiran Kayla,
“Bunda! Kita ke sana yuk!” pekik Alif sambil menarik-narik tangan Bu Titi yang tengah menggendong Kayla. Bu Titi lalu melihat taman bermain dalam ruangan itu.
“Loh bukannya kamu mau bermain Bom-bom Car?” tanya Bu Titi bingung.
“Alif mau main sama Kayla, bun! Jadi lebih cocoknya ke taman bermain itu aja. Pasti lebih seru!” komentar Alif.
Bu Titi dan Pak Tiar tersenyum. Mereka pun menuju taman bermain yang cocok untuk Kayla itu. Alif menemaninya bermain. Mereka begitu ceria. Akhirnya Alif bisa menyayangi adiknya, karena sadar bahwa ia membutuhkan saudara agar tak kesepian dan punya teman bermain.

(Rabu, 17 November 2010, jam 6 petang)

V(^_^)V

1 komentar:

Ila Rizky mengatakan...

ini lombanya kapan? hehe... :D
salam kenal ya, makasih info lomba batiknya. :D