THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Kamis, 28 Februari 2013

materi diksi dll...


A. Pengertian Diksi dan Gaya Bahasa
Diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya.
B. Ketepatan Kata
Syarat ketepatan kata:
1.Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat, denotasi yaitu kata yang bermakna lugasdan tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi dapat menimbulkan dapat menimbulkan makna yang bermacam-macam, lazim digunakan dalam pergaulan, untuk tujuan estetika, dan kesopanan.
2.Memebedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim, kata yang hampir bersinonom misalnya: adalah, ialah, yaitu, merupakan dalam pemakainnya berbeda-beda.
3.Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaanya, misalnya: infrensi (kesimpulan) dan iterferensi (saling mempengaruhi), sarat (penuh, bunting), dan syarat (ketentuan).
4.Tidak menafsirkan makna kata secara subjektive berdasarkan pendapat sendiri, jika pemahaman belum dapat dipastikan, pemakaian kata harus menemukan makna yang tepat dalam kamus, misalnya: modern sering diartikan secara subjektive canggih menurut kamus modern berarti terbaru atau mutakhir; canggih berarti banyak cakap, suka mengganggu, banyak mengetahui, bergaya intelektual.
5.Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami maknanya secara tepat, misalnya: dilegalisir seharusnya dilegalisasi, koordinir seharusnya koordinasi.
6.Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar, misalnya: sesuai bagi seharusnya sesuai dengan.
7.Menggunakan kata umum dan kata khusus, secara cermat. Untuk mendapatkan pemahaman yang spesifik karangan ilmiah sebaiknya menggunakan kata khusus, misalnya: mobil (kata umum) corolla (kata khusus, sedan buatan toyota).
8.Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, misalnya: isu (berasal dari bahasa Inggris issue berarti publikasi, kesudahan, perkara) isu (dalam bahasa Indoenesia berarti kabar yang tidak jelas asal usulnya, kabar angin, desas-desus).
9.Menggunakan dengan cermat kata bersinonim, misalnya: pria dan laki-laki, saya dan aku, serta buku dan kitrab) ; berhomofoni; misalnya bang dan bank, ke tahanan dan ketahanan); dan berhomografi (misalnya: apel buah, apel upacara; buku ruas, buku kitab)
10.Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat, kata abstrak (konseptual), misalnya: pendidikan, wirausaha, dan pengobatan modern) dan kata konkret atau kata khusus (misalnya: minggu, serapan, dan berenang).
C. Kesesuain Kata
Syarat kesesuaian kata:
1.Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak mencampuradukan penggunaannya dengan kata tidak baku yang hanya digunakan dalam pergaulan, misalnya: hakikat (baku) hakekat (tidak baku), konduite (baku), kondite (tidak baku).
2.Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial engan cermat, misal: kencing (kurang sopan), buang air kecil (lebih sopan), pelacur (kasar), tunasusila (lebih halus).
3.Menggunakan kata dengan nuansa tertentu, misalnya; berjalan lambat, mengesot, dan merangkak; merah darah, merah hati.
4.Menggunakan kata berpasangan (idiomatik) dan berlawanan makna dengan cermat, misalnya: sesuai bagi (salah), sesuai dengan (benar), bukan hanya....melainkan juga (benar), bukan hanya ..... tetapi juga (salah), tidak hanya.... tetapi juga (benar)
5.Menggunakan kata ilmiah untuk penulisan karangan ilmiah, dan komunikasi nonilmiah (surat-menyurat, diskusi umum ) menggunakan kata populer, misalnya: argumentasi (ilmiah), pembuktian (populer), psikologi (ilmiah), ilmu jiwa ( populer).
6.Menghindarkan penggunaan ragam lisan (pergaulan) dalam bahasa tulis, misalnya: tulis, baca, kerja (bahasa lisan), menulis, menuliskan, membaca, bekerja, mengerjakan, dikerjakan (bahasa tulis).
D. Perbahan Makna
Faktor penyebab perubahan makna:
1.Kebahasaan
Perubahan makna yang ditimbulkan oleh faktor kebahasaan meliputi perubahan intonasi, bentuk kata, dan bentuk makna.
2.Kesejarahan
Kata perempuan pada zaman penjajahan Jepang digunakan untuk meyebut perempuan penghibur.
3.Kesosilan
Masalah sosial berpengaruh terhadap perubahan makana. Kata gerombolan yang pada mulanya bermakna orang berkumpul atau kerumunan. Kemudian, kata itu tidak digunakan karena berintonasi dengan pemberontak, perampok dan sebagainya.
4.Kejiwaan
Perubahan makana karena faktor kejiwaan ditimbulkan oleh pertimbangan:
a) Rasa takut
b) Kehalusan ekspresi
c) Kesopanan.
5.Bahasa asing
Perubahan makna karena faktor asing, misalnya: kata tempat orang terhormat diganti dengan VIP
6.Kata baru
Contoh: chip, microft word, cd, dvd, chatting, infokus, website, megapixel, vendor, hacker, cracker,fitur, antirex, flesh driven, dsb.
E. Dnotasi dan Konotasi
Makna denotasi dan konotasi dibedakan berdasarkan ada atau tidaknya nilai rasa. Kata denotasi lebih menekankan tidak adanya nilai rasa, sedangklan konotasi bernilai rasa kias.
Makna denotasi lazim disebut:
1.Makna konseptual yaitu makna yang sesuai dengan hasil observasi (pengamatan0 menurut penglihatan, penciauman, pendengaran, perasaan atau pengalaman yang berhubungan dengan informasi (data) faktual dan objektive.
2.Makna sebenarnya, umpamanya kata kursi yaitu tempat duduk yang berkaki empat (Imakna sebenarnya).
3.Makna lugas yaitu makna apa adanya, lugas, polos, makna sebenranya bukan makna kias.
Konotasi berarti makna kias, bukan makna sebenranya. Sebuah kata dapat berbeda dari satu masyarakat-kemasyarkat lain, sesuai dengan pandangan hidup dan norma mayrakat tersebut.
Perhatikan contoh-contoh berikut:
1.Laporan Anda belum memenuhi sasaran (konotasi)
2.Laporan Anda harus diserahkan selambat-lambatnya 1 juni 2004 ( denotasi)
3.Penulis memanjatkan puji syukur atas selesainyanlaporan ini ( konotasi)
4.Kepada Tuhan penulis mengucapkan puji syukur atas penyelesain laporan ini dengan baik dan tepat waktu (denotasi)
F. Sinonim dan Idiomatik
Persamaan makna kata. Artinya dua kata atau lebih yang berbeda bentuk, ejaan dan pengucapannya, tetapi bermakna sama. Contohya: wanita (perempuan), hamil (bunting), hasil (produksi), kecil (mikro, minor, mungil)dll.
Idiomatik adalah penggunaan kedua kata yang berpasangan. Misalnya: sesuai dengan, disebabkan oleh, berharap akan dan lain-lain.
G. Kata Umum dan Kata Khusus
Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan ruang lingkupnya. Makin luas ruang suatu kata, makin umum sifatnya, sebaliknya, makan kata menjadi sempit ruang lingkupnya makin khusus sifatnya.
Makin umum suatu kata makin besar kemungkinan terjadi salah paham atau perbedaan tafsiran. Sebaliknya, makin khusus, makin sempit ruang lingkupnya makin sedikit terjadi salah paham. Dengan kata lain, semakin khusu makna kata yang dipakai, pilihan kata semakin sempit.
Contoh:
1.Kata umum melihat, kata khusus melotot, melirik, mengintip, menatap, memandang.
2.Kata umum berjalan, kata khusus tertatih-tatih, ngesot, terseok-seok, langkah tegap.
3.Kata umum jatuh, kata khusus terpeleset, terjengkang, tergelincir, tersungkur, terjerembab, terperosok, terjengkal.
H. Kata Abstrak dan kata Konkrit
Kata abstrak mempunyai referensi berupa konsep, sedngkan kata konkrit mempunyai referensi objek yang dapat diamati. Pemakaian dalam penulisan bergantung pada jenis dan tujuan penulisan. Karangan berupa deskripsi fakta menggunakan kata-kata konkrit, seperti: hama tanaman penggerak, penyakit radang paru-paru, Virus HIV. Tetapi karangan berupa klasifikasi atau generalisasi sebuah konsep menggnakan kata abstrak, seprti: pendidkan usia dini, bahasa pemprograman, High Text Markup Language (HTML). Uraian sebuah konsep biasnya diawali dengan pembahasan umum yang menggunakan kata abstrak dilanjutkan engan detail yang menggunakan kata konkrit.
Contoh:
1.APBN RI mengalami kenaikan lima belas persen (kata konkrit)
2.Kebaikan (kata abstrak) seseorang kepada orangf lain bersifat abstrak. (tidak berwujud atau tidak berbentuk)
3.Kebenaran (kata abstrak) pendapat itu tidak terlalu tampak

====================================================================


JASA EDITING NASKAH BERHADIAH!

Menulis adalah kegiatan dan hobi yang sangat menyenangkan dan digemari oleh banyak orang—belum lagi kalau tulisan itu dibukukan hingga dapat dibaca oleh masyarakat luas. Kamu bercita-cita ingin menjadi penulis dengan menuangkan idemu dalam bentuk sebuah buku yang berkualitas?

Namun, sekadar ditulis saja tak cukup untuk melengkapi kualitas tersebut. Diperlukan pula tata bahasa yang sesuai dengan EYD. Masih merasa lemah dalam kualitas EYD? Oleh karena itulah, blogger Menulis Bukti Hidupku (MIBUKU) siap membantu dengan menyediakan jasa editing naskah dalam bahasa Indonesia agar isi bukumu semakin berkualitas!


Setiap naskah memerlukan proses editing sebelum dijual. Tapi tidak semua penulis bisa melakukan editing naskahnya dengan baik. Ia memerlukan bantuan jasa editing naskah. Teman-teman penulis yang membutuhkan jasa, akan mendapatkan editing meliputi koreksi EYD seperti misalnya :
·                    Kalimat yang salah atau kurang,
·                    Tajwid bahasa (pelafalan huruf dan kata),

·                    Kata penghubung apa bagusnya digunakan,

·                    Kata depan,

·                    Kesalahan ketik (typo),
·                    Kalimat baku dan tak baku,
·                    Penggunaan huruf kapital, huruf miring dll,
·                    Penggunaan tanda baca yang tepat seperti elipsis, petik ganda, petik tunggal, tanda hubung seperti en-dash dan em-dash dsb,
·                    dan masih banyak lagi…

Proses editing naskah sangat perlu dilakukan sebelum naskah itu diterbitkan karena bisa saja terjadi kesalahan yang tidak disengaja mau pun salah tulis, juga ketidaktahuan penulis tentang EYD hingga selalu ditolak penerbit mayor karena tata penulisan yang masih kacau. Butuh bantuan jasa editing naskah kami?
Editing yang kami lakukan tidak meliputi isi naskah seperti misalnya pengecekan kebenaran isinya. Dalam editing, kami juga tidak akan mengubah gaya tulisan, makna, dan alur cerita yang kamu tulis.

Apa untungnya mencari jasa editing naskah sendiri? Dengan mencari jasa editing naskah sendiri, tentu saja file hasil editing secara otomatis akan menjadi milik penulis sepenuhnya. Beda kalau diedit secara langsung oleh penerbit karena file hasil editingnya tak akan diberikan.
Hanya dengan TARIF JASA EDITING sebesar Rp 200.000 (DUA RATUS RIBU RUPIAH) maksimal 100 hal (format A4, font TNR 12, spasi 1.5, margin normal) kamu bisa mendapatkan hasil editing naskahmu hingga bisa mempelajari kesalahan kepenulisanmu sendiri. Jadi sekalian bisa belajar EYD secara mandiri, kan?

Tak semua penulis menyadari EYD itu penting dalam menulis. Padahal hal itu sangat mempengaruhi baik dan buruknya tata penulisan mereka agar pembaca dapat memahami tulisan seorang penulis. Baik dan buruknya tata kepenulisan itu merupakan bukti serius atau tidaknya penulis itu berkarya. Jika tak teliti dalam EYD, penulis hanya menulis kata yang tidak berarti.
Dengan menggunakan jasa kami, kami tidak bertanggung jawab atas isi dan konten yang ada di dalam naskah tersebut karena merupakan tanggung jawab penulis naskah seutuhnya. Selain itu, penulis juga harus mencantumkan dalam buku tersebut bahwa editor bukunya adalah MENULIS BUKTI HIDUPKU.

BONUS:
Jasa editing naskah kami ada bonusnya, loh! Tiap naskah yang masuk akan mendapatkan 1 (satu) buah buku koleksi Creepy Pasta’s Group Sister yang akan dikirim langsung ke alamat kamu (persediaan terbatas). Judul buku bisa dipilih.

 

Punya naskah yang mau diterbitkan? Ingin melakukan self editing, tapi merasa kurang memahami EYD? Silakan kontak kami di sini untuk mendiskusikannya:

Facebook (inbox only) : ARIESKA ARIEF & MENULIS BUKTI HIDUPKU
Pin BB (ping! only) : 764A7969
Ponsel (SMS only) : 085 399 566 422
 

0 komentar: