THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Jumat, 19 Juni 2020

Rock Chocolate



Rock Chocolate merupakan grup yang harus diwaspadai yang bergerak di dunia mata-mata. Kelompok ini biasanya mengandalkan perempuan tangguh dalam menjalankan misi. Mereka biasanya latihan di tempat yang tersembunyi di tengah hutan dan sangat rahasia. Markas mereka pun jauh dari keramaian hunian penduduk dan tak bebas untuk memasuki area mereka. Kelompok ini benar-benar sangat ketat untuk itu.

N29 adalah salah satu dari mereka. Gadis itu memiliki kode nama sedemikian rupanya. Meskipun tampak tangguh, tapi dia paling sering dihukum saat latihan bela diri karena kelambanannya. Makanya setiap latihan, ia yang selalu paling depan agar para pelatih bisa mengawasinya dengan baik dan membereskan kelemahannya itu.

Meskipun selalu dihukum, tapi gadis itu selalu membersihkan pikirannya bahwa para senior sentimental sekali padanya. Padahal ia sudah berlatih keras, tapi selalu saja tampak cacat di mata para pelatihnya. Itu membuatnya sempat merasa putus asa, padahal sudah berbagai hukuman diterimanya agar bisa sekuat yang lain.

Ia berlatih bela diri lebih banyak daripada yang lain, bahkan di saat teman-temannya tengah beristirahat sekali pun pada tengah malam. Ia tak ingin gagal dan tak dipakai dalam misi kali ini. Namun keesokannya, karena kelelahan ia malah terlambat ke lapangan dan terpaksa harus dihukum lagi mengangkat senjata laras panjang yang lumayan berat ke atas kepala sampai siang bolong. Dia dijemur seharian dan tak ikut latihan.

Salah seorang pelatih mendekatinya yang tengah kewalahan dihukum. Pelatih pria itu menatapnya prihatin. “Bapak tahu kenapa kau terlambat. Kau latihan semalaman tanpa istirahat. Apa misi kali ini begitu penting bagimu?”

Gadis itu mengangguk lemah karena letih.

“Katakan dengan benar!”

“Iya, Pak!” Gadis itu berseru dengan suara kencang.

“Bagus! Bapak masih bisa melihat semangat itu di suaramu meski sedang dihukum habis-habisan. Sepertinya Bapak punya kabar bagus untukmu!”

Mata gadis itu melebar tak percaya begitu pelatihnya itu mengatakannya dengan sungguh-sungguh.

“Be-benarkah itu? Jadi … jadi aku akan segera diberangkatkan ke sana?”

***

“Huft!” Rara—ketua organisasi yang hendak ditumbangkan oleh Rock Chocolate—menghela napas. “Para pengintai kita mengabari bahwa akan ada mata-mata tangguh yang dikirim oleh Rock Chocolate ke organisasi kita. Tapi sampai saat ini, kita belum tahu apa peranannya,” katanya pada rekan-rekan lainnya.

Mereka mengangguk-angguk serius menanggapi kasus itu.

“Kita harus segera cari tahu sebelum mata-mata itu semakin menguatkan akarnya di sini.”

Tok-tok. Tiba-tiba saja seorang gadis muda berwajah lembut memasuki ruangan itu.

“Heh! Siapa kamu berani masuk ke sini?!” hardik Rara berang.

“Maaf, Kak. Dia orang baru yang akan bertugas mengurus kebutuhan logistik kita,” Anwar menjelaskan.

Rara menatap remeh gadis itu. “Nama?”

“Eliz,” Gadis manis itu menjawabnya dengan nada anggun.

***

Rara tak begitu menyukai keberadaan gadis itu, terutama lagi dia adalah orang baru, makanya ia mewaspadainya. Ia selalu mengintai gadis itu mengawasinya di mana saja. Ia tak mau tertipu oleh wajah lemah lembut Eliz. Tak cukup sampai di sana, ia juga mencari informasi mengenai Eliz dan agak curiga begitu data yang diperolehnya terdapat keganjilan di sana-sini.

“Siapa sebenarnya gadis itu?” Rara mencoba menganalisisnya.

Sebenarnya selain tak suka, Rara juga benci karena Eliz selalu tampil menarik di hadapan cowok-cowok. Ia merasa tersaingi karena itu. Oleh karena itulah ia selalu bersikap ketus pada gadis yang sepertinya selalu pasrah saja itu.

Eliz memang memiliki wajah menarik dan manis juga rambut panjang lebat yang selalu terurai. Secara fisik, ia begitu memesona dan cantik. Siapa yang tak tersihir melihatnya?

***

Markas Rara diserang! Begitu berhasil menangkap salah seorang dari anggota Rock Chocolate, Rara segera menuju ruang di mana pria itu disekap. Pria itu dipaksanya untuk buka mulut.

“Haha! Kalian tak akan bisa menang. Soalnya mata-mata kami sudah berhasil mendapatkan data markas kalian di ruang logistik. Ia itu cukup tangguh, loh!”

Mendengar kabar itu, pikiran Rara semakin kuat rasa curiganya pada Eliz. Ia bergegas memerintahkan pasukannya untuk mencari Eliz dan menyergapnya di ruang logistik. Gadis itu tak ada di mana-mana.

“Eliz!” Rara pun menguatkan tekadnya untuk bertarung menghadapi gadis itu langsung ke lokasi.

***

N29 atau Eliz mengenakan pakaian hitam-hitam untuk menyamarkan aksinya. Ia sengaja menanti lawannya di ruangan tersebut dan tak segera kabur karena merasa tak adil. Ia merasa akal-akalannya itu seperti orang pengecut. Ia tak ingin mencuri begitu saja tanpa ada perlawanan dari pihak lawan.

Sekarang ia berdiri tegap menanti siapa saja yang akan datang. Ia bahkan belum menyentuh data itu. Ia menunggu dan akhirnya … brak!

Rara masuk dan menantang gadis itu bertarung. Eliz meladeninya dengan tenang. Ia menjalani pertarungan itu penuh ketenangan, tak beringas seperti Rara. Rara memang sempat melukai tubuh Eliz, tapi tak sempat membuka cadarnya karena Eliz segera menghindar. Eliz juga sengaja tak mengambil data itu karena terluka parah. Ia kabur dengan cepatnya.

***

Rara sangat yakin pelakunya adalah Eliz. Sementara itu, Eliz masih berani pulang ke organisasi itu dalam keadaan luka parah. Ia masih sempat mengobati luka-lukanya dan berusaha untuk tenang. Sementara itu, ia tak tahu kalau Rara yang mencurigainya segera melabraknya ke kamarnya. Brak!

Akhirnya Rara masih bisa melihat sisa-sisa wajah kesakitan Eliz. Ia segera menyerang gadis berambut lebat itu dengan piring-piring yang dilemparkan ke arahnya. Eliz semakin terluka. Ia berusaha membekap rasa perihnya.

Rara masih terus menyerangnya tanpa iba dan sedikit-sedikit tampak gemas karena tak kena. Ia ingin melukainya lebih dalam lagi. Namun Eliz dengan lincahnya menghindar. Rara tak peduli Eliz sudah mengeluarkan air mata karena kesakitan sekali pun.

“Dasar mata-mata busuk. Kau sama saja seperti organisasimu yang juga tak kalah busuknya. Kau ini pendosa! Kau tahu kan apa yang kaulakukan? Kenapa kau lakukan itu?!”

Eliz sudah tertatih-tatih untuk terus bangkit. Mendengar orang-orangnya menuju ke sana, Rara langsung berkata, “Pergilah! Bisa gawat kalau mereka tahu kau adalah mata-mata itu. Mereka bisa menghanguskan gadis secantik kamu.”

Eliz terperangah mendengarnya. Ia tak menyangka kalimat itu keluar dari bibir Rara yang selalu keras padanya. Akhirnya ia mengusahakan tubuhnya untuk tetap tegap dan pergi dari sana…

***




hy, readers! ga bosan-bosannya nih promosiin novel kumcer genre horor karya THIRTEEN di aplikasi NOVELME. yang belum punya, silakan di download dulu, ya! lalu search judul UMURKU 13 TAHUN DAN KAMU? salah satu ceritanya adalah seorang gadis yang bisa melihat penampakan saat menarche, seru kan ceritanya? dijamin menghibur dan ajaib! :=(D

0 komentar: