Brrrrrruuuummm!
Ng? Nyam-nyam! Tanpa
menunggu weker membangunkanku, suara mesin itu terlebih dahulu mengangkat kedua
kelopak mataku. Dengan kesadaran yang masih belum matang, kupandangi sekitarku.
Kok masih gelap, ya? Belum lagi … kok pemandangan di luar sana bergerak, sih?!
Kumembuka lebar mataku
untuk bisa menyadari keadaan dan mendapati diriku sedang terlelap di jok
belakang sebuah mobil, sementara kedua orangtuaku berada di depan. Sebenarnya
apa yang terjadi, sih?
“Ma? Pa? Kenapa aku
bisa berada di sini? Terus malam-malam begini mau ke mana? Pulang, ya?” tanyaku
ling-lung.
Ibu menolehiku sambil
mengernyit. “Kamu ini lagi mimpi, ya? Kita kan mau sahur di luar. Memangnya
kamu nggak ingat?”
Kumenepuk jidat begitu
menyadari. Bukankah tadi aku dibangunkan ibuku untuk sahur di luar? Sementara
aku yang saat itu masih merem-melek, dengan terpaksanya melangkah sempoyongan
ke jok belakang mobil untuk melanjutkan tidurku. Belakangan ini memang rada
ling-lung!
“Memangnya kita mau
sahur di mana? Apa ada yang buka?” tanyaku sambil kembali memejamkan mata.
“Bangunin aku kalau sudah sampe, ya…”
…
Brrrrrruuuummm!
Kembali kumembuka mata
begitu mendengar suara mesin itu, namun kali ini mataku langsung terbelalak
karena rupanya aku sedang berada di boncengan motor orang yang tak kukenali
sama sekali!
Siapa pria ini? Dan
mengapa aku bisa berada di boncengan motornya? Wajahnya samar karena berhelem
standar. Jangan-jangan aku lagi diculik, lagi!
Karena panik, nekat
kulepaskan peganganku dari pinggangnya. Biarlah aku jatuh terguling-guling di
aspal daripada tak jelas mau dibawa ke mana oleh orang asing ini. Lalu
kulepaskan peganganku dan bersiap untuk menjatuhkan diri…
…
Bruk!
Kuterjatuh sambil
meringis kesakitan. Untung saja kuterjatuh di tempat yang empuk. Ng? Kok bisa
empuk, ya? Kuraba-raba lagi sekitarku. Di mana ini? Tempatnya halus. Duh,
jangan-jangan aku sudah koid dan berada di dunia lain, lagi. Begonya aku, nekat
banget menjatuhkan diri dari motor itu dan…
Kesadaranku kemudian menamparku
untuk lebih teliti akan apa yang terjadi. Kupandangi sekelilingku dan
pemandangan yang tak asing lagi terhampar di mataku. Oh! Aku tahu ini kerjaan
siapa! Siapa lagi kalau bukan … “mereka”?!
Kuberdiri sambil
mengelus-elus pinggangku yang sakit setelah jatuh dari ranjangku. Untung saja
jatuhnya ke karpet empuk. Kumemutuskan untuk duduk-duduk saja dan tak
melanjutkan tidurku karena masih syok. Sudah pukul 3 pagi, sebentar lagi sahur.
Kurenungkan posisi
tidurku tadi. Pantas saja aku bermimpi aneh-aneh dan merasa sedang berada di
atas kendaraan karena rupanya posisi tidurku yang terlentang. Hihi, jadi
teringat adegan ketindihannya tiga semprul yang kocak banget! Kalau aku sih
sudah terbiasa…
0 komentar:
Posting Komentar