THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Sabtu, 04 Mei 2013

hargai buku...

Saya sedang nyante…. menikmati teh hangat pahit kegemaran buatan warung di depan tempat kost. Teh hangat yang selalu membuat saya teringat dengan seseorang yang selalu menyiapkannya dengan cinta di pagi hari.. oo co cwiiiiddd.
Namun,tegukan saya berhenti ketika seorang teman datang ke rumah. Tidak hanya itu, yang membuat kaget ternyata dia melemparkan sebuah buku di depan saya.
“Buku apaan ini?”
Saya memandangnya heran. Jin iprit mana yang merasuki teman saya itu sampai pagi-pagi sudah ekmosian.
“Masa isinya cuma begitu doang. Analisanya juga nggak mutu,” teman saya itu melanjutkan luapannya.
Saya mengambil buku itu. Memandang kavernya dan membolak balik isinya; sekadar ingin menebak apa sih yang dikeluhkan oleh teman saya itu.
“Buku jelek,” umpatnya masih menyembur.
Saya sebenarnya ingin bertanya apa maksud “buku jelek” yang dibunyikan itu.
“Kalau cuma beginian saja saya sih bisa buat 10.”
***

Kejadian di kamar kost pagi itu masih membekas dalam benak saya. Sebuah ungkapan kekesalan dari si pembeli buku yang kebetulan juga akademisi atawa dosen di sebuah perguruan tinggi negeri. Kalau mau dibanding-bandingkan sih memang portofolio si pembeli (yakni temen saya itu) jauh lebih buanyak dibandingkan si penulis buku. Dan kalau mau diandaikan lagi, si teman saya itu yang semestinya menulis buku tersebut.
Saya yakin bahwa sebuah buku haruslah berasal dan diproduksi oleh penulis yang handal. Dia memahami bidangnya, mengetahui apa yang ditulisnya, berisi konten yang memang dapat dipertanggungjawabkan. Penulis tidak hanya berhenti pada menulis naskah an sich, melainkan dia memainkan peran untuk membangun kewajiban moralnya sebagai penulis ketika naskah itu menjelma menjadi sebuah buku.
Saya masih percaya bahwa sebuah buku yang baik dihasilkan oleh orang yang baik pula. Saya juga masih tidak percaya untuk membeli buku, misalnya, buku tentang media baru yang ditulis oleh bukan orang yang mempelajari media baru. Karena dengan melihat rekam jejak atau portofolio kita mengharapkan akan mendapat sesuatu dari buku tersebut.
Inilah yang saya katakan sebagai beban seorang penulis. Karena buku adalah representasi dari penulisnya.
***
Berbulan kemudian saya bertemu dengan teman saya itu lagi. Dia sudah diwisuda dan sudah menjadi dosen dengan matakuliah lumayan banyak di kampusnya. Beberapa kali saya SMS balasannya kalau tidak sedang nguji skripsi atau ngisi seminar.
Suatu saat dia SMS, ngajal saya makan stik… maksudnya steak daging bukan stik golep.
Dia datang sambil membawa 5 atau 7 buku. Habis ngasih kuliah keliatannya. “Tugas negara, nih,” katanya bangga.
Setelah memesan hidangan, maka kami pun ngobrol ringan.
“Eh, selamat ya bukunya yang soal Public Relations itu sudah terbit,” katanya.
Saya tersenyum.”Jadi, udah nulis berapa buku?”
Tiba-tiba wajahnya langsung muram, “Ternyata nulis buku itu susah ya,” akunya, “perlu perjuangan keras, tenaga ekstra, dan yang penting waktu khusus untuk menulisnya.”
Saya hanya tersenyum lagi.
Dan entah mengapa tiba-tiba mata saya memandang salah satu buku yang dibawanya. Sebuah buku yang waktu itu dikatakan sebagai “buku jelek”.
***
Sebenarnya saya juga seperti teman saya itu. Dulu saya sering mengejak beberapa buku yang saya anggap jelek dan saya sanggup menulisnya dan merasa saya paling pas menulis buku tersebut.
Ternyata… sejelak apapun buku dalam prasangka kita, buku itu merupakan hasil kerja keras penulisnya. Kerja keras yang tentu banyak mengorbankan materi maupun nonmateri.
Ternyata… sejelek apapun buku itu ia sudah diterbitkan. Dan yang namanya menerbitkan buku itu melibatkan seorang editor, pembaca awal, divisi penjualan, desainer, dan masih banyak lagi. Sebuah proses yang bisa melibatkan 100 orang lebih dan tidak hanya 1 atau 2 orang (penulis) saja.
Ternyata… sebuah buku bisa memberi manfaat luar biasa bagi orang lain; yang bagi kita bisa jadi buku itu di bawah standar akademis.
Maka, hargailah sebuah buku yang sudah terbit… apapun dan bagaimanapun caranya buku itu diterbitkan.
(sumber: Jogjakarta, 28 Februari 2011) 

===========================================================



JASA EDITING NASKAH BERHADIAH!

Menulis adalah kegiatan dan hobi yang sangat menyenangkan dan digemari oleh banyak orang—belum lagi kalau tulisan itu dibukukan hingga dapat dibaca oleh masyarakat luas. Kamu bercita-cita ingin menjadi penulis dengan menuangkan idemu dalam bentuk sebuah buku yang berkualitas?

Namun, sekadar ditulis saja tak cukup untuk melengkapi kualitas tersebut. Diperlukan pula tata bahasa yang sesuai dengan EYD. Masih merasa lemah dalam kualitas EYD? Oleh karena itulah, blogger Menulis Bukti Hidupku (MIBUKU) siap membantu dengan menyediakan jasa editing naskah dalam bahasa Indonesia agar isi bukumu semakin berkualitas!


Setiap naskah memerlukan proses editing sebelum dijual. Tapi tidak semua penulis bisa melakukan editing naskahnya dengan baik. Ia memerlukan bantuan jasa editing naskah. Teman-teman penulis yang membutuhkan jasa, akan mendapatkan editing meliputi koreksi EYD seperti misalnya :
·                    Kalimat yang salah atau kurang,
·                    Tajwid bahasa (pelafalan huruf dan kata),

·                    Kata penghubung apa bagusnya digunakan,

·                    Kata depan,

·                    Kesalahan ketik (typo),
·                    Kalimat baku dan tak baku,
·                    Penggunaan huruf kapital, huruf miring dll,
·                    Penggunaan tanda baca yang tepat seperti elipsis, petik ganda, petik tunggal, tanda hubung seperti en-dash dan em-dash dsb,
·                    dan masih banyak lagi…

Proses editing naskah sangat perlu dilakukan sebelum naskah itu diterbitkan karena bisa saja terjadi kesalahan yang tidak disengaja mau pun salah tulis, juga ketidaktahuan penulis tentang EYD hingga selalu ditolak penerbit mayor karena tata penulisan yang masih kacau. Butuh bantuan jasa editing naskah kami?
Editing yang kami lakukan tidak meliputi isi naskah seperti misalnya pengecekan kebenaran isinya. Dalam editing, kami juga tidak akan mengubah gaya tulisan, makna, dan alur cerita yang kamu tulis.

Apa untungnya mencari jasa editing naskah sendiri? Dengan mencari jasa editing naskah sendiri, tentu saja file hasil editing secara otomatis akan menjadi milik penulis sepenuhnya. Beda kalau diedit secara langsung oleh penerbit karena file hasil editingnya tak akan diberikan.
Hanya dengan TARIF JASA EDITING sebesar Rp 200.000 (DUA RATUS RIBU RUPIAH) maksimal 100 hal (format A4, font TNR 12, spasi 1.5, margin normal) kamu bisa mendapatkan hasil editing naskahmu hingga bisa mempelajari kesalahan kepenulisanmu sendiri. Jadi sekalian bisa belajar EYD secara mandiri, kan?

Tak semua penulis menyadari EYD itu penting dalam menulis. Padahal hal itu sangat mempengaruhi baik dan buruknya tata penulisan mereka agar pembaca dapat memahami tulisan seorang penulis. Baik dan buruknya tata kepenulisan itu merupakan bukti serius atau tidaknya penulis itu berkarya. Jika tak teliti dalam EYD, penulis hanya menulis kata yang tidak berarti.
Dengan menggunakan jasa kami, kami tidak bertanggung jawab atas isi dan konten yang ada di dalam naskah tersebut karena merupakan tanggung jawab penulis naskah seutuhnya. Selain itu, penulis juga harus mencantumkan dalam buku tersebut bahwa editor bukunya adalah MENULIS BUKTI HIDUPKU.

BONUS:
Jasa editing naskah kami ada bonusnya, loh! Tiap naskah yang masuk akan mendapatkan 1 (satu) buah buku koleksi Creepy Pasta’s Group Sister yang akan dikirim langsung ke alamat kamu (persediaan terbatas). Judul buku bisa dipilih.

 

Punya naskah yang mau diterbitkan? Ingin melakukan self editing, tapi merasa kurang memahami EYD? Silakan kontak kami di sini untuk mendiskusikannya:

Facebook (inbox only) : ARIESKA ARIEF & MENULIS BUKTI HIDUPKU
Pin BB (ping! only) : 764A7969
Ponsel (SMS only) : 085 399 566 422
 

0 komentar: