THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Selasa, 04 November 2014

Menulis Cerpen Atau Novel?

Sejak Jika Hujan Pernah Bertanya dan Musim Cinta terbit, ada beberapa pertanyaan yang muncul baik itu dari pembaca maupun teman-teman, kenapa menerbitkan Kumpulan Cerpen? Apakah lebih mudah? Apakah sudah tidak menulis novel lagi? Dan sebagainya. Ketahuilah, saya seorang penulis yang berangkat dari tulisan-tulisan pendek. Sebelum sanggup menulis panjang, saya menulis cerita-cerita yang hanya berisi dua sampai sepuluh halaman saja. Kebanyakan tulisan tersebut tentu tidak bisa diterbitkan, dan akhirnya baru bisa jatuh ke tangan pembaca dalam bentuk buku, salah duanya adalah Jika Hujan Pernah Bertanya dan Musim Cinta itu sendiri.

Bagi saya menulis cerpen bukan perkara mudah atau cepat. Menulis novel selama dua tahun terakhir membuat saya terbiasa dengan tulisan-tulisan panjang, penjabaran yang detail, dan banyaknya pemunculan percakapan antar tokoh dan elemen-elemen lainnya. Ketika Jika Hujan Pernah Bertanya akan diterbitkan dan masuk proses revisi, saya mengalami kesulitan tersebut. Kadang, begitu masuk ke halaman-halaman awal, jatuhnya saya malah terlena pada jalinan cerita hingga tak lagi bisa diolah menjadi cerpen. Saya berkali-kali membaca dan merasa cerita-cerita tersebut sangat tidak berterus terang (yang semestinya tidak demikian untuk sebuah cerpen). Jadi kalau dibilang mudah dan cepat, tidak juga. Lalu, kenapa saya sampai menerbitkan dua Kumpulan Cerpen tahun ini?

Menulis cerpen bagi saya sama seperti brainstorming sebuah ide untuk novel. Ketika menulis ulang Jika Hujan Pernah Bertanya dan menulis Musim Cinta, saya menemukan banyak ide-ide segar yang bermunculan di dalam kepala saya, dan saya katakan 'kayaknya keren nih kalo dijadiin novel'. Dan sekadar info saja, novel pertama saya (Before Us) pun awalnya sebuah cerpen yang kemudian dikembangkan menjadi novel untuk keperluan kompetisi. Ada banyak hal yang lama terpendam dalam kepala saya dan tergali kembali ketika menulis cerpen-cerpen tersebut. Ide-ide yang tak pernah tertuliskan, sampai idealisme seperti apa sebuah tulisan yang sangat ingin saya hasilkan. Semuanya terangkat kembali ketika menulis kumpulan cerpen tersebut.

Menulis cerpen juga membuat saya leluasa menggunakan diksi dan kata-kata puitis yang saya sukai. Jumlah halaman yang tak lebih dari 10 halaman A4 membuat saya bisa memadatkan diksi tanpa terasa jenuh dan melelahkan (ya, coba bayangkan novel beratus-ratus halaman yang dituturkan dengan begitu padat dari segi diksi dan pilihan kata, saya rasa cukup membuat lelah di tengah perjalanan membacanya). Saya ingat bagaimana saya amat sangat menyukai Rectoverso Dee bukan dari segi isi cerita tapi bagaimana cara Dee menyajikannya. Bukan soal mengenyangkan, tapi sensasi rasanya. Seperti itu lah kepuasan yang saya dapat ketika menulis cerpen.

Tentu apresiasi kita untuk mereka yang menulis cerpen tak bisa disama ratakan dengan para penulis novel. Masing-masing punya tantangan dan kesulitan tersendiri. Dan soal selera pembaca, tak bisa dipaksakan juga bukan? Yang pasti, kalau teman-teman menyukai cerpen, tak ada salahnya untuk tetap menghasilkan tulisan pendek tersebut. Mungkin tak terlalu banyak pembaca yang meminatinya, tapi saya adalah salah satunya. Toh, banyak penulis hebat di luar sana yang menghasilkan cerpen-cerpen luar biasa, sebut saja AS. Laksana sebagai salah satunya.

(Robin Wijaya)

==================================================================


JASA EDITING NASKAH BERHADIAH!

Menulis adalah kegiatan dan hobi yang sangat menyenangkan dan digemari oleh banyak orang—belum lagi kalau tulisan itu dibukukan hingga dapat dibaca oleh masyarakat luas. Kamu bercita-cita ingin menjadi penulis dengan menuangkan idemu dalam bentuk sebuah buku yang berkualitas?

Namun, sekadar ditulis saja tak cukup untuk melengkapi kualitas tersebut. Diperlukan pula tata bahasa yang sesuai dengan EYD. Masih merasa lemah dalam kualitas EYD? Oleh karena itulah, blogger Menulis Bukti Hidupku (MIBUKU) siap membantu dengan menyediakan jasa editing naskah dalam bahasa Indonesia agar isi bukumu semakin berkualitas!


Setiap naskah memerlukan proses editing sebelum dijual. Tapi tidak semua penulis bisa melakukan editing naskahnya dengan baik. Ia memerlukan bantuan jasa editing naskah. Teman-teman penulis yang membutuhkan jasa, akan mendapatkan editing meliputi koreksi EYD seperti misalnya :
·                    Kalimat yang salah atau kurang,
·                    Tajwid bahasa (pelafalan huruf dan kata),

·                    Kata penghubung apa bagusnya digunakan,

·                    Kata depan,

·                    Kesalahan ketik (typo),
·                    Kalimat baku dan tak baku,
·                    Penggunaan huruf kapital, huruf miring dll,
·                    Penggunaan tanda baca yang tepat seperti elipsis, petik ganda, petik tunggal, tanda hubung seperti en-dash dan em-dash dsb,
·                    dan masih banyak lagi…

Proses editing naskah sangat perlu dilakukan sebelum naskah itu diterbitkan karena bisa saja terjadi kesalahan yang tidak disengaja mau pun salah tulis, juga ketidaktahuan penulis tentang EYD hingga selalu ditolak penerbit mayor karena tata penulisan yang masih kacau. Butuh bantuan jasa editing naskah kami?
Editing yang kami lakukan tidak meliputi isi naskah seperti misalnya pengecekan kebenaran isinya. Dalam editing, kami juga tidak akan mengubah gaya tulisan, makna, dan alur cerita yang kamu tulis.

Apa untungnya mencari jasa editing naskah sendiri? Dengan mencari jasa editing naskah sendiri, tentu saja file hasil editing secara otomatis akan menjadi milik penulis sepenuhnya. Beda kalau diedit secara langsung oleh penerbit karena file hasil editingnya tak akan diberikan.
Hanya dengan TARIF JASA EDITING sebesar Rp 200.000 (DUA RATUS RIBU RUPIAH) maksimal 100 hal (format A4, font TNR 12, spasi 1.5, margin normal) kamu bisa mendapatkan hasil editing naskahmu hingga bisa mempelajari kesalahan kepenulisanmu sendiri. Jadi sekalian bisa belajar EYD secara mandiri, kan?

Tak semua penulis menyadari EYD itu penting dalam menulis. Padahal hal itu sangat mempengaruhi baik dan buruknya tata penulisan mereka agar pembaca dapat memahami tulisan seorang penulis. Baik dan buruknya tata kepenulisan itu merupakan bukti serius atau tidaknya penulis itu berkarya. Jika tak teliti dalam EYD, penulis hanya menulis kata yang tidak berarti.
Dengan menggunakan jasa kami, kami tidak bertanggung jawab atas isi dan konten yang ada di dalam naskah tersebut karena merupakan tanggung jawab penulis naskah seutuhnya. Selain itu, penulis juga harus mencantumkan dalam buku tersebut bahwa editor bukunya adalah MENULIS BUKTI HIDUPKU.

BONUS:
Jasa editing naskah kami ada bonusnya, loh! Tiap naskah yang masuk akan mendapatkan 1 (satu) buah buku koleksi Creepy Pasta’s Group Sister yang akan dikirim langsung ke alamat kamu (persediaan terbatas). Judul buku bisa dipilih.

 

Punya naskah yang mau diterbitkan? Ingin melakukan self editing, tapi merasa kurang memahami EYD? Silakan kontak kami di sini untuk mendiskusikannya:

Facebook (inbox only) : ARIESKA ARIEF & MENULIS BUKTI HIDUPKU
Pin BB (ping! only) : 764A7969
Ponsel (SMS only) : 085 399 566 422

0 komentar: