THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Senin, 14 September 2020

Skate

 


Aku meluncur deras dengan memakai skate di sepatuku ke lantai licin dengan lincahnya. Ini memang barang baru dengan memasang skate peluncur di sepatuku. Aku langsung saja mencobainya dan tak kusangka, aku bisa cepat menguasai dan mengendalikannya. Hehe, asyik!

Di museum ini memang bisa sambil nge-skate. Asyik deh bisa meluncur begini. Kumeluncur dengan bebas dan indah. Rasanya ekspresif banget, deh! Layaknya profesional saja, padahal baru coba. Kok aku bisa sebegitu pedenya ya meluncur tanpa cedera macam-macam? Seolah sudah lama saja! Aku seperti mengambil bakat seseorang. Oh, ya?!

Tak nyangkalah kalau bisa. Ternyata aku bisa! Seorang cowok nge-skate melintasiku. Setelah kuperhatikan, kok gerakan spontan meluncurku ini mirip dengannya, ya? Siapa ia? Jadi penasaran! Kami lalu nge-skate berdampingan seolah berpasangan begini. Hanya kami yang bisa selincah ini.

Kulalui jalan yang berliku kemudian berhenti di kerumunan siswa yang tengah duduk melantai. Mereka pasti lagi study tour juga di sini. Nebeng ah, tapi itu tak lama dan aku kembali nge-skate di antara barisan mereka menuju suatu tempat.

Aku kehilangan jejak cowok tadi. Tapi cuek sajalah! Aku lalu menaiki sebuah tanjakan menuju lemari buku. Tentu saja aku tak lewat tangga dan mudah saja nge-skatenya. Tak semua orang bisa, loh!

Kumembuka lemarinya untuk mengambil buku dan baca-baca sejenak. Duh, tulisan Turki semua! Aku tak bisa baca, deh. Ini kan memang museum yang berhubungan dengan Turki. Kumelirik ke bawah sana dan malah melihat ada seorang muslimah solat. Hem! Apa tak apa, nih? Aku kan ada di depan bagian atas sini. Tapi kan bukan tepat di depannya.

Ah sudahlah, tinggalkan saja! Lebih baik aku turun dan melepas skate-nya. Tiba di tangga turun, kupakai sepatuku dan memakai kaos kaki. Entah di sana ada banyak cowok yang memperhatikanku. Aku tengah memakai sepatu bersama geng Vira.

Sebenarnya sih, aku suka cewek ini. Ia cantik banget dan tentu saja sih aku tak kalah cantik dan menarik darinya. Ia tengah berbincang dengan yang lainnya. Hum, sepertinya aku pulang saja deh setelah kami jalan-jalan berpencar di museum ini.

Sebenarnya sih, aku ingin bisa berteman dengannya. Tapi ia sok tak mau saja, sih. Kan cocok temenen, sama-sama cantik begini, hehe. Tapi ia lalu pulang bersama gengnya menuruni tangga. Huh, aku jadi kesepian dan tak bergairah lagi deh berada di sini. Tak ada lagi yang menarik di sini. Dianggap tak ada juga oleh mereka. Semoga saja deh si Vira tuh nyesel pulangnya. Aku kan cukup enak dipandang, toh?

Huft, aku jadi malah iri dengan kaos kakinya yang bersih, tak seperti kaos kakiku yang kotor banget bawahnya. Soalnya aku tak punya banyak uang sih untuk beli kaos kaki, hiks.

***

hy, readers, mampir ya ke novel horor berseri karya THIRTEEN yang satu ini sekalian bisa menginspirasi pembacanya apa saja yang harus dilakukan saat ketindihan, tuh kan horor banget deh, salah satunya dengan lafazkan azan. menarik bukan? klik gambar di atas menuju link novelnya atau langsung saja search judulnya TOK TOK TOK di aplikasi NOVELTOON. makasi ya dukungannya :=(D
 

0 komentar: