THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 15 Juli 2020

SOULMATE DANCE - 2



”I am not okay...”

Lagu itu masih berdendang asyik hingga membuat para penikmatnya menari sampai lupa diri. Atar yang tengah menyaksikan para penari moderen itu malah tampak tak menikmati lagunya. Ia tampak tak puas dan terlihat putus asa.

”Huft, Jack! Sepertinya kali ini tak ada kriteria penari yang kita butuhkan untuk memenangkan kompetisi bulan depan,” keluhnya.

”Kenapa? Mereka itu penari terbaik waktu di sekolah mereka dulu, loh.”

”Tapi kita tak harus mengambil orang dari para junior, kan? Kan bisa dari sesama angkatan atau bahkan senior kita.”

Jack kembali meluruskan wajahnya menyaksikan aksi anak-anak baru itu dengan tatapan prihatin. ”Padahal kau sendiri tahu kan di angkatan kita tak ada yang memenuhi kriteria.”

Sementara itu, hati Atar bertambah hancur begitu melihat salah seorang penari di aula yang bertubuh gendut itu menari dengan kocaknya. Tubuh tembemnya menari ke sana-ke sini seperti agar-agar menari. Atar langsung meninggalkan tempat itu sambil menggeleng-gelengkan kepala.

***

”Cok, bagaimana keadaanmu?” tanya Kile saat menjenguk Coki di ruang jenguk tahanan.

Coki diam saja sambil terus menunduk. Tentu saja rasa sakit hatinya pada gadis itu belum terobati secepat itu dalam tiga hari.

Wajah Kile terlihat sedih melihat reaksi itu. Perlahan ia kemudian menyodorkan sebuah rantang ke meja. ”I-ini, sayur asam dan kapurung kesukaan kamu.”

Mendengar itu, Coki langsung naik pitam. Spontan ia bangkit kemudian langsung menepis rantang itu dengan gusarnya hingga isinya jatuh berhamburan ke lantai.

Kile terkejut setengah mati.

”Kau pikir dengan membawakan makanan kesukaanku, aku bisa memaafkanmu semudah itu, Kil?!”

Kile hanya langsung menangis tersedu-sedu.

”Sebenarnya apa maumu?! Kau pasti hanya ingin melihatku menderita di sini, kan?! Kau datang ke sini pasti hanya untuk mengejekku, kan?! Aku benar-benar nggak mengerti jalan pikiranmu! Kau bisa membuatku gila, Kil! Kau bisa membuatku gila!!”

Kile menggeleng-geleng menepiskan pernyataan itu. Ia hanya dapat menyatakan rasa sayangnya pada Coki dalam hati.

”Sekarang aku mau kamu pergi! Pergi! Pergi dari sini, dasar munafik! Dan jangan pernah kembali lagi! Aku muak melihat wajahmu yang sok bersih itu!” pekik Coki berang sambil mengacungkan tangannya ke luar.

Kile masih terus menangis sedih.

Coki juga jadi ingin menangis. Perasaannya begitu hancur menerima kenyataan pahit itu. Ia merasa dipermainkan oleh Kile. Akhirnya ia pun langsung keluar dari ruangan tersebut karena tak tahan melihat Kile menangis.

”Padahal yang seharusnya menangis itu kan aku! Aku! Mengapa harus ia yang kelihatannya lebih menderita daripada aku?! Apa iya dia benar-benar peduli padaku?” batin Coki menjerit-jerit sementara ia semakin mempercepat langkahnya menuju sel-nya.

Kile berusaha menghentikan tangisnya. Ia merasa sedih sekali begitu melihat makanan yang berceceran di lantai itu. Hatinya hancur. ”Rupanya Coki masih belum dapat memaafkan aku. Padahal aku melakukan ini semua demi kebaikannya sendiri. Aku sayang banget sama ia. Tapi ia sama sekali tak mengerti.”

***

Raut wajah Kile masih terlihat sendu. Sudah beberapa minggu ini ia sudah tak menjenguk Coki karena Coki sama sekali sudah tak mau menerimanya. Padahal ia sudah beberapa kali mencoba menjenguk Coki, namun nihil. Sejak Kile menjenguknya untuk pertama kalinya, Coki sudah tak mau menerimanya lagi.

Kile meringkuk sedih dan membiarkan angin sepoi-sepoi membelai punggungnya. ”Coki, andaikan saja kau mau mengerti perasaanku..”

Di saat Kile hendak memejamkan mata, tiba-tiba saja muncul seseorang yang datang mengejutkannya. ”Kile! Melamun saja!” seru orang itu sambil menepuk bahu Kile.

Kile mendongak dan menatap orang itu. ”Atar?!”

Lelaki yang bernama Atar itu kemudian ikut duduk di samping Kile. Ia memandang lurus ke depan sambil memicingkan matanya melawan arah angin yang bertiup. Lalu ia memandang Kile. ”Ada apa? Akhir-akhir ini kau kelihatan sedih? Kenapa?”

Kile membisu. Tentu saja ia tak mau menceritakan masalah yang dipendamnya itu, meskipun pada Atar—teman dekatnya sendiri. ”Ah, tidak ada apa-apa.” Kile tersenyum simpel.

Atar memandangi Kile cukup lama. Matanya seolah menyelidiki raut wajah Kile. Akhirnya ia mau mengerti dan tak berusaha lagi untuk mendapatkan jawabannya. ”Oh, gitu ya?”

Atar kembali menatap lurus sambil memicingkan mata. Ia memandangi pepohonan yang rimbun dari puncak gedung tempat mereka kuliah itu. ”Subhanallah, ciptaan Illahi, cukup ampuh untuk menenangkan hati. Begitu, kan, Kil?” Atar kembali menoleh pada Kile sambil tersenyum ringan.

Kile hanya mengangguk kecil sambil tersenyum tipis dan terus menunduk.

”Nggak masalah jika kamu tak mau cerita. Itu hak kamu. Tapi jika kamu ada masalah berat, percaya deh pada Allah. Ia pasti akan memberikanmu jalan keluar dengan jalan berdoa dan berusaha!” Atar memotivasi Kile.

Kile merenung. Ia kemudian mendongak pada Atar. Perasaan salutnya bertambah begitu mendengarkan kata-kata yang bijak itu.

Atar lalu berdiri. ”Sudah ya, Kil. Aku ada urusan di perpustakaan, ada yang harus kucari. Assalamu alaikum.”

”Walaikum salam,” Kile membalas salamnya. Atar pun beranjak pergi.

”Atar!” Kile memanggil sambil ikut berdiri juga. Atar menoleh. ”Te-terima kasih! Maaf sudah membuatmu cemas.”

Atar tersenyum hangat. ”Sudahlah, tak usah dipikirkan ya. Kita kan teman!”

”Semoga saja audisi boy band-mu sukses, ya. Good luck!” ucap Kile sambil tersenyum manis.

Atar hanya mengangguk-angguk, tak bisa menyembunyikan kelemasannya. ”Amin.” Ia kemudian pergi.

Kile menatap kepergian Atar. Sebenarnya ia mengagumi pemuda itu karena Atar mengingatkannya pada Coki. Sudah satu setengah bulan Coki mendekam di dalam penjara. Waktu berjalan dengan cepat. Kini ia sudah semester 2, seangkatan dengan Atar yang merupakan mahasiswa berprestasi. Di balik sosok santainya itu, tak ada yang menyangka jika sebenarnya ia adalah orang yang genius namun tidak menonjol.

”Andaikan saja Coki sebaik Atar...” Kile menghela napas.

***

https://mangatoon.mobi/id/detail/333845

hy, readers! simak yuk novel horor terbaru THIRTEEN di aplikasi NOVELTOON atau di web MANGATOON pada kompetisi cerita seram. ceritanya lain daripada yang lain karena menceritakan tentang kisah-kisah ketindihan, yang lain mana ada seperti ini. hanya THIRTEEN yang berani coba! silakan klik gambar kover di atas tuk mampir. makasi :=(D

0 komentar: