THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 29 Juli 2020

SOULMATE DANCE - 3


Suasana perpustakaan masih terlihat sepi. Atar tengah sibuk mencari sesuatu di antara deretan buku di setiap rak. Namun spontan saja ia mengambil sebuah buku yang seharusnya tak berada di rak tersebut.

”Hm, buku puisi? Sepertinya menarik,” komentarnya. ”Tak ada salahnya kan kalo kupinjam. Mumpung buku yang kucari sepertinya tak ada di tempat.”

Dengan santainya Atar pun membawa buku tersebut. Namun tiba-tiba saja sesuatu meluncur keluar dari sela buku tersebut. Atar segera memungutnya. Sebuah kartu mahasiswa rupanya terselip dari sela lembaran buku tersebut, entah sudah berapa lama.

”Cakra...,” Atar membaca nama pemilik kartu mahasiswa tersebut. ”Dari Fakultas Ilmu Budaya. Aku harus segera menemukan pemilik kartu ini.” Atar pun segera pergi.

***

Suasana lingkungan rehabilitasi jauh berbeda dengan tertibnya lingkungan kampus yang penuh kedamaian. Coki sudah terbiasa oleh keadaan riuh tersebut, terutama saat istirahat makan siang. Ia sempat melamun memikirkan makan siangnya. Ia teringat makan siang yang pernah dibawakan oleh Kile tahun lalu. Mau tak mau, ia memang harus mengakui bahwa ia memang sedang merindukan kehadiran Kile. Dengan sendunya, ia memandangi makan siangnya, berharap bahwa Kile akan datang kembali menjenguknya membawakannya makanan kesukaannya lagi.

”Kile..,” rintihnya.

Akhirnya ia memutuskan untuk beranjak dari tempatnya menuju sel-nya. Ia jadi merasa tak punya nafsu makan mengingat kerinduannya pada Kile.

Sementara itu, di sebuah sel, empat pemuda tengah berkumpul mendiskusikan sesuatu.

”Aku benar-benar sudah tak tahan lagi berada di tempat seperti ini,” keluh salah seorang dari mereka yang bernama  Rob.

”Aku juga. Ya, meskipun hari kebebasan itu tinggal beberapa bulan lagi,” temannya—Sun—menimpali.

”Kalo saja aku nggak di sini, aku sudah lama menikah dengan pacarku,” komentar yang lainnya, yang bernama Rafi.

”Ya, kalo saja bukan gara-gara cewek itu!” seru sisanya emosi, yang bernama Gani. Tampangnya yang bengis mengekspresikan kebenciannya. ”Kalo saja bukan karena cewek itu, kita pasti sudah melanglang buana di dunia luar sana dengan penuh kebebasan!”

”Iya! Bukankah cewek itu yang sudah mengirim kita ke penjara ini dengan melaporkan kita pada polisi?” Sun yang telmi menimpali pula.

”Kalo nggak salah, namanya ... namanya—” Rob mengingat-ingat.

”Kile!” sebut Gani geram. ”Cewek itu temannya Coki. Gara-gara ia, hidup kita jadi begini!”

Ketiga rekannya mengangguk-angguk.

”Ini benar-benar tak bisa dibiarkan! Kita hidup terpenjara di sini, sementara ia merasakan bebasnya kehidupannya di luar sana. Benar-benar tak adil!” komentar Rafi mulai berang.

”Tapi kita kan memang salah,” ujar Sun polos kemudian disambut dorongan jidat oleh Rafi.

”Iya, sih. Kita memang salah. Tapi ngapain juga cewek itu ikut campur ama urusan kita? Yang mabuk kan kita-kita, en kita sama sekali nggak ngerugiin ia kan?” kata Rob nge-gas.

”Kau benar! Tak seharusnya cewek itu ikut campur urusan kita!” seru Gani. Tak lama, ia lalu tersenyum. ”Sebenarnya aku punya rencana. Sudah lama banget. Kalian pasti tertarik.”

”Apa itu?” tanya ketiga temannya antusias.

Gani menggerakkan telunjuknya sehingga ketiga temannya mendekatkan telinganya agar dapat mendengar suara bisikan Gani. ”Kita buat saja hari kebebasan kita sendiri,” ujarnya.

”Hah? Apa maksudmu?” tanya Sun bingung.

”Hari kebebasan kita sendiri itu maksudnya kabur, bego!” Rafi meluruskan.

Sun hanya mengangguk-angguk sambil melongo.

”Terus-terus?” Rob ingin mendengarkan kelanjutan dari rencana Gani.

Gani tersenyum licik. ”Sebenarnya aku sudah mendapatkan jalan keluar dari sini. Tenang, takkan ada yang tahu. Lalu begitu kita keluar dari penjara ini, ... kita beri pelajaran sama gadis itu!” Gani kemudian tersenyum bejat.

Ketiga temannya memekik tertahan mendengarkan pemaparan Gani yang cukup mengerikan itu.

”Kenapa? Kalian pastinya dendam kan sama gadis itu?” Gani bertanya memastikan. ”So, tak ada yang salah kan dengan rencanaku ini?”

”Betul juga, sih,” Rob setuju. Yang lain hanya mengangguk-angguk.

”Gimana? Kalian mau join, kan?” tawar Gani.

Ketiga temannya saling bertatapan.

”Duh, kalian nggak usah ragu gitu, deh! Percayakan saja semuanya padaku. Lagian tanpa bantuan kalian semua, usaha untuk kabur nggak akan berhasil. Jadi kita akan bagi tugas nanti. Oke?”

Akhirnya ketiga temannya menyetujui. ”Iya. Iya, deh!”

”Nah, pertama-tama yang harus kita lakukan...” Gani mulai memaparkan rencananya sementara ketiga temannya serius mendengarkan. Namun...

”Apa yang kalian lakukan di sini?” tanya seseorang.

Keempat pemuda tadi tersentak kemudian berbalik dan melihat Coki di ambang pintu sel. Mereka langsung terlihat gugup.

”Eh—eh nggak ada apa-apa kok, Cok. Lagi ngumpul-ngumpul aja,” jawab Gani berusaha untuk tenang. ”Ngomong-ngomong sejak kapan kau berada di situ?”

”Baru aja,” jawab Coki tenang.

Ketiga temannya berprilaku aneh dan salah tingkah.

”Ingat, kalian nggak boleh menceritakan ini semua pada Coki,” bisik Gani pada ketiga temannya yang hanya bisa mengangguk-angguk.

”Apa yang kalian bisikkan?” tanya Coki penasaran.

”Hehehe,” Gani terkekeh gugup. ”Nggak, kok. Nggak,” sahutnya meyakinkan.

”Kalian nggak makan siang?” tanya Coki lagi.

”Kamu sendiri?” Sun balik bertanya.

Coki kemudian berjalan menuju ranjang dan merebahkan badannya. ”Saya sedang kurang enak badan. Jadi nggak nafsu makan,” ngakunya. Coki kemudian berbalik memunggungi mereka.

”Oh, kalo begitu, kami ke ruang makan dulu, ya,” pamit Gani. Mereka berempat segera meluncur ke ruang makan dengan gelagatnya yang aneh.

”Duh, gawat! Coki sempat mendengar percakapan kita tadi nggak, ya?”

”Bisa gawat nih kalo ia tahu.”

Gani hanya terdiam. Mimik wajahnya terlihat serius dan semuanya masih menjadi misteri.

Sementara itu di dalamnya selnya, Coki masih terlihat diam di kasurnya. Entah apa yang dipikirkannya...

***

https://mangatoon.mobi/id/detail/333845/episodes

hy, readers, kembali lagi dengan THIRTEEN dengan karya terbarunya pada novel genre horor berjudul TOK TOK TOK, temanya tentang ketindihan loh. hanya THIRTEEN yang berani mengambil tema yang lain daripada yang lain. yuk mampir sendiri dan rasakan bedanya dengan ngeklik gambar kover di atas menuju web MANGATOON atau lebih enaknya search aja di aplikasi NOVELTOON. makasih, readers! :=(D

0 komentar: