THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 16 November 2011

SERIGALA TERAKHIR (part 3 of 4)

(nah getuh deh critanya jarot akan selalu dikejer2 ama orang2 yang dulu pernah menghabiskan waktu ceria bersamanya. Sudah tak ada yang namanya sahabat. Semuanya seolah terlupakan begitu saja indahnya persahabatan itu, yang lebih mendominasi sekarang adalah rasa permusuhan dan dendam serta prasangka buruk…)



Malam itu mereka tiba sudah di markas. Jarot protes dan marah besar ama fatir karna dah diam2 ikutin dy, alias ikut campur. Dy juga marah karna uda ditolongin, padahal dy ga menginginkan pertolongan itu, cos tahu bagaimana persis cara fatir menyelamatkannya.
“aku ga butuh pertolonganmu! Jangan campuri urusanku lagi!” kata jarot setelah fatir mengaku ingin menolongnya melalui bahasa isyarat.
Fatir yang kesel karna niat baiknya ga disambut baik, lalu membuka kaosnya. Jarot tambah marah begitu melihat noda darah di kaosnya itu. Dy merebut kaos fatir.
“darah siapa ini? Kau habis bunuh orang lagi ya?” jarot meraung.
Fatir mendelik geram pada jarot, dy tak berisyarat apa pun.
“dengar, ini urusanku. Dan jangan pernah ikut campur lagi. Aku ga suka,” jarot menegaskan. Sesuai dugaannya, fatir akan melakukan cara pertumpahan darah untuk menyelamatkannya dan dy ga suka itu.
Fatir lalu mengisyaratkan sesuatu. “bisnis? Bisnis apaan?” raung jarot begitu mendengar alasan itu. “tapi ga ampe sebegininya juga kan?”
Fatir yang kesel lalu pergi. Ia mengisyaratkan “terserah.” (wah keren isyaratnya orang bisu neh hehe…)
Jarot tamba pusing ni, dah ada pertumpahan darah seperti ini n dy yakin dy yang akan terus dipersalahkan. Duh fatir, gemana si, ga mikir apa jarot yang akan dipersalahkan. Gara2 fatir juga neh. Maksud hati ngenolong malah merugikan. Ini masalah serius…
Siang itu lukman berjalan tergesa2 menuju lorong. Ia tampak cemas begitu mengetahui kabar dari orang2 tentang adiknya yang ditemukan tergeletak tak sadarkan diri di sana. Ia menyeruak ke kerumunan orang dan syok begitu melihat adiknya. Wajah adiknya begitu pucat n ga bergerak lagi. Lukman menangis meraung2 udah kehilangan adiknya. Ia mendekap adiknya penuh kasih sayang. Adiknya sudah meninggal, dan sekarang tinggal jasadnya saja. Teman2nya berusaha menenangkannya. Lukman begitu terpukul kehilangan adiknya tercinta. (padahal kemarin dipukul2, yah bentuk aplikasi cinta ama orang memang aneh2)…
Lukman terlihat marah dan geram. Hanya satu yang dipersalahkannya, siapa lagi kalo bukan si jarot. Jarot sekarang dah semakin dibenci ma kawan2nya. Lukman mo balas dendam…
Usai dari bar minum2, jarot dkk pulang menyusuri gang malam itu. Tiba2 saja terlihat seorang pemuda pake topi mengikuti mereka dengan tergesa2. Wajahnya samar, tapi terlihat sorot matanya yang penuh api dendam. Pemuda ini pastilah punya niat buruk.
Pas di tikungan, fatir yang menyadari diikuti ama pemuda itu menyergap pemuda itu. Ia mencekal lehernya. Kedua rekan jarot lalu menodongkan pistol pada pemuda itu. Jarot yang melihat siapa pemuda itu, terperangah begitu pemuda itu dipukul jatuh n topinya lepas. Tampaklah wajah sangar lukman.
Lukman ga peduli yang laen menodonginya pistol. Sasaran amarahnya hanya jarot. Dy langsung menyerang jarot. Jarot mati2an mencegah teman2nya untuk ga menembak, karna masi sayang ama lukman. Dy ga ingin lukman dicelakakan oleh yang lain.
Lukman yang ingin balas dendam lalu mencekal leher jarot ke tembok. Dy ga peduli respon yang lain yang semakin menodonginya pistol. Dengan nafas yang berat karna semakin kecekik, jarot masih berusaha mencegah teman2nya melakukan itu.
“jangan! Jangan tembak! Tahan!” ia memohon tuk jiwa lukman.
Lukman serasa ga peduli. Api dendam terus menyelimuti hatinya yang buta. “napa kau bunuh adekku?!”
Jarot menggeleng. “aku ga bunuh adek lu,” dy menegaskan. Tapi tentu saja lukman tak percaya dan semakin mencekik jarot. Teman2nya melihat jarot semakin terancam hingga smakin waspada. Jarot angkat tangan sebagai kode buat teman2nya di belakang agar ga menembak.
“tenang. Tenang. Aku ga ngerti apa yang terjadi…”
“adekku mati karna kau kan? Kau yang udah jual narkoba ke dy.” Lukman lalu terlihat sedih dan matanya berkaca2 pilu. Ia terlihat ga rela. “napa kau bunuh dy?! Padahal dy adek yang paling kucintai n aku dah capek2 kumpul uang tuk nyekolahin dy tinggi2 agar dy bisa lebih baek daripada kita. Tapi semuanya sia2 gara2 kau!” tuntut lukman sambil menggeram.
Jarot bisa merasakan kesedihan lukman. (oh kata2nya juga so swit n ngeharuin sih).
“kau harus terima pembalasannya. Kau harus mati.” Lukman lalu mau bunuh jarot, tapi di belakang si fatir dah ambil ancang2 tuk menembak tanpa ragu2. Dor!
Lukman yang ditembak pelipisnya tewas seketika. Bruk! Jarot syok melihatnya. Dah percuma ia cegah2 lagi temennya tadi tuk ga menembak. Sesuai dugaannya hal yang buruk akan terjadi jika ada yang membahayakannya, meskipun ia tak ingin itu terjadi.
Jarot menangis sedih sambil mendekap mayat lukman yang sudah terbujur kaku. Temannya uda tiada, jarot bener2 terpukul. Ia lalu mendelik menatap tajam fatir penuh amarah. Ia berjalan dengan gusarnya ke fatir yang sama sekali ga takut akan apa yang telah dilakukannya, nembak tanpa pikir panjang.
“napa lu bunuh dy?! Napa lu bunuh sahabat kita ndiri?!” raungnya. (prasaan gengnya ale ga ada yang sahabatan ama fatir deh hehe. Tapi gitulah bahasa kasih sayang seorang jarot).
Lagi2 fatir mengodekan alasan basi kalo dy ingin menyelamatkan jarot. Iyah juga sih, tapi bisa ga sih ga membunuh. Neh fatir tamba sadis deh tamba hare…
Jarot kalap kemudian memukuli fatir, tapi dengan tangkasnya fatir membela diri dari serangan jarot. Duh rasanya nyebelin juga ni fatir gayanya menantang banget n memang dy bener2 tangguh, ga mo disakitin siapa aja…
Jarot yang ga bisa berbuat apa2, semakin muak ama fatir yang slalu ngelindungin dy dengan cara menghilangkan nyawa. Teman2nya fine2 aja tuh, kan lukman mo bunuh dy, tapi sahabat mana yang mau sahabatnya mati karena dy…
Siang itu warga kampung gempar karna ditemukan sesosok mayat di pinggiran sungai. Ale dkk segera berlari menuju sana dan syok begitu melihat mayat lukman yang sedang meringkuk dalam koper. (aku suka neh aktingnya jadi mayat di koper, meyakinakn banget haha). Kasihan banget…
Lagi2 jarot yang dipersalahkan, ale dkk dendam kesumat ama jarot, dendam itu smakin bertambah. Padahal bukan jarot loh yang bunuh lukman. Tapi apakah mereka mau tahu itu?
Di gang kekuasaan ale, ale mabuk2an n minum yang banyak tuk menghalau kesedihannya karna lukman mati. Sekarang tinggal 3. Melihat ale begitu terpukul, jako n sadam kemudian merencanakan sesuatu diam2.
“ini ga bisa dibiarin nih. Kita harus balas tuh si jarot…”
Malamnya yani kedatangan tamu di bar itu, 2 pemuda yang tak lain adalah jako n sadam. Yani agak takut karna mereka kan musuh kakaknya. Mereka b2 lalu samperin yani n menggodanya. Yani semakin ketakutan.
“mau pesen apa?”
“kita ga pesen apa2, Cuma mo ketemu kamu. ga usa kaku gitu dong. Kita kan temen, ingat ga kamu pernah mijitin aku waktu main sepak bola dulu.” Mereka mulai menyentuh2 yani.
Yani berusaha mengelak2, dengan ketakutan. “saya hanya melayani di sini, saya bukan perempuan pelacur di sini. Jangan macam2 ya.”
Tapi mereka semakin mengepungnya dan mulai memperkosanya. Yani ga berdaya. “plis tolong, kita ini sahabat. Jangan lakukan ini padaku,” yani merintih2, tapi muanya uda terlambat. Dy dah jadi santapan edan jako n sadam, mantan shabat jarot ndiri…
Brak! Siang itu ale meraung gusar, di gang tempat mereka nongkrong. Ia melempari sadam n jako tempat sampah. Keduanya tertunduk.
“bodoh! Gile lu pada! Kita ini ga dilahirkan tuk nyakitin perempuan, tahu!” raung ale menggelegar begitu mengetahui perbuatan biadab jako n sadam pada yani, adeknya jarot itu. Ternyata dy ga mo libatkan keluarganya jarot yah, ale masih memiliki hati daripada kedua temannya yang bejat itu. “pergi lu pada! Pergi! Dan jangan pernah muncul lagi di hadapan gue!” ale lalu mengusir kedua temannya dengan gusar.
Jako dan sadam bergegas kabur. Ale yang kesal ama perbuatan bejat teman2nya itu kemudian membanting2 barang di sana. Ia smakin stress karna ada orang yang tak bersalah terlibat dalam pertempurannya dengan jarot…
Jarot tampak syok begitu mendengar kabar yani diperkosa. Siang itu dy tengah berada di kamar hotel bersama aisa. Aisa berusaha menenangkannya…
Siang itu pula jarot dkk menemui jo, si pemilik bar itu. Jo digebukin tuk lampiaskan amarahnya.
“siapa yang ngelakuin ini pada yani?” Tanya jarot cool, dengan mata mengancam.
Jo tergagap, dengan mulut berdarah2 dy ngejawab, “anak buahnya ale, jako dan sadam…”
Jarot terperangah mendengarnya. Ternyata ulah kedua mantan sahabat baiknya dulu itu. Sungguh menyakitkannya jadi double. Dy lalu menyalah2kan jo, “kan dah kubilang jagain yani agar dy ga kenapa2, tapi kau sudah gagal melindunginya kerja di sini. Uda taukan apa yang akan kulakukan pada barmu ini? Akan kubakar barmu ini beserta dengan dirimu juga di sini…” nada suara jarot terdengar begitu kelam. Alamat akan terjadi musibah besar.
Jarot kemudian membuktikan ancaman peringatannya saat itu, yang waktu jo ga mempedulikannya. Rasain deh, mampus. Jarot menembak kaki jo agar ga bisa ke mana2. Dy lalu mengacungkan pematik apinya n teman2nya mulai sebarkan bensin ke pelosok ruangan. Jo kepanikan, karna ancaman itu sebentar lagi akan menjadi nyata.
Tanpa segan2, jarot langsung membuang pematiknya ke bensin dan api langsung menyebar membiaskan kilat2 api di wajah kelam jarot dkk yang terlihat garang. Jarot bener2 marah sekarang. Dy dkk lalu keluar dari sana dengan tenangnya, sementara api terus membakar bar itu. Begitu mengerikan kalo jarot marah…
Kedua pemuda beserta pacar2nya itu keluar dari salah 1 tempat hiburan malam dengan tenangnya, setelah bersenang2 malam itu. Mereka ga sadar kalo ada 2 orang yang kemudian langsung memukuli tengkuk mereka pake balok kayu hingga terjerembab pingsan. Cewek2nya kemudian kabur…
Hehe,mereka yang masi bisa bersenang2 setelah perkosa orang akan sirna setelah ini…
Kedua pemuda itu kini berada di sebuah ruangan kecil, bertelanjang dada n duduk terikat pada sebuah kursi. Jarot yang berdiri di hadapan mereka lalu menyuruh fatir melepas karung yang menutup kepala mereka n menyiramkan air es padanya. Byur!
Kedua pemuda yang tak lain adalah sadam n jako itu lalu tersadar. Tubuh mereka yang nyaris tanpa pakaian basah, dan tengkuknya masih menyisakan bercak darah. Mereka kepanikan begitu menyadari ada di mana. N begitu melihat jarot, mereka terperangah. Keduanya lalu menggigil ketakutan, palagi setelah melihat sorot mata jarot yang mengancam. Mereka lalu memohon2 ampun pada jarot.
“jarot, maaf, jarot. Plis maafin kami, yah. Kitakan sodara. Jangan bunuh kami, kami menyesal.”
“iya kita kan sahabatan sejak kecil. Kamu pasti ga bakalan tega kan mampusin kami? Plis, ingat2 saat kita barengan dulu…”
Meskipun mereka memelas2 gitu, tentu saja jarot ga bakalan ampuni mereka gitu aja. Ia mendelik pada mereka. “kau ngaku sodara? Sahabat? Apa itu yang namanya sodara? Sahabat? Mana ada sahabat yang mo bunuh sahabatnya ndiri?!” raung jarot geram. “n juga napa yani yang jadi korban kebiadaban kalian?!” jarot begitu menuntut dengan nada suara menakutkan.
Keduanya menangis2 ketakutan, memelas2 terus minta ampun tuk dibebaskan. “kami ga bakalan lakuin lagi. Kami menyesal…” (weh, nyesel apanya padahal tadi masi sempet have fun ama cewek2, nyesel karna jarot tangkap maksudnya kale yeh, hehe).
Ah, keduanya Cuma ngegombal tuh omongannya. Dasar pada busuk tuh pikirannya. Jarot terdiam, lalu dengan perasaan bercampur aduk kemudian meninggalkan ruangan. Keduanya menangis2 meraung2 minta dilepaskan, n jangan dibunuh.
(slow motion) jarot berjalan perlahan mendekati fatir yang sudah siap sedia dengan tangan memegang pemukul gada di luar. Ia menatap fatir beberapa saat, hingga akhirnya ia mengangguk perlahan dan melanjutkan perjalanannya pergi. Dy menyerahkan semuanya pada fatir yang tentu saja dy tahu betul pemikiran fatir yang tak lain adalah tuk ngabisin mereka mua.
 Smentara jarot pergi, fatir mulai ambil ancang2 dengan tenangnya memasuki ruangan kecil itu dan mendapati kedua pemuda pendosa di hadapannya meraung2 menjerit2 ketakutan.
“jarot! Jarot! Plis, jangan bunuh kita! Jangan!” tapi sayangnya jarot dah ga mo denger itu lagi. Fatir datang menggantikannya.
Keduanya meronta2 hendak lolos dari jeratan maut yang menakutkan, palagi lihat gada di tangan fatir. (keren neh acting ketakutan keduanya, menghentak2kan kaki, warna ketakutannya begitu terasa mencekam). Kasian sekali denger lolongan menyayat hati yang mereka lontarkan, menjelang kematiannya.
Tapi fatir yang uda ada di hadapan mereka, tak ada ampun. Dy langsung mengayunkan gadanya dan memukuli kepala mereka semua. Weh, suasananya begitu thiller n menakutkan. Fatir memukuli mampusin muanya dengan amat sadis. Ampe2 darah muncrat ke wajahnya, wajahnya tetap garang n cool. Bener2 sosok psikopat sejati. Habis itu, dy bunuh yang satunya lagi. (kalo aku yang di sampingnya tuh dah kencing2 lihat temenku mati dipecehin kepalanya). Suara itu bergema ke pelosok ruangan…
“sudah beberapa hari ini dy begitu terus,” ibu jarot menjelaskan begitu jarot datang lagi tuk nengok yani. Yani tampak tak waras, dy kayak ga berakal n duduk termangu2 terus di kursi. Pasti dy syok akan kejadian dulu. Kasian yani, tapi tenang, kedua pemerkosa itu dah dimampusin kok hehe (lebi parah n tragis matinya)…
Yani mengalami goncangan jiwa hingga ia jadi gila. Jarot sedih melihat adeknya jadi begitu gara2 teman2nya yang bejat, n yang paling disayangkan mereka mua adalah orang yang disayangi jarot.
Bapak jarot lalu keluar kamar dan marah melihat jarot. “ngapain kau di sini? Pergi sana, dasar pembawa bencana. Neh mua gara2 kamu yani jadi begini. Pergi, kau sudah tak menjadi anggota keluarga di sini,” pekik si bapak pedis mengusir2 jarot.
Jarot memejamkan mata menahan kepedihan sambil terus membelakangi bapaknya. Muanya membuatnya sedih2. Bukan digeng ale, di keluarganya pun malah dipersalahkan pula akan mua yang terjadi. Kasian juga neh jarot.
Jarot menyeka air matanya, kemudian pergi dengan sedihnya meninggalkan keluarga yang dicintainya. (duhai kerasnya bapaknya, bukan di penjara, bukan pula dah bebas tetep aja masi ga bisa nerima anak ndiri yang dah mengalami berbagai macam kepahitan, ga pedulian amat deh.).
Teman2nya uda pada mati. Ale melihat sebuah foto saat mereka berlima foto2 gangster. Tiga di antaranya dah mati menggenaskan gara2 naga hitam (jarot dikambinghitamin). Tersisa dy n jarot. Dy semakin dendam pada sahabatnya yang tersisa itu. Dy lalu mengambil sebuah pistol dengan tangan gemetaran, ia bertekad tuk menghabisinya…
Ale tampak merenung sambil menatap keluar rumah. Dy frustasi luar dalam, seperti memikirkan cara tuk ngabisin jarot n balas dendam padanya. Tiba2 saja sebuah sms di hape berbunyi, iseng2 aja ale ngambil hapenya aisa yang bunyi di meja dan tersentak begitu membacanya.
“anjing,” kutuknya geram begitu melihat si pengirim pesan itu adalah jarot yang ngajak aisa buat kencan. Ia lalu membawa2 hape itu.
Aisa keluar dari kamar dengan kemayunya dan membawa tasnya di meja. “bang, aisa pergi dulu ya,” katanya sambil beranjak keluar. Ale membiarkan hingga aisa tampak mencari2 sesuatu dalam tasnya.
“cari ini?” Tanya ale dingin sambil mengacungkan hape ke wajah manis aisa. Aisa tergagap2, yah ketahuan deh mo kencan ama jarot.
Ale langsung nyekik aisa dan menamparnya. “berani2nya kau menjalin hubungan dengan orang yang uda ngebunuh sahabat2ku!” ale kalap, aisa mengiba2 minta ampun. “dasar penghianat!”
Untung saja ibunya melerai. “hentikan. Le, dy itu adikmu! Kau tak boleh memukulinya seperti itu!”
Ale yang murka lalu menyeret aisa ke kamarnya dan mendorongnya ke tempat tidur. Aisa menangis2. “awas kalau kau berani nemuin dy lagi. Akan kubunuh si jarot!”
Aisa terperangah mendengarnya. Ia langsung mengemis2 memohon2, “jangan, bang. Jangan bunuh jarot. Plis, jangan…” ia meringkuk di kaki ale.
Ale tersentuh karna sebegitu cintanya aisa pada jarot, ia ampe rela memohon2 seperti itu. Hatinya smakin ga terima. Ia menatap adiknya penuh kasih sayang dengan membelai rambutnya kemudian buru2 mengurungnya dalam kamar. Aisa berusaha tuk keluar, namun terlambat. Ia sudah terkurung.
Ibu n adeknya yang cowok ngeliat itu semua terperangah. “jangan ada yang bukain nih pintu. Jangan biarkan aisa pergi ke mana2,” pesan ale sebelum pergi.
Ale kemudian pergi menuju tempat kencan aisa sesuai dengan sms yang dikirimkan oleh jarot…
 Malam itu jarot tiba di sebuah hotel. Teman2nya diam2 mengikutinya ke hotel itu dalam sebuah mobil merah. Jarot ga tahu. Teman2nya mungkin penasaran mau ngapain jarot di hotel sementara dirinya dalam bahaya. Mobil terparikir pas depen hotel. Jarot masuk ke hotel n ke kamar seperti biasanya.
Jarot tampak santé di kamar hotel itu menunggui aisa. Ia merokok sejenak dengan coolnya.
Tiba2 aja gengnya ale datang bergerombol menggerebek hotel itu mencari2nya sambil bawa pistol2. Teman2 jarot melihat bahaya itu. Fatir lalu turun dari mobil tuk memperingatkan jarot akan bahaya itu, soalnya lex dah berulang kali menghubungi jarot tapi ga diangkat2. Sementara itu, jarot yang masi ga tahu ada bahaya masi sante2 aja.
Melihat geng ale yang bersenjata, para penghuni hotel berlarian. Mua tampak ketakutan. Ale dkk begitu berang dan berambisi mencari jarot. Ale menanyakan keberadaan jarot pada resepsionist, tentu aja resepsionisnya ga tahu yang mana namanya jarot, langsung dihantam juga ampe pingsan. Weleh2.
Akhirnya sambil bawa2 pistol, geng ale mendobrak mua kamar tuk nyari jarot. Mereka bener2 keliatan brutal n premanisme. Mua orang ketakutan liat senajat mereka, apalagi ampe berame2 gitu. Bahkan ada penghuni yang protes karna kamarnya didobrak gitu ajah, lagi bercinta ama pacarnya di kasur. Tapi ale langsung gebukin orang yang ga bersangkutan itu. (selalu gitu yah asal nyolong masuk ajah).
Jarot membuka jendela di lante 2 hingga teman2nya di mobil bisa melihatnya. Lex lalu kasi tahu fatir lewat hape kalo jarot ada di kamar pojok lante 2. Fatir bergegas ke sana sambil membawa2 pistol pula. Lex juga menelpon jarot, n akhirnya diangkat juga.
“bahaya. Gerombolannya ale sekarang lagi nyariin lu di hotel itu,” lex mengabari.
Jarot kemudian terlihat kepanikan. Ia harus segera melarikan diri. Tiba2 saja pintu didobrak paksa. Jarot yang waspada mengacungkan pistolnya, tapi rupanya itu fatir yang datang menolongnya. Neh baru namanya pertolongan yang bener2 dibuthkan.
Kemudian fatir membawa jarot keluar, mereka sama2 berwaspada sambil memegang pistol. Tapi beberapa dari geng ale kemudian melihatnya dan terjadilah kejar2an yang diwarnai dengan tembak2an. Para penghuni hotel di koridor berlarian keluar sambil memekik2.
Jarot n fatir terus melarikan diri di koridor itu. Mereka naik tangga n jarot ga mikir panjang lagi tuk menembaki mereka. Dor! Ada yang kena tembakannya jarot. Akhirnya tibalah mereka berdua di atas. Ale menyusulnya dengan antusias.
Fatir mendobrak2 pintu kamar agar bisa lari, tapi terkunci mua. Mereka terpojok n akhirnya ale berhadapan juga dengan jarot. Ale mengacungkan pistolnya dengan tatapan sangar, penuh api dendam, sedangkan jarot memandangnya dengan muka2 lembut, meskipun ia juga turut mengacungkan pistolnya. Tapi keduanya ga ada yang mau duluan menembak.
Jarot sepertinya masi menyimpan rasa persahabatan ama ale yang tak memiliki perasaan yang sama dengnnya karna uda banyak salah paham. Tentu aja jarot ga bakalan tega menembak ale karna masi menganggapnya sebagai sahabat. Tapi ale juga kayaknya masi mikir2 tuk nembak jarot. Dy hanya terus mendekatinya secara perlahan. Jarot yang merasa terancam terus mengangkat pistolnya. Raut wajahnya semakin melemah. Mungkin dy sedih karna sahabatnya ndiri terus memburunya tuk membunuhnya.
Akhirnya pintu kamar dipojok berhasil dibuka fatir melalui tembakan. Fatir lalu masuk, tapi begitu melihat jarot asih terpaku di sana, ia menarik jarot masuk pas saat ale meletuskan pistolnya, tapi ga kena. Ale tamba berang kemudian menyusulnya masuk.
Di dalam kamar, fatir dan jarot kebingungan mau lari ke mana. Akhirnya mereka menerobos kaca jendela karna ga bisa lama2 di sana. Prang! Kaca jendela itu pecah dan geng ale menembaki mereka. Mereka berdua mendarat mulus di atas kap mobil kemudian kembali melarikan diri sambil menembaki geng ale agar tak mengikutinya, dan dengan buru2 memasuki mobilnya lex.
“cepet! Buruan!” mobil langsung tancap gas. Ngeng!
Beberapa orang geng ale keluar tuk ngehadang, tapi terlambat mobil itu dengan cepat melesat. Lagi2 mereka harus kehilangan jejak jarot. Mereka kesal luar biasa…

=======================================================================

admin yang suka nulis sinopsis film ini juga sudah menelurkan satu buah buku, loh!

 
Telah tebit....

PIN BB Ramadhan
By Aa’ & Chika, 2014

Editor : Tim Pena
Setting dan Layout : Goresan Pena Publishing
Desain Sampul : C. I. Wungkul
ISBN : 978-602-1238-74-5

Cet. I, September 2014
vi + 93 hlm. ; 13 x 19 cm

Diterbitkan Oleh :
Goresan Pena
Jl. Jami no. 230 Sindangjawa – Kadugede - Kuningan – Jawa Barat 45561
Phone : 085-221-422-416 Email : goresanpena2012@gmail.com
Website : www.goresanpena2012.blogspot.com

Harga : RP. 30.000
Untuk pemesanan Ketik PIN_NAMA_NO HP_ALAMAT_JUMLAH kirim ke 085221422416 atau inbox ke Capten Iwan Wungkul dan Arieska Arief

======================================================

TOK-TOK!
Mulanya, suara ketukan di pintu kamarku itu kuabaikan begitu saja. Aku masih ingin terlelap karena masih ngantuk. Paling kedua orangtuaku yang membangunkanku untuk sahur. Namun tak lama kemudian, aku ketindihan!
TOK-TOK-TOK!
Suara itu membuatku terbangun lagi. Tapi anehnya, begitu kubuka pintu itu, aku tak melihat siapa-siapa di luar sana…

Penasaran?
Mau invite buku ini sampai ke tanganmu? Dan temukan berbagai kisah unik nan ajaib, inspiratif, lucu, mengharukan, menyebalkan sampai yang mengerikan mengenai bulan Ramadhan yang tak ter-DC kan disertai beragam kisah terutama mengenai BB, Pilpres, Gaza, Piala Dunia dan… isinya tak cukup terwakili tentunya oleh display picture-nya!
 

0 komentar: