THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 03 Juni 2015

7 Kesalahan Penulis Pemula

Sebagai penulis pemula, terkadang kita ingin segera menerbitkan buku untuk menjadi eksis & terkenal. Padahal, ada banyak proses yang mesti dilewati dan itu akan teridentifikasi sebagai kesalahan2 yang tidak disadari. Berikut ini saya coba kutip hal yang belum di ketahui sebagai kesalahan-kesalahan Penulis Pemula.
1). Kirim Naskah via e-mail
Meskipun dunia internet mudah diakses, bukan berarti kita bisa memanfaatkannya untuk semua hal, termasuk pengiriman naskah kepada penerbit melalui surel (email). Sependek yang saya tahu, pengiriman via email ini hanya untuk naskah-naskah yang sudah jelas-jelas akan diterbitkan atau naskah-naskah pesanan penerbit. Antara penulis dan penerbit telah terjalin kerjasama sebelumnya, sehingga fasilitas ini bisa dimanfaatkan.
Bagi penulis pemula, sebaiknya tidak mengirimkan naskah via email karena akan memakan waktu yang sangat panjang. Bayangkan, jika 10 Penulis mengirim naskah novel yang tebalnya 200 halaman secara bersamaan. Akan perlu waktu berapa lama, bagian sekretariat mengunduhnya? Perlu berapa lama mengeprintnya? Perlu berapa rim pula kertas yang harus digunakan?
Selain waktu, biaya yang akan dikeluarkan penerbit akan melambung tinggi dan bisa jadi akan mendiamkan atau mencari kertas bekas untuk sekadar mengeprint. Padahal, jika penulis pemula mau berkorban sedikit saja mengeluarkan modal untuk mengeprint, menjilid, dan mempercantik tampilan jilidan, bisa jadi naskah yang dikirim, begitu tiba di meja editor akuisi akan langsung dibaca dan diputuskan segera.
2). Ingin Cepat Nerbitin Buku
Dunia kepenulisan sudah terbuka lebar, siapapun bisa jadi penulis, bahkan orang yang tidak pernah nulis naskah sekalipun tiba-tiba mengeluarkan buku lewat bantuan ghost writer. Belum lagi dengan banyaknya jasa self publishing yang tumbuh bak jamur di musim hujan, lengkap sudah, seolah daun pintu penerbitan dijebol.
Saya selalu menyarankan bagi penulis pemula, menurut saya akan sangat baik jika mengawali kariernya lewat media massa atau blog. Menulis artikel yang baik, menarik, dan continue. Dengan banyak menulis artikel, ketahanan kita sebagai penulis makin menggunung. Tahan ujian penolakan, tahan dalam mengasah kemampuan, dan tahan dalam membentuk self branding.
Coba lihat, berapa penulis yang bertahan di alam jagad ini? Berapa penulis yang pada saat ramai-ramainya novel remaja menulis buku, tetapi kemudian tenggelam dalam lautan yang tak bernama? Sangat banyak. Ini karena mereka tidak sabar ingin segera menerbitkan buku. Padahal, jika saja mau bersabar, semuanya akan baik-baik saja.
3). Ingin Royalti 20 Persen
Dalam dunia kepenulisan, royalti buku itu antara 5-12 persen, kalau standar internasional malah 6-10 pesen (kalau tidak salah) dari harga jual, jadi kalau kita nulis buku harga jualnya 100.000,- dengan royalti 10% saja, ketika buku tersebut terjual 100.000 explar, maka royalti kita 1 Miliyar (dipotong pajak).
Penerbit juga terkadang menerapkan royalti dari harga produksi dan ini besarannya dua kali lipat dari royalti harga jual. Jangan sampai tidak jeli, ya. Royalti yang besarannya dari biaya produksi bisa jadi nilainya lebih kecil.
Ketentuan besaran royalti di atas tentu saja tidak dengan serta merta, melainkan dengan berbagai pertimbangan. Pertimbangan biaya produksi, biaya promosi, biaya marketing, dan biaya lain-lain, jadi pasti sudah terukur. Jangan sampai kita ngeyel, keukeuh minta royalti 20 persen dari harga jual, ya.
4). Ingin Desain yang keren
Mungkin karena exited banget naskahnya bakal diterbitkan, seluruh kemampuan penulis dikerahkan sehingga memberi banyak sekali masukan untuk desain dan visualisasi bukunya kelak. Bahkan ada lho, yang naskahnya tidak mau diedit.
Boleh memberi masukan, tetapi sekadar untuk menambah referensi desainer di penerbit yang akan menerbitkan karya kita. Bukan untuk berdebat tidak jelas, apalagi debat kusir. Percayalah, pada saat penerbit menentukan sebuah desain cover dan visual untuk buku kita, maka sudah mempertimbangkannya masak-masak.
5). Protes Usulan Editor
Ngambek karena usulannya tidak diakomodir editor? Lalu tidak mau bantu mempromokan bukunya? Lalu nggak mau nulis lagi? Lalu …? Jangan merugikan diri sendiri dengan sesuatu yang tidak produktif.
Jalani dahulu apa yang telah dilakukan oleh penerbit kepada kita. Jika di tengah jalan ada hambatan, baru kita protes. Jangan sampai buku belum terbit sudah protes duluan. Repot kan, kalau nanti penerbit tidak percaya lagi kepada kita?
6). Tidak Punya Rencana
Rencana kwartal, semester, pertahun itu penting saudara-saudara. Terutama untuk kontinuitas karya-karya yang akan kita tulis. Konon, di Eropa, penulis-penulis yang sudah terkenal itu memanage menulisnya dengan baik. Setiap karya akan didevelop selama 1.5 tahun.
Sebagai gambaran, JK. Rowling selama nulis Harry Potter, dia melakukan hal seperti ini selama 6 bulan : pertama survei, 6 bulan berikutnya menulis, dan 6 bulan berikutnya promo. Hasilnya, setiap 1.5 tahun ada judul baru.
So, kalau sudah tahu seperti ini, apa kita mau diam saja? Mau cukup dengan nulis 1 buku saja dan tenggelam?
7). Merasa Jadi Seleb
Ini penyakit paling kronis penulis pemula. Artikel baru dimuat di media massa, lalu upload ke FB, Twitter, dan media sosial lainnya, diberi selamat sana-sini langsung jumawa. Belum lagi kalau naskahnya bakal diterbitkan. Hai, dunia tulis menulis itu bukan dunia hiburan, melainkan dunia yang sarat dengan pengetahuan. Oleh karena itu, berlakulah sebagaimana orang yang berpengetahuan.
Jangan sampai terjebak dengan dunia teve yang hanya nayangin yang gemerlap-gemerlap. Saya khawatir, jika penulis pemula belum apa-apa sudah merasa sebagai seleb, tidak sempat mengasah jemarinya supaya lebih tajam lagi dalam menulis. Tajam setajam silet.

Semoga bermanfaat dan sukses,
Salam pena,
Ana Mardiana


https://www.facebook.com/groups/komunitaspenuliskreatif/permalink/957545787629334/ 

=======================================================================




JASA EDITING NASKAH BERHADIAH (remake)!

Menulis adalah kegiatan dan hobi yang sangat menyenangkan dan digemari oleh banyak orang—belum lagi kalau tulisan itu dibukukan hingga dapat dibaca oleh masyarakat luas. Kamu bercita-cita ingin menjadi penulis dengan menuangkan idemu dalam bentuk sebuah buku yang berkualitas?

Namun, sekadar ditulis saja tak cukup untuk melengkapi kualitas tersebut. Diperlukan pula tata bahasa yang sesuai dengan EYD. Masih merasa lemah dalam kualitas EYD? Oleh karena itulah, Menulis Bukti Hidupku siap membantu dengan menyediakan jasa editing naskah dalam bahasa Indonesia agar isi bukumu semakin berkualitas!


Setiap naskah memerlukan proses editing sebelum dijual. Tapi tidak semua penulis bisa melakukan editing naskahnya dengan baik. Ia memerlukan bantuan jasa editing naskah. Teman-teman penulis yang membutuhkan jasa, akan mendapatkan editing meliputi koreksi EYD seperti misalnya :
·                    Kalimat yang salah atau kurang,
·                    Tajwid bahasa (pelafalan huruf dan kata),

·                    Kata penghubung apa bagusnya digunakan,

·                    Kata depan (di, ke),

·                    Kesalahan ketik (typo),
·                    Kalimat baku dan tak baku,
·                    Penggunaan huruf kapital (huruf besar), huruf miring dll,
·                    Penggunaan tanda baca yang tepat seperti elipsis, petik ganda, petik tunggal, tanda hubung seperti en-dash dan em-dash dsb,
·                    dan masih banyak lagi…

Proses editing naskah sangat perlu dilakukan sebelum naskah itu diterbitkan karena bisa saja terjadi kesalahan yang tidak disengaja mau pun salah tulis, juga ketidaktahuan penulis tentang EYD yang baik hingga selalu ditolak oleh penerbit mayor karena tata penulisan yang masih kacau.
Misalnya penulis menulis “Karen sedih karena Miyung mengacuhkan dirinya”. Kenapa harus sedih dalam konteks kalimatnya? Mungkin penulis salah paham hingga mengira kalau arti kata “mengacuhkan” adalah “mencuekin”. Padahal arti kata “acuh” adalah “peduli”. Siapa yang masih salah memaknai salah satu kata yang sering disalahartikan ini?
Selain itu, masih banyak kesalahan penulisan lainnya. Apa kalian merasa menjadi salah satu penulis yang membutuhkan bantuan jasa editing naskah kami?

Editing yang kami lakukan tidak meliputi isi naskah seperti misalnya pengecekan kebenaran isinya. Dalam editing, kami juga tidak akan mengubah gaya tulisan, makna, dan alur cerita yang kamu tulis.

Apa untungnya mencari jasa editing naskah sendiri? Dengan mencari jasa editing naskah sendiri, tentu saja file hasil editing secara otomatis akan menjadi milik penulis sepenuhnya. Beda kalau diedit secara langsung oleh penerbit karena file hasil editingnya tak akan diberikan.
Hanya dengan TARIF JASA EDITING sebesar Rp 200.000 (DUA RATUS RIBU RUPIAH) untuk maksimal 100 hal (format A4, font TNR 12, spasi 1.5, margin normal), kamu bisa mendapatkan hasil editing naskahmu hingga bisa mempelajari kesalahan/kelemahan tata kepenulisanmu sendiri. Jadi sekalian bisa belajar EYD secara mandiri, kan?
Nb: Bagaimana dengan tarif di atas 100 halaman atau jauh di bawah 100 halaman? Harga santai, kagak lebay. Dinego aja, Say. Pasti bisa, Say. Dinego sampai oke di-DM. Cincay!

Tak semua penulis menyadari EYD itu penting dalam menulis. Padahal hal itu sangat mempengaruhi baik dan buruknya tata penulisan mereka agar pembaca dapat memahami tulisan seorang penulis. Baik dan buruknya tata kepenulisan itu merupakan bukti serius atau tidaknya penulis itu berkarya. Jika tak teliti dalam EYD, penulis hanya menulis kata yang tidak berarti.
Misalnya penulis menulis kalimat “aku sanksi padamu”, hingga membuat pembacanya salah tangkap makna kalimatnya karena arti “sanksi” adalah “hukuman”. Seharusnya ia menulis “aku sangsi padamu” yang berarti “aku ragu padamu”.

Dengan menggunakan jasa kami, kami tidak bertanggung jawab atas isi dan konten yang ada di dalam naskah tersebut karena merupakan tanggung jawab penulis naskah seutuhnya. Selain itu, penulis juga harus mencantumkan dalam bukunya kalau sudah terbit nanti bahwa penyunting naskah/pemerhati aksara bukunya adalah MENULIS BUKTI HIDUPKU.

BONUS:
Jasa editing naskah kami ada bonusnya, loh! Tiap naskah yang masuk akan mendapatkan lembaran koreksi yang bisa dipelajari (jadi tak hanya menerima file hasil revisi naskahnya).
Bonus yang bisa dipilih seperti modul kumpulan penerbit terbaik di Indonesia, kumpulan tips menulis, dll (hanya untuk naskah yang maksimal 100 halaman). Bisa juga mendiskusikan soal penerbit tujuan, tentang pembenahan tulisan yang kami kerjakan, dll. Kami akan bantu sebisanya dari rekomendasi penerbit mayor, semi indie/semi mayor sampai penerbit indie/self publishing yang sesuai dengan isi naskah kalian.
Kenapa ada bonusnya? Ya, ini sebagai apresiasi karena kalian mau mencintai dan peduli pada kualitas naskah sendiri, mau memperjuangkannya terbit sebaik-baiknya dan tak asal jadi untuk terus mengurusnya sampai ke tangan pembaca, serta sebagai ucapan terima kasih karena kalian mau memercayakan kami sebagai penyunting aksara naskah kalian.
Semua bisa didapatkan hanya dengan tarif normal dua ratus ribu rupiah saja, loh!

 

Contoh naskah yang sudah sukses kami sunting aksaranya seperti:
-         novel Penyesalan (Alimudin Lewenussa).
-         novel Tabir Kehidupan (Alimudin Lewenussa).
-         Dll…

Punya naskah yang mau diterbitkan? Ingin melakukan self editing, tapi merasa kurang memahami EYD atau tak punya waktu karena kesibukan yang menggunung?
Silakan kontak kami di sini untuk mendiskusikannya:

-         Facebook (DM only) : ARIESKA ARIEF (add dulu, yah! Karena kalau belum berteman, DM nya masuk ke spam.)
-         WA : 085 399 566 422 (jangan ditelepon, yah! Biasanya kalau nomor asing, aku gak angkat.)
:=(D

0 komentar: