THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 13 Maret 2016

TOKYO GHOUL (ending season 1)

aku bagi dua deh yang ini khusus ending waktu rambutnya dah putih dengan identitas sebagai ghoul! btw gambar di bawah ini mengandung link episod lengkapnya ya (s1-s2) dalam bahasa indo... saksiin deh betapa bedanya karakternya sekarang, wuih...
di episod ini tuh pake lagu unravel pertarungannya, seru, kan? n banyak diunduh ama pemirsa!
btw aku mo jelasin lagi kronologis napa aku bisa nemu anime ini. kan aku tu fans setia fp creepy pasta indonesia sejak oktober pertengahan 2015 lalu tu dah mulai ikutin selalu, meski ngelike-nya sih sejak awal maret 2015 berkat arahan ruci cus aku nanya hehe waktu mentor di cn tro dulu. terus di situ kan banyak otaku nongkrong di fp sono n kadang kalo ada gambar anime tokyo ghoul dipake tuk postingan ato cerita soal ghoul para otaku pasti koment soal tokyo ghoul. ya dah deh aku penasaran aja cus memang banyak gambar anime dipostingan fp itu n aku suka banget hehe. akhirnya waktu awal2 februari lalu aku ngelike fp creepy pasta anime indonesia n buka video lagu we are duh keren banget de animenya aku liat n baru sadar oh ini toh yang namanya tokyo ghoul ya dah deh aku cari di mana bisa nonton ne dengan ngelike fp berbau tokyo ghoul n akhirnya nemu di yutub sekitar tanggal 20-an feb lalu, penasaran banget si ama ceritanya ya meski telat. aku memang orangnya selalu telat. tahu creepy pasta aja telat. ne ceritanya kan tahun 2014 summer lalu. n btw tu ga ada di indonesia ditayangkan padahal menurutku si ga serem2 amat kok, ga keras2 banget. komiknya juga ga loncing di indo hiks. untung ada yutub ne. muanya berkat arahan creepy pasta yang ngulas habis soal horor ketemu de ama anime horor ini hehe. sekarang malah ikutin fp tokyo ghoul cus aku vakum dulu di creepy pasta...


https://www.youtube.com/playlist?list=PLH7HPkIcGtYqPkA-aZzg9kXt6irbFKY7f



Halo, Indonesia! Kenalin, namaku Kaneki Ken, seorang pemuda 19 tahun berambut gelaplah (kadang tampak kecoklatan, biru gelap, kelabu, hitam campur abu-abu… ah entahlah!). Aku hanyalah pemuda biasa—standar banget—culun—yang kuliah di jurusan sastra jepang universitas Kamii…  
Tapi semuanya berubah sejak pertemuan mematikanku dengan Rize-san di episod 1 yang mengubahku menjadi setengah manusia dan setengah ghoul hingga terciptalah mata ghoul sebelahku ini.
Kaguneku mulai muncul saat kubertarung bertaruh nyawa melawan Kak Nishi demi Hide sahabatku yang ingin dimakannya di episod 2.
Uta membuatkanku topeng hitam keren nan unik dan lain daripada buatannya yang lain berupa mask gigi gemertak yang ada risletingnya di mulut karena ghoul harus mengenakan topeng itu kalau tak mau digusur oleh CCG di episod 3.
Ada ghoul norak yang ingin menyantapku bernama Shuu di episod 4.
Di episod 5, ghoul norak itu tak menyerah ingin menyantapku dengan menggunakan pacarnya Kak Nishi yang akhirnya mau menjadi temanku di Anteiku berkat pertolonganku ini.
Ada apa dengan Hinami di episod 6? Kenapa dia hujan-hujanan seperti itu?
Jawabannya ada di episod 7. Aku tak bisa berbuat apa-apa saat Ryoko-san dibantai oleh CCG di hadapanku dengan brutalnya. Teman-teman di Anteiku pun banjir air mata, terutama Hinami. Aku jadi merasa bersalah!
CCG mengincar Toka di episod 8! Aku tak ingin temanku dalam bahaya lagi. Aku tak ingin kehilangan lagi karena tak bisa berbuat apa-apa saking pengecutnya. Maka tanpa pikir panjang lagi, kuberanikan diri untuk pasang badan menghadapi quinque Amon. Dan saat itulah pertama kalinya aku membuka risleting di topengku dan menggigit orang. Krauk! Itulah pertama kalinya kubiarkan Rize berenang bebas di kepalaku. Juga pertama kalinya aku hampir membunuh orang…
Aku senang akhirnya bisa hidup damai di Anteiku di episod 9, tapi itu tak bertahan lama karena…
Di episod 10, ada ghoul sinting yang membantaiku sedemikian rupa dan membungkusku pulang ke markas Aogiri untuk…
Di main-mainin pada episod 11 hingga…
Episod 12 kumenerima hasutan Rize setelah siksaan bertubi-tubi dan merelakan diri ini berubah…
Menjadi ghoul bermata satu!
Identitas baruku itu mengubah warna rambutku yang gelap menjadi putih dengan baju hitam. Seolah tersapu, semuanya berubah dalam sekejap…
Apalah yang tersisa dari diriku kini? Apakah masih ada sifat mulia turunan ibuku yang dulu di tubuh ini? Kenapa semuanya harus berubah menjadi seburuk ini? Apa kesalahanku hingga tubuhku diacak-acak tanpa seizinku dan dijadikan bahan eksperimen kotor mereka? Apa karena aku tak punya keluarga makanya mereka jadi seenaknya menentukan takdir kita?
Dulu aku manusia biasa dan sangat normal juga monoton. Aku sudah menolak habis-habisan identitas baruku sebagai setengah ghoul, tapi aku tak mampu dan akhirnya bisa beradaptasi untuk itu. Tapi kini? Aku sudah memutuskan untuk meninggalkan kehidupan lamaku sebagai mahluk setengah-setengah dan menjadi ghoul bermata satu. Keputusan berat untuk masa depanku. Aku sudah menyerah untuk kembali menjadi manusia!
Kutatap redup dunia ini. Aku sudah bisa merasakan ada yang lebih berbeda dalam diriku ini, sesuatu yang tak 100 persen lagi diriku. Aku sudah tak ingin menangis lagi rasanya. Tapi hatiku menangis menerima perubahan ini. Air mataku sudah kering. Mentalku jadi terasa dingin, tak seperti manusia lagi.
Krek. Yamori melangkah perlahan memasuki ruangan terkutuk ini seperti biasanya dengan tang yang dipukul-pukulkan. Wah, dia masih semengerikan seperti biasanya. Ia mendekati kursi panas tempatku terbelenggu. Tapi rasa takut itu sudah beda sekarang.
“Kaneki, ayo kita selesaikan sekarang. Sudah saatnya. Sebentar lagi CCG menyerang dan aku harus melawan mereka karena merupakan orang yang paling berpengaruh di Aogiri ini. Kau tahu kan apa yang akan kulakukan padamu untuk itu?”
Ia semakin mendekat sementara kuterus terkulai. (Kok ga nanya ya napa warna rambut dan bajunya berubah?)
“Aogiri akan menghabisi mereka tanpa segan, termasuk para ghoul yang menentang kami. Ya, para ghoul yang kumaksud itu teman-temanmu di Anteiku. Tak ada yang bisa lolos dari kami.”
Anteiku? Kalimat itu membuatku perlahan mendongakkan kepala (aura misterius).
“Sekarang izinkan aku memakanmu! Pertarunganku yang butuh asupan bergizi tinggi sudah di depan mata!” raungnya sinting sambil menggertakkan telunjuknya. Krek. Kagunenya juga mulai say helo.
Kepalaku pun secara perlahan terangkat. Syuuuut. Rize dalam diriku tersenyum melecehkan padanya. “Dasar kau pria sinting tak berguna!” cemoohnya.
Yamori terbelalak melihat seolah ada Rize yang terikat di kursi yang sama denganku. “Rize?!” Ia kemudian tertawa terbahak-bahak, semakin bergairah. “Aku jadi semangat memakanmu! Dan sekarang, bersiap-siaplah kalian berdua untuk merasakan asam lambungku dan dicerna habis!”
Bruak! Ia berusaha melumatkan tubuhku di kursi itu, namun…
Gret. Dengan secepat kilat, ia tak menduga aku sudah berada di belakangnya sambil menjerat lehernya dengan rantai pengekangku. Kali ini aku berterima kasih pada rantai-rantai yang membantu banyak membinasakanku kemarin-kemarin dulu. Ngh…
Tak lama, kulepaskan psikopat itu sambil menghela darah di mulutku. “Huh! Rasanya kayak ikan busuk.”
Ia terperangah, tak menyangka keningnya sudah kugigit barusan. Gerakanku yang sangat cepat membuatnya sama sekali tak menyadarinya. “Kau menggigitku? Ini penghinaan! Argghhhhhhhh!”
Kuserang lagi ia dengan tendangan ke wajahnya. Namun ia berhasil menangkap kakiku. Ia menyeringai gila. Tapi itu tak masalah, karena… (disensor). Krek. Tendangan berikutnya malah berhasil mengenai wajah ganasnya itu. Duak!
Begitu mendarat, dengan mudahnya kakiku (dengan gelang rantai yang masih menempel) pun normal seperti sedia kala secara otomatis (blur). “Kaupikir yang kaulakukan padaku selama berhari-hari itu sakit? Kau salah!” komentarku dingin.
“Huaaaaaaaaaaaaaah!” geramnya. Kakujanya menutupi wajahnya. Aku sadar ia sudah serius untuk bertarung. Baguslah!
Tak lama, ia melayangkan serangan bertubi-tubi padaku. Namun selama ini, aku masih bisa menghindarinya dengan lincah. Bugh. Sebuah pukulan sederhanaku mendarat ke tubuh raksasanya. Inilah perlawanan kecilku. Namun gerakan kecilku itulah yang membuatnya melemparku ke dinding dengan ganasnya. Buam!
Ia kembali tertawa-tawa, merasa sudah berhasil menyingkirkanku. Namun di balik debu yang bertebaran, kumelangkah enteng kembali menghadapnya. Ia terperanjat. Tapi tak sampai di situ, karena kaguneku di punggungku pun mencuat dan keempatnya mengarah tajam padanya. “Sekarang giliranku!” suara dinginku disambut dengan kretakkan jari telunjuk—santai dan tenang. Krek. (kebiasaan ini akhirnya tercipta secara otomatis pada orang yang pernah mengalami regenerasi brutal).
Dengan tenangnya kembali kumelancarkan serangan. Pertarungan sengit tak terhindarkan lagi. Kita lihat saja siapa yang bisa bertahan. Ini sebenarnya adalah pertarungan “dua” lawan satu!
Aku yakin pertarungan ini tak akan lama jika dilihat dari jumlah yang sebenarnya. Sebaiknya segera kuselesaikan dengan mencabik-cabiknya dengan kagune plus-plusku ini. Sesuai harapan kami, ia sudah tak berdaya lagi dan terkapar di lantai. Buahm!!! Lantai di sekitarnya hancur.
Kuhampiri ia dengan wajah dingin. Sekarang waktunya pembalasan!
“Seribu dikurangi tujuh berapa?” tanyaku dingin sambil ttiiiiiiiiiiiiiiit… (disensor. Ga tahu apanya diinjak-injak cus diblur. Mungkin mengerikan karena dipotong-potong kakinya kali).
“Arrrrrrrghhhhhhhhh!” ia menjerit-jerit. Rasakan!
“Aku tanya sekali lagi, seribu kurang tujuh berapa?” Aku tak akan menghentikan siksaan ini sebelum ia menghitung—sama seperti yang dilakukannya padaku selama seminggu lebih.
“Arrrgghhhhhhhhhhhhhh!” setelah menjerit-jerit, akhirnya ia menghitung mundur juga sambil meneteskan air mata—sama seperti aku dulu. Sakitnya luar biasa, kan?
Bagus! Menghitunglah seperti aku dulu. Sementara ia menghitung, kududuk di punggungnya. “Tadi seingatku kau bilang kamu mau makan kami. Dan kaukira itu mudah?”
Sekarang gilirannya yang ketakutan dengan air mata dan darah yang berderai-derai.
“Sekarang, kau tak boleh protes kalau aku yang memakanmu, bukan?” sahutku santai sambil membuka mata ghoul satuku karena sebentar lagi akan ada asupan gizi berserat tinggi memenuhi dahagaku setelah disiksa habis-habisan. (mata ghoul akan menyala kalo mau makan, lagi lapar, bertarung dll).
“Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkk!!!”
Secara perlahan kuarahkan mulutku ke tubuhnya, tak memedulikan lagi jeritan bahkan tangisan yang kemudian bergema. Selanjutnya yang tersisa adalah… krauk-krauk-krauk…
(Apa yang kulakukan? Mengapa aku jadi mengerikan seperti ini? Oh, no! Ini bukan aku, aku tak seperti ini. Tapi ini adalah identitasku yang baru. Inilah “kami”!)

(*lagu pengiring: unravel. Lagu ini ada di episod awal dan ending ini pada bagian akhirnya saja, sementara episod lainnya di awal pembuka).


=====================================================================
hay hay hay... dukung entriku ya dengan ngeklik gambar di bawah ini. battlenya seru deh:

http://battle-of-realms-6.blogspot.co.id/2016/03/fbc-015-ghoul.html?showComment=1457134334921#c4115306077024512880

0 komentar: