THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Kamis, 17 Maret 2016

TOKYO GHOUL (ost unravel dalam bahasa indonesia + curhat Amon Kun-1)

hey, isi waktu break, aku mo kasi lagu ost tokyo ghoul dalam bahasa indonesia. klik aja gambar di bawah ini menuju videonya, bagus kok lagunya! lumayan suka aku. tadi aku baru dapat iseng aja browshing, hehe...
jadi nih menurut aku sih videonya yah lumayanlah. semuanya pake adegan sison 1. tapi tentu saja susunannya tuh ga sebagus lagu We Are by 7shinden itu. itu video klip Tokyo Ghoul fave-ku lah karena susunan videonya duh pas banget ama lagu n ngena banget.  kalo yang ini sih biasa aja sih. soal suara sih lumayan pula kayak di tv2 ala dubber. soal liriknya pula aku suka yang 'bersetai-setai' meski ga tahu artinya, baru denger hehe (n aku sempat ngira tu bahasa inggris), juga lirik reff 'di dunia yang penuh distorsi'. hm beberapa lirik ada diksi yang menarik yang aku suka. tapi prolognya aku kurang suka terjemahan liriknya, kayak klise banget kan bisa dibuat lebih indah getuh diksinya. meski diksinya ada yang bagus, meski ga beraturan sih menurutku karna ada diksi yang kurang kreasi di beberapa bagian, misalnya di lirik 'ingatlah aku', kan bisa diberi dikti variasi. prolog videonya yah dah lumayan pas lah saat Kaneki berenang di lautan darah karena organ Rize dimasukkan ke tubuhnya. tapi setelah itu sih susunan videonya biasa aja. masih kayak acak2an, ga sesuai irama lagunya (ga kayak we are-nya 7shinden punya!) terutama di ending duh terlalu banyak saat pertarungannya ama Jason, jadi ga seimbang rasanya proporsi videonya tuh, kayak inti lagunya hanya pertarungan ending sison 1 aja. tapi yang mo kubahas nih kok unravel the ghoul sih, hehe. hm memang ya aku juga suka nyanyi lagu bahasa indo nya unravel pake versiku sendiri n banyak perbedaan meski arti sama, aku hanya pake diksi yang beda aja, aku lebih milih diksi yang lebih indah aja, ga klise. tapi kalo kunyanyiin ne versi indoku hm mungkin di bawah versi yutub mereka pastinya hehe. kepedean ya! tapi ya namanya video klip pasti kita liat cuplikan animenya aja daripada lagunya sebagai pengobat kangen. jadi ya enjoy aja sih liat videonya n ada juga adegan yang belum pernah dipake video lain misalnya saat Hinami lari di tengah hujan deras, saat Kaneki dibantai di episod 10 ama Jason dll. btw ada sedikit perubahan nada tambahan di prolognya pula, jadi terdengar agak beda sih. saran sih si pengunggahnya belajar ngevideo n atur2 audio lagu kayak 7shinden punya, mereka ambil lagu yang tepat (We Are). teks lagunya juga ada di video ini ya!
di bawah ini juga ada curhatnya Amon yang kubagi 2 bagian di sison 1 sono, yuq dengerin kisahnya:





“Kenalkan, nama saya Amon Kotaro—staf baru CCG,” kumemperkenalkan diri pada semua staf di sana sebagai orang baru. Hari ini hari pertama aku bergabung dengan CCG, rasanya tegang sekali. Makanya aku jadi serba kaku saat diajak bergaul dengan para senior di sana. Aku masih gugup karena akan terjun bertugas menghadapi ghoul.
Rasanya jadi semakin salah tingkah saat mereka memperhatikan penampilanku yang sangat rapi, bersih kinclong, dan tak santai. Namanya juga orang baru. Mereka mengomentariku macam-macam, membuatku menahan napas saja mendengarnya. Mereka mengaku penasaran mengenalku lebih jauh karena gaya bicara dan sikapku yang serba kaku. Aku memang begini orangnya!
“Amon, selamat datang! Kau partneran dengan Pak Mado, ya!” kata atasanku Pak Arima.
Pak Mado? Begitu kumelihatnya, rupanya ia seorang pria tengah baya dengan penampilan yang acak-acakan. Aneh, itulah kesan awalku. Tapi dialah partnerku dalam mengemban tugas nanti. Semoga saja kami bisa cocok. Huft!
“Apllehead?” kugumamkan julukan ghoul itu pada Pak Mado saat tengah berdiskusi di ruangan kerja. Kutatap sebuah foto seorang nenek tua berusia 60-an tahun, rambutnya putih semua. Hm, aku masih sangat meragukannya. Masa iya nenek-nenek seperti ini ghoul?
“Apa Anda punya bukti kalo dia ghoul?”
Pak Mado tertegun sejenak. “Hanya instingku saja. Kita akan membuktikannya segera.”
Ng? Aneh! Aku masih meragukan orang ini bisa menjadi partnerku untuk seterusnya. Prinsip kami saja sudah berbeda sejak awal…
Penyelidikan pun dimulai. Kami menemui nenek itu di sebuah taman. Ah, masa nenek rapuh kayak gini ghoul, sih? Pak Mado lalu berbincang dengannya kemudian berakhir—
“Oh, maaf ya aku sudah salah mengiramu sebagai ghoul.”
Gubrak! Tuh kan bilang juga apa? Nenek-nenek ya nenek-nenek. Insting? Cuih!
Kami kemudian melangkah pulang sambil berbincang. Ah, kurasa orang ini sudah tak profesional dalam menyelidiki ghoul. Aku pun protes pada kinerjanya itu. Kenapa harus sejujur itu mengatakannya?
“Amon-Kun, boleh aku lihat quinque-mu?”
Eh? Dia malah nanya senjataku ini. Kutertegun dan terhenti di belakangnya. Hatiku memberontak. Sepertinya aku sudah salah partner. Masa aku mengeluarkan quinque ini di jalan? Apa kata orang-orang nanti? Apa ia tak memikirkan hal itu? Tak salah ini?
“Maaf, Pak Mado,” ucapku sehalus mungkin. “Atas kerja samanya saya ucapkan banyak terima kasih. Tapi ini tak berhubungan dengan profesionalisme kita. Permisi!”
Kemudian kuberbalik arah meninggalkannya. Mungkin rasanya tak sopan, tapi aku sudah memutuskan untuk tak berpartneran dengannya lagi. Sudah cukup sampai di sini saja, kami berdua bukan pasangan serasi. Selalu saja tindakannya itu berkontradiksi dengan pemikiranku.
“Aneh, kok ada orang seaneh itu di CCG, ya?” komentarku sambil melangkah dan tertegun begitu melihat nenek-nenek tadi hendak menyebrang sambil membawa koper roda yang besar…
“Ah, nenek tertolong. Makasih ya, Anak Muda,” ucapnya begitu aku membantunya menarik koper roda besar itu. “Kau ingetin nenek ama cucu nenek yang sudah pergi entah ke mana. Seharusnya dialah yang membantuku berada di posisimu kini.”
“Iya, Nek. Tak usah sungkan. Ini sebagai permintaan maaf karena atasan saya tadi sudah menuduh nenek yang nggak banget,” ucapku sopan. “Tapi ngomong-ngomong, nenek kuat juga ya bisa narik koper seberat ini. Isinya apaan, sih?” basa-basiku.
Pertanyaan basa-basiku itu kemudian terjawab sudah begitu spontan saja kulirik koper itu di kegelapan terowongan. Da-darah menyembur dari sela-selanya! Darah!
Kha! Kuterperanjat—tak bisa bergerak. Nenek itu kemudian membalikkan tubuhnya dan mengeluarkan rinkakunya. “Cucu. Cucu. Mang ghoul gak boleh ya nenek-nenek?” Ia kemudian melancarkan serangan kagunenya itu. “Hihihihihihihi!”
Gawat! Aku harus bertarung untuk pertama kalinya! Jangan sampai aku terus terpaku saking syoknya. Kubuka-buka tombol tas quinqueku, namun… ceklek-ceklek. Tombolnya macet! Gawat! Tak bisa terbuka! Bagaimana ini?! Tidaaaaaaaaaaaak!
Zrugh! Kumembelalakkan mata dengan tegang. Nenek itu sekarang sudah terkulai lemas setelah tubuhnya ditembus oleh quinque Pak Mado. Sumpah, aku lega sekali dia mau datang di saat-saat genting seperti ini! “Pak Mado!”
“Hati-hati! Jangan lengah!” Pak Mado menyeringai. “Dah kubilang kan, jangan pernah ngeremehin insting pria tua ini. Bagaimana? Kau sudah percaya, bukan?”
Kutertegun. Kali ini kuputuskan untuk tak meragukan beliau lagi!
“Satu lagi, Amon-Kun, meskipun harus mengorbankan tangan dan kakimu, jangan pernah lari dari ghoul,” pesannya.
“Baik, Pak!” Kumengangguk kencang menyetujuinya. Pesannya itu pun kupegang teguh hingga saat ini…
***
Tak terasa, sudah setahun lebih aku bekerja sama dengan Pak Mado. Aku sudah banyak belajar dari beliau. Dan aku sangatlah menghormati dan menyeganinya. Sungguh merupakan suatu kebanggaan bagiku bisa menjadi partnernya dan aku pun mengagumi insting yang pada awalnya kupandang sebelah mata itu.
Di akhir episod 2 ini, kami hendak menyelidiki keberadaan ghoul yang paling dicari-cari—Jason gelarnya.
Saat kutengah berpikir, dengan lincahnya ia kemudian melompat ke rel kereta api dan meraih sesuatu. “Lihat! Aku menemukan ini, Amon-Kun!”
Lihat, ia bahkan lebih lincah dan teliti mencium jejak daripada aku yang masih unyu ini. Luar biasa! Ia kemudian mengacungkan sebuah tang besar berlumuran darah mengerikan. Sebenarnya untuk apa ghoul itu menggunakan tang sebesar itu dalam menjalankan aksi psikopatnya? Jason adalah ghoul psiko yang paling diburu saat ini karena sangat meresahkan.
Oke, kita sudah mendapat petunjuk untuk mendapatkannya. Lanjutkan!
Petunjuk itu membawa kami ke suatu tempat di episod 3. Apakah benar ghoul itu ada di sini? Seharusnya aku tak menanyakannya lagi begitu ghoul yang kami incar keluar dari sana dengan santainya. Pak Mado segera menyerangnya dengan quinquenya yang terbuat dari kagune ghoul yang cukup canggih. Dalam pertarungan itu, mereka sama gilanya!
Aku tak boleh tinggal diam saja dan turut terlibat dalam pertarungan itu. Kukeluarkan quinqueku dan mencoba menyerang ghoul itu, namun ghoul itu dengan santainya menghindar. Cepat sekali!
Terakhir, ghoul itu pun berhasil kabur, meninggalkan ruangan yang kacau balau berkat pertarungan kami. “Ya, quinqueku rusak!” keluh Pak Mado tenang.
“Maaf, Pak Mado! Ghoul-nya lolos,” ucapku serius.
“Tenang aja, kita coba aja nanti. Masih banyak waktu untuk itu,” gumam Pak Mado sante. “Lagipula kita bisa tangkap yang satunya.”
Kemudian ghoul yang tersisa di sana dibekuk. Ghoul itu tampak tak berdaya dan ketakutan. Tanpa segan, Pak Mado malah menghabisinya di tempat. Kasihan juga rasanya melihatnya. Tapi ghoul tetaplah ghoul! Untuk apa dikasihani? Bukankah mereka juga membantai manusia tak pandang bulu? Aku tak boleh lemah untuk ini! Tega diharuskan untuk menghadapi mereka.
Yang ditinggalkan ghoul itu hanya selembar gambar anak-anak yang kini berlumuran darah. Bukanlah sebuah petunjuk yang penting. Tapi, yang kupertanyakan kini adalah… apakah ia memiliki keluarga pula?
Pak Mado lalu mengambil kagune ghoul malang itu untuk dijadikan quinque barunya—menggantikan quinquenya yang rusak tadi. Ia punya banyak sekali koleksi quinque saking maniaknya pada kagune ghoul…
Perburuan ghoul kembali diteruskan! Dengan menggunakan kagune ghoul malang kemarin, kami memancing keberadaan keluarganya di episod 6-7 di tengah hujan deras. Sesuai dugaan Pak Mado yang cerdik, anak-istri ghoul itu mengendus kagune tersebut dan mengira kepala keluarga mereka itu masih hidup. Kami pun beraksi!
Si ghoul wanita mengeluarkan kagunenya yang sangat indah, namun kagunenya tak digunakannya untuk bertarung melainkan melindungi dirinya dan anaknya dari serangan kami. Kemudian si ghoul wanita menyuruh anak perempuannya untuk kabur meski berderai air mata dan ghoul itu tetap di sana. Tapi wajah bocah ghoul tadi sudah dikenali.
Pak Mado kemudian mengeluarkan quinquenya yang terbuat dari kagune suami ghoul itu. Melihatnya, ghoul wanita itu terbelalak. Namun anehnya, ia malah tersenyum pasrah saat akan dihabisi dan… zrugh!
Entah mengapa, aku sendiri jadi tak tega melihat saat Pak Mado menghabisi ghoul cantik itu. Ia memenggal kepala ghoul berwajah keibuan itu dengan kagune milik suaminya sendiri. Kok rasanya jadi jahat sekali ya? Darah pun bercampur dengan air hujan… zzzzzzzzzzzz…
Manusia yang jahat ataukah ghoul yang jahat?! Apakah ini salah? Apakah mereka benar? Aku harus bertanya pada siapa?! (Akhirnya akan ada orang yang bermaksud membuatku memahaminya di episod berikutnya!)
Nuraniku seolah memberontak. Benarkah yang kami lakukan selama ini? Btw apa pentingnya pula membantai ghoul suami-istri yang tak berbahaya itu? Mereka bahkan tak melakukan perlawanan meski memiliki kagune yang hanya digunakan untuk melindungi diri saja. Itu saja kegunaan kagune mereka, tak lebih. Sejauh ini, kagune mereka tak digunakan untuk mencederai orang. Mereka hanyalah ghoul lemah!
Lalu bagaimana dengan anak mereka tadi? Kasihan kan sudah menjadi yatim piatu. Aku terus memikirkannya dalam konflik batinku ini. Tapi aku CCG yang diamanahkan untuk mengamankan ghoul, terus mengapa aku harus kasihan pada mereka?
“Huuuuuuu,” isak-tangis seorang bocah yatim piatu kemudian menyadarkanku. Kasihan anak itu. Ortunya mati dimakan ghoul. Melihatnya, akhirnya kuluruskan kembali prinsipku: ghoul itu memang harus dibinasakan! Tak ada yang namanya kasihan-kasihan. Mereka semua kan makan orang. Kenapa aku sempat merasa kasihan?! Cuih!
Tapi apakah SEMUA ghoul harus dibasmi?!
Sepulang bekerja, seperti biasa kuhabiskan waktu dengan minum-minum bersama rekan-rekanku ini.
“Amon, kau tak tertarik naik jabatan, ya? Dengar-dengar kau ini dari akademi.”
Aku yang duduk di tengah menjawab, “Bagiku ini sudah menjadi tanggung jawabku. Pangkat itu urusan belakangan.”
“Tapi kamu hebat, loh! Prestasimu tinggi sekali. Kau juga sangat serius berburu ghoul. Btw di akademimu ada cewek nggak?”
“Ada 2 orang,” jawabku kalem. Mereka lalu tampak bergairah. “Tapi mereka mati begitu cepat karena terlalu baek ama ghoul.”
Rekan-rekanku kemudian tertegun hingga menciptakan suasana canggung. Tak lama, aku pun pulang duluan karena saking disiplinnya. Mereka hanya terperangah melihat kekakuanku yang tak pernah berubah sejak awal masuk CCG ini. Sifatku yang masih tertutup ini dan enggan bicara banyak soal ghoul, membuatku tak bisa mengeluarkan emosi lebih banyak lagi. Tapi sejujurnya, pembicaraan tadi membuatku merasa sensitif. Kebencianku pada ghoul kembali menguat! Ghoul itu tak ada yang bisa dipercaya…
“Wuaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhh!”
Ng? Itu suara temanku! Apa yang terjadi padanya?!
Bergegas kuberbalik arah ke sumber suara dan tak jadi pulang dulu. Kulihat ada salah satu temanku dibantai dengan kejinya oleh ghoul bertopeng kelinci dan yang lainnya hampir saja dibantai pula kalau saja aku tak segera menahan serangan si kelinci. Ciat!
Hiaaaaaaarrrrghhhh! Kumencoba melawan si kelinci dengan quinqueku, namun gerakannya cepat sekali! Kelinci ini membuatku geram setengah mati. Ia sudah membunuh temanku! Takkan kumaafkan!
Namun rupanya si kelinci itu bukanlah lawan yang seimbang bagiku. Untung saja Pak Mado segera datang menanganinya. Kupercayakan saja semuanya padanya. Meskipun gerakannya lincah, tapi Pak Mado berhasil menciderai kelinci itu. Tapi akhirnya kelinci itu kabur juga dengan meninggalkan luka mendalam bagiku.
Sial! Awas kau, Kelinci! Kau sudah membunuh temanku yang tak bersalah ini. Kenapa? Kenapa harus ia yang kena?! Aaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrrrrrggggggggggggghhhhhh!!!
Hari-hari berikutnya, masih merupakan hari berkabung bagi CCG karena kehilangan salah seorang anggota baiknya. Aku pun turut sedih. Tapi Pak Mado tak menghadiri upacara berkabung itu saking terobsesinya ia berburu ghoul. Ia benar-benar maniak! Tapi tak masalah buatku karena akulah yang mewakilinya.
“Mado nggak datang, ya? Jangan heran kalo dia ntar ga datang ke upacara pemakamanmu kelak,” komentar partner temanku yang meninggal di tangan Kelinci itu.
Akhirnya pulang kerja, kami tinggal berdua saja singgah minum-minum. Kesedihan masih basah di hati kami. Padahal temanku itu orang yang baik, tapi mengapa Kelinci itu membantainya? Apa salahnya?!
Aku masih tak bisa terima! Aku bersumpah akan membalaskan kematian temanku itu. Akan kuburu kelinci itu sejauh apa pun meski harus mengorbankan tangan dan kakiku. Kesal! Kesel! Kesaaaaal!
“Hiks! Aku sudah tak punya partner lagi untuk ditraktir,” isak temanku itu. Kasihan! (tapi ntar partnernya diganti ama Rei—cewek stres plus psiko yang dibesarkan ama ghoul).
Demi menghibur hatinya, aku pun makan banyak agar dia bisa mentraktirku—anggap saja aku bagian dari kehidupannya yang seperti biasa agar ia tak begitu kehilangan. “Bersiap-siaplah karena aku akan melubangi dompetmu!”
Dia tersenyum sendu. Sungguh beruntung almarhum temanku itu bisa punya partner yang doyan nraktir ini. Aku akan berusaha menghapus kesedihan rekanku ini. Kami berdua tengah berkabung karena ulah bejat kelinci itu. Aku bersumpah akan balas dendam dan ia adalah buruan utamaku demi temanku!
Semua ghoul itu jahat! Benarkah begitu?! Pertemuanku dengan si Eyepatch sempat membelokkan pemikiranku ini. Siapakah dia sebenarnya? Mengapa aku begitu tertarik ingin mengenalnya lebih jauh lagi? Mengapa aku begitu penasaran seperti apa wajahnya dan ingin membahas soal ghoul padanya lebih lama lagi? Dan lagi… mengapa kumerasa ia bukanlah orang jahat? (episod 8).

======================================================================

selain pertarungan Amon vs Kaneki, ada battle seru dari aku. klik gambar ini ya menuju link sumbernya:

http://battle-of-realms-6.blogspot.co.id/2016/03/fbc-015-ghoul.html?showComment=1457134334921#c4115306077024512880

0 komentar: