hey, isi waktu break, aku mo kasi lagu ost tokyo ghoul dalam bahasa indonesia. klik aja gambar di bawah ini menuju videonya, bagus kok lagunya! lumayan suka aku. tadi aku baru dapat iseng aja browshing, hehe...
jadi nih menurut aku sih videonya yah lumayanlah. semuanya pake adegan sison 1. tapi tentu saja susunannya tuh ga sebagus lagu We Are by 7shinden itu. itu video klip Tokyo Ghoul fave-ku lah karena susunan videonya duh pas banget ama lagu n ngena banget. kalo yang ini sih biasa aja sih. soal suara sih lumayan pula kayak di tv2 ala dubber. soal liriknya pula aku suka yang 'bersetai-setai' meski ga tahu artinya, baru denger hehe (n aku sempat ngira tu bahasa inggris), juga lirik reff 'di dunia yang penuh distorsi'. hm beberapa lirik ada diksi yang menarik yang aku suka. tapi prolognya aku kurang suka terjemahan liriknya, kayak klise banget kan bisa dibuat lebih indah getuh diksinya. meski diksinya ada yang bagus, meski ga beraturan sih menurutku karna ada diksi yang kurang kreasi di beberapa bagian, misalnya di lirik 'ingatlah aku', kan bisa diberi dikti variasi. prolog videonya yah dah lumayan pas lah saat Kaneki berenang di lautan darah karena organ Rize dimasukkan ke tubuhnya. tapi setelah itu sih susunan videonya biasa aja. masih kayak acak2an, ga sesuai irama lagunya (ga kayak we are-nya 7shinden punya!) terutama di ending duh terlalu banyak saat pertarungannya ama Jason, jadi ga seimbang rasanya proporsi videonya tuh, kayak inti lagunya hanya pertarungan ending sison 1 aja. tapi yang mo kubahas nih kok unravel the ghoul sih, hehe. hm memang ya aku juga suka nyanyi lagu bahasa indo nya unravel pake versiku sendiri n banyak perbedaan meski arti sama, aku hanya pake diksi yang beda aja, aku lebih milih diksi yang lebih indah aja, ga klise. tapi kalo kunyanyiin ne versi indoku hm mungkin di bawah versi yutub mereka pastinya hehe. kepedean ya! tapi ya namanya video klip pasti kita liat cuplikan animenya aja daripada lagunya sebagai pengobat kangen. jadi ya enjoy aja sih liat videonya n ada juga adegan yang belum pernah dipake video lain misalnya saat Hinami lari di tengah hujan deras, saat Kaneki dibantai di episod 10 ama Jason dll. btw ada sedikit perubahan nada tambahan di prolognya pula, jadi terdengar agak beda sih. saran sih si pengunggahnya belajar ngevideo n atur2 audio lagu kayak 7shinden punya, mereka ambil lagu yang tepat (We Are). teks lagunya juga ada di video ini ya!
jadi nih menurut aku sih videonya yah lumayanlah. semuanya pake adegan sison 1. tapi tentu saja susunannya tuh ga sebagus lagu We Are by 7shinden itu. itu video klip Tokyo Ghoul fave-ku lah karena susunan videonya duh pas banget ama lagu n ngena banget. kalo yang ini sih biasa aja sih. soal suara sih lumayan pula kayak di tv2 ala dubber. soal liriknya pula aku suka yang 'bersetai-setai' meski ga tahu artinya, baru denger hehe (n aku sempat ngira tu bahasa inggris), juga lirik reff 'di dunia yang penuh distorsi'. hm beberapa lirik ada diksi yang menarik yang aku suka. tapi prolognya aku kurang suka terjemahan liriknya, kayak klise banget kan bisa dibuat lebih indah getuh diksinya. meski diksinya ada yang bagus, meski ga beraturan sih menurutku karna ada diksi yang kurang kreasi di beberapa bagian, misalnya di lirik 'ingatlah aku', kan bisa diberi dikti variasi. prolog videonya yah dah lumayan pas lah saat Kaneki berenang di lautan darah karena organ Rize dimasukkan ke tubuhnya. tapi setelah itu sih susunan videonya biasa aja. masih kayak acak2an, ga sesuai irama lagunya (ga kayak we are-nya 7shinden punya!) terutama di ending duh terlalu banyak saat pertarungannya ama Jason, jadi ga seimbang rasanya proporsi videonya tuh, kayak inti lagunya hanya pertarungan ending sison 1 aja. tapi yang mo kubahas nih kok unravel the ghoul sih, hehe. hm memang ya aku juga suka nyanyi lagu bahasa indo nya unravel pake versiku sendiri n banyak perbedaan meski arti sama, aku hanya pake diksi yang beda aja, aku lebih milih diksi yang lebih indah aja, ga klise. tapi kalo kunyanyiin ne versi indoku hm mungkin di bawah versi yutub mereka pastinya hehe. kepedean ya! tapi ya namanya video klip pasti kita liat cuplikan animenya aja daripada lagunya sebagai pengobat kangen. jadi ya enjoy aja sih liat videonya n ada juga adegan yang belum pernah dipake video lain misalnya saat Hinami lari di tengah hujan deras, saat Kaneki dibantai di episod 10 ama Jason dll. btw ada sedikit perubahan nada tambahan di prolognya pula, jadi terdengar agak beda sih. saran sih si pengunggahnya belajar ngevideo n atur2 audio lagu kayak 7shinden punya, mereka ambil lagu yang tepat (We Are). teks lagunya juga ada di video ini ya!
di bawah ini juga ada curhatnya Amon yang kubagi 2 bagian di sison 1 sono, yuq dengerin kisahnya:
“Kenalkan, nama saya Amon
Kotaro—staf baru CCG,” kumemperkenalkan diri pada semua staf di sana sebagai
orang baru. Hari ini hari pertama aku bergabung dengan CCG, rasanya tegang
sekali. Makanya aku jadi serba kaku saat diajak bergaul dengan para senior di sana.
Aku masih gugup karena akan terjun bertugas menghadapi ghoul.
Rasanya jadi semakin salah
tingkah saat mereka memperhatikan penampilanku yang sangat rapi, bersih
kinclong, dan tak santai. Namanya juga orang baru. Mereka mengomentariku
macam-macam, membuatku menahan napas saja mendengarnya. Mereka mengaku
penasaran mengenalku lebih jauh karena gaya bicara dan sikapku yang serba kaku.
Aku memang begini orangnya!
“Amon, selamat datang! Kau
partneran dengan Pak Mado, ya!” kata atasanku Pak Arima.
Pak Mado? Begitu kumelihatnya,
rupanya ia seorang pria tengah baya dengan penampilan yang acak-acakan. Aneh,
itulah kesan awalku. Tapi dialah partnerku dalam mengemban tugas nanti. Semoga
saja kami bisa cocok. Huft!
“Apllehead?” kugumamkan julukan
ghoul itu pada Pak Mado saat tengah berdiskusi di ruangan kerja. Kutatap sebuah
foto seorang nenek tua berusia 60-an tahun, rambutnya putih semua. Hm, aku
masih sangat meragukannya. Masa iya nenek-nenek seperti ini ghoul?
“Apa Anda punya bukti kalo dia
ghoul?”
Pak Mado tertegun sejenak. “Hanya
instingku saja. Kita akan membuktikannya segera.”
Ng? Aneh! Aku masih meragukan
orang ini bisa menjadi partnerku untuk seterusnya. Prinsip kami saja sudah
berbeda sejak awal…
Penyelidikan pun dimulai. Kami
menemui nenek itu di sebuah taman. Ah, masa nenek rapuh kayak gini ghoul, sih?
Pak Mado lalu berbincang dengannya kemudian berakhir—
“Oh, maaf ya aku sudah salah
mengiramu sebagai ghoul.”
Gubrak! Tuh kan bilang juga apa?
Nenek-nenek ya nenek-nenek. Insting? Cuih!
Kami kemudian melangkah pulang
sambil berbincang. Ah, kurasa orang ini sudah tak profesional dalam menyelidiki
ghoul. Aku pun protes pada kinerjanya itu. Kenapa harus sejujur itu
mengatakannya?
“Amon-Kun, boleh aku lihat
quinque-mu?”
Eh? Dia malah nanya senjataku
ini. Kutertegun dan terhenti di belakangnya. Hatiku memberontak. Sepertinya aku
sudah salah partner. Masa aku mengeluarkan quinque ini di jalan? Apa kata
orang-orang nanti? Apa ia tak memikirkan hal itu? Tak salah ini?
“Maaf, Pak Mado,” ucapku sehalus
mungkin. “Atas kerja samanya saya ucapkan banyak terima kasih. Tapi ini tak
berhubungan dengan profesionalisme kita. Permisi!”
Kemudian kuberbalik arah
meninggalkannya. Mungkin rasanya tak sopan, tapi aku sudah memutuskan untuk tak
berpartneran dengannya lagi. Sudah cukup sampai di sini saja, kami berdua bukan
pasangan serasi. Selalu saja tindakannya itu berkontradiksi dengan pemikiranku.
“Aneh, kok ada orang seaneh itu
di CCG, ya?” komentarku sambil melangkah dan tertegun begitu melihat
nenek-nenek tadi hendak menyebrang sambil membawa koper roda yang besar…
“Ah, nenek tertolong. Makasih ya,
Anak Muda,” ucapnya begitu aku membantunya menarik koper roda besar itu. “Kau
ingetin nenek ama cucu nenek yang sudah pergi entah ke mana. Seharusnya dialah
yang membantuku berada di posisimu kini.”
“Iya, Nek. Tak usah sungkan. Ini
sebagai permintaan maaf karena atasan saya tadi sudah menuduh nenek yang nggak
banget,” ucapku sopan. “Tapi ngomong-ngomong, nenek kuat juga ya bisa narik
koper seberat ini. Isinya apaan, sih?” basa-basiku.
Pertanyaan basa-basiku itu
kemudian terjawab sudah begitu spontan saja kulirik koper itu di kegelapan
terowongan. Da-darah menyembur dari sela-selanya! Darah!
Kha! Kuterperanjat—tak bisa
bergerak. Nenek itu kemudian membalikkan tubuhnya dan mengeluarkan rinkakunya.
“Cucu. Cucu. Mang ghoul gak boleh ya nenek-nenek?” Ia kemudian melancarkan
serangan kagunenya itu. “Hihihihihihihi!”
Gawat! Aku harus bertarung untuk
pertama kalinya! Jangan sampai aku terus terpaku saking syoknya. Kubuka-buka
tombol tas quinqueku, namun… ceklek-ceklek. Tombolnya macet! Gawat! Tak bisa
terbuka! Bagaimana ini?! Tidaaaaaaaaaaaak!
Zrugh! Kumembelalakkan mata
dengan tegang. Nenek itu sekarang sudah terkulai lemas setelah tubuhnya
ditembus oleh quinque Pak Mado. Sumpah, aku lega sekali dia mau datang di
saat-saat genting seperti ini! “Pak Mado!”
“Hati-hati! Jangan lengah!” Pak
Mado menyeringai. “Dah kubilang kan, jangan pernah ngeremehin insting pria tua
ini. Bagaimana? Kau sudah percaya, bukan?”
Kutertegun. Kali ini kuputuskan
untuk tak meragukan beliau lagi!
“Satu lagi, Amon-Kun, meskipun
harus mengorbankan tangan dan kakimu, jangan pernah lari dari ghoul,” pesannya.
“Baik, Pak!” Kumengangguk kencang
menyetujuinya. Pesannya itu pun kupegang teguh hingga saat ini…
***
Tak terasa, sudah setahun lebih
aku bekerja sama dengan Pak Mado. Aku sudah banyak belajar dari beliau. Dan aku
sangatlah menghormati dan menyeganinya. Sungguh merupakan suatu kebanggaan
bagiku bisa menjadi partnernya dan aku pun mengagumi insting yang pada awalnya kupandang
sebelah mata itu.
Di akhir episod 2 ini, kami
hendak menyelidiki keberadaan ghoul yang paling dicari-cari—Jason gelarnya.
Saat kutengah berpikir, dengan
lincahnya ia kemudian melompat ke rel kereta api dan meraih sesuatu. “Lihat!
Aku menemukan ini, Amon-Kun!”
Lihat, ia bahkan lebih lincah dan
teliti mencium jejak daripada aku yang masih unyu ini. Luar biasa! Ia kemudian
mengacungkan sebuah tang besar berlumuran darah mengerikan. Sebenarnya untuk
apa ghoul itu menggunakan tang sebesar itu dalam menjalankan aksi psikopatnya?
Jason adalah ghoul psiko yang paling diburu saat ini karena sangat meresahkan.
Oke, kita sudah mendapat petunjuk
untuk mendapatkannya. Lanjutkan!
Petunjuk itu membawa kami ke
suatu tempat di episod 3. Apakah benar ghoul itu ada di sini? Seharusnya aku
tak menanyakannya lagi begitu ghoul yang kami incar keluar dari sana dengan
santainya. Pak Mado segera menyerangnya dengan quinquenya yang terbuat dari
kagune ghoul yang cukup canggih. Dalam pertarungan itu, mereka sama gilanya!
Aku tak boleh tinggal diam saja
dan turut terlibat dalam pertarungan itu. Kukeluarkan quinqueku dan mencoba
menyerang ghoul itu, namun ghoul itu dengan santainya menghindar. Cepat sekali!
Terakhir, ghoul itu pun berhasil
kabur, meninggalkan ruangan yang kacau balau berkat pertarungan kami. “Ya,
quinqueku rusak!” keluh Pak Mado tenang.
“Maaf, Pak Mado! Ghoul-nya
lolos,” ucapku serius.
“Tenang aja, kita coba aja nanti.
Masih banyak waktu untuk itu,” gumam Pak Mado sante. “Lagipula kita bisa
tangkap yang satunya.”
Kemudian ghoul yang tersisa di
sana dibekuk. Ghoul itu tampak tak berdaya dan ketakutan. Tanpa segan, Pak Mado
malah menghabisinya di tempat. Kasihan juga rasanya melihatnya. Tapi ghoul
tetaplah ghoul! Untuk apa dikasihani? Bukankah mereka juga membantai manusia
tak pandang bulu? Aku tak boleh lemah untuk ini! Tega diharuskan untuk
menghadapi mereka.
Yang ditinggalkan ghoul itu hanya
selembar gambar anak-anak yang kini berlumuran darah. Bukanlah sebuah petunjuk
yang penting. Tapi, yang kupertanyakan kini adalah… apakah ia memiliki keluarga
pula?
Pak Mado lalu mengambil kagune
ghoul malang itu untuk dijadikan quinque barunya—menggantikan quinquenya yang
rusak tadi. Ia punya banyak sekali koleksi quinque saking maniaknya pada kagune
ghoul…
Perburuan ghoul kembali
diteruskan! Dengan menggunakan kagune ghoul malang kemarin, kami memancing
keberadaan keluarganya di episod 6-7 di tengah hujan deras. Sesuai dugaan Pak
Mado yang cerdik, anak-istri ghoul itu mengendus kagune tersebut dan mengira
kepala keluarga mereka itu masih hidup. Kami pun beraksi!
Si ghoul wanita mengeluarkan
kagunenya yang sangat indah, namun kagunenya tak digunakannya untuk bertarung
melainkan melindungi dirinya dan anaknya dari serangan kami. Kemudian si ghoul
wanita menyuruh anak perempuannya untuk kabur meski berderai air mata dan ghoul
itu tetap di sana. Tapi wajah bocah ghoul tadi sudah dikenali.
Pak Mado kemudian mengeluarkan
quinquenya yang terbuat dari kagune suami ghoul itu. Melihatnya, ghoul wanita
itu terbelalak. Namun anehnya, ia malah tersenyum pasrah saat akan dihabisi
dan… zrugh!
Entah mengapa, aku sendiri jadi
tak tega melihat saat Pak Mado menghabisi ghoul cantik itu. Ia memenggal kepala
ghoul berwajah keibuan itu dengan kagune milik suaminya sendiri. Kok rasanya
jadi jahat sekali ya? Darah pun bercampur dengan air hujan… zzzzzzzzzzzz…
Manusia yang jahat ataukah ghoul
yang jahat?! Apakah ini salah? Apakah mereka benar? Aku harus bertanya pada
siapa?! (Akhirnya akan ada orang yang bermaksud membuatku memahaminya di episod
berikutnya!)
Nuraniku seolah memberontak.
Benarkah yang kami lakukan selama ini? Btw apa pentingnya pula membantai ghoul
suami-istri yang tak berbahaya itu? Mereka bahkan tak melakukan perlawanan
meski memiliki kagune yang hanya digunakan untuk melindungi diri saja. Itu saja
kegunaan kagune mereka, tak lebih. Sejauh ini, kagune mereka tak digunakan
untuk mencederai orang. Mereka hanyalah ghoul lemah!
Lalu bagaimana dengan anak mereka
tadi? Kasihan kan sudah menjadi yatim piatu. Aku terus memikirkannya dalam
konflik batinku ini. Tapi aku CCG yang diamanahkan untuk mengamankan ghoul,
terus mengapa aku harus kasihan pada mereka?
“Huuuuuuu,” isak-tangis seorang
bocah yatim piatu kemudian menyadarkanku. Kasihan anak itu. Ortunya mati
dimakan ghoul. Melihatnya, akhirnya kuluruskan kembali prinsipku: ghoul itu
memang harus dibinasakan! Tak ada yang namanya kasihan-kasihan. Mereka semua
kan makan orang. Kenapa aku sempat merasa kasihan?! Cuih!
Tapi apakah SEMUA ghoul harus
dibasmi?!
Sepulang bekerja, seperti biasa
kuhabiskan waktu dengan minum-minum bersama rekan-rekanku ini.
“Amon, kau tak tertarik naik
jabatan, ya? Dengar-dengar kau ini dari akademi.”
Aku yang duduk di tengah
menjawab, “Bagiku ini sudah menjadi tanggung jawabku. Pangkat itu urusan
belakangan.”
“Tapi kamu hebat, loh! Prestasimu
tinggi sekali. Kau juga sangat serius berburu ghoul. Btw di akademimu ada cewek
nggak?”
“Ada 2 orang,” jawabku kalem.
Mereka lalu tampak bergairah. “Tapi mereka mati begitu cepat karena terlalu
baek ama ghoul.”
Rekan-rekanku kemudian tertegun
hingga menciptakan suasana canggung. Tak lama, aku pun pulang duluan karena
saking disiplinnya. Mereka hanya terperangah melihat kekakuanku yang tak pernah
berubah sejak awal masuk CCG ini. Sifatku yang masih tertutup ini dan enggan
bicara banyak soal ghoul, membuatku tak bisa mengeluarkan emosi lebih banyak
lagi. Tapi sejujurnya, pembicaraan tadi membuatku merasa sensitif. Kebencianku
pada ghoul kembali menguat! Ghoul itu tak ada yang bisa dipercaya…
“Wuaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhh!”
Ng? Itu suara temanku! Apa yang
terjadi padanya?!
Bergegas kuberbalik arah ke
sumber suara dan tak jadi pulang dulu. Kulihat ada salah satu temanku dibantai
dengan kejinya oleh ghoul bertopeng kelinci dan yang lainnya hampir saja
dibantai pula kalau saja aku tak segera menahan serangan si kelinci. Ciat!
Hiaaaaaaarrrrghhhh! Kumencoba
melawan si kelinci dengan quinqueku, namun gerakannya cepat sekali! Kelinci ini
membuatku geram setengah mati. Ia sudah membunuh temanku! Takkan kumaafkan!
Namun rupanya si kelinci itu
bukanlah lawan yang seimbang bagiku. Untung saja Pak Mado segera datang
menanganinya. Kupercayakan saja semuanya padanya. Meskipun gerakannya lincah,
tapi Pak Mado berhasil menciderai kelinci itu. Tapi akhirnya kelinci itu kabur juga
dengan meninggalkan luka mendalam bagiku.
Sial! Awas kau, Kelinci! Kau
sudah membunuh temanku yang tak bersalah ini. Kenapa? Kenapa harus ia yang
kena?! Aaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrrrrrggggggggggggghhhhhh!!!
Hari-hari berikutnya, masih
merupakan hari berkabung bagi CCG karena kehilangan salah seorang anggota
baiknya. Aku pun turut sedih. Tapi Pak Mado tak menghadiri upacara berkabung
itu saking terobsesinya ia berburu ghoul. Ia benar-benar maniak! Tapi tak
masalah buatku karena akulah yang mewakilinya.
“Mado nggak datang, ya? Jangan
heran kalo dia ntar ga datang ke upacara pemakamanmu kelak,” komentar partner
temanku yang meninggal di tangan Kelinci itu.
Akhirnya pulang kerja, kami
tinggal berdua saja singgah minum-minum. Kesedihan masih basah di hati kami.
Padahal temanku itu orang yang baik, tapi mengapa Kelinci itu membantainya? Apa
salahnya?!
Aku masih tak bisa terima! Aku
bersumpah akan membalaskan kematian temanku itu. Akan kuburu kelinci itu sejauh
apa pun meski harus mengorbankan tangan dan kakiku. Kesal! Kesel! Kesaaaaal!
“Hiks! Aku sudah tak punya
partner lagi untuk ditraktir,” isak temanku itu. Kasihan! (tapi ntar partnernya
diganti ama Rei—cewek stres plus psiko yang dibesarkan ama ghoul).
Demi menghibur hatinya, aku pun
makan banyak agar dia bisa mentraktirku—anggap saja aku bagian dari
kehidupannya yang seperti biasa agar ia tak begitu kehilangan. “Bersiap-siaplah
karena aku akan melubangi dompetmu!”
Dia tersenyum sendu. Sungguh
beruntung almarhum temanku itu bisa punya partner yang doyan nraktir ini. Aku
akan berusaha menghapus kesedihan rekanku ini. Kami berdua tengah berkabung
karena ulah bejat kelinci itu. Aku bersumpah akan balas dendam dan ia adalah
buruan utamaku demi temanku!
Semua ghoul itu jahat! Benarkah
begitu?! Pertemuanku dengan si Eyepatch sempat membelokkan pemikiranku ini.
Siapakah dia sebenarnya? Mengapa aku begitu tertarik ingin mengenalnya lebih
jauh lagi? Mengapa aku begitu penasaran seperti apa wajahnya dan ingin membahas
soal ghoul padanya lebih lama lagi? Dan lagi… mengapa kumerasa ia bukanlah
orang jahat? (episod 8).
======================================================================
selain pertarungan Amon vs Kaneki, ada battle seru dari aku. klik gambar ini ya menuju link sumbernya:
0 komentar:
Posting Komentar