Okeh langsung ajah ya. Berhubung banyak yang nanyain soal ‘bagaimana
caranya menerbitkan buku di penerbit Indonesia’ maka gue akan
ngejawabnya dari sini ajah. Kalau gue balesin satu-satu email kalian,
yang ada gue bisa kena encok bagian jari. Emang ada encok di jari-jari? Ada. Sering gue alami ketika sedang males-malesan nonton tipi.
Sebenarnya menerbitkan buku di penerbit mayor gak sesulit yang
dikatakan orang-orang. Emang sih, selain naskah loe harus layak terbit,
naskah loe juga harus punya keunikan tersendiri.
Apa tuh layak terbit Rea?
Naskah yang layak terbit maksudnya adalah naskah yang di susun dalam
bahasa yang rapi. Gak nge-jelimet sampe bikin mata peyang bacanya. Namun
gaya bahasa bisa loe sesuaikan dengan pasar yang akan loe tuju.
Beberapa penerbit memang mengharuskan loe memakai gaya bahasa yang
formal sesuai EYD yang berlaku. Tapi jika sasaran loe buat abege-abege
yang galau akan orientasi seksualnya, loe bisa menggunakan gaya bahasa
yang sedikit gaul. Misalnya kata tidak apa-apa menjadi gapapa, kata tidur menjadi bobok, kata pacaran menjadi kimpoi,
ha? Gak ya. Yah, tapi gitulah. Bahasa loe kudu bisa dibaca dan
dimengerti. Asal jangan bahasa alay, kalau alay nanti redaksi yang baca
bisa mual lalu ngebakar naskah loe.
Setelah itu loe harus perhatiin jumlah halamannya. Gak mungkinkan,
misalnya loe bikin novel berjudul ‘Cinta di atas Jamban’ tapi jumlahnya
50 halaman. Dikit banget lah. 50 halaman mah buat satu bab ajah sih
menurut gue. Nah, penerbit mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk
mencetak satu naskah loe lalu mendistribusikannya ke toko-toko buku.
Tentunya harga buku akan sangat berpengaruh dengan jumlah halaman.
Semakin tebal tentu semakin mahal. Biasanya halaman dalam satu novel itu
bisa 200-250 halaman. Harganya di pasaran kisaran lima puluh ribuan.
Penilaian mereka, novel yang layak terbit tentu plot ceritanya tertata
rapi dengan jumlah halaman yang mengikuti pasar (per-bab-nya 50 halaman)
yang ada.
Naskah harus unik, maksud loe?
Dulu gue sempat berfikir naskah unik harus beda dari yang lain. Iya,
emang benar. Maka waktu pertama kali gue ngirim naskah ke penerbit
mayor, gue masukkan naskahnya dalam kardus Indomie. Seminggu kemudian di
balikin sama mereka, di kira bom.
Gak berselang lama, gue kirim lagi naskah gue. Isi naskahnya gue lengkapi dengan foto-foto gue selfie.
Kan, harus unik ya, gue pikir belum ada buku yang menyediakan paket
album foto dari penulisnya. Hehehe. Dan hasilnya sama seperti
sebelumnya… dibalikin karena kata mereka foto gue melanggar agama. Gue
nanya ke teman gue apa yang salah dari foto gue selfie. Pas gue kasih lihat teman gue dia teriak: Najis! Najis! Najis! Cuih!
Hiks. Maaf ya jadi curhat.
Berdasarkan kejadian pilu tersebut, gue belajar tentang naskah unik.
Seperti naskah yang berbeda dari yang ada di pasar. Jika yang lain bikin
buku soal cinta kepada cowoknya atau ceweknya, maka coba loe bikin buku
cinta kepada peliharaan loe. Yah, gak gitu juga. Tema cinta mungkin
yang paling gampang di tulis karena biasanya dari pengalaman pribadi.
Usahakan membuat unsur yang beda dalam cerita cinta yang loe tulis. Yang
membuatnya mendapat nilai plus dari redaksi. Loe tahu lah maksud gue apaan.
Buku gue yang pertama juga beda. Disaat semua orang nulis novel tema
cinta, gue juga nulis tema cinta tapi beda. Karena di tulis dengan
laptop tanpa busana. Menarik? Jijik banget malah!
…
Setelah naskah loe rapi, di print dan di jilid sedemikian rupa,
kirimkan lewat pos ke penerbit-penerbit mayor. Atau loe bisa mengirimkan
draft-nya lewat email. Untuk alamat penerbit mayor Indonesia bisa loe searching sendiri di Google atau sedikit daftarnya bisa loe lihat di sini.
(Rea Skizofrenia)
http://rea.web.id/cara-menerbitkan-buku-di-penerbit-mayor-indonesia
===================================================================
Proses editing naskah sangat perlu dilakukan sebelum naskah itu diterbitkan karena bisa saja terjadi kesalahan yang tidak disengaja mau pun salah tulis, juga ketidaktahuan penulis tentang EYD yang baik hingga selalu ditolak oleh penerbit mayor karena tata penulisan yang masih kacau.
===================================================================
JASA EDITING NASKAH BERHADIAH (remake)!
Menulis adalah kegiatan dan hobi yang sangat menyenangkan dan
digemari oleh banyak orang—belum lagi kalau tulisan itu dibukukan hingga dapat
dibaca oleh masyarakat luas. Kamu bercita-cita ingin menjadi penulis dengan
menuangkan idemu dalam bentuk sebuah buku yang berkualitas?
Namun, sekadar ditulis saja tak cukup untuk melengkapi kualitas tersebut. Diperlukan pula tata bahasa yang sesuai dengan EYD. Masih merasa lemah dalam kualitas EYD? Oleh karena itulah, Menulis Bukti Hidupku siap membantu dengan menyediakan jasa editing naskah dalam bahasa Indonesia agar isi bukumu semakin berkualitas!
Setiap naskah memerlukan proses
editing sebelum dijual. Tapi tidak semua penulis bisa melakukan editing
naskahnya dengan baik. Ia memerlukan bantuan jasa editing naskah. Teman-teman
penulis yang membutuhkan jasa, akan mendapatkan editing meliputi koreksi EYD seperti
misalnya :
·
Kalimat
yang salah atau kurang,
·
Tajwid
bahasa (pelafalan huruf dan kata),
· Kata penghubung apa bagusnya digunakan,
· Kata depan (di, ke),
·
Kesalahan
ketik (typo),
·
Kalimat
baku dan tak baku,
·
Penggunaan
huruf kapital (huruf besar), huruf miring dll,
·
Penggunaan
tanda baca yang tepat seperti elipsis, petik ganda, petik tunggal, tanda hubung
seperti en-dash dan em-dash dsb,
·
dan
masih banyak lagi…
Proses editing naskah sangat perlu dilakukan sebelum naskah itu diterbitkan karena bisa saja terjadi kesalahan yang tidak disengaja mau pun salah tulis, juga ketidaktahuan penulis tentang EYD yang baik hingga selalu ditolak oleh penerbit mayor karena tata penulisan yang masih kacau.
Misalnya penulis menulis “Karen sedih karena Miyung
mengacuhkan dirinya”. Kenapa harus sedih dalam konteks kalimatnya? Mungkin
penulis salah paham hingga mengira kalau arti kata “mengacuhkan” adalah
“mencuekin”. Padahal arti kata “acuh” adalah “peduli”. Siapa yang masih salah
memaknai salah satu kata yang sering disalahartikan ini?
Selain itu, masih banyak kesalahan penulisan lainnya. Apa
kalian merasa menjadi salah satu penulis yang membutuhkan bantuan jasa editing
naskah kami?
Editing yang kami lakukan tidak meliputi isi naskah seperti
misalnya pengecekan kebenaran isinya. Dalam editing,
kami juga tidak akan mengubah gaya tulisan, makna, dan alur cerita yang kamu
tulis.
Apa untungnya mencari jasa editing naskah
sendiri? Dengan mencari jasa editing naskah sendiri, tentu saja file hasil editing secara otomatis akan
menjadi milik penulis sepenuhnya. Beda kalau diedit secara langsung oleh
penerbit karena file hasil editingnya
tak akan diberikan.
Hanya dengan TARIF JASA EDITING sebesar Rp 200.000 (DUA
RATUS RIBU RUPIAH) untuk maksimal 100 hal (format A4, font TNR 12, spasi 1.5,
margin normal), kamu bisa mendapatkan hasil editing naskahmu hingga bisa
mempelajari kesalahan/kelemahan tata kepenulisanmu sendiri. Jadi sekalian bisa
belajar EYD secara mandiri, kan?
Nb: Bagaimana dengan tarif di atas
100 halaman atau jauh di bawah 100 halaman? Harga santai, kagak lebay. Dinego
aja, Say. Pasti bisa, Say. Dinego sampai oke di-DM. Cincay!
Tak semua penulis menyadari EYD itu
penting dalam menulis. Padahal hal itu sangat mempengaruhi baik dan buruknya
tata penulisan mereka agar pembaca dapat memahami tulisan seorang penulis. Baik
dan buruknya tata kepenulisan itu merupakan bukti serius atau tidaknya penulis
itu berkarya. Jika tak teliti dalam EYD, penulis hanya menulis kata yang tidak
berarti.
Misalnya penulis menulis kalimat “aku sanksi padamu”, hingga
membuat pembacanya salah tangkap makna kalimatnya karena arti “sanksi” adalah
“hukuman”. Seharusnya ia menulis “aku sangsi padamu” yang berarti “aku ragu
padamu”.
Dengan menggunakan jasa kami, kami
tidak bertanggung jawab atas isi dan konten yang ada di dalam naskah tersebut karena
merupakan tanggung jawab penulis naskah seutuhnya. Selain itu, penulis juga harus mencantumkan dalam bukunya
kalau sudah terbit nanti bahwa penyunting naskah/pemerhati aksara bukunya
adalah MENULIS BUKTI HIDUPKU.
BONUS:
Jasa editing naskah kami ada
bonusnya, loh! Tiap naskah yang masuk akan mendapatkan lembaran koreksi yang
bisa dipelajari (jadi tak hanya menerima file
hasil revisi naskahnya).
Bonus yang bisa dipilih seperti modul
kumpulan penerbit terbaik di Indonesia, kumpulan tips menulis, dll (hanya untuk
naskah yang maksimal 100 halaman). Bisa juga mendiskusikan soal penerbit
tujuan, tentang pembenahan tulisan yang kami kerjakan, dll. Kami akan bantu
sebisanya dari rekomendasi penerbit mayor, semi indie/semi mayor sampai penerbit
indie/self publishing yang sesuai dengan isi naskah kalian.
Kenapa ada bonusnya? Ya, ini sebagai
apresiasi karena kalian mau mencintai dan peduli pada kualitas naskah sendiri,
mau memperjuangkannya terbit sebaik-baiknya dan tak asal jadi untuk terus
mengurusnya sampai ke tangan pembaca, serta sebagai ucapan terima kasih karena
kalian mau memercayakan kami sebagai penyunting aksara naskah kalian.
Semua bisa didapatkan hanya dengan
tarif normal dua ratus ribu rupiah saja, loh!
Contoh naskah yang sudah sukses kami sunting aksaranya
seperti:
-
novel
Penyesalan (Alimudin Lewenussa).
-
novel
Tabir Kehidupan (Alimudin Lewenussa).
-
Dll…
Punya naskah yang mau diterbitkan? Ingin melakukan self
editing, tapi merasa kurang memahami EYD atau tak punya waktu karena kesibukan
yang menggunung?
Silakan kontak kami di sini untuk mendiskusikannya:
-
Facebook
(DM only) : ARIESKA ARIEF (add dulu, yah! Karena kalau belum berteman, DM nya
masuk ke spam.)
-
WA : 085 399 566 422 (jangan ditelepon, yah! Biasanya kalau nomor
asing, aku gak angkat.)
:=(D
0 komentar:
Posting Komentar