“Ehem! Jadi, darimana nih aku harus
mulai?”
Mulai? Mulai apaan, ya? (^0^)7
Ups, lupa! Anda berada di Ups Salah
– eh, bukan!
Kalian lupa ya sedang berada di
tengah ritual tiap malam Jumat di CN TRO Group School ini pukul setengah 7
petang hingga pukul setengah 10 malam bersama Chika dan kawan-kawannya di
permainan 100 Kisah Hantu?
Eh, masih banyak yang belum tahu?
Oke, gue akan COPAS lagi aturan mainnya gini nih: Kumpulan 100 kisah menakutkan
merupakan berkumpul di malam hari dengan menyalakan 100 batang lilin. Setiap
satu kisah menakutkan selesai, maka nyala satu lilin harus ditiup. Kalo sudah
tertiup 100 lilin, maka genaplah 100 kisah. Jika nyala lilin terakhir ditiup,
maka akan terjadi hal yang menakutkan.
Apakah itu? Ntar bakal aku jawab
setelah kisah yang ke-100 berakhir. Oke?!
“Jadi gugup nih mau tiup lilinnya,
gak sabar lihat lilinnya padam,” sahut pemuda berusia 20 tahun itu. “Boleh tiup
sekarang, nggak?”
“Sabar, nunggu waktu berbuka! Kamu
mau cerita apaan, Ci?” tanya Chika (13 tahun) sambil melepas hoodie-nya hingga
memperlihatkan rambut pendeknya yang berantakan.
“Gue mau ngasih tips, nih.
Berdasarkan kisah pribadi gue,” si Ruci kriting membuka percakapan. “Semoga
bermanfaat!”
“Wah, bagus… bagus itu! Emang tips
apaan?” Miyung, si wakil ketua kelas tampak antusias sambil membuka-buka
catatan dan menyiapkan penanya, begitu pun yang lainnya.
“Gini… Ehm, oke. Dari sini saja.
Aku suka mencoba banyak hal. Dari yang kecil sampai yang besar. Dari mencoba
makan 3 cabe rawit tanpa minum, sampai mencoba BAB ditoilet sekolah (ini masuk
kategori besar, sungguh)….” Cowok bernama lengkap Ruci Indra Jhaladri (20th)
itu pun mencoba membagi-bagikan tipsnya.
Dengerin, nih!
MENCOBA SLEEP PARALYSIS
“Eh Ci, loe tau tentang Sleep
Paralysis nggak?” Tanya Yudi,temanku satu kelas.
“Apaan tuh Sleep Paral.. paral apa
tadi?”
“Paralysis.. duh, susah nih ngobrol
sama lidah kota.”
“Hehehe.. maaf deh, baru denger
soalnya. Jadi, apaan tuh sleep paralysis?” Tanyaku.
“Adalah keadaan lumpuh medis dimana
tubuhmu dalam keadaan tidur, tapi tidak tidur.” Jelasnya.
“Hah? Apaan tuh? Nggak ngerti.”
“Aaahh!! Cape gue njelasinnya! Gini
deh, elo tau tindihan?” Sepertinya dia kesal.
“Tindihan? Yang pas tidur, terus
mau bangun tapi kita nggak bisa gerak. Itu kan?”
“Nah itu ngerti..” Ujarnya. “Loe
pernah nggak ngalamin tindihan yang parah banget?”
*
Aku sedang tiduran di kamar
gelapku. Ya, kamar ini memang istimewa. Suasananya selalu sejuk walaupun di
luar panasnya luar biasa.
Bukan karena kipas angin atau AC
yang menyala 24 jam non-stop, bukan. Tapi karena lampu kamarku yang jarang
kunyalakan. Entahlah, aku tak terlalu suka istirahat di ruangan yang terang.
Tapi bukan berarti aku mengidap
terangophobia (istilahku untuk phobia terhadap suasana terang).
Ah, aku jadi teringat tentang Sleep
Paralysis yang kata Yudi parah banget. Eh, tapi gimana rasanya ya? Asik kali ya
kalo bisa ngerasain sleep paralysis semau kita? Ah cuma butuh konsentrasi aja
kan? Oke, bisa dicoba.
Jadi, gimana tadi kata Yudi? Tidur
telentang, rileks, atur nafas, tutup mata pelan-pelan, atur nafas, bayangin
keadaannya, kalo beruntung,tubuh akan mulai kaku, dan tidak bisa bersuara, tapi
jangan panik kalo panik,nanti kau akan merasa sesak. Oke, sepertinya mudah dan
bisa aku coba.
Aku mulai tiduran serileks mungkin
ditengah ranjang, bagian terempuk yang jadi tempat favoritku. Mengatur nafas
seperti pendinginan saat senam, ambil nafas dari hidung, keluarkan dari mulut.
Lalu, keadaan. maksudnya bayangin keadaannya itu gimana ya? Keadaan tindihan?
Berarti ditimpa sesuatu dong?
Ah,tinggal bayangin aja ada orang
yang nindihin badanku. Nggak susah. Pikirku. aku mulai menghitung mundur dalam
hati. Kebiasaanku jika aku akan memulai sesuatu.
Ku pejamkan mataku, dan.. Tiga,
Dua…
Satu…
Nol.
5 menit kemudian, tidak terjadi
apapun.
Mungkin aku kurang rileks. Oke ku
ulangi.
Kupejamkan mataku, dan… tiga,
Dua…
Satu…
Sampai menit ke lima tidak ada yang
aneh. Tidak lama kemudian..
Tiga…
Kreeekkk
Itu suara ranjangku berdecit!!
Seperti ada yang menekan,tepat disebelah… kiriku!!
Dua…
Ranjangku berdecit lagi!!
Sekarang disebelah kananku!!!
Kreeeekkkk!
Kali ini tepat diatas KEPALAKU!!!
Satu… hening.
Ku buka mataku dan.. syukurlah itu
tadi cuma khayalanku saja.
Semuanya tampak normal, kecuali
kakiku yang terasa berat dan lemas.
Hei! Bukan cuma kakiku saja yang
terasa berat! Tapi juga tanganku, dadaku, seluruh badanku!!
Sial!! Aku berhasil! Benar katanya,
untuk teriak saja aku tidak bisa! Dadaku sesak, sekarang bagaimana caranya aku
keluar dari situasi ini!?
Aku mulai membaca do’a-do’a yang ku
bisa, sambil ku kerahkan tenagaku untuk melepaskan diri, dan dengan satu
sentakan…. HAAA!!!! Aku berhasil!!!
Kulirik jam dindingku yang
dilengkapi sebuah lampu kecil ditiap ujung jarumnya, telah menunjukkan pukul 2
dini hari.
Cukup lama juga rupanya aku
mengalami sleep paralysis ini, meskipun rasanya baru sebentar.
Kuambil botol air minum yang memang
selalu ku sediakan diatas meja samping tempat tidurku, dan langsung kuhabiskan
semuanya. Gila,rasanya baru ini aku merasa sangat haus selain setelah tes lari
sprint 500 meter di sekolah.
Sekarang aku harus tidur karena
nanti aku harus bangun jam 5 untuk persiapan berangkat sekolah! Tentu saja kali
ini tanpa ritual sleep paralysis.
Kembali aku memposisikan diriku
senyaman mungkin. Membuang semua pikiran takut yang tadi sempat membuat aku
merinding.
Aku harus tidur.. aku harus tidur..
*
Aku menjadi anggota TNI AU, ya ini
memang cita-citaku sejak lama. Kali ini giliranku untuk tes terjun payung, hal
yang sangat memacu adrenalin.
Bayangkan saja, bagaimana rasanya
jatuh dari ketinggian sekian ratus bahkan sekian ribu meter dari permukaan tanah.
rasanya melayang dengan bebas, dengan parasut yang mungkin saja macet, dan
membuatmu jatuh mati!
Aku mengambil ancang-ancang, dan...
aku melayang!! tapi, hei! apa tadi aku bilang parasut yang macet!?
oh tidak!! parasutku benar-benar
macet!! bagaimana ini!!??
500 meter lagi, dan aku melihat
lapangan hijau yang seharusnya menjadi tempat aku mendarat dengan sempurna,
tapi kini sepertinya lapangan itu akan menjadi tempatku jatuh dengan tragis!
100 meter lagi, dan...
AAAAAAAAAAAAAHHHH!!!!!!!
DEGGG!!!
Hosh.. hosh.. fyuuuhh.. rupanya itu
hanya mimpi. Mimpi yang sungguh buruk, mengetahui bagaimana caramu meninggal.
ah, aku merasa haus lagi tapi air
persediaanku sudah habis. berarti aku harus mengambilnya ke dapur.
aku berusaha bangun, uuhh... berat
sekali badan ini. hei! aku tidak bisa menggerakkan badanku lagi!! perasaan
ini... tindihan!!
ah sial!! kan aku tidak melakukan
ritualnya tadi! kenapa aku mengalaminya lagi??
hhhh.. hhhh.... nafasku mulai
sesak! toloong!!!
Oh iya aku ingat. Aku tinggal
mengumpulkan tenagaku, dan menghentakannya.
uuugghh... HAAAHHH!!
fyuuhh.. sepertinya kali ini aku
jangan tidur di kamarku dulu. Baiklah, aku akan tidur di sofa di depan TV.
aku pun pindah ke sofa setelah
meneguk air dingin dari kulkas. Suasana rumah masih saja sepi.
Aku sepertinya baru saja merebahkan
badanku dan memejamkan mata, ketika aku mendengar suara yang sama yang aku
dengar di kamarku.
Kreeekkkk!!!
oh tidak, jangan lagi! aku tak mau
merasakan tindihan lagi!
keringat dinginku mengucur deras.
Sial sial sial!!! harus berapa kali lagi aku mengalami ini!?
Dadaku semakin sesak!! lebih sesak
dari yang tadi! tidaaakk!!
saat itulah aku melihat ibuku
berjalan ke dapur, sepertinya beliau hendak membuat sarapan.
Toloong!!! IBUU!!!!
Ibu berjalan ke arahku.
memandangiku beberapa saat, dan kembali melakukan aktifitasnya.
Tidakk!! ibu!!!! jangan pergi!!!
toloooonggg!!!!
suaraku tidak mau keluar!! aaaahh!!
KREEEEKKKK!!!
aku melirik ke arah datangnya
suara. Dibawah kakiku, aku melihat... melihat.. sesosok hitam yang hendak
mencengkram kakiku!!
TIDAAAAKKKKKK!!!!!
***
Trek!
Pena dari Korea-Selatan yang
digenggam oleh Miyung tergelincir jatuh begitu saja dari tangannya, sementara
yang lainnya melongo maksimal dengan catatan yang juga tentu saja masih kosong
maksimal :=(O
“Horeeee!! Kisah ketiga selesai!
Fup! Fup! Fuuuuuuupppp!!!” Ruci sampai harus menggembungkan pipinya demi meniup
setangkai lilin yang ketiga hingga hampir saja beberapa lilin di sekitarnya
ikut padam.
Ruci lalu memandang sekitarnya
sambil tersenyum penuh bisa. “Bagaimana? Bagus nggak tips gue?”
Krik-krik-krik…. :=(O
Oke,” sahut Chika sambil menelan
ludah. “Aku juga pernah loh mengalami hal yang sama seperti yang Ruci rasakan,
saat ada orang yang hanya bisa memergoki diri kita sedang sleep paralysis tapi
dia hanya mengira kita sedang tidur biasa, padahal dalam hati kita memekik memanggil-manggilnya
untuk minta tolong dibangunkan. Cerita ini kutuliskan di novel ‘Sleep Paralysis
Series’ yang kuikutsertakan di GWP batch two (Gramedia Writing Project-2) tahun
kemarin. Bagaimana yang lainnya? Ada yang tertarik mencoba?”
“…………………………………………………..”
Chika menghela napas ‘bunuh diri’.
“Hm, satu saja dari saya: ADEGAN BERBAHAYA! HANYA BISA DILAKUKAN OLEH
PRO-FE-SIO-NAL. DILARANG MENIRU ADEGAN INI TANPA PENGAWASAN AHLINYA. Silahkan
hubungi yang bersangkutan di www.rucikriting.blogspot.com...”
=======================================================================
-
(nb: Kalian tertarik
membagi cerita horor kalian di ritual malam jumat ini? Apakah kalian mau
menjadi peniup lilin yang KEEMPAT? Silahkan tuangkan imajinasi horror-mu dalam
bentuk inbox beserta biodata kepada saya!)
0 komentar:
Posting Komentar