THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 18 Maret 2015

KELAS THRILLER (100 Kisah_Kisah ketiga): TIPS SLEEP PARALYSIS (?!)

“Ehem! Jadi, darimana nih aku harus mulai?”

Mulai? Mulai apaan, ya? (^0^)7

Ups, lupa! Anda berada di Ups Salah – eh, bukan!

Kalian lupa ya sedang berada di tengah ritual tiap malam Jumat di CN TRO Group School ini pukul setengah 7 petang hingga pukul setengah 10 malam bersama Chika dan kawan-kawannya di permainan 100 Kisah Hantu?

Eh, masih banyak yang belum tahu? Oke, gue akan COPAS lagi aturan mainnya gini nih: Kumpulan 100 kisah menakutkan merupakan berkumpul di malam hari dengan menyalakan 100 batang lilin. Setiap satu kisah menakutkan selesai, maka nyala satu lilin harus ditiup. Kalo sudah tertiup 100 lilin, maka genaplah 100 kisah. Jika nyala lilin terakhir ditiup, maka akan terjadi hal yang menakutkan.

Apakah itu? Ntar bakal aku jawab setelah kisah yang ke-100 berakhir. Oke?!

“Jadi gugup nih mau tiup lilinnya, gak sabar lihat lilinnya padam,” sahut pemuda berusia 20 tahun itu. “Boleh tiup sekarang, nggak?”

“Sabar, nunggu waktu berbuka! Kamu mau cerita apaan, Ci?” tanya Chika (13 tahun) sambil melepas hoodie-nya hingga memperlihatkan rambut pendeknya yang berantakan.

“Gue mau ngasih tips, nih. Berdasarkan kisah pribadi gue,” si Ruci kriting membuka percakapan. “Semoga bermanfaat!”

“Wah, bagus… bagus itu! Emang tips apaan?” Miyung, si wakil ketua kelas tampak antusias sambil membuka-buka catatan dan menyiapkan penanya, begitu pun yang lainnya.

“Gini… Ehm, oke. Dari sini saja. Aku suka mencoba banyak hal. Dari yang kecil sampai yang besar. Dari mencoba makan 3 cabe rawit tanpa minum, sampai mencoba BAB ditoilet sekolah (ini masuk kategori besar, sungguh)….” Cowok bernama lengkap Ruci Indra Jhaladri (20th) itu pun mencoba membagi-bagikan tipsnya.

Dengerin, nih!


https://www.facebook.com/groups/CNTRO/?ref=browser



MENCOBA SLEEP PARALYSIS


“Eh Ci, loe tau tentang Sleep Paralysis nggak?” Tanya Yudi,temanku satu kelas.

“Apaan tuh Sleep Paral.. paral apa tadi?”

“Paralysis.. duh, susah nih ngobrol sama lidah kota.”

“Hehehe.. maaf deh, baru denger soalnya. Jadi, apaan tuh sleep paralysis?” Tanyaku.

“Adalah keadaan lumpuh medis dimana tubuhmu dalam keadaan tidur, tapi tidak tidur.” Jelasnya.

“Hah? Apaan tuh? Nggak ngerti.”

“Aaahh!! Cape gue njelasinnya! Gini deh, elo tau tindihan?” Sepertinya dia kesal.

“Tindihan? Yang pas tidur, terus mau bangun tapi kita nggak bisa gerak. Itu kan?”

“Nah itu ngerti..” Ujarnya. “Loe pernah nggak ngalamin tindihan yang parah banget?”

*

Aku sedang tiduran di kamar gelapku. Ya, kamar ini memang istimewa. Suasananya selalu sejuk walaupun di luar panasnya luar biasa.

Bukan karena kipas angin atau AC yang menyala 24 jam non-stop, bukan. Tapi karena lampu kamarku yang jarang kunyalakan. Entahlah, aku tak terlalu suka istirahat di ruangan yang terang.

Tapi bukan berarti aku mengidap terangophobia (istilahku untuk phobia terhadap suasana terang).

Ah, aku jadi teringat tentang Sleep Paralysis yang kata Yudi parah banget. Eh, tapi gimana rasanya ya? Asik kali ya kalo bisa ngerasain sleep paralysis semau kita? Ah cuma butuh konsentrasi aja kan? Oke, bisa dicoba.

Jadi, gimana tadi kata Yudi? Tidur telentang, rileks, atur nafas, tutup mata pelan-pelan, atur nafas, bayangin keadaannya, kalo beruntung,tubuh akan mulai kaku, dan tidak bisa bersuara, tapi jangan panik kalo panik,nanti kau akan merasa sesak. Oke, sepertinya mudah dan bisa aku coba.

Aku mulai tiduran serileks mungkin ditengah ranjang, bagian terempuk yang jadi tempat favoritku. Mengatur nafas seperti pendinginan saat senam, ambil nafas dari hidung, keluarkan dari mulut. Lalu, keadaan. maksudnya bayangin keadaannya itu gimana ya? Keadaan tindihan? Berarti ditimpa sesuatu dong?

Ah,tinggal bayangin aja ada orang yang nindihin badanku. Nggak susah. Pikirku. aku mulai menghitung mundur dalam hati. Kebiasaanku jika aku akan memulai sesuatu.

Ku pejamkan mataku, dan.. Tiga,

Dua…

Satu…

Nol.

5 menit kemudian, tidak terjadi apapun.

Mungkin aku kurang rileks. Oke ku ulangi.

Kupejamkan mataku, dan… tiga,

Dua…

Satu…

Sampai menit ke lima tidak ada yang aneh. Tidak lama kemudian..

Tiga…

Kreeekkk

Itu suara ranjangku berdecit!! Seperti ada yang menekan,tepat disebelah… kiriku!!

Dua…

Ranjangku berdecit lagi!!

Sekarang disebelah kananku!!!

Kreeeekkkk!

Kali ini tepat diatas KEPALAKU!!!

Satu… hening.

Ku buka mataku dan.. syukurlah itu tadi cuma khayalanku saja.

Semuanya tampak normal, kecuali kakiku yang terasa berat dan lemas.

Hei! Bukan cuma kakiku saja yang terasa berat! Tapi juga tanganku, dadaku, seluruh badanku!!

Sial!! Aku berhasil! Benar katanya, untuk teriak saja aku tidak bisa! Dadaku sesak, sekarang bagaimana caranya aku keluar dari situasi ini!?

Aku mulai membaca do’a-do’a yang ku bisa, sambil ku kerahkan tenagaku untuk melepaskan diri, dan dengan satu sentakan…. HAAA!!!! Aku berhasil!!!

Kulirik jam dindingku yang dilengkapi sebuah lampu kecil ditiap ujung jarumnya, telah menunjukkan pukul 2 dini hari.

Cukup lama juga rupanya aku mengalami sleep paralysis ini, meskipun rasanya baru sebentar.
Kuambil botol air minum yang memang selalu ku sediakan diatas meja samping tempat tidurku, dan langsung kuhabiskan semuanya. Gila,rasanya baru ini aku merasa sangat haus selain setelah tes lari sprint 500 meter di sekolah.

Sekarang aku harus tidur karena nanti aku harus bangun jam 5 untuk persiapan berangkat sekolah! Tentu saja kali ini tanpa ritual sleep paralysis.

Kembali aku memposisikan diriku senyaman mungkin. Membuang semua pikiran takut yang tadi sempat membuat aku merinding.

Aku harus tidur.. aku harus tidur..

*

Aku menjadi anggota TNI AU, ya ini memang cita-citaku sejak lama. Kali ini giliranku untuk tes terjun payung, hal yang sangat memacu adrenalin.

Bayangkan saja, bagaimana rasanya jatuh dari ketinggian sekian ratus bahkan sekian ribu meter dari permukaan tanah. rasanya melayang dengan bebas, dengan parasut yang mungkin saja macet, dan membuatmu jatuh mati!

Aku mengambil ancang-ancang, dan... aku melayang!! tapi, hei! apa tadi aku bilang parasut yang macet!?

oh tidak!! parasutku benar-benar macet!! bagaimana ini!!??

500 meter lagi, dan aku melihat lapangan hijau yang seharusnya menjadi tempat aku mendarat dengan sempurna, tapi kini sepertinya lapangan itu akan menjadi tempatku jatuh dengan tragis!
100 meter lagi, dan...

AAAAAAAAAAAAAHHHH!!!!!!!

DEGGG!!!

Hosh.. hosh.. fyuuuhh.. rupanya itu hanya mimpi. Mimpi yang sungguh buruk, mengetahui bagaimana caramu meninggal.

ah, aku merasa haus lagi tapi air persediaanku sudah habis. berarti aku harus mengambilnya ke dapur.

aku berusaha bangun, uuhh... berat sekali badan ini. hei! aku tidak bisa menggerakkan badanku lagi!! perasaan ini... tindihan!!

ah sial!! kan aku tidak melakukan ritualnya tadi! kenapa aku mengalaminya lagi??

hhhh.. hhhh.... nafasku mulai sesak! toloong!!!

Oh iya aku ingat. Aku tinggal mengumpulkan tenagaku, dan menghentakannya.

uuugghh... HAAAHHH!!

fyuuhh.. sepertinya kali ini aku jangan tidur di kamarku dulu. Baiklah, aku akan tidur di sofa di depan TV.

aku pun pindah ke sofa setelah meneguk air dingin dari kulkas. Suasana rumah masih saja sepi.
Aku sepertinya baru saja merebahkan badanku dan memejamkan mata, ketika aku mendengar suara yang sama yang aku dengar di kamarku.

Kreeekkkk!!!

oh tidak, jangan lagi! aku tak mau merasakan tindihan lagi!

keringat dinginku mengucur deras. Sial sial sial!!! harus berapa kali lagi aku mengalami ini!?

Dadaku semakin sesak!! lebih sesak dari yang tadi! tidaaakk!!

saat itulah aku melihat ibuku berjalan ke dapur, sepertinya beliau hendak membuat sarapan.

Toloong!!! IBUU!!!!

Ibu berjalan ke arahku. memandangiku beberapa saat, dan kembali melakukan aktifitasnya.

Tidakk!! ibu!!!! jangan pergi!!! toloooonggg!!!!

suaraku tidak mau keluar!! aaaahh!!

KREEEEKKKK!!!

aku melirik ke arah datangnya suara. Dibawah kakiku, aku melihat... melihat.. sesosok hitam yang hendak mencengkram kakiku!!

TIDAAAAKKKKKK!!!!!


***


Trek!

Pena dari Korea-Selatan yang digenggam oleh Miyung tergelincir jatuh begitu saja dari tangannya, sementara yang lainnya melongo maksimal dengan catatan yang juga tentu saja masih kosong maksimal  :=(O

“Horeeee!! Kisah ketiga selesai! Fup! Fup! Fuuuuuuupppp!!!” Ruci sampai harus menggembungkan pipinya demi meniup setangkai lilin yang ketiga hingga hampir saja beberapa lilin di sekitarnya ikut padam.

Ruci lalu memandang sekitarnya sambil tersenyum penuh bisa. “Bagaimana? Bagus nggak tips gue?”

Krik-krik-krik…. :=(O

Oke,” sahut Chika sambil menelan ludah. “Aku juga pernah loh mengalami hal yang sama seperti yang Ruci rasakan, saat ada orang yang hanya bisa memergoki diri kita sedang sleep paralysis tapi dia hanya mengira kita sedang tidur biasa, padahal dalam hati kita memekik memanggil-manggilnya untuk minta tolong dibangunkan. Cerita ini kutuliskan di novel ‘Sleep Paralysis Series’ yang kuikutsertakan di GWP batch two (Gramedia Writing Project-2) tahun kemarin. Bagaimana yang lainnya? Ada yang tertarik mencoba?”

“…………………………………………………..”

Chika menghela napas ‘bunuh diri’. “Hm, satu saja dari saya: ADEGAN BERBAHAYA! HANYA BISA DILAKUKAN OLEH PRO-FE-SIO-NAL. DILARANG MENIRU ADEGAN INI TANPA PENGAWASAN AHLINYA. Silahkan hubungi yang bersangkutan di www.rucikriting.blogspot.com...”

 =======================================================================

-          (nb: Kalian tertarik membagi cerita horor kalian di ritual malam jumat ini? Apakah kalian mau menjadi peniup lilin yang KEEMPAT? Silahkan tuangkan imajinasi horror-mu dalam bentuk inbox beserta biodata kepada saya!)

0 komentar: