THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 18 Maret 2015

KELAS THRILLER (Kelas Malam - first lessons): SLEEP PARALYSIS (Tok-Tok-Tok)

Krit!

Kubuka perlahan badan pintu Kelas Malam yang terasa dingin itu dengan ragu-ragu. Dengan agak malu-malu, kulongokkan kepala ke dalam kelas itu. Syuuuuutttt…  udara lembab pun menyambutku, pertanda kelas tersebut sudah lama tak aktif, namun di hari ini juga akulah yang terpilih untuk mengaktifkan kembali kelas mengerikan tersebut.

Ya, inilah hari pertamaku bekerja di kelas ini, sebagai sensei baru spesialis Kelas Thriller. Pak kep-sek lah yang memilihku untuk mengurus Kelas Malam ini setiap hari Senin pukul 2 siang hingga jam 5 sore, berdasarkan intuisinya. Beliau merasa, aku pantas mengurus kelas yang paling banyak peminatnya ini.

Tuk-tuk-tuk. Baru saja beberapa langkah kumemasuki kelas ini, beberapa pasang mata di dalamnya membuatku tercekat hingga langkahku pun terhenti seketika. Oh, kalian ada di sana rupanya, murid-murid Kelas Malam. Jangan membuatku kaget seperti itu, dong! Meskipun ini Kelas Thriller, ayo senyum sedikit.

Oh ya, aku belum memperkenalkan diri (ntar dibully lagi). Kenalkan, namaku Chikako Oushiza (27 tahun), sehari-hari cukup dipanggil Chika. Sudah cukup perkenalannya? Masih mau lebih kenal?

Tapi waktu kita tak cukup banyak untuk siang ini. Baiklah, langsung saja ke pelajaran! Siapa yang mau naskah thriller-nya ‘dibantai’ hari ini? Angkat tangan!

Krik… krik… krik…

Ck! Ini kelas atau kuburan? Apa karena kalian takut mendengar kata ‘dibantai’? Baiklah kalau belum ada yang berani setor naskah. Spesial untuk di hari pertamaku ini, anggap saja sebagai perkenalan diri, aku akan membagi sebuah kisah misteri yang kualami sendiri sebelum membagikan kisah misteri kalian semua.

Kalian pernah mendengar tentang sleep paralysis, bukan? (sambil menulis ke papan tulis tuk-tuk-tuk: SLEEP PARALYSIS).

Apa? Ada yang baru dengar? Baiklah. Untuk mengetahuinya dengan jelas, mungkin sebaiknya kita ‘bantai’ dulu karya sensei, hehehehehe…


https://www.facebook.com/groups/CNTRO/?ref=browser


SLEEP PARALYSIS (Tok-Tok-Tok)


Kisah horor ini benar-benar kualami di usiaku yang baru saja menginjak 13 tahun. Sebuah kisah nyata yang mendebarkan dan pertama kalinya di usiaku yang ke 13 tahun! Apakah kalian berani menceritakan kisah ini jika kau sendiri yang mengalaminya?

Baiklah, langsung saja! Kejadian ini terjadi di Bulan Ramadhan di tahun 2000, tepat pada saat aku memasuki usia yang ke-13…


Tok-tok!

Ng? Siapa tuh yang mengetuk pintu kamarku? Masih ngantuk, ah! Paling kedua orangtuaku yang membangunkanku untuk sahur. Tapi kan masih banyak waktu untuk itu. Nanti-nanti sajalah!

Tapi meskipun masih ngantuk berat dan ingin meneruskan tidur, entah mengapa tidurku terasa gelisah banget. Aku memiringkan badan ke kanan dan ke kiri, tak tentu arah. Seperti cacing kepanasan. Duh, jadi tak bisa tidur begini. Kenapa, ya?

Akhirnya tanpa sadar aku terlentang. Tak ada yang salah dengan posisi itu, kan? Namun entah mengapa tak lama kemudian kumerasakan ada keanehan pada diriku ini. Tepatnya di telingaku. Ya, di telingaku! Mulanya terasa berdengung yang semakin lama semakin kuat dengungannya. Dengungan di telingaku itu kemudian disusul oleh rasa hangat yang kemudian menjadi panas terik mentari. Dan yang terakhir, telingaku jadi terasa sakit karena seolah ada yang menusuk-nusuknya dengan benda tumpul yang dipaksakan masuk ke saluran telingaku.

Sayup-sayup pula di tengah rasa sakit di telingaku itu, kudengar ada suara orang mengaji. Suaranya mengalun indah dan lancar. Entah suara siapa, yang jelasnya suara laki-laki yang merdu. 

“Wahahahaha!!!” Namun di sela-sela suara itu disusul suara tawa yang mengerikan! Suara laki-laki pula, namun terdengar kasar dan mengerikan. Tawanya terdengar jahat sekali!

Aku ingin melarikan diri dari suara-suara itu. Aku harus segera keluar dari kegelapan kamarku ini dan bergabung dengan keluargaku yang tengah sahur. Di kala aku ingin bergerak, celakanya tubuhku tak bisa bergerak sama sekali, seolah ada yang mengikatku! Mengerikan!

Tak hanya itu, selanjutnya seperti ada yang menarik kakiku dan aku merasa melayang-layang dalam kamarku sendiri, ringan seperti ruh. Aku bisa melihat seisi kamarku di kegelapan itu di atap-atap kamar. Padahal mataku kan terpejam. Duh, aku benar-benar dikerjai habis-habisan oleh ‘mereka’.

Aku takut sekali dan berdoa. Aku ingin bangun! Aku tahu itu jin, aku lalu mengancam mereka, “Aku sudah hafal ayat Kursi, loh!” pekik batinku. Aku berkomunikasi dengan mahluk gaib itu melalui kontak batin tanpa menggerakkan bibir.

Mereka malah melawan, “Kalau tak berhasil bagaimana?”

Dengan optimisnya aku menjawab (meski dalam hati), “Aku akan terus mengulanginya sampai Allah mengabulkannya!”

Aku pun terus membaca dan kurasakan gangguan mereka memudar. Aku terus bersabar menanti untuk terbangun! Gangguan itu akhirnya berujung dengan tanda pulihnya pendengaranku yang kemudian menangkap sebuah suara ketukan…

Tok-tok-tok!

Sekali lagi aku mendengar suara ketukan yang kaku. Suara itu membuatku terbangun. Begitu mataku terbuka, suara itu malah lenyap. Tak ada follow up dari ketukan itu, seolah yang di luar sana sudah tahu kalau aku sudah bangun.

Jadi penasaran, akhirnya aku memelekkan mata sepenuhnya. Bergegas kubuka pintu kamarku. Siapa yang membangunkanku? Aku merasa tertolong olehnya. Tapi siapa? Itu pasti Mama atau Papa yang berkat kontak batin mereka, bisa mengetahui aku dalam bahaya. Hehe!

Tapi anehnya, begitu kubuka pintu itu, aku tak melihat siapa-siapa di luar sana. Gelap, gersang, sunyi! Hilang, bagai ditelan bumi. Padahal aku membuka pintunya, lumayan cepat. Rasanya tak mungkin si pengetuk itu menghilang tanpa jejak seperti ini. Jarak kamarku dengan yang lainnya kan cukup berjauhan! Tak ada suara juga. Jadi siapa, dong?!

Karena merasa ada yang tidak beres, aku kemudian turun untuk memeriksa kamar orangtuaku. Bulu kudukku merinding, mereka masih terlelap di sana. Sepertinya bukan mereka. Aku jadi kepikiran! Lalu siapa?!

Kusadari, sekarang waktunya sahur. Aku pun segera membangunkan kedua orangtuaku untuk sahur dan menanyakan si pengetuk tadi pada mereka.

“Ma? Pa? Tadi yang ketuk pintu kamarku itu kalian, kan?”

Mereka malah mengernyit. “Loh, bukannya kamu yang membangunkan kita?”

*

Tok-tok…

Sesampainya di kelas, aku masih kepikiran dengan meniru ketukan yang kudengar semalam itu ke meja. Aku yakin betul bahwa suara ketukan gaib itu bukanlah khayalan atau mimpiku semata. Aku yakin ketukan yang teratur itu milik kepalan tangan mahluk gaib yang baik. Aku bisa membedakannya dengan baik melalui firasatku sendiri, soalnya kalau orang pasti ketukannya berantakan dan tak beraturan. Kalau orang, sebaik apa pun mengatur irama ketukannya pasti akan kedengar dibuat-buat dan telinga ini masih bisa membedakannya. Soalnya, sampai sekarang ini aku masih berusaha menirukan ketukan ajaib nan kaku itu dan menyesuaikannya dengan ingatan di telingaku (saking kurang kerjaannya kali, ya?), namun masih tak bisa sama persis dengan ketukan yang kudengar itu.

Masih misterius sosok mahluk itu. Apakah ia malaikat? Bisa jadi. Apakah ia jin pendamping yang solehah? Tak tahu pasti. Ataukah ilusi semata yang dihadirkan Allah untukku sebegitu rapinya alias berasal dari ketukan-Nya sendiri ke otakku saat itu?!

Krik… krik… krik…


***


Tok-tok-tok…

Bagaimana, anak-anak? Pernah mendengar ketukan seperti itu sebelumnya? Kalau belum, sekarang kalian sedang mendengarkannya…


==================================================================

PE-ER-1: dari cerpen di atas, teman-teman sudah bisa mendefinisikan SLEEP PARALYSIS itu apa, kan? Coba uraikan definisi menurut kepala kalian. Bukan dari searching, tapi dari hasil kesimpulan sendiri…

PE-ER-2: kalau kalian mengalami kejadian SLEEP PARALYSIS, apakah yang akan kalian lakukan? Bagaimana reaksi kalian? Takutkah (saya mau dengar jawaban selain ‘takut’)? Cari jawaban selain ‘berdoa’!

PE-ER-3: apa hikmah dari kisah di atas kira-kira?

PE-ER-4: oh, ya! Bisakah kalian menyimpulkan mahluk astral apa kira-kira yang mengetuk pintu kamar saya? Berikan alasannya (mari diskusikan pertanyaanku sejak lama ini, hehe)

0 komentar: