THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 18 Maret 2015

Mengenal Penerbitan Berbayar (Vanity Publishing)

Pernah dengar istilah vanity publisher? Vanity publisher adalah istilah untuk menyebut penerbit-penerbit yang menawarkan jasa menerbitkan buku dengan cara dibayar, baik itu model subsidi penuh, joint venture, berbagi tanggung jawab, atau bahkan seolah mengakomodasi self-publishing.

Shum FP, seorang doktor di bidang publishing studies dan juga praktisi penerbitan pernah menuliskan satu bab tentang vanity publishing di dalam bukunya Publish It Yourself: Is Self-Publishing The Option For You?–yang merupakan disertasi doktornya. Dalam paparannya Shum ingin meluruskan kerancuan pandangan antara self-publishing (independent publishing) dan vanity publishing.

Gejolak self-publishing mulai tampak pada 2-3 tahun terakhir ini di Indonesia dan seperti yang dikhawatirkan Shum bahwa hal kerancuan juga terjadi di Indonesia. Orang-orang mulai merancukan pengertian self-publishing dengan vanity publishing yang memang tidak dikenal sebelumnya. Muncullah iklan tentang self-publishing dan sebuah lembaga akan membantu mewujudkan impian Anda. Lucunya ada istilah buku solo dan buku rombongan karena gejala antologi pun merebak yang benar-benar membungakan hati para kontributornya bahwa mereka sudah menulis buku (meski masih berombongan).

Vanity publishing memang seperti badan penerbit konvensional. Namun, Anda diminta untuk membiayai penerbitan buku Anda sendiri dengan layanan berupa: penggunaan nama penerbit termasuk ISBN, perwajahan isi dan perwajahan kover, dan pencetakan buku. Kontrol terhadap buku sepenuhnya ada pada mereka. Karena itu, vanity publisher sering mendapatkan tudingan miring sebagai lembaga yang “menipu”. Mengapa? Karena kebanyakan vanity publisher hanya berfokus pada mendapatkan keuntungan awal (dari biaya editorial dan biaya cetak) dan mereka kemudian akan membiarkan buku yang diterbitkan tanpa sentuhan promosi maupun marketing sehingga terjadi ketidakjelasan distribusi dan jumlah buku yang terjual. Jika Anda mau mendapatkan layanan marketing, Anda harus membayar lagi untuk penyelenggaran event promosi . Jika buku akan dicetak ulang, Anda pun kembali diminta pembayaran biaya cetak.

Bagaimana mengenali vanity publisher (VP)?
  1. Anda pasti diminta membayar untuk layanan yang mereka berikan dalam bentuk flat fee atau Anda diminta berbagi biaya penerbitan dengan mereka.
  2. Naskah apa pun yang Anda kirimkan pasti akan diterima dan diterbitkan tanpa penolakan asal membayar dan bersepakat dengan VP.
  3. Anda akan mendapatkan kontrak seperti layaknya penerbit konvensional, tetapi tentu berbeda dalam pasal-pasal kontraknya.
  4. Umumnya VP lemah dalam hal penyuntingan (editing) naskah, perwajahan isi, dan perwajahan kover sehingga Anda akan mendapatkan buku Anda terbit apa adanya. Seperti perwajahan banyak menggunakan template-template standar dan foto/gambar dari internet yang sudah terlalu sering digunakan. Anda tidak akan dilibatkan dalam hal editing maupun perwajahan. Masukan Anda tentu tidak diperlukan karena memang VP harus kejar tayang.
  5. Kadang-kadang VP melakukan proyek antologi karya, seperti cerpen, puisi, atau esai untuk diterbitkan dan nantinya para kontributor (penulis) diundang untuk membeli karya antologi tersebut.
  6. Anda akan mendapatkan royalti lebih tinggi dari penerbit konvensional >15% dan inilah salah satu daya tarik VP–bandingkan di penerbit konvensional Anda hanya akan menerima 7-12% royalti.
  7. Rata-rata buku dicetak dengan sistem POD dengan oplag kurang dari 100 eksemplar yang sangat bergantung dengan dana yang Anda miliki. Dengan rata-rata harga ini akan tampak proyek penerbitan akan sangat murah dan masuk akal bagi kantong Anda (di bawah Rp5 juta rupiah). Dalam beberapa kasus memang ada juga yang dimintai dana hingga puluhan juta dengan asumsi pencetakan normal 3.000 eksemplar.
  8. Umumnya VP memang tidak fokus untuk mempromosikan dan menjual buku Anda karena hal itu akan dikembalikan kepada Anda sebagai penulis. Semakin Anda aktif menjual, semakin besar royalti yang akan Anda terima. Jadi, sebenarnya Anda mendapatkan royalti karena memang usaha Anda sendiri. Adapun VP sudah cukup untung mendapatkannya dari biaya produksi.
Apa bedanya dengan self-publishing? Dalam self-publishing, Anda sebagai penulis adalah subjek dari segala proses editorial, cetak, hingga marketing. Semua dalam kontrol Anda meskipun beberapa pekerjaan dialihdayakan ke profesional (editing, layout, desain kover). Seorang self-publisher akan melakukan aktivitas bisnis sendiri dengan menjual bukunya sendiri, baik secara ketengan maupun menggunakan jalur distribusi dan toko buku. Itulah bedanya. Hal yang mencolok dalam self-publishing bahwa badan penerbitnya adalah milik Anda dan tidak ada karya lain yang diterbitkan, kecuali karya Anda. Nama lain dari self-publisher adalah independent publisher.

Jika Anda membaca buku-buku panduan self-publishing dari luar negeri (Eropa atau Amerika), Anda akan menemukan panduan yang lengkap dari bagaimana menulis naskah hingga menjualnya, termasuk penjelasan detail soal editorial. Hal itu menunjukkan bagaimana semestinya Anda berperan sebagai seorang self-publisher.

Bagaimana dengan publishing service atau book packager?Publishing service adalah lembaga jasa penerbitan atau alihdaya (outsourcing) dalam hal pekerjaan penulisan, editorial, layout, dan desain kover. Publishing service akan menyerahkan hasil akhir pekerjaan bagi Anda berupa file (In-Design plus PDF) dan dummy (jika diminta). Nah, di vanity publisher meskipun Anda telah membayar untuk pekerjaan editorial dan desain, file tidak akan diserahkan kepada Anda. Jika ingin mencetak, Anda harus kembali pada vanity publisher tersebut. Itulah perbedaannya.

Book packager lain lagi. Lembaga ini tidak bergantung pada order dari pihak kedua, tetapi membuat sendiri buku jadi siap cetak dalam bentuk file dan dummy yang kemudian ditawarkan ke penerbit untuk diakuisisi.

Vanity publisher memang melihat celah peluang begitu tingginya minat orang untuk menerbitkan buku dan mereka tidak mau berurusan dengan penerbit konvensional yang begitu tegas terhadap naskah mereka hingga berujung penolakan. Vanity publisher juga mengetahui bahwa mereka bisa memanfaatkan keawaman para penulis tersebut tentang biaya editorial dan biaya produksi sehingga keuntungan diambil dari komponen biaya tersebut dan mereka tidak berpikir untuk mendapatkan keuntungan besar dari penjualan buku.

Lalu, apakah salah menggunakan jasa vanity publisher? Tentulah tidak sepanjang Anda memahami bahwa Anda bukanlah self-publisher dalam makna sebenarnya dan Anda memang rela mengeluarkan uang demi terbitnya sebuah buku. Pilihlah VP yang lebih fleksibel memberi ruang bagi Anda untuk dapat mendiskusikan naskah, menyediakan editor dengan kemampuan yang baik, serta juga ikut berperan membantu penjualan buku dan promosi buku.

Memangnya ada VP yang seperti itu? Silakan Anda kenali dari ciri-ciri tadi, mana yang paling membuat Anda nyaman untuk bekerja sama menerbitkan buku Anda tanpa takut ditolak editor. Cara terbaik ya memang Anda harus mencoba layanan beberapa VP dan membandingkan hasilnya meski harus mengeluarkan dana mulai Rp500 ribu sampai Rp1 juta per buku dan Anda hanya mendapatkan 1 eksemplar buku jadi. Mau lebih banyak? Ya bayar lagi.

Di sisi lain self-publisher memang telah menjadi fenomena tersendiri di negara-negara yang lebih maju perbukuannya. Dalam konteks digital publishing, para self-publisher e-Book, bahkan telah mampu menempatkan bukunya di jajaran best seller berdampingan dengan penerbit mayor dengan label raksasa. Tahun-tahun ke depan, self-publisher sesungguhnya di Indonesia akan menjadi pesaing bagi major publisher dalam hal karya, terutama karena dorongan ekosistem buku digital. Di negara-negara maju tadi, bahkan para penerbit besar pun berani membiayai sebuah usaha self-publisher yang menurut mereka berprospek menghasilkan buku best seller. []

©2013 oleh Bambang Trim

========================================================================




JASA EDITING NASKAH BERHADIAH (remake)!

Menulis adalah kegiatan dan hobi yang sangat menyenangkan dan digemari oleh banyak orang—belum lagi kalau tulisan itu dibukukan hingga dapat dibaca oleh masyarakat luas. Kamu bercita-cita ingin menjadi penulis dengan menuangkan idemu dalam bentuk sebuah buku yang berkualitas?

Namun, sekadar ditulis saja tak cukup untuk melengkapi kualitas tersebut. Diperlukan pula tata bahasa yang sesuai dengan EYD. Masih merasa lemah dalam kualitas EYD? Oleh karena itulah, Menulis Bukti Hidupku siap membantu dengan menyediakan jasa editing naskah dalam bahasa Indonesia agar isi bukumu semakin berkualitas!


Setiap naskah memerlukan proses editing sebelum dijual. Tapi tidak semua penulis bisa melakukan editing naskahnya dengan baik. Ia memerlukan bantuan jasa editing naskah. Teman-teman penulis yang membutuhkan jasa, akan mendapatkan editing meliputi koreksi EYD seperti misalnya :
·                    Kalimat yang salah atau kurang,
·                    Tajwid bahasa (pelafalan huruf dan kata),

·                    Kata penghubung apa bagusnya digunakan,

·                    Kata depan (di, ke),

·                    Kesalahan ketik (typo),
·                    Kalimat baku dan tak baku,
·                    Penggunaan huruf kapital (huruf besar), huruf miring dll,
·                    Penggunaan tanda baca yang tepat seperti elipsis, petik ganda, petik tunggal, tanda hubung seperti en-dash dan em-dash dsb,
·                    dan masih banyak lagi…

Proses editing naskah sangat perlu dilakukan sebelum naskah itu diterbitkan karena bisa saja terjadi kesalahan yang tidak disengaja mau pun salah tulis, juga ketidaktahuan penulis tentang EYD yang baik hingga selalu ditolak oleh penerbit mayor karena tata penulisan yang masih kacau.
Misalnya penulis menulis “Karen sedih karena Miyung mengacuhkan dirinya”. Kenapa harus sedih dalam konteks kalimatnya? Mungkin penulis salah paham hingga mengira kalau arti kata “mengacuhkan” adalah “mencuekin”. Padahal arti kata “acuh” adalah “peduli”. Siapa yang masih salah memaknai salah satu kata yang sering disalahartikan ini?
Selain itu, masih banyak kesalahan penulisan lainnya. Apa kalian merasa menjadi salah satu penulis yang membutuhkan bantuan jasa editing naskah kami?

Editing yang kami lakukan tidak meliputi isi naskah seperti misalnya pengecekan kebenaran isinya. Dalam editing, kami juga tidak akan mengubah gaya tulisan, makna, dan alur cerita yang kamu tulis.

Apa untungnya mencari jasa editing naskah sendiri? Dengan mencari jasa editing naskah sendiri, tentu saja file hasil editing secara otomatis akan menjadi milik penulis sepenuhnya. Beda kalau diedit secara langsung oleh penerbit karena file hasil editingnya tak akan diberikan.
Hanya dengan TARIF JASA EDITING sebesar Rp 200.000 (DUA RATUS RIBU RUPIAH) untuk maksimal 100 hal (format A4, font TNR 12, spasi 1.5, margin normal), kamu bisa mendapatkan hasil editing naskahmu hingga bisa mempelajari kesalahan/kelemahan tata kepenulisanmu sendiri. Jadi sekalian bisa belajar EYD secara mandiri, kan?
Nb: Bagaimana dengan tarif di atas 100 halaman atau jauh di bawah 100 halaman? Harga santai, kagak lebay. Dinego aja, Say. Pasti bisa, Say. Dinego sampai oke di-DM. Cincay!

Tak semua penulis menyadari EYD itu penting dalam menulis. Padahal hal itu sangat mempengaruhi baik dan buruknya tata penulisan mereka agar pembaca dapat memahami tulisan seorang penulis. Baik dan buruknya tata kepenulisan itu merupakan bukti serius atau tidaknya penulis itu berkarya. Jika tak teliti dalam EYD, penulis hanya menulis kata yang tidak berarti.
Misalnya penulis menulis kalimat “aku sanksi padamu”, hingga membuat pembacanya salah tangkap makna kalimatnya karena arti “sanksi” adalah “hukuman”. Seharusnya ia menulis “aku sangsi padamu” yang berarti “aku ragu padamu”.

Dengan menggunakan jasa kami, kami tidak bertanggung jawab atas isi dan konten yang ada di dalam naskah tersebut karena merupakan tanggung jawab penulis naskah seutuhnya. Selain itu, penulis juga harus mencantumkan dalam bukunya kalau sudah terbit nanti bahwa penyunting naskah/pemerhati aksara bukunya adalah MENULIS BUKTI HIDUPKU.

BONUS:
Jasa editing naskah kami ada bonusnya, loh! Tiap naskah yang masuk akan mendapatkan lembaran koreksi yang bisa dipelajari (jadi tak hanya menerima file hasil revisi naskahnya).
Bonus yang bisa dipilih seperti modul kumpulan penerbit terbaik di Indonesia, kumpulan tips menulis, dll (hanya untuk naskah yang maksimal 100 halaman). Bisa juga mendiskusikan soal penerbit tujuan, tentang pembenahan tulisan yang kami kerjakan, dll. Kami akan bantu sebisanya dari rekomendasi penerbit mayor, semi indie/semi mayor sampai penerbit indie/self publishing yang sesuai dengan isi naskah kalian.
Kenapa ada bonusnya? Ya, ini sebagai apresiasi karena kalian mau mencintai dan peduli pada kualitas naskah sendiri, mau memperjuangkannya terbit sebaik-baiknya dan tak asal jadi untuk terus mengurusnya sampai ke tangan pembaca, serta sebagai ucapan terima kasih karena kalian mau memercayakan kami sebagai penyunting aksara naskah kalian.
Semua bisa didapatkan hanya dengan tarif normal dua ratus ribu rupiah saja, loh!

 

Contoh naskah yang sudah sukses kami sunting aksaranya seperti:
-         novel Penyesalan (Alimudin Lewenussa).
-         novel Tabir Kehidupan (Alimudin Lewenussa).
-         Dll…

Punya naskah yang mau diterbitkan? Ingin melakukan self editing, tapi merasa kurang memahami EYD atau tak punya waktu karena kesibukan yang menggunung?
Silakan kontak kami di sini untuk mendiskusikannya:

-         Facebook (DM only) : ARIESKA ARIEF (add dulu, yah! Karena kalau belum berteman, DM nya masuk ke spam.)
-         WA : 085 399 566 422 (jangan ditelepon, yah! Biasanya kalau nomor asing, aku gak angkat.)
:=(D

0 komentar: