THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Kamis, 15 Januari 2015

Cara Menerbitkan Buku di Penerbit Mayor? Ada 10 Hal yang Harus Kamu Perhatikan

Oleh Leyla Hanai

Menerbitkan naskah di penerbit mayor memang susah-susah gampang, terlebih untuk penulis pemula. Sebagai seorang penulis yang sudah menerbitkan puluhan buku, saya juga mengalami masa-masa naskah ditolak dan memulai dari nol. Salah satu mimpi saya adalah menerbitkan novel di Penerbit Gramedia Pustaka Utama, sebagai penerbit nomor satu di Indonesia. Pemicunya adalah komentar seorang kerabat ketika novel saya baru terbit, “Penerbitnya siapa? Gramedia, ya?” Padahal, novel saya waktu itu bukan diterbitkan oleh Gramedia. Setelah enam tahun berjuang menerbitkan novel di GPU, akhirnya pertengahan tahun 2014 lalu, novel saya yang berjudul Dag, Dig, Dugderan pun memasang logo Gramedia di sampul kanan atas.
Novel Dag, Dig, Dugderan (GPU, 2014)

Novel Dag, Dig, Dugderan (GPU, 2014)

Selain GPU, beberapa penerbit di tanah air juga sudah menerbitkan buku-buku saya, sebut saja: Gema Insani Press, Zikrul Hakim, Asy Syaamil (sekarang sudah tidak ada), kelompok Mizan, kelompok Elex Media, Diva Press, Salsabila-Pustaka Al Kautsar, Edu Penguin, Penerbit Moka (grup Wahyu Media), dan Pelangi Indonesia. Semuanya adalah penerbit mayor, alias penerbit yang memasarkan bukunya ke seluruh toko buku di Indonesia tanpa mengenakan biaya apa pun kepada penulis. Malah, penulis diberikan uang muka dan royalti atas naskah yang diterbitkan. Banyak penulis pemula yang bertanya, bagaimana cara menerbitkan naskah di penerbit mayor? Tentu saja itu adalah impian semua penulis, karena kita hanya menulis dan tak perlu mengeluarkan modal untuk menerbitkan buku. Melalui Spoila saya akan bagikan tipsnya.
Novel Aku, Juliet (Moka, 2014)

Novel Aku, Juliet (Moka, 2014)

    Tulislah naskah yang berkualitas.

Sebuah naskah semestinya tidak hanya memuaskan penulisnya, tetapi juga memuaskan pembaca. Bagaimana cara menulis naskah berkualitas? Caranya dengan banyak membaca. Dengan banyak membaca, kita bisa belajar banyak dari buku-buku yang kita baca.

    Banyak membaca buku yang sudah diterbitkan oleh penerbit mayor, terutama penerbit yang kamu tuju.

Bila kamu ingin menerbitkan buku di GPU, beli dan baca buku-buku terbitan GPU. Pelajari kelebihan buku-buku tersebut sehingga dapat diterbitkan oleh GPU. Begitu juga dengan buku-buku dari penerbit lain.

    Jeli melihat peluang pasar.

Sebagaimana industri pada umumnya, industri buku pun memiliki tren tertentu. Tahun 2014 lalu adalah tren novel romance, sehingga banyak penerbit yang mencari naskah novel romance. Tahun 2015 ini agaknya disemarakkan oleh novel berbau horor, thriller, dan kriminal. Jika kamu bisa menulis genre apa pun, kemungkinan untuk bertahan dalam industri perbukuan akan semakin besar. Kecuali bila kamu sudah memiliki penggemar, novel apa pun yang kamu tulis akan diburu oleh mereka.

    Jeli mengambil kesempatan.

Setiap tahun, ada beberapa penerbit yang mengadakan lomba menulis. Manfaatkan kesempatan itu untuk mengambil perhatian penerbit, sebab di dalam lomba, hanya karya terbaiklah yang akan diterbitkan.

    Bergabung dengan berbagai komunitas menulis.

Kalau kamu sering bergaul di sosial media seperti facebook, blog, twitter, dan sebagainya, kamu akan menemukan berbagai komunitas penulis. Masuki dan serap ilmu yang dibagikan. Bergaullah yang baik dengan penulis-penulis senior, sebab biasanya mereka sudah punya jaringan ke penerbit. Jangan bergaul hanya saat ada maunya. Mereka akan membagikan informasi lowongan naskah dari penerbit, yang biasanya sudah diketahui lebih dulu.

    Ketika mengirimkan naskah ke penerbit, cermati dan penuhi syarat dan ketentuannya.

Saat ini, penerbit sudah memberikan informasi tersebut di web atau blog mereka. Seringkali ada naskah yang tidak dibaca hanya gara-gara penulis tidak memenuhi syarat-syarat teknis. Misalnya, ada penerbit yang hanya menerima naskah hard copy, maka jangan sekali-sekali mengirim via surel, kecuali kamu berteman dekat dengan editornya.

    Buat surat pengantar yang sopan dan baik di setiap kiriman naskahmu.

Bila naskah dapat dikirim melalui surel, tulis surat pengantar di badan surel. Jangan biarkan badan surel kosong melompong. Naskah dikirim dalam bentuk lampiran, bukan di badan surel. Jangan menulis dengan huruf besar semua, apalagi diakhiri dengan tanda seru, karena terkesan kamu sedang marah-marah. Percayalah, hal-hal kecil semacam itu juga mempengaruhi penerbit untuk menerima naskahmu.

    Aktif di media sosial, kalau perlu gunakan semua jenis media sosial yang ada: facebook, twitter, instagram, blog, path, linkedin, dan lain-lain, untuk memperkenalkan dirimu ke khalayak.

Belakangan ini banyak penerbit yang melihat jumlah follower twitter atau banyaknya pengunjung blog seorang calon penulis guna menyeleksi naskah mereka, karena diduga akan berkaitan dengan jumlah buku yang terjual kelak. Walaupun hal itu tidak benar-benar menjamin, toh banyak juga public figure yang bukunya tidak laku, setidaknya keaktifanmu di medsos itu berguna untuk meyakinkan penerbit.

    Sabar menunggu jawaban naskahmu.

Bila penerbit memberikan waktu 3 bulan, tunggulah sampai 3 bulan. Jangan baru seminggu dikirim, kamu sudah tanya kabar naskah. Apalagi kalau setiap jam, setiap menit, setiap detik kamu meneror penerbit dengan pertanyaan yang sama. Jangan mengirimkan naskah yang sama kepada beberapa penerbit berbeda. Jika 3 bulan berlalu dan kamu belum mendapatkan jawaban, jangan sungkan untuk menanyakannya kepada penerbit. Jika tak ada jawaban, segera buat surat penarikan naskah, dan kirimkan naskahmu ke penerbit lain. Setidaknya, bila kelak penerbit itu menghubungimu untuk menerbitkan naskahmu, padahal naskahmu sudah diterbitkan penerbit lain, kamu bisa menunjukkan surat penarikan naskah tersebut.

    Tetap semangat saat naskah ditolak, karena naskah ditolak bukan berarti naskahmu tidak bagus.

Kadang ada faktor lain berkaitan dengan tren pasar yang berubah dan sudah tidak sesuai dengan naskahmu, faktor kebangkrutan penerbit (dengan kata lain, penerbit akan bangkrut sehingga tidak menerbitkan naskah baru), adanya pergantian editor di mana editor yang menerima naskahmu itu keluar dari pekerjaannya dan digantikan oleh editor baru yang tidak tahu bahwa kamu sudah mengirim naskah, naskahmu terselip, dan hal-hal “aneh” lainnya yang bisa terjadi di luar perkiraan.

Perlu diketahui bahwa proses penerbitan buku di penerbit mayor tidaklah instan, tidak seperti di penerbit indie atau self publishing. Penerbit mayor harus menyiapkan dana yang cukup untuk menerbitkan satu naskah, padahal ada ratusan naskah yang menunggu diterbitkan. Dari proses seleksi hingga proses terbit bisa memakan waktu antara 3 bulan sampai 2 tahun (berdasarkan pengalaman saya). Hal ini berbeda jauh bila kita menerbitkan buku secara indie, yang biaya ditanggung penulis, dalam waktu seminggu pun buku bisa langsung terbit. Mulai sekarang, belajarlah menjadi penulis yang sabar jika naskahmu ingin diterbitkan oleh penerbit mayor.

Sudah siap mengirimkan naskah ke penerbit mayor? Segera selesaikan naskahmu dan bidik penerbit yang kamu sasar! [Spoila]

i Leyla Hana adalah penulis Novel Aku, Juliet (Penerbit Moka, 2014), Dag, Dig, Dugderan (Gramedia Pustaka Utama, 2014), dan Brisbane (DAR! Mizan)

https://spoilaaa.wordpress.com/2015/01/14/cara-menerbitkan-buku-di-penerbit-mayor-ada-10-hal-yang-harus-kamu-perhatikan/

=====================================================================



JASA EDITING NASKAH BERHADIAH (remake)!

Menulis adalah kegiatan dan hobi yang sangat menyenangkan dan digemari oleh banyak orang—belum lagi kalau tulisan itu dibukukan hingga dapat dibaca oleh masyarakat luas. Kamu bercita-cita ingin menjadi penulis dengan menuangkan idemu dalam bentuk sebuah buku yang berkualitas?

Namun, sekadar ditulis saja tak cukup untuk melengkapi kualitas tersebut. Diperlukan pula tata bahasa yang sesuai dengan EYD. Masih merasa lemah dalam kualitas EYD? Oleh karena itulah, Menulis Bukti Hidupku siap membantu dengan menyediakan jasa editing naskah dalam bahasa Indonesia agar isi bukumu semakin berkualitas!


Setiap naskah memerlukan proses editing sebelum dijual. Tapi tidak semua penulis bisa melakukan editing naskahnya dengan baik. Ia memerlukan bantuan jasa editing naskah. Teman-teman penulis yang membutuhkan jasa, akan mendapatkan editing meliputi koreksi EYD seperti misalnya :
·                    Kalimat yang salah atau kurang,
·                    Tajwid bahasa (pelafalan huruf dan kata),

·                    Kata penghubung apa bagusnya digunakan,

·                    Kata depan (di, ke),

·                    Kesalahan ketik (typo),
·                    Kalimat baku dan tak baku,
·                    Penggunaan huruf kapital (huruf besar), huruf miring dll,
·                    Penggunaan tanda baca yang tepat seperti elipsis, petik ganda, petik tunggal, tanda hubung seperti en-dash dan em-dash dsb,
·                    dan masih banyak lagi…

Proses editing naskah sangat perlu dilakukan sebelum naskah itu diterbitkan karena bisa saja terjadi kesalahan yang tidak disengaja mau pun salah tulis, juga ketidaktahuan penulis tentang EYD yang baik hingga selalu ditolak oleh penerbit mayor karena tata penulisan yang masih kacau.
Misalnya penulis menulis “Karen sedih karena Miyung mengacuhkan dirinya”. Kenapa harus sedih dalam konteks kalimatnya? Mungkin penulis salah paham hingga mengira kalau arti kata “mengacuhkan” adalah “mencuekin”. Padahal arti kata “acuh” adalah “peduli”. Siapa yang masih salah memaknai salah satu kata yang sering disalahartikan ini?
Selain itu, masih banyak kesalahan penulisan lainnya. Apa kalian merasa menjadi salah satu penulis yang membutuhkan bantuan jasa editing naskah kami?

Editing yang kami lakukan tidak meliputi isi naskah seperti misalnya pengecekan kebenaran isinya. Dalam editing, kami juga tidak akan mengubah gaya tulisan, makna, dan alur cerita yang kamu tulis.

Apa untungnya mencari jasa editing naskah sendiri? Dengan mencari jasa editing naskah sendiri, tentu saja file hasil editing secara otomatis akan menjadi milik penulis sepenuhnya. Beda kalau diedit secara langsung oleh penerbit karena file hasil editingnya tak akan diberikan.
Hanya dengan TARIF JASA EDITING sebesar Rp 200.000 (DUA RATUS RIBU RUPIAH) untuk maksimal 100 hal (format A4, font TNR 12, spasi 1.5, margin normal), kamu bisa mendapatkan hasil editing naskahmu hingga bisa mempelajari kesalahan/kelemahan tata kepenulisanmu sendiri. Jadi sekalian bisa belajar EYD secara mandiri, kan?
Nb: Bagaimana dengan tarif di atas 100 halaman atau jauh di bawah 100 halaman? Harga santai, kagak lebay. Dinego aja, Say. Pasti bisa, Say. Dinego sampai oke di-DM. Cincay!

Tak semua penulis menyadari EYD itu penting dalam menulis. Padahal hal itu sangat mempengaruhi baik dan buruknya tata penulisan mereka agar pembaca dapat memahami tulisan seorang penulis. Baik dan buruknya tata kepenulisan itu merupakan bukti serius atau tidaknya penulis itu berkarya. Jika tak teliti dalam EYD, penulis hanya menulis kata yang tidak berarti.
Misalnya penulis menulis kalimat “aku sanksi padamu”, hingga membuat pembacanya salah tangkap makna kalimatnya karena arti “sanksi” adalah “hukuman”. Seharusnya ia menulis “aku sangsi padamu” yang berarti “aku ragu padamu”.

Dengan menggunakan jasa kami, kami tidak bertanggung jawab atas isi dan konten yang ada di dalam naskah tersebut karena merupakan tanggung jawab penulis naskah seutuhnya. Selain itu, penulis juga harus mencantumkan dalam bukunya kalau sudah terbit nanti bahwa penyunting naskah/pemerhati aksara bukunya adalah MENULIS BUKTI HIDUPKU.

BONUS:
Jasa editing naskah kami ada bonusnya, loh! Tiap naskah yang masuk akan mendapatkan lembaran koreksi yang bisa dipelajari (jadi tak hanya menerima file hasil revisi naskahnya).
Bonus yang bisa dipilih seperti modul kumpulan penerbit terbaik di Indonesia, kumpulan tips menulis, dll (hanya untuk naskah yang maksimal 100 halaman). Bisa juga mendiskusikan soal penerbit tujuan, tentang pembenahan tulisan yang kami kerjakan, dll. Kami akan bantu sebisanya dari rekomendasi penerbit mayor, semi indie/semi mayor sampai penerbit indie/self publishing yang sesuai dengan isi naskah kalian.
Kenapa ada bonusnya? Ya, ini sebagai apresiasi karena kalian mau mencintai dan peduli pada kualitas naskah sendiri, mau memperjuangkannya terbit sebaik-baiknya dan tak asal jadi untuk terus mengurusnya sampai ke tangan pembaca, serta sebagai ucapan terima kasih karena kalian mau memercayakan kami sebagai penyunting aksara naskah kalian.
Semua bisa didapatkan hanya dengan tarif normal dua ratus ribu rupiah saja, loh!

 

Contoh naskah yang sudah sukses kami sunting aksaranya seperti:
-         novel Penyesalan (Alimudin Lewenussa).
-         novel Tabir Kehidupan (Alimudin Lewenussa).
-         Dll…

Punya naskah yang mau diterbitkan? Ingin melakukan self editing, tapi merasa kurang memahami EYD atau tak punya waktu karena kesibukan yang menggunung?
Silakan kontak kami di sini untuk mendiskusikannya:

-         Facebook (DM only) : ARIESKA ARIEF (add dulu, yah! Karena kalau belum berteman, DM nya masuk ke spam.)
-         WA : 085 399 566 422 (jangan ditelepon, yah! Biasanya kalau nomor asing, aku gak angkat.)
:=(D

0 komentar: