Oleh: Denny Prabowo
Jadi editor sepertinya enak, ya? Punya kuasa untuk menentukan sebuah naskah layak terbit. Editor juga bisa mengobrak-abrik naskah penulis atau meminta penulis merevisi karyanya. Kamu mau jadi editor? Cek artikel Spoila ini, ya. Ada beberapa syarat yang wajib kamu miliki.
1. Bisa Menulis
Salah satu tugas utama editor adalah menilai naskah penulis. Kalau kamu seorang penulis, apa kamu rela tulisanmu dinilai oleh orang yang tidak bisa menulis? Bagaimana editor mau menilai tulisan jika dia sendiri tidak bisa menulis? Editor wajib bisa menulis. Kemampuan menulis editor juga berguna untuk menulis ringkasan (sinopsis) buku dan biografi singkat penulis buku.
2. Suka Membaca
Pekerjaan editor tidak bisa dipisahkan dari bacaan, bahkan pekerjaan utama editor adalah membaca naskah. Bukan sekadar membaca, melainkan juga menilai naskah yang dibacanya, memperbaiki kualitas ejaan dan tata bahasanya. Apa jadinya kalau editor tidak suka membaca? Bacaan juga otomatis akan menambah wawasan dan pengetahuan. Hal itu akan sangat berguna bagi seorang editor.
3. Ejaan dan Tata Bahasa
Tugas editor lainnya yang tidak kalah penting adalah memperbaiki ejaan dan tata bahasa. Tidak semua penulis tahu kaidah-kaidah ejaan dan tata bahasa. Editor wajib paham penggunaan huruf kapital, huruf miring, pemenggalan kata, akronim, tanda baca, dll. Selain itu, editor juga harus menguasai tata bahasa Indonesia, mengetahui mana kalimat efektif dan mana yang tidak. Apakah penulisan yang tepat di pukul atau dipukul, mengkritik atau mengeritik, dll. Wah, berat amat tugas editor? Tenang saja, kamu tidak perlu menguasai semuanya. Kamu hanya perlu memiliki buku Ejaan Yang Disempurnakan yang berlaku saat ini dan buku tentang tata bahasa baku. Jangan cuma dibeli, ya, rajin-rajinlah dibaca.
4. Bersahabat dengan Kamus
Seorang ahli bahasa sekalipun tidak mungkin hafal semua kata baku dan definisinya, apalagi seorang editor. Sebab itu, editor wajib bersahabat dengan kamus. Setiap kali ada kata yang kurang akrab di telinganya, ia harus cek kata itu di kamus. Bahkan, kata-kata yang sudah familiar sekalipun, ia harus cari tahu di kamus. Apakah kata apotek atau apotik yang baku? Praktek atau praktik? Semua itu bisa kamu cari tahu di kamus.
5. Teliti dan Sabar
Seorang editor biasanya akan membaca satu naskah sampai beberapa kali. Sebab itu, editor perlu memiliki kesabaran menghadapi naskah yang sedang dieditnya. Tanpa kesabaran, pasti ia akan kehilangan ketelitian. Akibatnya, banyak kalimat yang lupa disunting lolos dari pengamatannya. Apakah kamu cukup teliti dan sabar untuk melakukan pekerjaan ini?
6. Menguasai Bidang Tertentu
Syarat ini mutlak harus dimiliki oleh editor, terutama editor isi. Ia yang akan memeriksa isi suatu naskah. Editor buku matematika, misalnya, wajib punya pengetahuan di bidang matematika. Tanpa itu, bagaimana dia bisa memeriksa isi naskah sudah tepat atau belum? Seorang editor kopi yang bertugas memeriksa bahasa juga perlu menguasai bidang tertentu, tapi tidak mutlak diperlukan. Ia cukup membekali dirinya dengan kamus istilah sesuai bidang naskah yang lagi dieditnya.
7. Bisa Bahasa Asing
Editor yang bergelut dengan buku-buku terjemahan wajib bisa bahasa asing, minimal bahasa Inggris aktif. Kamampuannya itu berguna untuk menilai, apakah hasil terjemahan sudah sesuai atau belum. Kalau kamu cuma bisa berbahasa asing secara pasif, pilihan sebagai editor buku asli bahasa Indonesia lebih tepat. Itu akan jadi nilai plus buat kamu.
8. Mengetahui Style Penulis
Setiap penulis pasti punya gayanya masing-masing, terutama untuk naskah-naskah sastra. Dalam sebuah cerpennya, Seno Gumira Ajidarma pernah membuat kalimat majemuk yang panjangnya sepanjang paragraf. Kalau editor tidak mengetahui gaya Seno, ia pasti akan mengubah kalimat itu, padahal Seno sengaja membuat kalimat tersebut sebagai bentuk eksplorasi estetiknya. Kalau kamu mau jadi editor, kamu perlu mengetahui gaya bahasa tiap penulis.
9. Mengetahui Kode Etik Editing Naskah
Editor harus tahu mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan dalam penyuntingan naskah. Tanpa pengetahuan itu, ia bisa salah langkah. Dalam kata pengantar Olenka, Budi Darma menceritakan perihal naskah cerpennya yang “dikerjai” oleh editor majalah. Si editor menjadi “penulis” lain dalam naskah cerpen itu. Akibatnya, cerpennya jadi berubah. Apa saja, sih, kode etik editor? Spoila akan menyajikannya dalam artikel tersendiri. [Spoila]
http://spoilaaa.wordpress.com/2015/01/12/jadi-editor-9-syarat-yang-harus-kamu-penuhi/
======================================================================
JASA EDITING NASKAH BERHADIAH (remake)!
Menulis adalah kegiatan dan hobi yang sangat menyenangkan dan
digemari oleh banyak orang—belum lagi kalau tulisan itu dibukukan hingga dapat
dibaca oleh masyarakat luas. Kamu bercita-cita ingin menjadi penulis dengan
menuangkan idemu dalam bentuk sebuah buku yang berkualitas?
Namun, sekadar ditulis saja tak cukup untuk melengkapi kualitas tersebut. Diperlukan pula tata bahasa yang sesuai dengan EYD. Masih merasa lemah dalam kualitas EYD? Oleh karena itulah, Menulis Bukti Hidupku siap membantu dengan menyediakan jasa editing naskah dalam bahasa Indonesia agar isi bukumu semakin berkualitas!
Setiap naskah memerlukan proses
editing sebelum dijual. Tapi tidak semua penulis bisa melakukan editing
naskahnya dengan baik. Ia memerlukan bantuan jasa editing naskah. Teman-teman
penulis yang membutuhkan jasa, akan mendapatkan editing meliputi koreksi EYD seperti
misalnya :
·
Kalimat
yang salah atau kurang,
·
Tajwid
bahasa (pelafalan huruf dan kata),
· Kata penghubung apa bagusnya digunakan,
· Kata depan (di, ke),
·
Kesalahan
ketik (typo),
·
Kalimat
baku dan tak baku,
·
Penggunaan
huruf kapital (huruf besar), huruf miring dll,
·
Penggunaan
tanda baca yang tepat seperti elipsis, petik ganda, petik tunggal, tanda hubung
seperti en-dash dan em-dash dsb,
·
dan
masih banyak lagi…
Proses editing naskah sangat perlu dilakukan sebelum naskah itu diterbitkan karena bisa saja terjadi kesalahan yang tidak disengaja mau pun salah tulis, juga ketidaktahuan penulis tentang EYD yang baik hingga selalu ditolak oleh penerbit mayor karena tata penulisan yang masih kacau.
Misalnya penulis menulis “Karen sedih karena Miyung
mengacuhkan dirinya”. Kenapa harus sedih dalam konteks kalimatnya? Mungkin
penulis salah paham hingga mengira kalau arti kata “mengacuhkan” adalah
“mencuekin”. Padahal arti kata “acuh” adalah “peduli”. Siapa yang masih salah
memaknai salah satu kata yang sering disalahartikan ini?
Selain itu, masih banyak kesalahan penulisan lainnya. Apa
kalian merasa menjadi salah satu penulis yang membutuhkan bantuan jasa editing
naskah kami?
Editing yang kami lakukan tidak meliputi isi naskah seperti
misalnya pengecekan kebenaran isinya. Dalam editing,
kami juga tidak akan mengubah gaya tulisan, makna, dan alur cerita yang kamu
tulis.
Apa untungnya mencari jasa editing naskah
sendiri? Dengan mencari jasa editing naskah sendiri, tentu saja file hasil editing secara otomatis akan
menjadi milik penulis sepenuhnya. Beda kalau diedit secara langsung oleh
penerbit karena file hasil editingnya
tak akan diberikan.
Hanya dengan TARIF JASA EDITING sebesar Rp 200.000 (DUA
RATUS RIBU RUPIAH) untuk maksimal 100 hal (format A4, font TNR 12, spasi 1.5,
margin normal), kamu bisa mendapatkan hasil editing naskahmu hingga bisa
mempelajari kesalahan/kelemahan tata kepenulisanmu sendiri. Jadi sekalian bisa
belajar EYD secara mandiri, kan?
Nb: Bagaimana dengan tarif di atas
100 halaman atau jauh di bawah 100 halaman? Harga santai, kagak lebay. Dinego
aja, Say. Pasti bisa, Say. Dinego sampai oke di-DM. Cincay!
Tak semua penulis menyadari EYD itu
penting dalam menulis. Padahal hal itu sangat mempengaruhi baik dan buruknya
tata penulisan mereka agar pembaca dapat memahami tulisan seorang penulis. Baik
dan buruknya tata kepenulisan itu merupakan bukti serius atau tidaknya penulis
itu berkarya. Jika tak teliti dalam EYD, penulis hanya menulis kata yang tidak
berarti.
Misalnya penulis menulis kalimat “aku sanksi padamu”, hingga
membuat pembacanya salah tangkap makna kalimatnya karena arti “sanksi” adalah
“hukuman”. Seharusnya ia menulis “aku sangsi padamu” yang berarti “aku ragu
padamu”.
Dengan menggunakan jasa kami, kami
tidak bertanggung jawab atas isi dan konten yang ada di dalam naskah tersebut karena
merupakan tanggung jawab penulis naskah seutuhnya. Selain itu, penulis juga harus mencantumkan dalam bukunya
kalau sudah terbit nanti bahwa penyunting naskah/pemerhati aksara bukunya
adalah MENULIS BUKTI HIDUPKU.
BONUS:
Jasa editing naskah kami ada
bonusnya, loh! Tiap naskah yang masuk akan mendapatkan lembaran koreksi yang
bisa dipelajari (jadi tak hanya menerima file
hasil revisi naskahnya).
Bonus yang bisa dipilih seperti modul
kumpulan penerbit terbaik di Indonesia, kumpulan tips menulis, dll (hanya untuk
naskah yang maksimal 100 halaman). Bisa juga mendiskusikan soal penerbit
tujuan, tentang pembenahan tulisan yang kami kerjakan, dll. Kami akan bantu
sebisanya dari rekomendasi penerbit mayor, semi indie/semi mayor sampai penerbit
indie/self publishing yang sesuai dengan isi naskah kalian.
Kenapa ada bonusnya? Ya, ini sebagai
apresiasi karena kalian mau mencintai dan peduli pada kualitas naskah sendiri,
mau memperjuangkannya terbit sebaik-baiknya dan tak asal jadi untuk terus
mengurusnya sampai ke tangan pembaca, serta sebagai ucapan terima kasih karena
kalian mau memercayakan kami sebagai penyunting aksara naskah kalian.
Semua bisa didapatkan hanya dengan
tarif normal dua ratus ribu rupiah saja, loh!
Contoh naskah yang sudah sukses kami sunting aksaranya
seperti:
-
novel
Penyesalan (Alimudin Lewenussa).
-
novel
Tabir Kehidupan (Alimudin Lewenussa).
-
Dll…
Punya naskah yang mau diterbitkan? Ingin melakukan self
editing, tapi merasa kurang memahami EYD atau tak punya waktu karena kesibukan
yang menggunung?
Silakan kontak kami di sini untuk mendiskusikannya:
-
Facebook
(DM only) : ARIESKA ARIEF (add dulu, yah! Karena kalau belum berteman, DM nya
masuk ke spam.)
-
WA : 085 399 566 422 (jangan ditelepon, yah! Biasanya kalau nomor
asing, aku gak angkat.)
:=(D
0 komentar:
Posting Komentar