THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 07 Januari 2015

PEMAKAIAN DIALOG DALAM CERITA

Dialog artinya percakapan antara dua orang atau lebih. Cara penulisannya diawali dan diakhiri dengan tanda petik (" ... "). Sedangkan untuk penulisan isi dialog—yang ada di dalam tanda petik—memiliki aturan yang sama dengan kalimat biasa pada umumnya.





Jika dialog itu berupa pertanyaan, lengkapi dengan tanda tanya (?). Jika dialog bersifat pernyataan atau deklaratif (menyampaikan fakta atau opini), maka dialog diakhiri tanda koma (,) atau tanda titik (.) bergantung pada keberadaan dan posisi dialog tag-nya. Nah, apa sih yang dimaksud dengan dialog tag?





Supaya ngerti coba perhatikan contoh di bawah ini:

(1) "Besok aku ingin pergi," ujar Nono.

(2) Nono berujar, "Besok aku ingin pergi."





Frase seperti ujar Nono dan Nono berujar inilah yang disebut dialog tag, frase yang mengikuti dialog. Fungsinya untuk menginformasikan identitas si pengucap dialog pada pembaca. Dialog tag biasanya ditandai dengan kata-kata seperti "ujar", "kata", "pekik", "tukas", "sambung", dan lain-lain.





A. Kalimat pernyataan dalam dialog

(1) dan (2) merupakan contoh dari dialog yang berisikan kalimat pernyataan. Ada aturan khusus dalam menulisnya. Jika, dialog tag letaknya di akhir dialog, akhiri dialogmu dengan tanda koma seperti di contoh (1). Sedangkan, jika dialog tag berada di awal kalimat, gunakan tanda koma setelah dialog tag, dan akhiri dialog dengan tanda titik, seperti di contoh (2). Selain itu, ingatlah bahwa tanda baca yang mengakhiri dialog harus diletakkan sebelum tanda petik penutup.





B. Dialog tag di antara dua dialog



Perhatikan contoh berikut:

"Besok aku ingin pergi," ujar Nono. "Seperti burung yang bebas itu."

Ada saatnya, dialog tag diletakkan di antara dua dialog yang masih diucapkan oleh orang yang sama. Kalo kasusnya begini, akhiri dialog tag-mu dengan tanda titik, baru setelah itu tuliskan dialog keduamu, seperti contoh di atas Jangan lupa, dialog kedua tetap diawali dengan huruf besar.

Beda ceritanya kalo kedua dialog itu sebenernya nyambung, tapi terpisah sama dialog tag. Biasanya ini menandakan bahwa ada jeda/pemotongan dalam pengucapan kalimat tersebut.



Contoh:

"Umm," kata Dian, "beneran dia mau?"

Nah, kalo gini kasusnya, gunakan tanda koma setelah dialog tag, dan gunakan huruf kecil untuk mengawali dialog kedua. Hal ini dikarenakan dialog kedua sebenarnya masih merupakan bagian/masih satu kalimat dengan dialog pertama.





C. Kalimat berjeda

Ada juga kasus lain, di mana kedua kalimat ini terputus oleh tindakan/action, tanpa dialog tag.



Misalnya:

(a) "Umm,"–ia menaruh pensilnya–"benaran dia mau?"

(b) "Umm,"–Nono menaruh pensilnya–"benaran dia mau?"

Di dialog kaya gini, perbedaannya hanya terletak hanya pada cara penulisan kalimat tindakan yang menyela (re: kalimat aksi) tersebut. Kalimat aksi harus diletakkan di antara dua tanda pisah/dash (–), tanpa menggunakan spasi. Dalam kasus kaya gini, kalimat aksi juga selalu diawali dengan huruf kecil, seperti di contoh (a), kecuali jika kalimat tersebut diawali dengan nama, seperti di contoh (b).





D. Kalimat terputus

Sekarang gimana kalo kalimatnya terputus:



(a) "Aku rasa dia nggak a—"

(b) "Aku ... jujur saja bingung mau ngomong apa."

(c) "Aku pusing ...."

(d) "Aku pusing ...," keluh Nono.

Ketika dialog terpotong oleh kegiatan atau dialog karakter lain, gunakan tanda pisah em dash (—) seperti di contoh (a). Sementara, jika ada jeda dalam sebuah dialog seperti di contoh (b), atau pengucapan dialog tsb diulur seperti contoh (c) dan (d), gunakan tanda ellipsis (...).

Jika tanda elipsis muncul di akhir kalimat, tambahkan 1 tanda titik untuk mengakhiri kalimat (contoh (c)) atau tambahkan tanda koma jika dialog tersebut diikuti dialog tag (contoh (d)). Biasanya ada 1 spasi di antara tiap tanda titik.





E. Kutipan dalam dialog

Ada juga situasi yang mengharuskan kita mengutip kalimat orang lain dalam dialog, seperti di contoh (a) dan (b).



(a) "Kemarin aku ketemu Cia, dia cuma bilang, 'Hai!'dan langsung pergi."

(b) "Seperti kata ibuku, 'Setialah sama pasanganmu.' "

Saat mengutip perkataan orang lain dalam sebuah dialog, gunakan tanda petik tunggal ('…') sebelum dan sesudah kutipan tersebut, seperti pada kalimat 'Hai!' dan 'Setialah sama pasanganmu.' dalam (a) dan (b). Jika tanda petik tunggal (') dan tanda petik dua (") letaknya berdampingan, tambahkan spasi di antara kedua tanda baca tersebut.





F. Dialog panjang

Kadang ada dialog dari karakter yang sama, yang terlalu panjang untuk dijejalkan dalam 1 paragraf.



Contoh:

"Waktu itu gue ketemu Aron di rumah. Mukanya sendu banget, gue tanya dia kenapa, eh dia malah diam aja. Nah, gue kan jadi bingung dia kenapa. Pokoknya selama hampir seharian dia begitu, bengong di balkon.

"Tapi esoknya, tiba-tiba mukanya udah ceria lagi, kayak dapat lotere deh. Aneh kan?"

Dalam kasus seperti ini, dialog ini bisa dibagi menjadi 2 (atau lebih) paragraf yang berbeda. Yang perlu diperhatikan adalah, JANGAN akhiri paragraf dialogmu dengan tanda petik penutup sebelum dialog tersebut selesai, seperti di contoh (a).





G. Kata sapaan dalam dialog

Nah, yang terakhir yaitu penggunaan huruf besar untuk kata sapaan, seperti di contoh (a).



(a) "Silahkan masuk, Dik!" sapa Nono sambil membukakan pintu.

(b) "Saya hanya ingin membantu Anda."

Setiap kata sapaan yang ditujukan secara langsung pada lawan bicara si pengucap dialog harus diawali dengan huruf besar, seperti kata "Dik" di (a). Selain itu, sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “Anda” juga harus selalu diawali dengan huruf besar, seperti di (b).

****

Source : Perpustakaan Makam PANCHAKE

===================================================================


JASA EDITING NASKAH BERHADIAH!

Menulis adalah kegiatan dan hobi yang sangat menyenangkan dan digemari oleh banyak orang—belum lagi kalau tulisan itu dibukukan hingga dapat dibaca oleh masyarakat luas. Kamu bercita-cita ingin menjadi penulis dengan menuangkan idemu dalam bentuk sebuah buku yang berkualitas?

Namun, sekadar ditulis saja tak cukup untuk melengkapi kualitas tersebut. Diperlukan pula tata bahasa yang sesuai dengan EYD. Masih merasa lemah dalam kualitas EYD? Oleh karena itulah, blogger Menulis Bukti Hidupku (MIBUKU) siap membantu dengan menyediakan jasa editing naskah dalam bahasa Indonesia agar isi bukumu semakin berkualitas!


Setiap naskah memerlukan proses editing sebelum dijual. Tapi tidak semua penulis bisa melakukan editing naskahnya dengan baik. Ia memerlukan bantuan jasa editing naskah. Teman-teman penulis yang membutuhkan jasa, akan mendapatkan editing meliputi koreksi EYD seperti misalnya :
·                    Kalimat yang salah atau kurang,
·                    Tajwid bahasa (pelafalan huruf dan kata),

·                    Kata penghubung apa bagusnya digunakan,

·                    Kata depan,

·                    Kesalahan ketik (typo),
·                    Kalimat baku dan tak baku,
·                    Penggunaan huruf kapital, huruf miring dll,
·                    Penggunaan tanda baca yang tepat seperti elipsis, petik ganda, petik tunggal, tanda hubung seperti en-dash dan em-dash dsb,
·                    dan masih banyak lagi…

Proses editing naskah sangat perlu dilakukan sebelum naskah itu diterbitkan karena bisa saja terjadi kesalahan yang tidak disengaja mau pun salah tulis, juga ketidaktahuan penulis tentang EYD hingga selalu ditolak penerbit mayor karena tata penulisan yang masih kacau. Butuh bantuan jasa editing naskah kami?
Editing yang kami lakukan tidak meliputi isi naskah seperti misalnya pengecekan kebenaran isinya. Dalam editing, kami juga tidak akan mengubah gaya tulisan, makna, dan alur cerita yang kamu tulis.

Apa untungnya mencari jasa editing naskah sendiri? Dengan mencari jasa editing naskah sendiri, tentu saja file hasil editing secara otomatis akan menjadi milik penulis sepenuhnya. Beda kalau diedit secara langsung oleh penerbit karena file hasil editingnya tak akan diberikan.
Hanya dengan TARIF JASA EDITING sebesar Rp 200.000 (DUA RATUS RIBU RUPIAH) maksimal 100 hal (format A4, font TNR 12, spasi 1.5, margin normal) kamu bisa mendapatkan hasil editing naskahmu hingga bisa mempelajari kesalahan kepenulisanmu sendiri. Jadi sekalian bisa belajar EYD secara mandiri, kan?

Tak semua penulis menyadari EYD itu penting dalam menulis. Padahal hal itu sangat mempengaruhi baik dan buruknya tata penulisan mereka agar pembaca dapat memahami tulisan seorang penulis. Baik dan buruknya tata kepenulisan itu merupakan bukti serius atau tidaknya penulis itu berkarya. Jika tak teliti dalam EYD, penulis hanya menulis kata yang tidak berarti.
Dengan menggunakan jasa kami, kami tidak bertanggung jawab atas isi dan konten yang ada di dalam naskah tersebut karena merupakan tanggung jawab penulis naskah seutuhnya. Selain itu, penulis juga harus mencantumkan dalam buku tersebut bahwa editor bukunya adalah MENULIS BUKTI HIDUPKU.

BONUS:
Jasa editing naskah kami ada bonusnya, loh! Tiap naskah yang masuk akan mendapatkan 1 (satu) buah buku koleksi Creepy Pasta’s Group Sister yang akan dikirim langsung ke alamat kamu (persediaan terbatas). Judul buku bisa dipilih.

 

Punya naskah yang mau diterbitkan? Ingin melakukan self editing, tapi merasa kurang memahami EYD? Silakan kontak kami di sini untuk mendiskusikannya:

Facebook (inbox only) : ARIESKA ARIEF & MENULIS BUKTI HIDUPKU
Pin BB (ping! only) : 764A7969
Ponsel (SMS only) : 085 399 566 422

0 komentar: