THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Kamis, 06 Agustus 2020

Kontes Mimpi



Ini bukan kaset lagu yang aku beli! Kulemparkan barang belanjaanku keluar dari kantong plastik dan kecewa bukan main. Kok aku bisa salah beli begini? Apa karena aku membelinya dengan efek mabuk yang belum hilang dari kepalaku? Apa aku masih dalam keadaan setengah tidur dan masih ngantuk? Aku seolah tak sadar membelinya, mungkin saking terburu-burunya. Ah, masa begitu? Aku bahkan tak ingat kaset apa saja yang kubeli, tapi tak mungkin juga rasanya aku membeli kaset yang tak kusuka!

Ataukah jangan-jangan barang belanjaannya tertukar dengan pelanggan lain? Karena kupikir aku sama sekali tak pernah memilih dan memegang kaset-kaset ini sebelumnya. Lihat saja tidak. Masa aku membeli sambil merem? Itu kan sama saja dengan membeli hal yang sia-sia dan tak berguna.

Ini ada yang aneh! Aku bahkan jadi berpikir kalau kaset-kaset itu menghipnotisku untuk membeli mereka dan melupakannya begitu aku pulang. Aku syok! Bagaimana ini? Dikembalikan tak mungkin lagi kan karena sudah telanjur dibeli. Tapi memangnya siapa yang beli? Aku tak pernah membeli mereka, sekali lagi kutegaskan.

Sia-sia deh uang yang kukeluarkan untuk membeli keempat kaset ini. Ya, memang sih aku berniat mau membeli 4 kaset lagu, tapi aku sama sekali tak pernah berminat membeli kaset dangdut! Aku tak suka dangdut lawas seperti ini. Mau kasih orang, tapi saking malasnya, rasanya mau kubuang saja.

Aku masih waras untuk tak membeli apa yang tak kusukai. Tak mungkin aku mau buang-buang uang untuk mereka. Kumenghela napas sambil memandangi kaset-kaset itu. Lihat kovernya saja jadi tak berselera saking noraknya, apalagi mendengar lagunya. Huft!

Tapi mau bagaimana lagi? Mereka sudah ada di tanganku. Aku jadi merasa dicurangi karena aku membeli mereka seolah tanpa kesadaran sama sekali, seperti terhipnotis dan aku benar-benar lupa sejak kapan aku mengambil mereka dan membayarnya ke kasir. Aku tak mungkin mau menyentuh mereka kalau aku tak suka dangdut.

Kutertegun begitu melihat ada yang berbeda di antara itu semua. Ada kaset yang menurutku masih dekat dengan seleraku—lagu Korea. Hyah, lagu-lagu asal negeri ginseng itu kan romantis dan enak didengar. Tak seperti dangdut tentunya! Hm, meskipun beberapa dangdut pop lumayan aku suka, tapi aku tak pernah berniat membeli dangdut. Sayangnya, dangdut yang kubeli ini lagu-lagu lawas yang urakan.

Untunglah masih ada lagu yang masih waras di sini. Entah kenapa hanya satu saja di antara keempatnya itu yang lumayan memenuhi seleraku. Awalnya sih, aku mau membeli kaset musik metal, tapi sepertinya aku salah beli. Tapi tak apalah! Semoga saja lagu K-Pop ini menarik, deh. Yah, lumayan terhiburlah aku karena tadi sempat kecewa akan apa yang kubeli tadinya.

Sekali lagi, kok aku beli dangdut, ya? Pada siapa aku bisa protes? Aku sepertinya pembeli yang dipilihkan kaset apa saja yang harus dibeli. Dan yang memilihkannya yah … kaset-kaset itu!

***

Usai sahur untuk mengganti kalla, kulanjutkan tidurku sekitar pukul 4 pagi itu. Memang sih, perutku masih penuh begini dan kurang nyaman untuk tiduran, tapi aku sudah mengantuk sekali. Maka kuputuskan untuk tidur.

Awalnya aku tidur miring ke kanan dan sudah lumayan terlelap. Namun tiba-tiba saja terdengar lagu pop Korea berdendang di telingaku. Aku menikmati nada lagunya. Wah, pintar juga ya otakku ini menciptakan lagu Korea. Terdengarnya sih memang bahasa Korea, tapi aku tak tahu apa artinya dan secara mengalir saja otakku ini menyanyikannya.

Lagunya memang baru kudengar dan kurasa itu ciptaan otak kreatifitasku sendiri. Aku tak menyangka bisa menciptakan lagu Korea seperti ini. Aneh! Kok bisa ya otakku mengkreasikan lagu Korea sendiri, padahal sebelumnya aku tak pernah berminat membuat lagu meskipun aku suka musik. Apa ini berhubungan dengan makanan apa yang kumakan tadi? Mungkin bumbu masakannya membuat otakku jadi hiperaktif dan berkreatifitas meski dalam tidur begini. Hm, memang sih biasanya aku iseng saja suka bikin lagu dalam tidurku dan semuanya mengalir dengan lancar. Entah apa alasan logis di balik semua ini. Apakah iya aku bisa buat musik? Tapi aku tak merasa begitu!

Wah, seandainya saja aku tak begitu mengantuk, akan kurekam lagu ini dan kucatat untuk kunyanyikan sendiri. Tapi aku biarkan saja lagu itu berlalu dalam otakku. Begitu lagu itu selesai, eh malah ada lagu yang lain menyusul. Tak kalah bagusnya! Wah, hebat sekali kalau kemampuan ini kugunakan. Sayangnya, aku sama sekali tak pernah berminat menjadi pemusik. Aku malas harus membuat musiknya.

Aku lumayan menikmati lagu itu. Seolah lagu itu dimasukkan ke otakku. Kenapa ya aku bisa mengkreasikan musik sebagus ini? Aku merasa profesional seketika tanpa melalui proses yang panjang. Sepertinya aku punya bakat bikin lagu, deh! Seandainya saja bisa kueksplorasikan.

Mempertimbangkan hal itu, akhirnya kuputuskan untuk bangun saja, namun … ng? Tubuhku tak bisa bergerak! Gawat, sepertinya aku ketindihan. Kuberusaha untuk memiringkan tubuh dan … fiuh! Aku berhasil terlepas dari ketindihan itu. Untunglah tak begitu parah ketindihannya.

Hm yang tadi itu kenapa, ya? Begitu kubuka mataku, lagunya malah menghilang. Napasku terengah-engah. Ungh, aku masih ingin mendengar lagu-lagu hasil kreatifitas otakku sendiri. Maka kembali kupejamkan mataku dan berbalik miring ke kiri kali ini.

Tak lama, lagu-lagu itu seolah terputarkan kembali di benakku. Kutersenyum dalam tidurku. Biarlah lagu-lagu ini jadi pengantar tidurku. Aku seperti mendengar kaset saja secara ajaib di otakku.

Ada beberapa lagu yang mengalun meski aku tak mengerti apa bahasanya. Haha, aku kan tak bisa berbahasa korea, apa otakku saja ya yang secara otomatis menyanyikannya? Tapi apa otakku tahu apa artinya ataukah hanya sekadar asal bunyi saja yang penting menyerupai lirik lagu korea? Entahlah, tapi kan yang penting nadanya seru. Musiknya pun mendukung. Tapi untuk buat lagu, tentunya aku tak bisa memainkan musik pengiring yang sekompleks itu.

Tiba-tiba saja kuteringat kaset K-Pop yang kubeli tadi. Sepertinya isinya lagu-lagu cinta. Aku belum sempat mendengarnya. Bungkusnya saja belum kubuka. Begitu lagunya seolah berakhir, aku berniat untuk bangun.

Namun … lagi-lagi ugh … aku tak bisa bergerak lagi. Kuperjuangkan tubuhku agar bisa bergerak penuh dan … fiuh! Untunglah sepertinya tak begitu dalam ketindihan yang kualami. Tapi ini ada yang aneh. Kenapa setelah mendengarkan lagu-lagu itu, aku jadi ketindihan seperti ini, ya?

Aku jadi ragu harus tidur miring ke mana lagi. Kanan dan kiri sama-sama ketindihan! Apa ini karena aku tidur setelah makan? Luar biasa yang kumakan tadi. Baru kali ini aku bisa mendengar lagu korea sebanyak ini dari otakku sendiri. Mungkin bumbunya mempengaruhi kreatifitas otakku hingga otakku bisa melepaskan kekreatifitasannya secara alami. Aku sama sekali tak merancang lagu itu, justru alam bawah sadarkulah yang memprogramnya. Zat-zat dari otakkulah yang menyanyikannya secara otomatis.

Canggih sekali yang kumakan tadi! Tapi apa makanan sahurku jugalah yang berperan membuatku ketindihan dua kali seperti tadi? Aku merasa aneh dengan ketindihan tadi.

Hantu? Mahluk gaib? Aku tak begitu percaya akan hal itu. Masa sih mereka bisa menyanyikan lagu di telingaku di alam bawah sadar. Hm, mumpung aku sudah bangun dan takut tidur lagi, mungkin sebaiknya aku dengar lagu-lagu korea dari kaset yang kubeli tadi untuk isi waktu sampai subuh.

***

Kumelihat festival musik itu. Akhirnya tibalah giliran seorang gadis berparas cantik setelah kemunculan penyanyi setelahnya. MC-nya berkata, “Sekarang giliran kontestan berikutnya yang akan membawakan lagu dan dance asal negaranya.”

Aku tak bisa menebak dari mana asalnya karena wajahnya yang tak terbaca itu. Hanya cantik yang bisa kulihat, tapi tak tahu kecantikan negeri apa. Kira-kira ia dari negeri mana, ya? Namun tak lama, gadis berambut panjang terurai kecoklatan itu pun bernyanyi dan menari lembut.

Judul lagunya Tukitu kitu, begitu kata MC-nya. Hah? Lagu dari negeri apa itu? Kan para kontestan di sini dari berbagai negara.

Akhirnya gadis itu memulai tariannya yang gemulai. Lagu pun berdendang. Kutertegun begitu mendengar lagu itu. Hei! Itu kan K-pop kesukaanku di korea dorama My Girl Friend is Gumiho! Ah! Iya!

Dubidubidu ooh … rupanya salah eja tuh judul lagunya. Aku suka banget lagu itu! Aku pun menyanyikannya dengan asik sambil melihat gadis itu menari. Rupanya ia dari Korea Selatan, hanya saja tak seperti kecantikan khas negeri itu. Mungkin karena rambutnya yang dicat kecoklatan begitu.

Aku jadi lepas kontrol saking senangnya dan melambai-lambaikan tangan ke atas. Aku kan hafal lagunya. Sementara pacarku yang kuajak nonton di sebelah, diam saja dan tampak bĂȘte. Kumenyikutnya untuk ikut bersenang-senang, tapi ia tetap saja terdiam.

Hanya aku saja yang kegirangan begini. Sudah lama aku tak mendengar lagu itu. Dan akhirnya tiba di bagian lirik utama alias reff. Haruga gago namu umyon la ontong dancing saenggak… namun tiba-tiba saja pas masuk ke bagian itu, mulutku terkunci dan tak bisa menyanyikannya lagi. Duh, seperti ada yang menekan rahangku kuat-kuat. Duh, padahal kan aku mau nyanyi!

Biarkan aku menyanyikan lirik lagu itu! Duh, kok susah, sih? Ini kenapa, ya? Namun aku baru menyadari apa penyebabnya begitu,… kuterbangun dengan lengan atas melingkar dan merapat di bawah dagu. Duh, jadi ini penyebabnya mengapa rahangku terkunci rapat? Rupanya tertekan oleh lengan sendiri yang memeluk bantal yang menyamping ini.

Aku kan tidur terlentang. Tapi untuk apa juga kalau aku nyanyi begini? Aku kan sedang tidur pula. Siapa juga yang bakalan dengar dan seru-seruan? Ya, meski aku sudah bisa membebaskan rahangku sendiri, sih. Tapi kan percuma saja aku nyanyi sambil tiduran gini. Hiks.

Rupanya semua kontes tadi hanya mimpi!

***
https://storial.co/book/kamu-akan-mati-di-usia-13-tahun

hy, hy, hy! ini salah satu karya THIRTEEN yang terunik ceritanya. pokoknya si tokoh akan ngalamin musibah yang akan mencelakakan nyawanya tiap bulan selama dia masih berusia 13 tahun. apakah ia akan selamat? silakan mampir dengan ngeklik gambar kover di atas menuju linknya di web STORIAL. makasih ya dukungannya :=(D

0 komentar: