THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 12 Agustus 2020

SOULMATE DANCE (epilog)

 

Sementara itu, Atar tengah menelusuri suatu tempat—Fakultas Ilmu Budaya—untuk mencari seseorang. Ia celingukan ke sana kemari, berpikir siapa tahu saja dapat menemukan orang yang sedang dicarinya itu. Namun ia kesulitan mendapatkannya.

”Huh, fotonya agak rusak. Jadi kurang jelas, nih,” keluhnya saat melihat foto Cakra sekali lagi di kartu mahasiswa yang ditemukannya tadi. ”Gimana, ya?”

Akhirnya ia pergi untuk menanyakannya pada dua orang mahasiswi yang sedang duduk di taman.

”Maaf. Permisi, ya. Mau nanya. Kenal orang ini, nggak? Namanya Cakra—mahasiswa semester 2,” tanya Atar sambil memperlihatkan kartu mahasiswa itu pada kedua gadis tadi.

Kedua gadis itu mengernyitkan keningnya kemudian saling melempar pandangan.

”Aneh, kami juga sudah semester 2, tapi sama sekali nggak pernah dengar tuh ada angkatan kami yang namanya Cakra.”

”Iya. Kami nggak kenal sama orang ini,” timpal yang satunya menambahi.

”Oh, gitu ya? Kalo begitu trima kasih, ya. Permisi.” Atar pun pamit. Ia kelihatan kecewa. ”Nggak ada yang kenal, ya? Kok bisa? Ia kan juga mahasiswa dari fakultas ini.”

Namun ia kembali mencoba menanyakannya pada beberapa mahasiswa di sana. Namun anehnya, tak ada yang mengenali pemilik kartu mahasiswa itu!

”Aneh! Apa orang ini sudah mati kali, ya? Ato jangan-jangan nggak sempat kuliah? Kok nggak ada yang kenal, ya?” pikirnya. ”Ah, sudahlah! Lain kali saja aku mencoba untuk mencarinya. Aku masih banyak keperluan penting.”

Atar pun pergi meninggalkan tempat tersebut untuk melanjutkan urusannya yang sempat tertunda.

***

Atar tampak terburu-buru melalui koridor di fakultas tempatnya berkuliah hingga ia bertabrakan dengan seseorang yang hendak keluar dari sebuah kelas. Buku-buku yang dipegang Atar pun berjatuhan.

”Atar?” tegur orang itu.

Atar menjatuhkan pandangannya ke si pemilik suara itu dan tertegun. ”Kile?”

Kile pun bergegas berjongkok dan mengambilkan buku-buku Atar yang berjatuhan. Atar turut membantunya.

”Ada apa? Kelihatannya kau begitu terburu-buru?”

Atar terlihat gelagapan. ”Nggak. Hanya saja sebentar lagi aku ada latihan bersama boy band-ku. Aku tak boleh terlambat.”

Tapi Kile tak meresponnya lagi begitu melihat sebuah buku puisi yang turut berserakan di lantai. Kile mengembalikan buku-buku Atar yang lain, tapi tak langsung memberikan buku itu pada Atar dan tampak tertegun. ”Buku ini kan...”

”Ada apa, Kile?” tegur Atar kebingungan.

Kile tersadar dan langsung mengembalikan buku itu pada Atar sambil tersenyum simpul. ”Ah tidak. Tidak ada apa-apa, kok.”

Tapi ekspresi wajah Atar menunjukkan rasa tak percaya begitu saja. Ia menghela napas sambil mengambil buku itu dari Kile. Setelah itu, ia pun beranjak berdiri. ”Sudah dulu ya, Kil. Kapan-kapan kita curhat-curhatan lagi. Bye!” pamit Atar yang kemudian langsung melanjutkan perjalanannya dengan terburu-buru.

Kile beranjak berdiri dan memperhatikan Atar lagi. ”Coki,” lirihnya.

***

Sepulang kuliah, Kile bertekad hendak menemui Coki lagi di Lapas. Ia sudah menguatkan hatinya untuk kembali menemui pemuda itu di sana setelah sekian lamanya mereka tak bertemu. Ia mengkhawatirkan pemuda itu dan ingin mengetahui keadaannya di sana.

Ia turun dari sebuah angkutan umum dan tertegun begitu melihat bangunan Lapas yang kurang terawat itu. Ia tampak ragu untuk meneruskan langkahnya. Kile menggigit bibir dan mengingat bagaimana Coki menolak untuk menemuinya, apalagi peristiwa menyakitkan di mana Coki pernah membuang makanan pemberiannya.

Mengingat itu semua, membuat Kile membalikkan badannya pergi. Namun baru beberapa langkah, ia kembali menatap Lapas itu. ”Tapi aku benar-benar ingin menemuinya. Sangat ingin mengetahui keadaannya di sana.”

Kemudian dengan tekad bulat, ia pun memasuki Lapas itu.

***

hy, readers! mampir yuk ke karya novel THIRTEEN berikut ini, dijamin lain daripada yang lain serta penuh ketegangan. dalam novel ini terdapat berbagai kisah mengerikan penuh darah dan super ngeri. ga percaya? silakan mampir aja ke web STORIAL dengan ngeklik gambar kover novel RITUAL 100 KISAH HOROR di atas. makasih perhatiannya :=(D

0 komentar: