THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 06 Desember 2015

mimpi kematian

hepy weekend all! dah 2 hari ga posting nih cus ada kesibukan pribadi hihi. lanjut lagi deh posting horor dari creepy pasta. hm semoga serem deh dan klik gambar di bawah ini ya menuju sumber link kopasnya. hm tuh aku seneng banget karna dah mo 2 nih jadi draft kumcer hororku. ngarep banget n selalu berdoa agar bisa masuk gramedia. amin! :=(D

https://www.facebook.com/CreepypastaIndonesia/photos/a.516337445115031.1073741828.516111181804324/883265075088931/?type=3

Recurring Dream

Sepanjang hidupku, aku berulang kali mengalami mimpi yang ganjil. Ini bermula ketika aku berusia delapan atau sembilan tahun. Dan aku masih memimpikannya hingga saat ini. Semua mimpiku itu selalu kelihatan sama, tetapi beberapa hal kecil berubah setiap kali.

Di mimpi itu, aku mendapati diriku berada dalam rumah besar dan gelap, berjalan menaiki jajaran tangga-tangga. Semua bagian dinding berwarna putih dan karpetnya hitam pekat. Ada jam besar yang menggantung di dinding dan dari situ aku tahu saat itu mendekati tengah malam. Nyaris seluruh bagian rumah tak terurus dan segalanya begitu sunyi.

Di puncak tangga, aku melewati pintu mahogani amat besar dan memasuki ruangan yang sangat megah. Ruangan itu disesaki orang-orang, yang duduk berbaris-baris. Semua kursi menghadap ke arah panggung.

Ada seseorang di atas panggung, duduk di kursi merah berbahan kulit dan semua orang menyaksikannya dengan seksama. Orang di atas panggung itu kelihatan berbicara dengan suara pelan, tetapi dari jarak aku berdiri, aku tidak bisa memastikan apa yang mereka bicarakan. Kapanpun aku mengalami mimpi aneh ini, orang yang berada di atas panggung selalu berbeda setiap kalinya.

Tidak pernah ada cukup kursi untuk semua orang, dan bagi mereka yang terlambat---sepertiku--harus berdiri di belakang. Sesekali, sebuah kursi kosong tersisa di barisan paling depan. Tak ada yang tahu bagaimana kursi itu bisa muncul di sana, sebab tak ada orang yang pernah meninggalkan ruangan. Tiap kali kursi kosong itu muncul, orang-orang di belakang berdebat siapa yang akan menempatinya.

"Silakan duduk di sana," kata seseorang.

"Oh, tidak perlu," jawabnya, "kamu boleh duluan."

Mereka sering memaksa agar aku menempatinya, tetapi sesuatu mencegahku melakukannya.

"Bukannya kamu mau duduk?" tanya mereka.

Aku selalu menggeleng dan mempersilakan orang lain lebih dulu.

Satu malam, aku mengenali orang di atas panggung. Dia laki-laki yang sangat kukenal. Esok paginya, aku menelponnya di kantor dan sekretarisnya menjawab. Kubilang padanya bahwa aku ingin membuat janji temu dengan laki-laki itu.

"Aku khawatir kau tidak dapat menemuinya," kata perempuan itu, "Beliau meninggal pagi ini. Istrinya yang menemukannya."

Belum berapa lama setelah itu, aku bermimpi lagi dan melihat pria lain yang kukenal di atas panggung. Dia tetangga sebelah rumahku. Dia juga tampak mengenaliku, dia mengangguk ketika aku menyapanya.

Esok paginya, aku mendatangi rumahnya, tetapi, ketika aku mengetuk pintu, tidak ada jawaban yang kudengar. Aku terus mengetuk dengan keras hingga hampir memukul. Tapi tidak ada balasan sama sekali.

Setelah beberapa saat, aku bertambah khawatir dan menelpon polisi. Waktu mereka tiba dan membuka paksa pintunya, mereka menemukan tetanggaku itu berbaring tak bernyawa di tempat tidurnya. Dia meninggal ketika tidur karena serangan jantung mendadak, mereka bilang.

Aku tidak tahu apakah kematian kedua laki-laki malang itu memiliki hubungan dengan mimpiku, atau tidak, tetapi, setiap mimpi itu mendatangiku lagi, dan sebuah kursi kosong tersisa di barisan depan, aku selalu mempersilahkan orang lain untuk duduk lebih dulu, bukannya aku.
 
http://animanga-oushiza.blogspot.co.id/2015/10/penyakit-kutukan-di-balik-angka.html
 

0 komentar: