In
the dystopian underground city of Lux, entertainment fighter Ichise
is forced into a sexual encounter with his promoter's lover in the city's
ruling organization, the mafia-like Organo. After spurning the woman, his
promoter finds out about this and Ichise runs away to try to escape
retribution. However, the promoter locates him and chops off his arm.
Meanwhile, Kazuho Yoshii descends from the legendary surface world
and journeys toward Gabe, a community that was overthrown by the Organo. On his
way there, he meets Ran, a mysterious young girl wearing a white fox mask, who
takes him to see the sage. Shortly before reaching Gabe, they are attacked by
members of an anti-texhnolyzation group called the Salvation Union. (April
16, 2003)
silakan klik gambar ini menuju episod 1-nya. hm, aku kasi warning ya karna ada desahan getu jadi kurang enak didengar meski ga ada nudity-nya karna dikasi gelap banget.
Yup! Inilah serangan penutupku
untuk melumpuhkan lawanku di ring. Ciat! Duak!
Aku jadi merasa bersalah juga
rasanya setelah melakukan kekerasan setiap hari. Tapi mau bagaimana lagi?
Inilah caraku untuk menghidupi diriku sendiri di kota yang keras ini—menjadi
seorang petarung jalanan demi menghibur orang banyak di sana yang haus darah.
Tapi sampai kapan aku harus melukai orang demi uang? Aku tak ingin bekerja
seperti ini terus. Tapi aku hanya bisa bertarung untuk memenuhi kebutuhanku.
Aku tak pernah merasa bangga akan
kemenangan ini. Semuanya hanya demi uang yang sebentar lagi akan dibawakan oleh
wanita itu. Sungguh kemenangan yang menyedihkan!
Kubersihkan tubuhku dari darah di
pancuran itu. Hening. Hanya ada aku di keremangan sana hingga seorang wanita
yang tak malunya masuk dan menggodaiku. Ya, ia tertarik dengan tubuhku yang
sedang tak berbusana ini.
Awalnya kupikir ia mau
memberikanku hakku, dengan menyerahkannya di belakang bahuku. Tapi rupanya aku
salah. Ia menginginkan sesuatu yang spesial dariku. Ia ingin lebih! Ia ingin
bercinta denganku. Menjijikkan! Rasanya menyedihkan sekali, demi uang kau harus
menyerahkan tubuhmu sendiri untuk dijilatinya.
Demi uang pula, aku rela memasuki
kamarnya yang terbuka itu. Kulihat ia tengah menjilati tubuh seorang pria.
Dasar wanita haus seks!
Ia langsung mengusir pria itu
karena sudah mendapatkan penggantinya. Rupanya pria itu hanya sebagai makanan
pembukanya saja. Kaupikir aku senang akan bercinta dengannya? Dia cantik? Iya.
Tapi aku tak tertarik karena ia seorang—
Ia menyambutku di depan pintu dengan
penuh gairah seolah aku ini suaminya dan merayuku masuk. Menjijikkan! Tapi aku
tak bisa mengekspresikannya sedikit pun. Kubersedia berbaring di ranjangnya
demi uang, kurela ia hendak merengut keperjakaanku demi uang. Hanya demi uang
yang sudah menjadi hak ku dipertarungan tadi!
Ia menjilati bibirnya penuh
gairah, kemudian mengangkangi tubuh vulgarku. Sungguh dramatis gerakannya
itu—menggoda. Perlahan ia mulai mendekati dan merapatkan tubuhnya ke tubuhku.
Tapi apa yang didapatkannya?
Bruk! Ia terjatuh dari ranjang
setelah kuhantam. Bodoh! Aku ke sini hanya untuk hak ku, dasar wanita cabul!
Sakit? Rasakan! Rasakanlah derita para petarung yang bertaruh nyawa di ring
yang selalu kausaksikan itu. Kuambil
uang yang sudah menjadi hak ku kemudian melarikan diri. Mana mau aku
bersentuhan badan dengan wanita robot? Dia pikir aku sebodoh itu?
Aku berlari sejauh mungkin dengan
santainya. Yang penting aku sudah mendapatkan apa yang kumau untuk hidup di
jalanan ini. Kemudian kuberpapasan dengan seorang pria misterius. Tapi apa
peduliku? Yang penting aku harus segera bersembunyi dan menghitung-hitung
uangku. Asik…
Di tempat yang gelap, aku
bersembunyi sambil menghitung-hitung penghasilanku. Lumayanlah untuk hari ini. Aku
sungguh puas! Tapi tangan robot wanita itu ada padaku. Hm, sepertinya aku dalam
masalah besar kalau begitu…
Namun tak berapa lama aku
beristirahat di tempat persembunyianku ini, terjadi penyerangan brutal!
Dor dor dor… kuberusaha berlari
dari para gangster itu. Sial, mereka berhasil mendapatkan tempat
persembunyianku ini. Bagaimana ini? Mereka terus menembakiku hingga kutak
berdaya begitu peluru-peluru mereka menyambar kaki dan tanganku. Ku tak bisa
berkutik lagi. Sakit!
Mereka kemudian menghampiriku
sambil terkekeh licik. Aku bagaikan hewan buruan mereka. Kutatap siapa
dalangnya. Sudah kuduga, wanita itu! Dia pasti mau membalaskan dendamnya. Ugh!
Sial!
Para anak buahnya kemudian
menarik tubuhku berdiri. Mereka memegangi kedua tanganku dan menahanku. Aku tak
berdaya dan tertunduk lesu. Mereka berhasil melumpuhkanku. Kupikir mereka sudah
cukup puas berurusan denganku. Paling penutupnya bakal dipukuli atau apa yang
penting mereka segera the end denganku. Aku sudah cukup pasrah untuk itu
asalkan semuanya segera berakhir. Aku sudah menderita dan semoga itu menjadi
pertimbangan untuk mereka segera meninggalkanku sekarat di sini. Tapi ternyata
tidak dan lebih parah daripada dugaanku semula!
Aku tak menduga mereka berani
melakukannya padaku begitu secara perlahan kumendongak. Sebuah katana yang
digunakan oleh seseorang, meluncur kencang ke lenganku yang tertembak!
Kumembelalakkan mataku. Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkk!
Crot! Aaaaaaaaaarrrrrrrrrrrrrrgggggggggggghhhhhhhhhhhhhhhhhh!!!!!!!!!!
Rasa sakit yang mengerikan di luar ambang batasku sebagai manusia biasa. Mereka
melakukannya tanpa segan dan berpikir panjang. Hati mereka sudah kesetanan
hingga tak memikirkan bagaimana nasibku dengan tangan yang terpotong. Wanita
bengis itu pun tersenyum puas sudah membalaskan dendamnya. Rasa sakit ini membuatku gila!
Lalu, apakah mereka sudah puas
mencincang-cincang tubuhku? Kejutan yang lainnya pun menyusul. Kejutan yang akan
mengubah hidupku untuk selamanya…
0 komentar:
Posting Komentar