hm sekarang mainnya tinggal senin-jumat, mungkin karena uda mo habis kali ye. makanya nonton di yutub si ga ada jadwalnya, asal ada sinyal. bisa gak ya novel epik kolosalku difilmkan kayak ashoka dkk? eh kok aku liat episod terbarunya tinggal 20-an menit ya kan awal2nya 40-an menit. duh tamba pendek getu mungkin karna itulah ashoka mainnya jadi sependek itu. ending twist di tiap episod nya juga keren neh, selalu diambil adegan yang klimaks agar orang penasaran nonton episod berikutnya. kayak di episod lalu tuh siamak dilempari belati ama sushima di situ aku merasa ada yang missing eh rupanya di episod ini kayak diulas awalannya jadi gak bingung napa tiba2 sushima lempari siamak pake belati itu. begitu rupanya. pinter juga ya crew film ini bikin ending twistnya. jadi aku dapat pelajaran tiap pergantian episod mungkin bagusnya aku niru2 dikit gaya ending nya ashoka getu. jadi orang kayak merasa alur endingnya kayak ada yang missing, eh rupanya alur selengkapnya disembunyikan di episod berikutnya. doain ya novel horor n epik kolosalku cepat kelarnya n moga best seller karna aku belajar sana-sini dari film2...
Sinopsis Ashoka Samrat episode 11 by Sally Diandra.
Masih diruang sidang, Maharaja Bindusara memutuskan agar kedua anaknya
Sushima dan Siamak saling berkompetisi adu ketangkasan pedang, Ratu Noor
memberikan dukungan pada anaknya Siamak, kemudian mereka berdua Sushima
dan Siamak berjalan agak menengah untuk mengambil tempat, setelah ada
aba aba dari salah satu pendeta kerajaan, Sushima dan Siamak saling
beradu ketangkasan pedang satu sama lain, Sushima dengan sombongnya
hanya menggunakan satu tangan sementara Siamak menggunakan kedua
tangannya menyerang Sushima, walaupun tubuh dan usianya yang masih kecil
namun kemampuan Siamak tidak bisa dianggap sebelah mata karena beberapa
kali Sushima berusaha menahan serangan Siamak hingga akhirnya Siamak
berhasil menjatuhkan pedang Sushima.
Semua yang
hadir disana terkesan dengan ketangkasan Siamak tidak terkecuali Ratu
Noor dan Maharaja Bindusara. Namun sayangnya Sushima tidak terima
dirinya dikalahkan begitu saja oleh adik tirinya yang masih kecil ini,
Sushima segera mengambil belati yang telah dibawanya sedari tadi
dipinggangnya dan melemparkannya ke arah Siamak, untungnya Siamak mampu
mengelak serangan belati Sushima dengan cepat, tiba tiba belati yang
dilempar oleh Sushima tadi dipegang oleh seorang anak yang berdiri
dibelakang Siamak yang mengenakan sebuah topeng, semua yang hadir disana
terkejut melihat kehadiran anak bertopeng ini “Cukup untuk hari ini !”
Maharaja Bindusara segera menghentikan kompetisi tersebut “Sushima,
sebelum kamu menggunakan senjata ini, kamu seharusnya tahu apa
konsekwensinya” Acharaya menasehati Sushima, Sushima mencoba menahan
amarahnya.
“Nampaknya
Ratu Charumitra tidak memberitahu pada anaknya tentang peraturan dalam
sebuah pertandingan, Sushima telah menyerang anakku” ujar Ratu Noor
sambil melirik sinis kearah Ratu Charumitra “Mereka berdua adalah
saudara, jangan buat mereka jadi saling bermusuhan, lihat aku dan
Justin, aku ingin Sushima dan Siamak mengikuti kebersamaan yang aku
miliki bersama Justin” ujar Bindu sambil melirik ke arah Justin, Justin
hanya tersenyum, begitu pula Helena hanya memandangi kedua anaknya itu
“Sushima, kamu harus menjadi Samrat yang baik, kamu harus menjadi orang
yang baik dan menjadi orang yang baik itu harus bisa mengontrol emosi,
kemarahan adalah musuhmu, hal itu bisa membuat kamu kehilangan kontrol”
Sushima hanya diam saja sambil terus menahan amarahnya
“Sekarang,
pertunjukkan bisa dimulai” tak lama kemudian datanglah tiga anak
bertopeng, anak bertopeng yang memegang belati Sushima juga masih disana
“Kami datang untuk mencari Samrat dari Vanraj tapi inilah Samrat yang
sesungguhnya, jika kami tidak memberikan hiburan maka kami akan dipukul
!” ujar anak anak bertopeng itu, namun secara diam diam anak bertopeng
pemegang belati tadi pergi menyelinap kebelakang secara diam diam,
ketika melihat diruangan itu banyak makanan, anak bertopeng itu sangat
senang dan bermaksud ingin mengambilnya, tiba tiba salah seorang
prajurit menghentikannya “Hei ! Kamu tidak boleh makan disini, bukannya
kamu seharusnya bergabung dengan teman temanmu ?” prajurit mendorong
anak bertopeng pembawa belati tadi ke tengah ruangan untuk bergabung
dengan anak bertopeng yang lain.
Salah satu anak
bertopeng yang melihat anak bertopeng itu berkata “Kami datang kesini
cuma bertiga, bagaimana bisa menjadi empat, kamu datang dari mana ?”
anak bertopeng tadi hanya diam saja, kemudian ketiga anak bertopeng
mulai melakukan hiburannya dengan melompat, kemudian teman temannya
bergabung dan mereka melakukan aksi lucu lucuan dengan saling
menjatuhkan diri satu sama lain sambil bermain bola bola ditangan
mereka, semua yang hadir disana merasa terhibur dan tertawa termasuk
Bindusara. Anak bertopeng pemegang belati yang sedari tadi hanya diam
saja memperhatikan mereka, tiba tiba ikut bergabung dengan ketiga anak
bertopeng itu, kemudian dia memainkan lempar bola dengan sangat lihai,
tidak ada satupun bola yang jatuh, Bindusara terkesan melihatnya.
Dharma
yang sedari tadi melihat aksi anak anak ini juga terkesan dengan
permainan anak anak ini sambil menutupi wajahnya. Semua orang menikmati
permainan bola tangkap anak bertopeng itu “Permainan bagus seperti itu
hanya bisa dilakukan oleh satu orang saja yaitu Samrat dari Vanraj
Ashoka” ujar salah seorang anak bertopeng. Ashoka yang sedari tadi
memakai topeng menghentikan permainan bola tangkapnya “Permainan yang
bagus !” puji Bindusara, hiburanpun berakhir dan Ashoka meninggalkan
ruang sidang.
Ashoka yang masih memakai topeng
masuk ke dapur kerajaan, Ashoka teringat ketika dirinya mengatakan pada
teman temannya yang bekerja diistal kuda bahwa dia akan membawakan
mereka makanan dari istana, belum sempat Ashoka mengambil makanan
makanan itu, tiba tiba Sushima memegang bahunya dari belakang, ketika
Ashoka menoleh, Sushima segera membuka topeng yang dikenakan Ashoka dan
terkejut ketika mengetahui bahwa anak bertopeng itu adalah Ashoka.
Sushima segera membawa Ashoka keruang sidang, untuk dihadapkan pada
ayahnya “Ayah, selama ini ayah telah menghormati anak ini, menyuruhnya
untuk duduk dikudamu tapi apa yang telah aku dapatkan saat ini, aku
telah menangkap basah anak ini ketika dia sedang mencuri makanan didapur
!” ujar Sushima marah “Apakah kamu mencuri makanan ?”, “Ya, itu betul,
Samrat tapi aku memikirkan tentang seseorang yang terpaksa mencuri
makanan, aku memberikan makanan di istal kuda dimana kuda saja tidak mau
memakannya, kemudian aku juga tahu bahwa ada 56 pelayan diistana ini,
maka hatikupun tergerak, anda boleh saja memberikan hukuman padaku tapi
tolong katakan padaku apa masalahnya ? Apakah ini adalah masalah rakyat
jelata yang terpaksa mencuri makanan atau masalah Samrat yang tidak bisa
memberikan makanan yang layak untuk para pekerjanya ?” Acharaya
tersenyum dan berkata “Yang dikatakannya benar, Samrat” sesaat Bindusara
menatap Ashoka tajam “Rupanya aku telah melewati untuk memberikan semua
anak anak pekerja ini makan makanan istana” Ashoka tersenyum dengan
senyuman khasnya “Siapa anak ini ?” Charumitra mulai penasaran “Seorang
anak yang telah mengalahkan anakmu di pertandingan kemarin” ujar Noor
dengan senyuman sinisnya, Charumitra merasa kesal.
Ditempat
Bal Govin disekap, Bal Govin berusaha melarikan diri dari ikatan yang
dibuat oleh pria misterius itu, dengan perasaan yang panik dan was was
Bal Govin mulai membuka tali yang mengikat tubuhnya, ketika sudah
terbuka, tiba tiba saja dirinya jatuh diruangan yang gelap dan kotor
itu, Bal Govin segera melarikan diri dari sana.
Sementara
itu, Ashoka hendak pulang ke istal kuda dengan membawa makanan istana
untuk teman temannya, tiba tiba saja dia melihat semak semak
disampingnya bergerak gerak, saat itu hari sudah malam jadi Ashoka tidak
bisa melihat dengan jelas “Hey ! Siapa itu yang disana ?” teriak
Ashoka, tidak ada jawaban dari balik semak semak, Ashoka segera
menghampiri dan dilihatnya Bal Govin sedang bersembunyi dibalik semak
semak sambil menatapnya ketakutan “Bal Govin, apa yang terjadi ?”,
“Selamatkan aku, iblis itu akan membunuhku !” ujar Bal Govin dengan
wajah ketakutan dan gelisah “Jangan khawatir, aku tidak akan membiarkan
apapun yang terjadi pada kamu” Ashoka segera memapah Bal Govin pergi
dari tempat tersebut.
Ashoka membawa Bal Govin
yang terluka itu ke hadapan Maharaja Bindusara diruang sidang, semua
orang yang hadir disana terkejut melihat kedatangan Ashoka, Ashoka
kemudian membaringkan Bal Govin dilantai “Ada apa ini ?” ujar Khurasan
“Ada seorang iblis disini dan ini adalah kenyataan yang sebenarnya” ujar
Ashoka “Iblis ?” Bindusara terkejut “Ada seorang iblis yang suka sekali
membunuh anak anak di Patliputra, iblis ini mengambil anak anak dalam
beberapa hari ini, meskipun dia tidak kembali atau datang ke daerah ini
tapi lihatlah Bal Govin, apa yang telah iblis itu lakukan padanya,
tadinya aku tidak mempercayai kalau ini adalah perbuatan iblis tapi
ketika aku melihat Bal Govin dalam keadaan seperti ini, aku merasa yakin
dia ada disini” ujar Ashoka “Kita sedang menyelidiki permasalahan ini,
kita akan segera tahu tentang hal itu” Guru menimpali ucapan Ashoka,
“Nona, tolong obati anak itu” Dharma segera mendekati Bal Govin,
mengecek kondisinya dan berkata “Iblis itu bisa jadi adalah seorang
manusia”, “Dan iblis itu juga bisa menyerang anak ini lagi” ujar
Acharaya “Khurasan, kamu yang bertanggungjawab pada keselamatan anak
ini” perintah Bindusara, Bal Govin langsung diangkat oleh para prajurit
dan dibawa dari sana “Rakyat mencuri makanan, iblis mengambil anak ini,
makanan kerajaan tidak berarti lagi untukku sekarang, lakukan sesuatu
dengan kekuatan kamu dan tetap mencari tahu tentang iblis ini” perintah
Bindusara pada anak buahnya “Kita seharusnya melakukan sesuatu, seperti
umumkan pada semua orang bahwa siapa saja yang bisa menangkap iblis ini
maka mereka akan mendapatkan hadiah, oleh karena itu semua orang harus
mengumpulkan keberaniannya juga” ujar Acharaya geram, Bindu menyetujui
ucapan Acharaya dan berkata “Kalau begitu buat pengumumman kepada semua
orang bahwa siapapun yang bisa menangkap iblis itu akan mendapatkan
hadiah !” perintah Bindusara “Jika permasalahannya seperti itu maka aku
berjanji aku akan memberikan informasi tentang iblis itu pada anda,
dengan cara ini maka aku akan terbebas dari hukuman anda” Acharaya
tersenyum mendengar ucapan Ashoka.
Ashoka sampai
di istal kuda sambil membawa makanan dari istana untuk teman temannya
“Samrat telah mengirimkan makanan dari istana ini untuk kalian” ujar
Ashoka sambil menunjukkan makanan yang dibawanya sedari tadi “Kalian
benar, ternyata iblis itu ada, Bal Govin telah melarikan diri dari
tempat iblis itu” teman teman Ashoka terperangah “Ini artinya si iblis
itu pasti sangat marah, dia pasti akan membunuh kita sekarang” Ashoka
tersenyum dan berkata “Sekarang iblis itu pasti takut, aku akan
menangkap iblis itu !” teman teman Ashoka tidak percaya “Apakah kamu
tidak takut ?” dengan lantang Ashoka berteriak “Samrat Vanraj tidak akan
takut pada siapapun !” tepat pada saat itu teman teman Ashoka yang
memakai topeng tadi yang datang dari Vann (tempat tinggal Ashoka)
menemuinya, Ashoka sangat sekali melihat kedatangan mereka
“Kalian
seharusnya tidak usah datang kesini” ujar Ashoka “Kami harus menghadapi
banyak masalah untuk bertemu denganmu tapi kami tahu jika ada seseorang
yang melihat kami maka itu akan menjadi masalah untuk kamu, oleh karena
itu kami akan segera pergi dari sini” ujar salah satu teman Ashoka
“Tapi sebentar, pertama kalian harus makan makanan dari istana dulu
bersama aku, bagaimana ?” teman teman Ashoka dari Vann setuju, kemudian
mereka menikmati makanan dari istana bersama sama. Setelah selesai
menikmati makan malam, Ashoka mengantar teman temannya yang datang dari
Vann hingga pintu keluar istal, sepeninggal teman temannya itu Ashoka
mencuci tangannya di kolam air yang berada ditengah tengah istal kuda
kemudian mendekati Gul Bushan dan berkata “Gul Bhusan, kamu tahu, hari
ini adalah hari yang sangat sibuk untukku, apakah kamu pernah melempar
pangeran Sushima dari punggungmu ? Jangan pernah mencoba ya ! Dia itu
jahat ! Aku tidak tahu mengapa dia itu begitu egois ? Dia itu bukan
Samrat, dia tadi hampir saja mau membunuh adiknya sendiri” tiba tiba
terdengar ada suara gaduh dan anginpun bertiup sangat kencang, Ashoka
hanya menatapnya sambil sesekali memejamkan matanya, Gul Bhushan gelisah
sambil meringkik ketakutan
“Gul Bhushan, aku
tidak takut ! Samrat Vanraj tidak takut pada siapapun !” ujar Ashoka
bangga tiba tiba Ashoka mendengar ada suara aneh dan ketika berbalik
menghadap ke Gul Bhushan lagi, dari arah belakang ada seseorang yang
menutup kepala Ashoka dengan kain hitam, orang itu adalah iblis yang
menculik Bal Govin, sang iblis segera membawa Ashoka dari tempat
tersebut” Gul Bhushan meringkik ketakutan, sementara teman teman Ashoka
sedang bersiap siap untuk tidur, sedangkan Ashoka dibawa oleh iblis itu
ketempat rahasianya, sang iblis mengikat Ashoka persis dimana dirinya
mengikat Bal Govin yaitu pada sebuah pilar, tak lama kemudian sang iblis
datang menemuinya dan membuka kain penutup kepala Ashoka, Ashoka
terkejut ketika melihat didepannya sudah berdiri sang iblis “Hari ini
kamu tidak akan selamat !”, “Tidak hari ini !” ujar Ashoka lantang, tiba
tiba sang iblis mengambil sebuah besi yang telah dipanaskan di api dan
mulai menyakiti Ashoka dengan besi panas tadi, Ashoka berteriak menahan
sakit, tubuhnyapun terluka.
Sementara Acharaya
ada dikamarnya, Acharaya sedang menulis sesuatu, tiba tiba ketika
Acharaya sedang memandang keluar jendela, dilihatnya singa yang biasanya
menandakan keberadaan masa depan Magadha yaitu Ashoka, Acharaya sangat
kaget ketika melihat singa yang merupakan jelmaan Chandragupta (kakek
Ashoka / ayah Bindusara) terlihat sangat khawatir, Acharaya segera
menghentikan aktifitas menulisnya dan melangkah kearah jendela sambil
terus melihat singa tersebut “Apa yang akan terjadi ini ?” tepat pada
saat itu Radhagupta menemui Acharaya “Acharaya, Maharaja Bindusara
menginginkan kehadiranmu disidang” Acharaya mulai khawatir akan sesuatu.
Keesokan harinya, teman teman Ashoka yang
bekerja diistal kuda bangun dari tidur mereka “Teman teman, Gul Bhushan
meringkik terus sejak tadi malam” ujar salah seorang anak tersebut,
mereka kemudian membahas soal Bal Govin “Ashoka tidak penah percaya pada
kita sebelumnya bahwa iblis itu benar benar ada !” kemudian salah
seorang anak menyadari kalau Ashoka tidak ada bersama mereka “Dimana
Ashoka ?” tepat pada saat itu Acharaya menemui anak anak tersebut
diistal kuda dan berkata “Ashoka tidak ada disini rupanya ?”, “Mungkin
dia pergi untuk mencari iblis itu” ujar salah seorang anak “Tapi mengapa
Gul Bhushan terus meringkik ketakutan ?” Acharaya merasa ada yang tidak
beres dengan teriakan kuda Maharaja “Kami tidak tahu” tiba tiba salah
seorang anak menemukan sebuah gelang yang tergeletak ditanah dan
menunjukkan pada Acharaya, Acharaya memperhatikan gelang itu kemudian
memperhatikan jejak ditanah yang menunjukkan ada seseorang yang diseret
sampai keluar pintu istal kuda.
Dharma masih
mengobati Bal Govin disebuah kamar, Bal Govin mulai siuman “Apakah kamu
sudah merasa baikkan sekarang ?” Bal Govin berteriak ketakutan “Tolong
selamatkan aku ! Selamatkan aku !” Dharma panik “Tidal ada siapa siapa
disini, jangan khawatir” tepat pada saat itu beberapa prajurit menemui
Dharma dan berkata “Samrat memerintahkan pada kami untuk membawa anak
ini ke ruang sidang”
Diruang sidang, Bindu
bertanya pada Khurasan “Panglima Khurasan, mengapa kamu tidak
memberitahu padaku tentang iblis ini ?”, “Saat itu kamu sedang sakit
jadi aku pikir aku akan menangkap iblis ini sendirian” jawab Khurasan
kalem “Aku ingin bertanya padamu bagaimana caranya menyelamatkan anak
anak ini ? Iblis itu telah menculik Bal Govin dari istal kuda kerajaan
dan orang orang kamu tidak melakukan apa apa” tepat pada saat itu
Sushima datang keruang sidang dan duduk dikursinya, Bindu kurang suka
dengan kedatangan Sushima yang datang begitu saja seenak hatinya
“Sushima, disini kamu bukan anakku dengan mendatangi ruang sidang
seenaknya saja, kamu seharusnnya datang keruang sidang pada saat yang
tepat” ujar Bindusara, para prajurit datang keruang sidang sambil
memapah Bal Govin
“Bal Govin, sekarang kamu
aman, kami ingin menangkap iblis itu secepat mungkin, apakah kamu bisa
menceritakan pada kami tentang iblis ini ? Apakah kamu ingat dimana
tempatnya ?” Bal Govin teringat bagaimana iblis itu menyiksa dirinya dan
tiba tiba saja terjatuh tidak sadarkan diri, Dharma segera mendekati
Bal Govin dan berkata “Mental anak ini belum siap untuk memberikan
kesaksian, Samrat ... berikan dia waktu hingga saatnya nanti dia siap”
Khurasan kurang suka dengan pendapat Dharma “Kita tidak mempunyai banyak
waktu karena anak anak yang lain dalam keadaan bahaya !”
Acharaya
datang keruang sidang bersama Radhagupta dan berkata “Itu memang benar !
Bal Govin memang belum sembuh benar, aku meminta padamu untuk
mengirimkannya ke rumah pengobatan” Bindusara menyetujui pendapat
Acharaya, Dharma segera membawa Bal Govin yang digotong oleh para
prajurit keluar dari ruang sidang. Sepeninggal Dharma dan Bal Govin,
Acharaya berkata “Saat ini iblis itu telah menculik lagi seorang anak
dan nama anak itu adalah Ashoka” Bindu kaget kemudian dirinya teringat
ketika Ashoka memenangkan pertandingan lari dan terjatuh dipelukkannya,
ketika dirinya mengobati kaki Ashoka yang terluka, bagaimana mereka
berdua naik kuda bersama sama “Kita harus segera mengambil keputusan
secepatnya karena nyawa Ashoka dalam keadaan bahaya” Bindusara segera
memerintahkan pasukannya untuk mencari Ashoka bagaimanapun caranya... Sinopsis Ashoka Samrat episode 12 by Sally Diandra.
http://sinopsisashokasamrat.blogspot.com/2015/05/sinopsis-ashoka-samrat-episode-11-by.html
0 komentar:
Posting Komentar