aku baru pulang neh ada acara halal bi halalnya lante travel umroh jadinya baru bisa berguru ama ashoka sore2. tahu nih napa tiap main lagunya tumhe2 tuh yang slow, eh malah silent/mute adegannya. padahal lagunya bagus tuh. aku ga hanya belajar soal gaya ending per episod aja tapi juga mempelajari plot twist, kan banyak tuh plot ashoka yang suka nipu2 kan? misalnya waktu episod banyak2 tuh, subahu kan di pertandingan tuh dy kena sial pertama kalinya eh tahu2nya endingnya malah juara 3 dan dikira menyerah saat final. kena tipu deh penontonnya. aku mo belajar nipu2 pembaca melalui plot twist, terutama dalam plot novel hororku tuh aku usahakan banyak plot twistnya, ga mudah ketebak. pembaca bisa nebak ini tapi endingnya ternyata itu. doain ya moga novelku yang mengandung banyak plot twist dan jebakan ini menghibur dan bisa diterima penerbit mayor. amin! btw, didoain dulu moga cepet kelar baru deh dikirim ke mayor publishing, moga bisa edar di gramed. amin! yuk, klik dulu episod ini neh sambil makan2...
Sinopsis Ashoka Samrat episode 12. Charumitra
sedang menjalani ritual sihir ketika dia mendengar suara berisik di
luar kamarnya. Dia memanggil pelayan dan bertanya ada apa. Pelayan
memberitahu Charu kalau para prajurit sedang memperketat keamanan
istana. Charumitra bertanya, "kenapa?" Pelayan berkata kalau iblis telah
membawa Ashok, dan tidak ada yang tahu apakah Ashok selamat atau tidak.
Charumitra berguman, "Ashok?"
Bindusara sedang
duduk termenung di kamarnya ketika Dharma datang dan memberitahu Bindu
kalau sudah saatnya mengambil obat. Bindu tanpa di suruh membaringkan
tubuh di ranjang. Dharma mengoleskan obat ke lukanya sambil bertanya,
"kenapa keamanan di perketat? Apakah ada masalah? Anda juga tampak
tegang." Bindu memberitahu dharma kalau ada iblis berkeliaran di
Patliputra. Binatang itu mengambil anak-anak dan membawanya pergi, "jika
musuh dari luar tidak sulit menangkapnya, tapi musuh dari dalam, sangat
sulit untuk mencari tahu." Bindu memberitahu Dharma kalau kemarin malam
iblis itu membawa pergi Ashok. Dharma terkesima dan langsung panik,
"Ashok?" Bindusara berkata kalau dirinya merasa tidak tenang karena
Ashok, "entah mengapa aku merasa bertanggung jawab atas apa yang menimpa
Ashok." Dharma sangat sedih, tubuhnya bergetar karena panik, beberapa
kali ia menyebut nama Ashoka. Dharma teringat bagaimana dia memasrahkan
keselamatan Ashok pada Chanakya. Tanpa memikirkan yang lain-lain lagi,
Dharma segera berpamitan pada Bindusara dan pergi meninggalkannya.
Bindusara menatap kepergian Dharma dengan heran..
Di
sebuah tempat yang misterius, Ashok terikat pada sebuah pilar.
Berkali-kali Ashok mengeliatkan tubuh berusaha untuk melepaskan diri.
Tapi ikatan itu sepertinya sangat kuat. Iblis menghampiri Ashok dan
berkata, "kau berjanji akan membuat aku tertangkap, karena itu aku
menculikmu." Ashok tanpa gentar berkata, "ini adalah kebodohan anda."
Iblis memberitahu Ashok kalau tidak ada seorangpun yang bisa pergi dari
tempatnya setelah tertangkap. Ashok mengejek Iblis dengan mengatakan
kalau dia tidak cukup kuat. Iblis berkata kalau Ashok bukan apa-apa
dihadapan dirinya. Ashok tertawa mengejek dan menantang Iblis, "buka
ikatanku, dan kita lihat siapa yang lebih kuat." Mendengar tantangan
Ashok, Iblis marah, dia mencabuk tubuh Ashok tanpa ampun. Ashok
mengerang sambil mengatupkan gigi untuk menahan kesakitan.
Di
istana, Dharma mencari Chanakya di kamarnya. Tapi kamar itu lenggang,
tak ada tanda-tanda kehidupan. Dharma memanggil Chanaknya, karena tak
ada jawaban, Dharma bergegas pergi.
Di tempat
misterius, iblis masih terus mencambuki tubuh Ashoka. Disela-sela
usahanya menahan rasa sakit, Ashoka masih bisa tertawa mengejek, "aku
tidak kesakitan. Kekuatanmu cuma segitu?" Iblis terus mencambuki Ashok.
Ashok kembali tertawa dan mengejek, "coba lihatlah tanganmu, kalau-kalau
terluka." Iblis melihat tangannya dan dengan geram membuang cambuk di
tangan. Melihat itu Ashok tertawa. Iblis melihat kayu runcing tak jauh
darinya. Dia seperti mendapat ide.
Dharma berlari
kesana kemari mencari Chanakya. Dharma juga bertanya pada siapa saja
dia temui. Tentara yang di tanya mengatakan dia melihat Chanakya keluar.
dharma segera berlari kearah yang ditunjuk tentara.
Iblis
mengambil kayu runcing itu dan menusuk perut Ashoka. Ashoka nyengir
kesakitan. Iblis berkata kalau Ashok bukan apa-apa di depannya. Ashok
kembali tertawa dan mengejek, "kau lebih cocok menjadi penghibur
daripada binatang buas. Aku merasa inggin tertawa merasakan siksaanmu
ini."
Dharma masih berusaha menemukan Chanakya.
Saat bertemu pendeta, dia bertanya padanya, begitu pula saat berpapasan
dengan dayang-dayang. Tapi baik pendeta ataupun para dayang, tak
seorangpun yang bisa memberitahu Dharma akan keberadaan Chanakya.
Di
ejek Ashok begitu rupa lagi, iblis membuang tongkatnya dan membungkuk
untuk mengambil cambuk yang tadi di lemparnya ke lantai. Kesempatan itu
di gunakan Ashok untuk membuka ikatan tanganya. Ashok berhasil. Sebelum
iblis berdiri tegak, Ashok sudah menyerangnya. Perkelahian sengitpun
terjadi. Keduanya saling hantam dan saling dorong. Kalau di lihat dari
postur tubuh, tentu saja jagoan kita kalah body. Tapi tekad Ashok untuk
mengalahkan iblis sangat besar. Karena itu dia tetap berusaha
menjatuhkan iblis. Sayangnya, tenaganya yang kecil tidak cukup kuat
untuk mengalahkan Beast. Hingga pada suatu kesempatan, iblis berhasil
mendorong tubuh Ashok hingga kepalanya membentur tiang. Sambil memegangi
keningnya, tubuh Ashok mengelosor jatuh. Pingsan.
Dharma
dengan putus asa duduk didepan mandir, berdoa pada dewa Syiwa agar
menyelamatkan anaknya, "aku selalu menyebarkan mengabarkan kedamaian,
aku tidak pernah menyakiti siapapun. Aku tidak pernah mengeluhkan
nasibku. Aku menerima apapun yang kau berikan padaku. Tak pernah
bertanya apapun padamu. Tapi hari ini, aku ingin bertanya, kenapa kau
lakukan ini padaku dan anakku? Aku tidak pernah menginginkan Ashok
menjadi Samrat. Lalu kenapa semua ini terjadi? Aku tidak pernah meminta
apapun dari mu. Tapi hari ini aku menginginkan kehidupannya, selamatkan
dia, selamatkan Ashokku. Jika terjai sesuatu pada Ashok, aku akan mulai
tidak percaya padamu." Sambil berdoa Dharma menangis tersedu-sedu.
Ashok
masih terduduk pingsan ketika iblis dengan sebuah pisau di tangan siap
menghabisi nyawanya. Tapi sebelum iblis mengangkat senjata seseorang
yang tubuhnya terbalut kain muncul dan menghentikannya. Beast segera
membalikan badan menatap sosok tubuh itu. Si empunya tubuh menyibakkan
kain yang menutupinya, terlihatlah wajah Charumitra. Dengan wajah
menahan marah, Charumitra mendekati Beast dan menamparnya dengan keras
sampai topengnya terlepas dan memperlihatkan wajah Sushim. Sushim
melotot menatap Charu. Sekali lagi Charu menampar pipi Sushim sambil
berkata, "aku sudah memintamu agar tidak melakukan sesuatu yang akan
menempatkan dirimu dalam masalah. Tapi kau bawa anak itu kesini, anak
yang membuat ayahmu terkesan. Sekarang seluruh kekuatan di kerahkan
untuk menemukan Ashok. mereka akan menangkapmu dan kau akan mendapat
hukuman mati. Sebelum ada yang menemukamu, habisi anak ini dan segera
pergi dari sini." Charu kemudian menghampiri Ashok dan mengoleskan
sesuatu kematanya. Charu berkata kalau untuk sementara Ashok akan
kehilangan penglihatannya, "aku akan kembali ke istana sehingga tak
seorangpun meragukan dirimu." Charu meninggalkan gua misterius itu.
Sushim mendekati Ashok dan membungkuk hendak mengambil senjatanya ketika
Ashok memukulnya dengan sebuah pot. Sushim segera terjatuh dan pingsan.
Ashok berdiri, dia heran ketika matanya tidak bisa melihat apa-apa.
Ashok mengosok matanya dengan kedua tangan, tapi tetap saja
penglihatanya tidak kembali. Dengan susah payah dan sambil meraba-raba
Ashok menemukan pintu yang segera di dorongnya hingga terbuka. Ashokpun
berhasil keluar dari tempat misterius itu.
Di
sebuah keramaian, beberapa orang rajurit sedang berdiskusi dengan
temannya. Ketika Ashok sambil meraba-raba layaknya orang buta membuat
keributan setelah menabrak sekumpulan tifa. Mendengar keributan itu,
prajurit menoleh, saat di lihatnya Ashok mereka segera berlari mendekat
dan membantunya berdiri. Ashok meminta prajurit membawanya menghadap
Samrat.
Ashok berdiri di depan Bindusara yang
duduk gagah di tahta, dan Chanakya yang duduk di kursi menteri. Melihat
Ashok memejamkan mata dan tak bisa melihat apa-apa Bindu bertanya,
"kalau kau tak bisa melihat, bagaimana kau akan membawa prajurit ke
tempat misterius itu?" Ashok menjawab kalau seperti orang buta mengingat
jalan, seperti itu pula dia akan membawa prajurit ketempat itu. Bersama
Khurasan dan Achari Chanakya, Ashok pergi ke tempat misterius itu
dengan mata tertutup. Saat dia mendengar suara kambing mengembik, Ashok
yakin kalau dia berada di jalur yang tepat. Ashok menunjuk sebuah jalan,
semua orang terkejut. Guru (Perdana menteri) mengatakan kalau itu
adalah jalan menuju ke... Chanakya menyela dengan mengatakan kalau
mereka tidak punya waktu untuk meragui Ashok. Ashok melanjutkan
langkahnya dan semua orang mengikutinya dengan rasa penasaran. Ashok
membawa mereka kesebuah rumah, Perdana menteri mengatakan kalau itu
adalah rumah tabib istana. Chanakya mengajak mereka semua masuk kedalam.
Dalam rumah itu terlihat rapi dengan perabotan tertata apik. Ashok
berkata kalau dia yakin tempat misterius itu ada di sekitar sini. Ashok
terus meraba-raba dan tersentuh sebuah lemari. Dengan perasaannya yang
peka, ashok meminta prajurit memindahkan lemari itu. Ketika lemari itu
di bawa pergi, tanpaklah sebuah pintu di belakangnya. Semua terkejut.
Tanpa pikir panjang lagi, mereka lalu membuka pintu itu dan masuk
kedalamnya. Sebagian besar dari mereka terbelalak kaget melihat tempat
misterius yang di terangi cahaya obor itu. Sesosok tubu htergeletak
ditanah dengan mengenakan kostum dan topeng iblis. Khurasan mendekati
sosok itu dan membuka topengnya, semua terkejut melihat wajah tabib
kerajaan. Guru (perdana menteri) berkata dengan prihatin kalau tabib
bunuh diri karena takut tertangkap. Khurasan menyahut, "setidaknya
misteri di balik penculikan itu sudah terungkap." Semua terlihat puas,
hanya Achari Chanakya yang terlihat sangsi. Prajurit melapor kalau
mereka menemukan banyak anak-anak di sekap di tempat itu. Kondisi mereka
sangat buruk. Khurasan menyuruh mereka membawa anak-anak itu ke tabib.
Dharma
masih berdoa di depan mandir Syiwa ketika mendengar seorang parjurit
memberitahu temannya kalau Asshok sudah di selamatkan dan iblis yang
menangkapnya sudah mati. Dharma memanjatkan puji syukur pada dewa. Dia
lalu terpikir untuk menemui Ashok. Chanakya menghalangi jalanya. Dharma
berkata kalau dirinya ingin menemui Ashok dan Achari tidak boleh
menghentikan dirinya. Chanakya menyahut, "karena itu aku membawanya
kemari. Anda bisa tinggal dengan Ashok..tidak sebagai ibu, tapi sebagai
tabib." Setelah berkata begitu, Chanakya meninggalkan tempat itu. Dharma
segera berlari menghampiri Ashok yang terbaring di tempat tidur dengan
mata tertutup kain. Dharma dengan sedih duduk di samping ashok dan
menyentuh tubuhnya. Ashok merasakan sentuhan itu dan memanggil, "ma?"
Dharma mengatakan kalau dirinya tabib. Ashok tidak peduli, dia meraih
jemari Dharma dan menggenggamnya. Dharma dengan gesit melepas genggaman
Ashok dan mulai meracik obat sambil menangis. Ashok berkata kalau iblis
itu telah bunuh diri, "sekarang anak-anak Patliputra aman." Sambil
menahan tangis, Dharma merawat Ashok. Dia mengganti perban di matanya
dengan ramuan baru. Ashok terlihat tenang. Dharma membelai Ashok penuh
kasih sayang. Airmatanya terus meleleh laksana air hujan. Tiba-tiba
terdengar pengumuman kalau Samrat Bindusara datang. Dengan cepat Dharma
berdiri, menghapus airmata dan menarik selendang untuk menutupi
wajahnya. Dia berdiri kaku di samping permbaringan Ashok ketika
Bindusara datang dan berkata, "samrat vanraj, kau telah memenuhi janjimu
menangkap iblis itu." Mendengar suara Samrat, Ashok bangun dari
berbaringnya, ketika akan turun dari tempat tidur, Ashok sempoyongan dan
hampir jatuh. Refleks Dharma dan Bindusara berlari untuk menolongnya.
Berdua mereka memegangi tubuh Ashok dan membantunya berdiri tegak.
Chanaka amelihat kejadian itu dari tempatnya berdiri sambil menghela
nafas. Bindu mengeluarkan sekantong koin dan menyerahkannya pada Ashok
sebagai hadiah. Ashok mengembalikan koin-koin itu tanpa memegangnya
sambil berkata, "ambillah kembali koin itu Samrat, sebagai bayaran denda
saya pada anda seperti yang seharusnya. Sekarang antara kita sudah
jelas." Samrat Bindusara tersenyum kagum, "ya antara kita sudah jelas.
Kau bebas sekarang. kau bisa pergi darai sini tapi setelah mendapatkan
perawatan." Ashok mengangguk senang. Bindu membelai kepala Ashok lalu
beranjak pergi tanpa berkata apa-apa lagi.
Ashok
terbangun dengan rasa haus. Dia menyentuh tekaknya yang terasa kering
dan meminta air.Tak ada yang datang melayaninya. Ashok berteriak
memanggil ibunya, "Ma.." Di luar, Dharma mendengar panggilan Ashok, tapi
tidak bisa beruat apa-apa, sambil menangis dia berkata, 'Bhagwan, ibu
Ashok bersamanya, tapi dia tidak bisa melayaninya. Kenapa kau hukum kami
seperti ini?" Ashok turun dari tempat tidur dan berjalan sambil
meraba-raba. Bal Ghavin datang menyodorkan segelas air pada Ashok sambil
berkata, "aku Bal Ghovin." Ashok menepuk lengan Bal Ghovin dengan
gembira, "temanku Bal Ghovin?" Bal Ghovin membantu Ashok duduk di tepi
tempat tidur. Ashok meminum air yang di berikan Bal Ghovin di iringi
tatapan haru darinya. Bal Ghovin berkata, "tak ada yang pernah
memanggilku teman, Ashok." Ashok menjawab, "aku berbeda..karena aku
Samrat Vanraj.." Bal Ghovin tersenyum dan menegaskan kalau Ashok adalah
temannya. Bal berkata Ashok sangat cerdas, karena itu dia bebas dari
hukuman Samrat. Ashok juga berkata kalau suatu saat Bal Ghovin juga akan
mendapat kesempatan yang sama untuk membebaskan diri dari bekerja di
istal. Bal Ghovin teringat perkataan Helena kalau dirinya mau memberi
informasi tentang Ashok, maka helena akan membebaskan Bal. Teringat
janji Helena itu, Bal Ghovin berkata pada Ashok, "jika engkau tinggal di
sini, maka saya punya kesempatan bebas?" Ashok bertanya, "apa?" bal
Ghavin meralat kata-katanya dengan berkata kalau Ashok tinggal, maka
ashok bisa membantunya. Ashok mengangguk setuju. Kedua teman itu saling
berjabatan tangan.
Pagi harinya, sambil
memandikan kuda, Bal Ghovin bicara sendiri. Dia bingung harus
menyampaikan apa pada Helena perihal Ashok. Tiba-tiba dia teringat
pembicaraan Ashok dan Gul Bushan malam itu, kalau Ashok akan pergi
menemui ibunya di istana. Bal Ghovin berniat memberitahu Helena tentang
hal ini. Tapi Bal Ghovin berpikir lagi, Ashok adalah temannya, bagaimana
mungkin dia menjerumuskan Ashok? Apa yang akan di lakukan helena kalau
tahu tentang ibu Ashok? Semua anak punya ibu.
Di
klinik, Dharma membuka perban Ashok. Ashok berkata pada Dharma kalau dia
sangat merindukan ibunya. Ashok bilang ibunya juga merawat orang-orang.
Setelah perban terlepas, Dharma mengusap mata Ashok. Cepat Ashok meraih
tangan Dharma dan menggenggamnya. Dharma tak sanggup menarik tangannya.
Ashok berkata, "terima kasih. Anda merawatku persis seperti ibuku
memperlakukan aku dulu." Dharma kemudian membuka perban di mata Ashok.
Ashok mencoba mengedip-ngedipkan matanya. Dia berkata kalau dirinya
tidak bisa melihat, pandanganya kabur. Dharma menjadi sangat cemas,
"bagaimana mungkin?" Dia menarik Ashok pergi kedepan Jendela yang
terdapat banyak cahaya. Ashok masih terus berkata kalau pandanganya
kabur sambil beranjak pergi dari depan jendela. Ashok memanggil-manggil
ibunya. Dharma megikutinya dengan cemas. Dia menguncang-guncang tubuh
Ashok sambil bertanya bagaimana bisa dia tak melihat apa-apa? Ashok
membalikkan badannya menatap Dharma, menatap langsung kewajahnya. Dengan
lembut dia membuka kerudung Dharma lalu menyentuh wajahnya sambil
berkata, "engkau tidak memperdulikan aku yang kesakitan, karena itu aku
pura-pura tidak melihat." Mendengar kata-kata Ashok, Dharma menangis
haru. Ashokpun ikut menangis, lalu memeluk ibunya dengan penuh
kerinduan. Dharma balas memeluk Ashok dengan penuh kasih sayang. Kedua
ibu dan anak itupun bertangisan. Setelah pelukan terlepas, Ashok
memprotes Dharma karena tidak memberitahu dirinya kalau dia juga ada di
istana. Ashok teringat kejadian yang berhubungan dengan wanita bercadar.
Ashok baru sadar kalau wanita bercadar yang di lihatnya di beberapa
tempat termasuk di pengadilan waktu itu adalah Dharma. Ashok bertanya,
"mengapa anda menyembunyikan sesuatu dari aku, ma? Apakah anda berada
dalam tekanan brahmana tua itu? Jangan kuatir, ma. Samrat telah
membebaskan aku. Kita akan pergi dari sini. Ayo ma, kita pergi!" Ashok
menarik Dharma mengajaknya pergi. Tapi Dharma tak mau ikut. Ashok
menoleh pada Dharma dengan tatapan sedih. Dharma menggeleng dan
melepaskan tanganya dari genggaman Ashok. Ashok menghampiri Dharma
sambil berkata, "orang-orang di sini tidak baik, ma. Ini bukan tempat
kita!" Dharma menggeleng, "aku telah berjanji pada Achari Chanakya, aku
tidak bis a pergi dari sini." Ashok kaget, "Apa? Kenapa? dia yang
bertanggung jawab untuk semua masalah yang kualami." Dharma mengingatkan
Ashok kalau dia pernah berjanji akan mendengarkan apapun kata Chanakya.
Ashok dengan kesal berkata, "Achari Chanakya! Aku akan bicara padanya.
Samrat sudah membebaskan aku. Tidak ada yang lebih berkuasa lebih dari
samrat." Setelah berkata begitu, Ashok pergi meninggalkan Dharma, tanpa
peduli panggilan Dharma .
Bindusara sedang
latihan mengangkat gada ketika Chanakya menemuinya. Melihat Chanakya,
Bindu segera meletakkan gadanya dan memberi salam. Chanakya mengangkat
tangan memberkati Bindu. Chanakya senang melihat Bindu latihan. Bindu
melihat wajah Chanakya yang muram dan bertanya, "anda terlihat
khawatir?" Chanakya membenarkan, menurutnya selama penyerang Bindusara
belum tertangkap, selama itu pula dia akan di cekam kehawatiran. Bindu
menyuruh orang pergi, hingga tinggal dirinya dan Chanakya. Bindu berkata
kalau dirinya merasa tidak nyaman mengetahui ada iblis berkeliaran
secara terang-terangan tapi menteri-menterinya tidak berbuat apa-apa.
Bindu merasa kalau dia tidak ada apa-apanya di bandingkan samrat
chandragupta. Chanakya menyahut bahkan setelah begitu banyak masalah,
begitu banyak konspirasi, Bindu masih bisa menyatukan orang-orangnya,
"ini menunjukan kalau anda raja besar." Bindu merasa Chandragupta selalu
mendampinginya. Tiba-tiba terdengar suara Sushim membentak para
pelayan. Bindu dan Chanakya sama-sama menoleh ke arah datangya suara.
Melihat itu bindu meminta Chanakya agar membimbing anak-anaknya terutama
Sushim, "aku tidak tahu apakah dia bisa menjadi Samrat yang baik karena
dia sangat pemarah. Aku tidak ingin diliputi rasa bersalah karena tidak
bisa memberikan Samrat yang baik untuk Magadha." Bindu meminta Chanakya
berjanji untuk menemukan samrat yang baik untuk Magadha. Chanakya
mengangguk, "aku berjanji aku akan memberikan samrat yang hebat untuk
Magadha setelah dirimu. Banyak masalah yang datang, aku merasa kita
sebaiknya melakukan upacara puja pada Mahashivrati untuk mendapatkan
perdamaian." Bindu berkata kalau dirinya menurut saja apa kata Chanakya.
Ashok
sedang menunggu Chanakya di kamarnya sambil berjalan hilir mudik dengan
gelisah. Chanakya datang. Ashok menatapnya tanpa gentar. Chanakya balas
memandang Ashok dengan rasa ingin tahu. Ashok berkata kalau dirinya
akan meninggalkan Patliputra karena hukumannya sudah selesai dan
Chanakya tidak bisa menghentikan dirinya, "tapi anda telah membuat ibuku
berjanji untuk tinggal.." Chanakya bertanya di mana Ashok bertemu
ibunya? Ashok dengan nada mencela balik bertanya, "..apa yang membuat
anda berpikir bisa menjaga ibuku jauh dariku? Aku melihatnya di istana.
Aku sudah bertemu dia. Sudah bicara denganya. Dan lagi aku juga sudah
menangkap iblis, dan dia sudah mati. Samrat membebaskan aku." Chanakya
dengan rasa inggin tahu balik bertanya, "apa yang membuatmu berpikir
kalau iblis sudah mati?" Ashok mengingatkan Chanakya kalau mereka semua
melihat tubuh tabib di sana, "dia sudah mati!" Chanakya bertanya lagi,
"lalu kenapa ia tidak bunuh diri dengan meminum racun? Kenapa dia bunuh
diri dengan menggunakan senjata?" Ashok sedikit bingung, "aku hanya tahu
tubuh iblis di temukan di sana." Chanakya berkata, "saat Samrat di
serang di hutan, kau juga ada disana dengan alat memanah. Tapi kau bukan
penyerangnya kan?" Ashok dengan curiga berkata, "sepertinya anda ingin
aku tinggal di sini dengan cara apapun. Ini tidak akan berhasil, aku
tetap akan pergi bersama ibuku." Chanakya dengan kalem berkata, "kalau
kau pikir iblis itu sudah mati, maka kau boleh pergi. Aku tidak akan
menghentikanmu. Tetapi yang sebenarnya, iblis itu masih hidup. Dan
menunggu untuk membunuh anak-anak lainya." Mendengar kata-kata Chanakya,
Ashok terlihat tercengang.... Sinopsis Ashoka Samrat episode 13
0 komentar:
Posting Komentar