kemaren ga nonton n posting ashoka, soalnya kemaren dulunya tuh kebanyakan jadi aku libur aja deh di puasa syawal keduaku kemaren. btw ngomongin soal duga-menduga! aku dah duga sih awalnya kalo siamak tuh anaknya justin hanya prakiraan aja aku ga nyangka kalo beneren hehe. n sebenarnya si awalnya aku menduga si iblis itu justin pelakunya. tapi kemudian aku berubah pikiran, ah napa juga si justin lakuin itu, kurang kerjaan amat deh. dy kan dah gede. hanya karna liat matanya yang kelabu, tapi kan memang mata orang india getu. lalu dugaanku jatuh ama susima karna kan mamanya tu ahli sihir suka nyantet kanan kiri, kan anaknya juga pasti getu. rupanya aku bener kan. ne ceritanya bener2 bagus n penuh pemikiran bagaimana canakya buat ashoka cari tahu ndiri bagaimana ayahnya bagaimana mendekatkan mereka dengan buat dy penasaran. lalu kupikir2 juga tuh siamak, dy campuran yunani n khurasan yang sama2 jahatnya, kok bisa ngelahirin anak sebaik itu sih? kirain dy murni anaknya bindusara makanya dy bae getu...
Sinopsis Ashoka Samrat episode 17 by Jonathan Bay.
Di hadapan semua orang achari Chanakya membeberkan yang sebenarnya,
"kebenarannya adalah ketidakadilan itu terjadi pada Ashok. Ini bukan hukuman,
tapi kekejaman..." Bindu melihat luka di punggung Ashok dengan hati perih. Charu
terlihat putus asa. Chanakya masih terus bicara untuk Ashok. Sushim menunduk
ketakutan. Ashok membalikkan badan. Bindusara dengan gusar menanyai Sushim,
"mengapa kau menyembunyikan semua ini dariku Sushim?" Sushim menjawab dengan
gugup kalau Ashok menghina dirinya. Bindu berkata, "lalu kau pukul dia hingga
seperti ini? Mengapa kau tidak mengatakannya padaku?" Sushim hendak membela
diri, tapi Bindu dengan suara tegas menyuruh Sushim meminta maaf pada Ashok.
Semua orang terkejut. Ratu noor tersenyum mengejek. Sushim kaget, "a..apa?"
Bindu kembali berkata, "minta maaf pada Ashok!" Charu dengan binggung menyela,
"tidak Samrat, apa yang kau katakan?" Bindu menatap Charumitra dengan tajam,
"ratu Charumitra, anakmu menyembunyikan kebenaran dariku dan ini seperti
mencurangi aku. Kalau achari chanakya tidak memberitahuku tentang hal itu maka
aku akan melakukan ketidakadilan. Sushim telah mempermalukan aku. Jika dia tidak
maaf pada Ashok. Maka aku yang akan meminta maaf padanya." Untuk yang terakhir
kali, Bindu menyuruh Sushim meminta maaf pada Ashok. Sushim terlihat enggan dan
hanyut dalam kemarahan. Tapi rasa takut pada Bindu mengalahkan rasa takutnya.
Sushim menatap Charu meminta dukungan. Charu mengangguk dengan sedih. Ratu Noor
meyerigai senang. Ashok melirik Sushim yang berdiri disampingnya. Di saat
bersamaan Sushim sedang menatapnya dengan marah. Lalu dengan sangat terpaksa,
Sushim menyatukan tanganya di dada sambil berkata, "maafkan aku Ashok." Semua
orang melihat dengan tatapan prihatin pada Sushim. Justin tersenyum melihat Noor
menyerigai puas. Bindu memperingatkan Sushim kalau mulai sekarang dia tak ingin
mendengar tentang kekejamannya lagi. Setelah itu dia menyuruh Sushim pergi dari
hadapannya. Sebelum pergi, Sushim menyempatkan diri menatap Ashok dengan tatapan
begis, lalu dengan geram meninggalkan ruang pengadilan. Ashok melirik Chanakya
dan tersenyum. Chanakya mengangguk.
Di kandang kuda, anak-anak mengelu-elukan
Ashok, "hidup samrat vanraj!" sambil membopong tubuh Ashok. Ashok tersenyum dan
turun dari bopongan teman-temannya. Bal Ghovin berkata, "kau rela di persalahkan
demi menyelamatkan kami semua. Kau pria sejati, Ashok." Anak-anak yang lain juga
ikut memuji Ashok dan mengucapkan terima kasih. Mereka yakin mulai sekarang
Sushim tidak akan menyiksa mereka lagi. Ashok tersenyum. Mereka semua juga
tertawa sambil mengelu-elukan Ashok lagi. Tiba-tiba muncul beberapa orang
prajurit menemui Ashok, memberitahu kalau Bindusara memanggilnya. Ashok terlihat
bingung, anak-anak menjadi cemas.
Ashok menemui Bindu di ruang tahta. Mereka hanya berdua. Bindu
berkata, "kau bisa mengeluh tentang Sushim padaku, tetapi tidak kau lakukan.
Kenapa?" Dengan kalem Ashok menyahut, "bagaimana mungkin aku mengeluh tentang
seorang anak pada ayahnya, samrat?" Bindu mengatakan kalau dirinya adalah raja
dulu, baru ayah, "mengapa kau tidak mengatakan apa-apa di pengadilan?" Ashok
menjawab, "anda selalu baik padaku. Ketika aku melihat kepercayaan dimata anda
untuk Sushim, aku tidak mau merusak kepercayaan anda dengan mengatakan yang
sebenarnya." Bindu ingin minta maaf pada Ashok karena apa yang telah di lakukan
Sushim. Ashok melarangnya, "tidak, Samrat, tidak baik bagi seorang samrat
meminta maaf dari seorang pelayan." kata Ashok dengan nada memohon. Samrat
tersenyum, "bukan pada pelayan,...ini adalah permintaan maaf dari seorang samrat
pada samrat lainnya." Ashok tersenyum, "kita sama-sama samrat. Sehingga kita
adalah teman. Sesama teman tidak perlu ada maaf." Bindu bertanya, "jadi.. maukah
kau menjadi temanku?" Bindu mengulurkan tanganya. Ashok tertawa, "aku akan
melakukannya dan tidak akan mengecewakan anda." Ashok menyambut tangan samrat,
keduanya saling berjabatan tangan dan tertawa bahagia. Chanakya menyaksikan
semua itu sambil tersenyum haru.
Di daerah kekuasaan Nikator, seorang utusan dari Magadha
datang, dengan tatapan waspada dia menunjukan logo singa pada seorang petugas.
Petugas itu menatap kiri kanan dengan waspada juga, setelah itu dia mengajak si
utusan pergi bersamanya menemui Nikator. Pada Nikator utusan itu mengatakan
kalau dirinya membawa pesan dari ratu Helena.
Charu sedang meliliti sebuah boneka dengan benang ketika Sushim
datang menemuinya. Charu mengingatkan Sushim agar menyelamatkan masa depannya,
"sudah kubilang kalau ayahmu tidak pernah mencintaiku, tidak pernah
memfavoritkan aku. Hari ini, telah terukti kalau keadilan lebih penting baginya
daripada anaknya sendiri. Kalau kau tidak bisa menjadi samrat, maka kau harus
merebutnya. Kau harus menjadi seseorang yang layak menjadi samrat. Mengenai
Ashok, aku akan melemparnya keluar sebentar lagi." Sushim tersenyum senang dan
memeluk Charumitra yang balas memeluknya sambil meremas boneka kecil di tanganya
dengan tatapan kejam.
Dharma menemui Bindusara untuk meminta maaf karena telah bicara
dengan nada tinggi padanya. Bindu menyahut, "tidak. Karena dirimu aku bisa
melakukan keadilan. Aku yang marah padamu, karena itu aku yang minta maaf
padamu." Dharma berkata kalau tidak baik bagi seorang samrat meminta maaf pada
pelayan. Bindu tersenyum, "ashok mengatakan hal yang sama." Dharma terkejut,
"anda juga meminta maaf padanya?" Bindu menjawab, "ya. Aku telah melihat banyak
bakat Ashok beberapa hari ini. Dia gemilang. Aku ingin dia belajar banyak hal.
Aku akan mendaftarkannya di sekolah kerajaan." Mendengar rencana Bindusara,
dharma terlihat cemas, karena itu artinya akan ada banyak masalah untuk
Ashok.
Utusan yang menyampaikan pesan pada Nikator telah kembali, dia
mengembalikan kuda ke kandang. Pelayan yang memata-matainya menjadi heran,
karena utusan itu pergi keluar dengan kuda berwarna putih, tapi kembali dengan
kuda berwarna hitam. Pelayan melaporkan penemuannya itu pada Chanakya. Di depan
radhagupta dan Nirjara Chanakya mengungkapkan kerisauannya, "Ratu Helena
mengirim surat pada Nikator, itu artinya dia sedang merencanakan sesuatu."
Radhagupta mengangguk setuju. Pada Nirjara Chanakya memberi perintah agar dia
selalu mengawasi Ashok, "jangan sampai dia terlibat masalah."
Utusan menemui Helena dan menyerahkan surat balasan dari
Nikator. Helena membaca surat itu dan tersenyum gembira. Helena tahu kalau
Chanakya memata-matai nya karena itu dia menggunakan sandi saat menyampaikan
pesannya. Helena memberitahu Justin kalau Nikator ingin menemui mereka.
Dharma memberitahu Chanakya kalau Bindusara akan mengirim Ashok
ke sekolah kerajaan. Chanakya setuju dengan keputusan Bindu, "ini keputusan yang
hebat. Ashok akan belajar banyak hal di sana." Dharma berkata kalau dirinya
sangat senang Ashok pergi ke sekolah, "tapi disana dia akan belajar olah
keprajuritan. Saya ingin Ashok bekerja untuk perdamaian, bukan kekerasan."
Chanakya bertanya, "apa yang anda maksud dengan perdamaian? orang-orang
berencana untuk menentang dirinya dan dia diam saja? Apakah menurut anda, Ashok
harus diam saja melihat segala ketidakadilan ini? Di sekolah nanti, dia akan
belajar bagaimana menghentikan ketidakadilan. Ini hak Ashok. Biarkan dia pergi
kesana."
Keesokan harinya, Bindu memberitahu perdana menteri kalau
dirinya telah mengambil keputusan untuk mendaftarkan Ashok di sekolah kerajaan,
"Magadha akan mendapatkan seorang prajurit hebat." Perdana menteri terlihat
keberatan, "kita bahkan tidak tahu keluarga Ashok, latar belakangnya, kastanya.
Lalu bagaimana kita bisa mendaftarkan dia ke sekolah kerajaan?" Chanakya
menyela, "bagaimana latar belakang keluarga bisa di kaitkan dengan masalah
pendidikan? Setiap anak punya hak untuk belajar dan ini tidak ada hubungannya
dengan asuhan." Bindu setuju dengan Chanakya, "anda benar, achari. Saya memberi
anda tanggungjawab untuk mengirim Ashok kesana. Anda akan mengurus segala
sesuatunya." Chanakya mengangguk dan berkata kalau dirinya suah menyiapkan
segalanya untuk Ashok.
Helena lewat di depan Aula kerajaan, dia melihat Bindu,
Chanakya dan perdana menteri yang sedang diskusi, dia menghampiri mereka. Bindu
tersenyum menyambut Helena. PM memberi hormat hingga membungkuk. Hanya Chanakya
yang terlihat sedikit tegang. Helena menyapa dan bertanya apa yang mereka
diskusikan. Bindu dengan gembira memberitahu Helena kalau dirinya akan mengirim
Ashok pergi kesekolah kerajaan. Helena dengan heran berkata, "tapi Ashok kerja
di kandang kuda." Semua tertegun mendengar kata-kata Helena, begitu juga
Chanakya. Tiba-tiba sebuah ide cemerlang terlintas di benak chanakya. Dia memuji
Helena di depan Bindu karena telah memberinya ide, "Maharaj, kenapa tidak
memberi Ashok nama baru? Semua orang memangil dia penjaga kuda. Di sekolah
anak-anak akan mengejeknya kemudian Ashok akan merasa sedih karena dia tidak
berasal dari keluarga kerajaan. Mengapa tidak membuat Ashok terlihat seperti
anak-anak keluarga kerajaan? Memberinya pakaian kerajaan dan menyuruhnya tinggal
di istana?" PM dan Helena tertegun mendengar ide Chanakya. Bindu terlihat
berpikir sebentar lalu menganguk-angguk sambil tertawa gembira, "ide ini sangat
bagus, achari." Chanakya turut tersenyum. Lalu dia menoleh kearah Helena yang
terlihat kesal. Dalam hati Helena berkata, "..segera dia akan membuat Ashok
duduk disinggasana, tapi aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi."
Trio maut sedang berkonspirasi, Guru, Justin dan Helena. Mereka
sedang berencana akan keluar dari istana untuk menemui Nikator. Detail
rencanapun di buat. Dengan mengenakan jubah agar tak ada yang mengenali, Helena
dan Justin keluar dari istana melalui pintu rahasia yang ada di kamar Helena. Di
luar pintu rahasia itu, Guru sudah menunggu. Bertiga mereka berjalan menyusuri
lorong menuju istana Nikator. Nikator menyambut Helena dan Justin dengan senang
hati. Dia berkata, "Helena, kalau kau meragukan achari Chanakya dan Ashok, maka
itu akan menjadi masalah. Katakan, apa yang kau inginkan." Helena mengatakan
kalau dirinya ingin chanakya dan Ashok di singkirkan dari istana, "aku punya
rencana yang akan membuat samrat bindusara percaya kalau Achari berencana
menjadikan Ashok sebagai Samrat berikutnya. Dengan begitu, samrat bindusara akan
menganggap mereka sebagai penipu dan akan memberi mereka hukuman mati." Justin
berkata kalau Chanakya sangat cerdik, "dia tidak akan membiarkan kita sukses."
Nikator tersenyum tipis, "kalian tidak akan memainkan game ini sendirian. Aku
memiliki seseorang yang akan melakukan tugas ini. ia adalah seseorang yang
sangat membenci Achari Chanakya. Chanakya telah menipu dan mengalahkannya, kini
dia akan punya kesempatan untuk balas dendam. Itu dia..!" Nikator menunjuk ke
arah gerbang, di mana seorang pria dengan langkah panjang-panjang berjalan
kearah mereka. Helena dan Justin serta Guru dengan penasaran menoleh kearah pria
itu. Saat pria itu tiba di depan Nikator, dia memberi salam... Nikator
memperkenalkan ia pada Helena dan Justin, "dia..Bhutprov Mahamatre Rakhasa, dia
mengenal Chanakya dengan sangat baik." Justin dengan heran bertanya, "Mahamatre?
Aku tidak pernah mendengar namanya." Guru memberitahu Justin kalau semua itu
karena politik Chanakya, "di masa Dinasti Chana Nand dia adalah perdana menteri.
Tetapi ketika Dinasti Maurya muncul dengan Rajanya Chandragupta Maurya yang di
bantu achari, Rakhasa hendak dijadikan perdana menteri. Tapi Chanakya
mencuranginya dan hanya menjadikan dia penjabat pengadilan saja. Mahamatre
merasa terhina dan meninggalkan Magadha. Lalu beliau membangun kekuatan dan kini
siap untuk membalas dendam."
Rakhasa berkata kalau dirinya akan membuat Chanakya
kalah, "pertama kita harus mengirim pasuka ke Patliputra." Justin berkata kalau
keamanan Patliputra sangat ketat. Rakhasa mengatakan kalau Guru yang akan
melakukan itu. Guru mengangguk dan membayangkan kalau dirinya akan memberikan
stempel kerajan pada beberapa prajurit Nikator agar bisa masuk ke patliputra.
Rakhasa berkata kalau prajurit-prajurit itu akan menaruh berbagai jenis herbal
ke dalam danau yang di gunakan sebagai sumber air minum. Sehingga yang meminum
airnya akan jatuh sakit, "mereka tidak akan mati, tapi akan membuat kekacauan.
Chanakya akan menyelidiki danau itu dan menemukan penyebabnya. Dia akan mencari
pelakunya. Lalu prajurit akan memberi informasi tentang surat yang mengatakan
kalau orang Yunani berencana menyerang Magadha.." Nikator melanjutkan, "lalu
achari Chanakya akan memberitahu Bindu. Bindu akan marah, dan perang internal
akan berlangsung dalam kota. Chanakya akan menyarankan agar Bindu mengirim
utusan ke Yunani. Dan aku akan berkata kalau aku tidak punya rencana untuk
menyerang Patliputra. Aku datang hanya untuk menemui putriku saja. Lalu Helena
akan membisiki Bindu bahwa Chanakya ingin agar dia bertengkar dengan
keluarganya..." Helena menyahut, "aku yang akan melakukan itu. Sebab Bindu
sangat bodoh, dia menganggap aku sebagai Yasodha." Justin berkata kalau
Bindusara sangat mempercayai Chanakya, "apa jadi dengan achari Chanakya?"
Rakhasa berkata kalau mereka akan membuat Ashok memiliki herbal itu sehingga
Bindu akan menganggap dia pengkhianat. Justin yang akan meletakkan herbal itu
bersama barang-barang Ashok, lalu mengirim pembunuh untuk menyerang Bindusara.
Bindu akan menangkap pembunuh itu dan si pembunuh akan mengatakan kalau Chanakya
yang mengutusnya untuk membunuh Bindu sehingga Ashok bisa jadi samrat. Helena
berkata kalau dirinya yang akan mengisi kepala Bindu agar melawan Chanakya.
Rakhasa berkata kalau setelah itu Bindu akan mengirim orang untuk menyelidiki
chanakya dan menemukan bukti yang menentang Chanakya. Mereka akan meletakan
surat palsu di kamar Chanakya yang menyatakan kalau Chanakya bersekongkol dengan
orang kalinga untuk menjadikan Ashok sebagai samrat dan menggulingkan Bindusara.
Justi menyerigai senang, "lalu Chanakya dan Ashok akan mendapat hukuman mati
karena mencoba membunuh samrat Bindusara."
Semua mengangguk puas dengan rencana
yang mereka buat. Rakhasa berpesan agar mereka semua mengikuti rencana kata per
kata karena kesalahan sekecil apapun akan menghancurkan keseluruhan rencana...
Sinopsis Ashoka Samrat episode 18
0 komentar:
Posting Komentar