nonton ASHOKA versi india tiap pagi sambil sarapan dan bersihkan kamar. nunggu di tv jam setenga 10 malam tu pun dah ngantuk cus krisna lama amat mainnya. ashoka n joda hanya main 1 kali aja :'( padahal lagi seru2nya. krisna kayaknya 3 kali mainnya :'( jadi bobo2 dulu ampe main ashoka :'( cus ga suka ama krisna. mamaku juga ampe kesel ama krisna moga cepet habis ya. mama tu doyan amatlah ama ashoka. teneng aja, ntar novel epik kolosalku kuusahakan sekeren ASHOKA! duh, kepedeannya dah kayak ashoka ya...
Sinopsis Ashoka Samrat episode 8. Helena sedang berdiri di depan jendela dengan wajah sedih. Justin menghampirinya dan dengan rasa heran bertanya, "ada
apa ibu? Kenapa menangis?" Helena memberitahu Justin kalau dirinya
baaru 16 tahun ketika ayahnya, Nikator di kalahkan oleh Chandragupta
Maurya. Dan untuk perdamaian, Nikator mengorbankan Helena dengan
menikahkannya dengan Chandragupta tanpa bertanya apakah dia mau menikahi
chandragupta atau tidak, "bagi Samrat Chandragupta aku adalah piala
kemenangan, dan tetap menyandang status itu sampai akhir hayatnya.
Ayahku dan suamiku tidak mmenghormatiku, tapi aku punya harapan dari
anakku, tapi sekarang kupikir dia tidak lagi menghormatiku. Dia tidak
akan membalas dendam atas apapun yang terjadi padaku." Sambil berkata
begitu Helena menangis dan jatuh terduduk di kursi. Justi bergegas
menghampirinya dan berkata, "ibu, aku berjanji padamu, saatnya akan tiba
untuk kita memerintah mereka." Mendengar itu, Helena tersenyum.
Persiapan
untuk pergike Patliputra sudah di mulai. Semua orang sibuk bersiap.
Chanakya dan Radhagupta sedang berbincang-bincang. Radhagupta berkata,
"anda menyelamatkan Ashok tapi dia kabur begitu saja."
Chanakya menyahut, "sangat susah untuk memahami dia." Tiba-tiba
terdengar suara Ashok menyela, "sangat susah juga untuk membahami anda."
Chankay dan Radhagupta menoleh kearah datangnya suara. Mereka menemukan
Ashok sedang duduk diatas lemari dengan santainya. Melihat itu,
Chanakya berdiri sambil bersendekap sambil mengamati Ashok. Ashok balas
menatap Chankay dengan tatapan lugunya sambil berkata, "dengan panah itu
anda bisa terbunuh, tapi untuk membuktikan kalau aku tidak bersalah,
anda membahayakan hidup anda. Kenapa? Apa hubungan kita? Aku ini apa
anda?" Chanakya dengan diplomatis menjawab, "aku hanya mebela yang
benar, anakku." dengan nada menyesal, Ashok berkata, "...kini
aku harus melayani Samrat Bindusara." Chanakay balas berkata, "kau
menghina prajurit karena itu mendapat hukuman." Ashok menjawab dengan
ringan kalau dia melakukan itu semua juga karena chankya, "anda
kembalikan ibuku dan aku akan pergi dari sini." Chanakya mencegah,
"tidak. Kau harus dengan kami ke Patliputra." Ashok menyahut, "aku akan
pergi kesana ketika aku menjadi samrat." Chanakya menatapnya dengan
tatapan yang susah untuk di mengerti. Dharma datang. Chankya yang
mendengar bunyi gelang kakinya segera menoleh. Dharma memandang kearah
mana Cahankya dan Radahgupta menatap sebelum menoleh padanya. Dia
terkejut melihat Ashok duduk diatas lemari, "Ashok!" Ashok pun tertegun
melihat Dharma, matanya berbinar-binar penuh bahagia. Dharma menghampiri
Ashok dan menyuruhnya turun. Ashok masihh tertagun. Dharma memintanya
turun sekali lagi. Lalu dengan gesit Ashok meloncat turun dari atas
lemari dan mendarat tepat di depan Dharma. Dengan penuh haru ibu dan
anak itu saling berpelukan. Chanakya yang melihat itu ikut terharu.
Sambil melepas pelukannya, Dharma berkata, "nak, mulai sekarang kau
harus mendengarkan perinta Achari." Ashok menuding kearah Chanakya
dengan tatapan menuduh, "dia memaksamu mengatakan ini, bu?" Dharma
menjawab, "tidak, nak. Bagiku keselamatanmu adalah yang paling penting.
Aku telah memberinya tanggungjawab atasmu. Seseorang yang dapat
menempatkan hidupnya dalam bahaya demi dirimu akan membuatmu menjadi
orang hebat... ~Ashok hendak membantah, tapi Dharma tidak memberinya
kesempatan~ Dia memikirkan dirimu dan Magadha saja. Berjanjilah padaku,
Ashok. Kau akan menuruti semua perinta Achari. Berjanjilah!" Dharma
mengulurkan tanganya. Ashok menatapnya lama sekali. Dharma menunggu
dengan tangan menggantung di udara. Tak tega menolak permintaan ibunya,
Ashok kemudian menggenggam tangan Dharma dan berjanji kalau dia akan
menuruti apapun yang diminta Dharma, "keinginamu adalah perintah bagiku.
Tugasku adalah mengikuti kata-katamu. Saya akan melakukan apapun yang
kau suruh. Tapi... apakah aku tidak bisa berkata tidak pada Achari
selamanya?" Dharma tersenyum, "ketika kau bingung saat menegakan
keadilan, turutilah kata hatimu." Dharma melepas genggaman tangan Ashok
dan pergi meninggalkanya dengan wajah sedih. Ashok mengejarnya, tapi
Radhagupta menarik tanganya. Ashok menatap radhagupta dengan garang.
tapi saat melihat Chanakya, tatapannya meredup. Dan dia tanpa di
perintah melangkah mendekat. Chanakya memberitahu Ashok kalau ibunya
akan datang ke Patliputra juga. Ashok terlihat senang. Chankaya
melanjutkan kalimatnya, "tapi kau tidak akan bertemu denganya. Kau juga
tidak boleh memberitahu siapapun tentang dia. Kau tidak punya hubungan
apapun denganya. Ashok dengan sedih berteriak memanggil ibunya, 'ma..!"
Dharma menghentikan langkahnya mendengar panggilan Ashok dan menangis
sedih. Ashokpun menangis.Dharma menguatkan dirinya, dia menghapus
airmatanya dan bergegas pergi dasri sana.
Akhirnya
rombongan Bindusara tiba di Patliputra. Sepanjang perjalana, rakyat
mengelu-elukan rajanya. Ashok dan Dhrma meski dalam barisan berbeda
terlihat berjalan dalam rombongan itu. Noor dan Helena duduk diatas
tandu. Sesekali mereka mengintip keluar melihat keriuhan massa. Di
istana, ratu Charumitra menyambut rombongan Samrat. Achari Chanakya
turun dari kudanya dan menyentuh tanah Patliputra sasmbil berkata kalau bertahun-tahun lalu dia berjanji akan hidup demi tanah ini, "hari ini, aku membawa seseorang yang akan menjagamu." Di belakangnya, Ashok memasuki istana berdampingan dengan radhagupta. radha megingatkan Ashok kalau dia bukan samrat di sini, tapi tahanan. Ashok dengan penuh percaya diri menyahut, "bagaimana kalau aku segera menjadi samrat di sini?" menengar itu, Radhagupta hanya tersenyum penuh arti.
Dharma
bersama para dayang memasuki gerbang istana. Dia lewat di samping
Chanakya tapi tidak menyadari keberadaanya. Chanakya menegurnya, "apakah
anda tidak suka berada di sini, dewi?" Dharma memberitahu kalau
bertahun-tahun dirinya melindungii Ashok dari semua ini, "saya tidak
tahu apakah saya melakukan hal benar atau salah, Achari. Tapi saya tidak
ingin keputusan ini menjadi kesalahan terbesar saya." Tanpa menunggu
sahutan Chanakya, Dharma bergegas melangkah pergi.
Ratu
Charumitra melakukan arti untuk menyambut Bindusara. Smeua menanti
dengans abar hingga upacara selesai. Ratu Noor terlihat kesal. Dharma
yang menyaksikan upacara itu terlihat cemas. Charumitra sendiri terlihat
bahagia. Setelah arti selesai, charumitra berkata kalau dirinya sangat
senang Samrat sudah kembali, apalagi dia terlihat fit dan tiak kurang
suatu apa. Bincusara tersenyum. lalu dia menggandeng Charumitra memasuki
gerbang istana.
Radhagupta membawa Ashok
kekandang kuda. Ashok bertanya mengapa dirinya kesini? Dia memuji kalau
kuda di istal itu bagus-bagus, hanya aja dia tidak tahu, untuk apa dia
di bawa ke kandang. Radha memanggil Yadupati, jurukunci istal. Radha
memberitahu yadupati kalau Ashok akan bekerja di kandang kuda sebagai
hukuman. Ashok kaget, "apa? tapi mereka bau!" Radhagupta berkata kalau
itu adalah tugas ashok untuk membersihkannya. Tanpa pamit, Radhagupta
meninggalkan Ashok.
Yadupati bertanya siapa nama
Ashok. Dengan angkuh Ashok menjawab kalau namanya Samrat. Mendengar
Ashok menyebut namanya, anak-anak yang bekerja di istal menertawakannya.
Yadupati terlihat sabar walaupun sedikit kesal berkata kalau dirinya
akan melihat samrat seperti apa Ashok, dia menyuruh Ashok memberi makan
kuda Gul Busha. Anak-anak
tertegun. Salah seorang anak bernama Bhavin menyela, "tapi Gul Bushan.."
Yadupati menyuruhnya diam. Dia menyuruh anak itu mengantar Ashok
memberi makan kuda Gul Bushan. Ashok mengambil pakan kuda lalau
mendekati kuda putih yang meringkik tegang. Ashok mendekati kuda oitu dari belajkang dan memanggil namanya. Telinga kuda langsung tegak. Ashok berkata kalau Gul Bushan beruntung mendapat makan dari
tangan Samrat masadepan. tanpa peringatan Gul bushan menendang Ashoka
hingga Ashoka terpelanting dan jatuh diatas kotoran kuda. Yadupati dan
semua anak-anak tertawa. hanya anak yang membantu menunjukan kuda Gul Bushan saja
yang terlihat prihatin. Ashok menatap yadupati dan anak-anak yang
menertawakannya. Merasa tertantang, Ashoka mencoba lagi. Kali inipun
sama, Gul bushan menenang Ashoka sampai dia memecahkan kendi air.
Anak-anak bergantian memberitahu Ashok kalau Gul Busha adalah kuda kesayangan Bindusara dan hanya bindusara yang mampu mengendalikannya. Mendengar itu Ashok mendekati Gul Bushan dari
depan. Dia bertanya pad asi kuda apakah Bindu yang menaikinya atau dia
di naiki bindusara? Dengan keangkuhana yang sudah menjadi cirikhasnya,
Ashok berkata kalau suatu saat Gul Bushan akan berada di bawah
kendalinya.
Bindu masuk kekamarnya. Dia melepas
atribut kebesarannya satu persatu dan memberikannya pada pelayan. Dia
kemudian hendak berbaring di tempat tidur. Tapi ketika dia sudah duduk
di tepi ranjang dan hendak menarik badannya, dia menjerit kesakitan.
Dharma mendengar jeritan itu. Cepat-cepat dia berlari menghampiri
samrat. Dharma melihat luka bindu kembali mengeluarkan darah. Dharma
cepat-cepat mengambil obat. Dengan cekatan dia melap darah di perut
Bindu dan mengoleskan obat. Dharma menenangkan Bindu. Bindusara
mengerang kesakitan sambil mencengkeram tangan Dharma. Dharma amenjadi
gugup dan tegang. Sambil menahan sedih, Dharma menahan sakit akibat
cengkeraman tangan Bindu. Cengkeraman itu baru lepas setelah Bindu tidak
lagi merasa sakit.
Setelah tenang, Bindu
menoleh kearah Dharma yang masih menutupi wajahnya dengan kerundung.
Samrat berkata, "kau menyelamatkan nyawa Samrat, kau bisa minta apa
saja...apa saja." Dharma amenyahut, "tinggalkan kekerasan, ikuti jalan
damai." Mendengar kata-kata Dharma, bindu teringat bagaimana Dharmanya
mengatakan kalimaat yang sama berberapa tahun yang lalu. Dengan rasa
ingin tahu, bindusara bertanya, "siapa dirimu?" Dharma dengan gugup
mengatakan kalau namanya "Subhadrangi..." dengan tatapan menerawang
Bindu berkata, "aneh sekali. 14 tahun yang lalu seorang wanita
menyelamatkan ku dan dia mirip denganmu. Kalau aku tidaka melihat
wajahmu di pengadilan, aku pasti menyangkah kau adalah dirinya." Sambil
berkata begitu, Bindusara membayangkan saat-saat bahagia bersama Dharma.
Bindu berguman, "kau tak mungkin Dharma. Dia sudah meninggal beberapa
tahun yang lalu. Di atidak amenyukai kekerasan. Dan aku telah
meninggalkan kekerasan untuknya. Aku samrat, aku berhutang padamu.
Mintalah apapun.." Dharma menolak, dia tak mau meminta apapun. Bindu
kemudian berjanji pad Dharma kalau dirinya akan menyelamatkan hidup
seseorang di masadepan untuk Dharma.
Ratu Noor
datang, Dharma segera menutupi wajahnya rapat-arapat. Noor meminta semua
orang pergi. Setelah hanya berdua dengan Bindu, Noor berkata kalau
setiap kali melihat Dharma, dia merasa tidak suka. Bindu mengatyakan
kalau Dharma menyelamatkan hidupnya. Noor berkata kalau itu sudah
tugasnya, "anda tidak perlu merasa berhutang apapun." Bindu menyela,
"ini aneh, kau marah padanya tapi tidak pernah merasa cemburu pada
Dharma." Mendengar kata-kata Bindu Noor tersenyum di depannya, tapi
melirik geram tanpa setahu Bindu..
Helena
memanggil Bhavin dan menanyainya tentang Ashok, apakah ashok ada bicara?
Bhavin menjawab, "ya". helena dengan antusia bertanya, "dengan siapa?
Bhavin menjawab dengan Gul bhusan. Helena bertanya siapa Gul Bhusan?
Bhavin mengatakan kalau Gul Bhusan adalah kuda Samrat. Helena berkata
kalau dia bisa membebaskan Bhavin, tapi dengan syarat dia harus mencari
informasi secara detail tentang Ashok. untuk itu Bhavin harus menjadi
temannya, menanyakan misinya, dan mencari tahu apa hubungan Ashok dan
Chanakya. Setelah mendengar perintah Helena secara detail, Bhavin pergi.
Sepeninggal Bhavin, Helena berkata pada Justin, kalau sampai Bhavin
tidak melakukan apa yang mereka suruh, mereka akan menghabisinya.
Ashok
dan Bhavin tidur di depan kandang kuda. Bhavin sudah nyenyak tertidur.
Tapi Ashok tidak dapat tidur karena bau. Ashok memanggil Bhavin, tapi
Bhavin tidak terbangun akhirnya Ashok mengusir sepi dengan bicara pada
Gul Bushan. Pada Gul Bushan, Ashok mengadu kalau Chanakya menjebaknya
dengan denda yang sangat banyak sehingga dia harus membayar sepanjang
denda itu spenajang hidupnya, tapi dia akan berupaya untuk melarikan
diri dari tempat ini, "Gul Bhusan, aku tahu kau ingin bebas juga,
katakan yang sebenarnya, apakah kau tidak merasa sesak nafas di sini?"
Ashok berkata kalau ibunya berkata.... Ashok tak mampu melanjutkan
kalimatnya, dia terlihat sedih dan memanggil Dharma dengan penuh
kerinduan, "ma..." Di tempatnya, Dharma melihat bulan dan merasakan
kerinduan yanag sama seperti yang di rasakan Ashok. Dharma hanya bisa
menangis sedih. Di istal Ashok memanggil Dharma dan berniat
menemukannya. Ashok pamitan pada Gul BHusan, dan melarangnya memberitahu
siapapun kalau ada yang bertanya. Dengan mengendap-endap Ashok pergi
dari istal. Bhavin terbangun dan melihat ashok keluar dengan pandangan
curiga.
Ashok menyelinap kedalam istana. Dia
mencoba menemukan Dharma. Karena bingung, Ashok berputar-putara dan
tanpa sengaja menyengol obor hingga terjatuh. Prajurit muncul
meneriakinya. Ashok kabur dari sana sambil berguman kalau prajurit-
prajurit itu tak punya kerjaan selain mengejar dirinya. Ashok masuk ke
ruang singgasana. Dia melihat tahta dan terpesona. Ashok mendekati
tahta. Prajuroit datang. Ashok segera berlari ke belakang singgasana.
Setelah prajurit pergi, Ashok merangkak keluar dari persembunyiannya.
Chanakya dari tempat tersembunyi melihat Ashok merangkak dari belakang
Singgasana persis seperti seekor singa yang pernah hadir dalam mimpinya
dulu. Ashok berdiri di hadapan tehta dengan gagah. Dia menoleh
kebelakang lalau duduk diatas tahta sambil bicara sendiri. Ashok
berkata, "aku Samrat Vanraj memberi perintah agar Gul Bhusan di
bebaskan. Aku menyuruh kalian menangkap Achari Chanakya dan mengharuskan
dia membayar denda deng meminum Kadha buatan ibuku." Mendengar itu
Chanakya tersenuyum. Radhagupta muncul di belakangnya dan bertanya,
"apakah anda melihat samrta masadepan?" Chanakya mengangguk, "ya. Tapi
Ashok masih jauh dari tujuan yang ingin di raihnya. Aku berdoa pada dewa
semoga aku bisa melihat dia menjadi Samrat." Di atas tahtanya Ashok
sedang bergaya laksana seorang samrat yang sedang mendengarkan kasus di
pengadilan. Melihat itu Chanakya berpikir dengan mata berkaca-kaca
menahan haru, "aku telah memenuhi janjiku pada Samrat Chandragupta
untuk menemukan Samrat bagi Magadha. Sekarang aku akan menunggu hari
penobatan ketika Ashok menjadi samrat. Sekarang masadepan Magadha ada di
tangan yang aman."
Dharma sedang membuat
ramuan di kamarnya ketika dia mendengar para prajurit ribut hendak
menangkap anak kecil. Dharma langsung menduga kalau mereka akan
menangkap Ashok. Tanpa pikir panjang, Dharma segera berlari keluar. Dia
melihat prajurit hilir mudik. Dan ada Khorasan juga. Melihan Khorasan
Dharma menghentikan langkahnya. Dharma lupa tidak membawa selendang.
Khorasan menoleh, dia terkejut... Dharma terlihat tegang.... Sinopsis Ashoka Samrat episode 9
0 komentar:
Posting Komentar