hm ashoka semakin seru aja yah! sayangnya, kedua novel epik kolosalku mengalami kebuntuan, mau cari di internet dulu soal budaya dan kearifan lokal setting nusantara aja zaman kerajaan, hm susah ya? karna ceritaku perang2, ya harus cari tahu juga tentang strategi peperangan zaman itu, pokoke dibalut ama hasil ideologis ndiri deh! jadinya aku fokus aja dulu ama keempat hororku deh. gene, aku tuh malas banget deh baca kalo dah judul horor pake poconglah, kuntilanaklah dsb. bagiku dah mainstream bangetlah! di novel2 hororku ga pake sosok begituanlah, cus aku nemu terobosan seram yang baru. pst, masih rahasialah! aku nemu hole di horor2 mainstream itu, kenapa tiap hantu perempuan harus panjang rambutnya dan disebut kuntilanak semua? padahal kunti kan khusus tuk hantu yang matinya dalam keadaan hamil. terus apa mua hantu harus jadi pocong? kan yang non muslim gak pake kafan. begitu pemikiranku, jadi selain fiksi aku mikirin juga akar2nya, hingga terciptalah horor yang antimainstream di benakku itu...
Sinopsis Ashoka Samrat episode 19 by Jonathan Bay.
Chanakya dan Radhagupta menemui petugas yang mengurus izin masuk ke
Patliputra. Chanakya pura-pura bertanya tentang daftar beberapa orang, petugas
langsung tegang dan bingung. Dia membolak-balik buku yang ada di tanganya
samabil sesekali menatap Chanakya. Chanakya memberi isyarat pada Radhagupta.
Rahagupta maju untuk menunjukan sebuah buku dan surat izin masuk pada si
petugas. Si petugas melihat gulungan kertas yang mempunyai cap kerajaan yang
diberikan Radhaagupta terlihat panik. Dengan kalem Chanakya bertanya, mengapa
petugas itu sampai memberikan dokumen sepenting itu pada orang yang tidak setia?
Chanakya bertanya pada siapa petugas memberikan dokumen itu. Si petugas coba
mengelak. Chanakya memberi isyarat, prajurit yang mengikutinya dengan pedang
terhunus mendekati si petugas, yang seketika terlihat bertambah panik dan
ketakutan.
Sushim dan kawan-kawannya pergi ke istal. Mereka menyelipkan
sesuatu di barang-barang Ashok. Sushim berkata kalau sekarang dia akan membawa
prajurit untuk menangkap Ashok dan Bindusara akan membatalkan niatnya untuk
mengirim Ashok kesekolah kerajaan.
Rencana Rakhasa mulai di jalankan oleh Guru, Helena dan Justin.
Setelah Helena menghasut Bindu tentang Chanakya yang akan menjadikan Ashok
Samrat, kini guru Amakya menjalankan tugasnya untuk menfitnah Chanakya dengan
meletakan surat palsu yang berisi persekongkolan Chanakya dan orang-orang
Kalinga untuk membunuh Bindu. Dengan membodohi pendeta yang membersihkan kamar
Chanakya, Guru berhasil menelipkan surat palsu itu didalam laci meja Chanakya.
Sedangkan Justin berhasil pula meletakkan akar herbal diantara barang-barang
Ashok.
Sushim melaporkan kehilangannya dan menyuruh prajurit memeriksa
kamar Ashok. Prajurit menurut apa yang di perintahkan Sushim. Dia mengeledah
setiap sudut kamar Ashok dan menemukan herbal yang di selipkan Justin. Sushim
dan kawan-kawannya kaget. Prajurit memberitahu Sushim kalau akar itu seperti
herbal yang terlibat dengan kasus yang kini sedang di selidiki Chanakya.
Prajurit berkata kalau dia akan melaporkan penemuannya itu pada Bindusara.
Justin yang mengintip semua itu dari balik jendela merasa sedikit cemas, karena
segalanya tidak sesuai dengan rencana Rakhasa.
Bindu sedang bersama Helena, keduanya sedang melihat aktivitas
para prajurit yang hilir mudik mengangkuti air untuk di bagikan pada penduduk.
Melihat hiruk pikuk itu Helena tersenyum puas karena rencana Rakhasa berjalan
lancar. Prajurit yang mengeledah kamar Ashok muncul sambil membawa akar herbal.
Dia melapor kalau menemukan akar itu di kamar Ashok. Bindu tertegun kaget, "apa
dalam kamar Ashok?" Helena terlihat heran, pikirnya, "bagaimana langkah ini
muncul lebih dulu dalam rencana? pasti Justun melakukan kesalahan."
Prajurit memberitahu Bindu kalau Sushim yang mengajaknya memeriksa barang-barang
Ashok dan dia menemukan akar herbal itu. Helena kesal. Dalam hati dia mengumpat,
"Sushim sungguh bodoh. Dia membuat rencana kami berubah."
Bindu berkata kalau Ashok tidak mungkin menjadi bagian dari
konspirasi itu. Tapi Helena terus menghasutnya dengan mengatakan kalau itu semua
adalah rencana Chanakya dan Ashok, "achari selalu membela Ashok dalam segala
hal. Ini menunjukan kalau dia begitu ingin menjadikan Ashok sebagai samrat
baru." Bindu menyangkal, "tidak seperti itu." Prajurit yang lain datang
memberitahu kalau perdana menteri telah mengirim surat yang mengatakan kalau
petunjuk yang di berikan Chanakya salah. Nikator tidak memiliki petunjuk apapun
tentang serangan dan juga tidak punya rencana untuk menyerang Patliputra. Bindu
terlihat binggung. Helena kembali menghasutnya dengan mengatakan kalau semua itu
adalah rencana Chanakya, "pertama dia menciptakan masalah dengan air, lalu
membuat anda berperang dengan Yunani, setelah itu dia akan merebut tahta dari
anda..." Helena menyarankan agar mereka mengeledah kamar Chanakya untuk mencari
tahu rencana apa lagi yang dia punya. Bindu dengan penuh keyakinan berkata kalau
dirinya percaya pada Chanakya, "tapi untukmu ma, aku akan mengirim prajurit
untuk mengeledah kamarnya."
Di aula kerajaan, pengadilan sedang berlangsung. Ashok di
hadapkan dengan tubuh di rantai di depan semua orang. Dharma terlihat cemas dan
panik. Seorang prajurit datang dan dengan gugup menberitahu kalau dia menemukan
surat di kamar Chanakya. Dalam surat itu di tulis kalau samrat akan di
bunuh lalu kekuatan kalinga akan menyerang Patliputra untuk menguasainya. Dan
Chanakya yang telah menyusun rencana ini dengan bekerja sama dengan pasukan
Kalinga. Prajurit menyerahkan surat itu pada Bindu, Bindu membacanya. Wajahnya
datar tanpa ekspresi. Selesai membaca dia menanyai Ashok, "apa kau tahu tentang
konspirasi ini?" Ashok menjawab, "saya tidak tahu apa-apa. Apa yang sedang
terjadi disini? Saya juga tidak tahu bagaimana akar herbal itu ada bersama
barang-barangku." Helena meminta Bindusara memanggil Chanakya, karena dia yang
membawa Ashok ke istana, "kita menemukan akar herbal di kamar Ashok dan surat
konspirasi di kamar achari Chanakya. Panggil dia..." Belum selesai Helena
bicara, Chanakya sudah muncul. Semua orang menatap kehadiran Chanakya dan dengan
rasa penasaran memberi hormat.
Bindu memberitahu Chanakya kalau prajurit menemukan surat di
kamarnya. Chanakya mengangguk cepat dan menyela, "ya Samrat. Aku tahu dalam
surat itu tertulis kalau aku dan Ashok di bantu oleh orang Kalinga akan
menjadikan Ashok sebagai samrat baru..." Semua orang tertegun dan semakin
penasaran. Chanakya berkata kalau bukti di temukan dengan begitu mudah, pasti
ada konspirasi yang jauh lebih besar daripada bukti yang di temukan. Helena
berkata dengan nada mengejek pada Chanakya bahka ketika bukti yang menentang
Chanakya di temukan, dia mengatakan kalau ini konspirasi. Padahal bukti itu di
peroleh berkat kerja keras prajuritnya. Chanakya tidak membantah kata-kata
Helena, tapi malah menyetujuinya. Chanakya mengatakan kalau Helena benar, tapi
orang yang membuat konspirasi itu melakukan kesalahan besar. Chanakya tahu kalau
rencana mereka membuat kekacauan di Magadha dengan memanipulasi air adalah untuk
mengalihkan perhatiannya. Konspirator itu yakin kalau dirinya pasti akan
menyelidiki masalah air itu, karena itu mereka memberikan petunjuk melalui surat
yang mengatakan kalau Yunani akan menyerang Patliputra. Para konspirator itu
berpikir rencana mereka akan berjalan dengan lancar, itu kesalahan mereka.
Chanakya mengatakan kalau hatinya terluka karena Bindu mengirim tentara untuk
mengeledah kamarnya, "tapi saya tahu, itu penting untuk menemukan kebenaran. Aku
senang anda mau mendengarkan dan mempercayaiku.."
Kilas balik terlihat bagaimana Chanakya memberitahu Bindu kalau
sebuah konspirasi sedang berlangsung. Dia meminta Bindu mengirim pasukan ke
perbatasan dan sedikit pasukan untuk mengecek apakah Yunani punya niat menyerang
Magadha.
Di pengadilan Chanakya berkata bahwa terbukti Yunani tidak
berniat menyerang Magadha. Bindu bertanya, "lalu konspirasi ini tentang apa?"
Chanakya berkata dia tidak tahu, dan akan segera mencari tahu mengapa semua ini
terjadi dan untuk apa. Chanakya juga berkata kalau dalam prosesnya, pelaku
konspirasi selalu membuat kesalahan yang akan memudahkan dirinya melakukan
penyelidikan. Kesalahan itu memberinya celah untuk mengetahui rencana apa yang
sedang di jalankan konspirator.
Kilas balik memperlihatkan bagaimana Chanakya mengertak
petugas yang memberikan stempel surat izin untuk masuk ke Patliputra. Karena
takutnya petugas itu menyebutkan sebuah nama.
Bindu meminta Chanakya mengatakan nama orang yang menyuruh
petugas itu memberikan surat izin, dia akan menghukum orang itu
seberat-beratnya. Chanakya mengatakan kalau orang yang terlibat adalah Guru
Amakya. Justin dan Helena terlihat tegang. Bindu terkejut, "kenapa dia melakukan
itu?" Chanakya berkata hanya Amakya yang bisa menjawab itu dan hanya dia pula
yang bisa menjawab mengapa dirinya dan Ashok di jebak. Helena dan Justin
bertatapan. Helena memberi siyarat, Justin mengangguk. Justin llau menatap
seorang prajurit dan memberinya isyarat dengan gerakan mata dan dagu. Si
prajurit mengangguk dan segera menyelinap peri meningalkan aula. Bindu
memerintahkan seorang prajurit memanggil Amakya. Bindu berkata kalau semua ini
jelas-jelas sebuah konspirasi dadn Ashok tidak terlibat di dalamnya karena itu
dia menyuruh prajurit membebaskaan Ashok. Ashok tertawa senang. Dharma tersenyum
lega. Begitu pula Chanakya.
Di kamarnya, sambil membakar surat, Amakyaokar berkata, "achari
Chanakya, kau adalah pemimpin politik yang hebat tapi sekarang aku akan
mengambil tempatmu." amakyaokar tertawa senang dan membuang kertas yang terbakar
di tangannya. Seorang prajurit bersenjata mengendap-endap di belakangnya.
Amakyaokar merasakan kehadiran prajurit itu. Dengan cepat dia berbalik, tapi
begitu dia berhadapan dengan si prajurit, secepat kilat pula si prajurit suruhan
Justin itu menikamkan pisau tepat ke jantungnya. Guru Amakyaokar tak sempat
menjerit, tubuhnya seketika jatuh ketanah dalam keadaan tak bernyawa. Begitu
korbannya mati, si prajurit suruhan Justin segera kabur dari tempat itu. Tak
lama kemudian prajurit suruhan Bindu datang dan terkejut melihat guru Amakyaokar
sudah tak bernyawa.
Prajurit bergegas memberitahu Bindu kalau Amakyaokar tewas di
bunuh. Semua orang terkejut dan prihatin. Justin dan Helena saling bertukar
pandang dan tersenyum. Chanakya dengan prihatin berkata, "kita menyebut namanya
dan dia tewas di bunuh. Ini membuktikan siapapun pelakunya, dia berjalan dua
langkah di depan kita. Tapi dia juga harus tahu, kalau tidak sulit bagi kita
untuk melompat dua langkah. Segera aku akan mencapai mereka dan mengetahui apa
rencana mereka berikutnya, samrat."
Dengan marah, Helena bergegas ke kamarnya. Justin mengejarnya
sambil memangil namanya. Tapi Helena tak perduli. Sampai di kamar, dia segera
meluahkan amarahnya dengan membanting perabotan. Justin hanya bisa melihat
dengan rasa bersalah. Helena bertanya kemana perginya penyerang itu? Kenapa dia
tidak menyerang Bindu? Justin mengingatkan Helena agar bicara perlahan, karena
Chanakya memiliki telinga yang besar dan bisa menguping pembicaraan mereka.
Helena sangat penasaran dan heran, "kemana perginya penyerang itu? Kenapa dia
tidak datang?"
Penyerang yang di tunggu-tunggu Helena sedang di siksa oleh
prajurit Chanakya di penjara khusus di saksikan oleh Chanakya dan Radhagupta.
Prajurit menyuruh si penyerang mengatakan siapa yang mengirim dirinya. Tapi
penyerang itu tetap bungkam, walaupun sudah di siksa begitu rupa. Radhagupta
bertanya bagaimana Chanakya bisa tahu kalau Bindu akan di serang? Chanakya
berkata kalau tidak ada yang lebih penting bagi sebuah negeri selain samrat. Dan
Chanakya punya perasaan kalau konspirasi itu adalah untuk membunuh samrat
Bindusara sedangkan masalah air minum adalah sebagai pengalih perhatian saja.
Karena itu dia meminta prajuritnya agar selalu waspada.
Kilas balik memperlihatkan bagaimana si penyerang
mengendap-endap di dean kamar bindu dengan belati terhunus siap untuk
menrobohkan penjaga. Tapi ptajurit Chanakya terlebih dulu menyergapnya dan
membawanya pergi tanpa menimbulkan keributan.
Radhagupta bertanya kalau penyerang itu sudah tertangkap kenapa
tidak menghadirkannya di pengadilan? Chanakya yakin kalau itu dia lakukan, Bindu
pasti akan menyuruh prajurit memasukan penyerang itu ke penjara. Dan kemudian
seperti Amakyaokar, penyerang itu pasti akan tewas terbunuh. Chanakya mengatakan
kalau dirinya ingin mencapai ke dalam pokok masalah, "Ratu Helena terlibat dalam
masalah ini dan sepertinya dia mendapat bantuan dari luar karena akar herbal
yang digunakan untuk meracuni air danau bukan berasal dari Patliputra. Aku ingin
tahu dari penyerang itu, apa alasan dia datang ke sini dan menyerang samrat
Bindusara." Setelah berkata begitu, Chanakya meninggalkan penjara.
Di kandang kuda, Ashok sedang duduk di kelilingi oleh
teman-temannya dan beberapa orang prajurit. Pada mereka semua Ashok berkata,
"masalah kita adalah kita hanya duduk menunggu dan tidak memikirkan kewajiban
kita." Prajurit bertanya apa yang bisa mereka lakukan dalam masalah konspirasi
itu? Ashok menjawab kalau mereka bisa membantu membagikan makanan, obat-obatan
dan menghabiskan waktu bersama keluarga masing-masing, "dengan cara itu kita
membantu negeri kita. Jika kita menjaga sesama kita, maka Samrat dapat
kosentrasi pada perang yang terjadi di perbatasan. Jika kita bersatu, maka musuh
tidak akan bisa memanipulasi air minum kita. Jika kita terpecah belah, maka
musuh akan mengambil keuntungan dari kita."
Sedang Ashok bicara seperti itu, Bindu dan Chanakya datang.
Anak-anak segera berdiri memberi hormat, termasuk Ashoka. Chanakya tersenyum
melihat Ashoka. Samrat dengan kagum menghampiri Ashok dan berkata, "pemikiranmu
sangat bagus, tapi kau juga harus tahu bagaimana menyalurkan pemikiran-pemikiran
yang bagus ini. Katakan padaku, Samrat Vanraj, bagaimana rakyat bisa membantu
samrat?" Ashok dengan bersemangat menjawab, "ketika rakyat merasa dirinya
penting bagi rajanya dan ketika rakyat merasa raja memperhatikan mereka, maka
rakyat akan membantu raja. Di negeri di mana rakyat sangat mempercayai rajanya,
maka tidak akan ada masalah yang timbul."
Dengan rasa kagum, Bindu memuji, "pemikiranmu sangat hebat, kau
bukan anak biasa. Jadi aku telah mengambil keputusan untuk mendaftarkanmu ke
sekolah kerajaan." Ashok terkejut, "kesekolah kerajaan?" Bindu mengangguk,
"mengapa tidak? Kau anak yang hebat. aku ingin memoles keterampilanmu. Aku ingin
kau menjadi orang hebat dan melayani negara..." Bindusara mengatakan kalau
dirinya sudah memafkan kesalahannya dan menghapus denda yang harus di bayar
Ashok sehingga dia bisa kosentrasi pada pelajarannya. Ashoka tersenyum senang
dan mengucapkan terimakasih dengan melipat tangan di depan dada. Bindu tersenyum
dan memberkatinya, setelah itu dia pergi dari kandang kuda. Chanakya tersenyum
penuh arti.
Melihat anugerah samrat pada Ashok, teman-teman Ashok segera
membopong Ashok sambil mengelu-elukan dia seperti biasa,"hidup samrat vanraj!"
... Sinopsis Ashoka Samrat episode 20 by Jonathan Bay
0 komentar:
Posting Komentar