wah mahaputra dah pake ujian2 juga kayak ashoka! seru tuh, aku dah mule suka, kalo tokohnya abg labil pasti selalu masuk skolah2, tuh asik n bikin penasaran. jadi asik nontonnya. btw ada kemaren tuh kalimatnya mamanya mahaputra yang ngena banget di benakku: keberhasilan hanya akan mengajarkan sedikit hal sedangkan kegagalan mengajarkan banyak hal! aku suka kalimat2 motivator seperti itu n tentu saja kalimat2 seperti itu gak bakal ada di sinetron2. kedua serial ini inspiratif kok, tentang bagaimana ashoka juga mematuhi janjinya begitu pun mahaputra. n intriknya pun cerdik banget bikin gemes, misalnya aja mamanya mahaputra dah curiga kalo ibu muda itu jahat tapi dy diam2 aja n atur strategi dalam hati aja. dy bilang gene: kita gak usah lakuin apa2, kalo dy diam kita juga diam. tuh kurasa tokohnya sabar banget ga asal tuding, siasatnya juga diatur rapi di kepalanya n tentunya ga mudah ketebak pemirsa. nah inilah yang buat pemirsa penasaran karna mo tahu siasat apa saja yang mereka susun demi persaingan itu...
Sinopsis Ashoka Samrat episode 24 by Jonathan Bay. Helena memberikan
sekantong koin pada prajurit yang telah berhasil membunuh Dharma.
Dengan wajah berseri-seri dia berkata, "rencanaku telah sukses. Ashok
tidak akan mampu menangung berita kematian ibunya. Dia tidak akan lagi
berada dalam kendali Chanakya. Lalu aku akan memberitahu Bindu kalau
Chanakya punya rencana untuk menjadikan Ashok sebagai samrat baru. Bindu
akan patah hati, dan sangat mudah memenangkan hati seorang raja yang
sedang merana.." Helena menyerigai puas dengan rencana yang di susunnya.
Ashok
dan Siamak berjalan berdua. Pada siamak Ashok mengucapkan terima kasih,
"kau selalu membantuku. Tanpamu, aku pasti tersesat di sini." Siamak sambil tersenyum menyahut, "kita berteman, jangan berterima kasih padaku." Siamak bertanya kenapa
Ashok mau menjadi sukarelawan dalam pertarungan kalau dia tidak tahu
cara bertarung? Ashok berkata kalau dia ingin menempatkan diri di
berbagai situasi. Tiba-tiba muncul Sushim dan menantang ashok bertarung
kalau Ashok punya keberanian. Siamak menegur Sushim, "tidak baik
menatang orang seperti itu, kak Sushim. Sama sekali tidak cocok dengan
kepribadianmu." Lalu Siamak mengajak Ashok pergi dari tempat itu. "ayo
Ashok, kita hampir terlambat." Ashok mengikuti langkah siamak. Tapi
sebelum pergi, ashok sempat melirik Sushim dengan tatapan tajam. Sushim
membalas lirikan Ashok dengan tak kalah garangnya.
Ashok berkeliaran di sekolah. Dia melihat Mandir, dia singgah disana dan berdoa. Sambil menyatukan tangan di dada, Ashok berkata, "aku tidak tahu mengapa sesuatu terjadi dalam hidup. Tapi aku percaya bahwa apapun yang terjadi padaku adalah ajaib. Aku tidak pernah terpikir akan belajar
di sini dan mendapat penghormatan dari Samrat. Kita tidak mampu melihat
masa depan, tetapi ini benar, apapun yang terjadi, terjadi karena
kebaikan. Hidupku sangat baik karena aku memiliki restu dari ibuku. Aku
berharap bisa bertemu ibu sehingga aku bisa memberitahunya tentang hari
pertamaku di sekolah. Maafkan aku dewa, kerana menyalahgunakan berkahmu,
tapi sekarang aku akan mengikuti jalanmu. Aku tidak percaya pada
nasibku." Chanakya datang ke mandir dan berdiri diam-diam di belakang
ashok. Ashok tidak menyadarinya, dia terus berbicara, "..aku bahkan
mulai merasa kalau achari Chanakya juga menginginkan kebaikanku. Dia
memang melakukan banyak hal buruk padaku, tapi dia juga berjuang untukku
beberapa kali. Aku seperti ingin minta maaf padanya, tapi nanti
dia mengira samrat vanraj membungkuk padanya. Aku menentang ibuku agar
bisa sampai ke sini. Maka berilah aku kekuatan untuk mengikuti jalan
yang benar. Aku melakukan semua ini untuk melindungi ibuku. Aku ingin
dia beristirahat dan aku yang bekerja untuknya. Aku tidak ingin menjadi
bebannya. " Ashok kemudian memberi hormat pada patung dewa dan
membalikan badan. Dia melihat
Chanakya dan menyapanya dengan ramah, "Achari..anda?" Ashok bicara
banyak, Chanakya hanya mendengarkan dengan mata berkaca-kaca menahan
sedih dan haru. Ashok menanyakan kapan ibunya dan bindu kembali dari
berburu, "aku sangat merindukannya. Anda tahu kan betapa aku sangat
mencintainya. Aku hanya ingin memeluknya sekali lagi dan katakan padanya
agar tidak marah padaku lagi." Chanakya mendengarkan kata-kata Ashok
dengan mata berkaca-kaca menahan sedih dan haru. Dia meletakkan tangan
di kepala Ashok untuk memberkatinya. Lalu dia menyembah patung dewa sambil memohon dalam hati, "dewa, aku tidak punya keberanian untuk memberitahu seorang anak bahwa ibunya telah mati. Aku tidak punya keberanian memberitahu Ashok bahwa aku tak bisa melindungi ibunya, beri aku kekuatan dewa." Lalu sekali lagi dia menyentuh kepala Ashok dan menepuk pundaknya. Ashok dengan nada bercanda bertanya, "kenapa achari? kenapa
memberiku begitu banyak cinta? Pasti ada alasan di balik semua ini.
Apakah anda berencana memisahkan aku dari ibuku lagi?" Chanakya dengan
berat hati memberitahu ashok kalau ibunya tidak akan pernah kembali.
Ashok kaget, "apa?' Chanakya sambil menahan aiarmata berkata, "ibumu meninggal." Ashok terpana tak percaya. Dia tertegun lama.
Chanakya teringat bagaimana dia berjanji kalau ashok mengikuti
aturannya, dia akan melindungi ibunya. Ashok dengan perasaan tak percaya
bertanya, "mengapa? mengapa anda bohong padaku? Di depan mandir?"
Chanakya mengatakan kalau itu benar. Ashok berteriak, "tidak! Tidak
achari! Anda berbohong padaku sebelum ini. Aku tidak bisa mentolerir ini
sekarang. Aku tidak mempercayai anda. aku menghormati anda, tapi
sekarang tidak lagi. Aku tidak tahu kenapa anda melakukan ini, tapi anda
tidak melakukan hal yang benar." Chanakya dengan penuh rasa bersalah
berkata, "aku tahu sulit bagimu mempercayainya. Tapi ini benar." Ashok
kembali berteriak, "tidaaakk! Ibuku masih hidup. Tak boleh terjadi
apa-apa pada ibuku. Selama aku masih hidup tidak boleh terjadi apa-apa
padanya. Dia masih hidup! Anda dengar itu? Ibuku masih hidup!" lalu sambil menangis Ashok berlari meninggalkan Chanakya.
Justin
dan Helena sedang merayakan kesuksesan rencananya dengan bersulang.
Setelah meneguk minumannya, Justin dengan rasa bersalah meminta maaf
pada Helena, "maafkan aku ma, karena telah berlaku tidak sopan padamu
hari itu." Helena menyentuh tangan Justin penuh kasih sayang,
"percayalah padaku, sampai aku tidak membuat masa depanmu aman, aku
tidak akan pergi dari dunia ini." Justin terpana, "apa?" Belum sempat
Helena menyahut, prajurit datang memenuhi panggilan Helena. Helena memberikan
surat padanya, menyuruh dia mengirim surat itu pada Raja Ujjain. Pada
Justin Helena berkata kalau mereka butuh bantuan raja Ujjain untuk
merebut tahta.
Perdana menteri mengunjungi Klinik
dan menanyai para pelayan yang ada di sana tentang anak Dharma. Tapi
mereka semua mengatakan tidak tahu. Perdana menteri kemudian
meninggalkan Klinik, di saat yang sama Ashok datang, keduanya berpapasan
tapi sama-sama tidak melihat. Ashok menghampiri para pelayan yang
masih berdiri dan bertanya tentang Dharma. Pelayan itu menjawab kalau
Dharma sudah mati. Ashok setengah berteriak berkata, "tidak! Tidak
terjadi apa-apa padanya. Dia dan Samrat pergi beruru, sebentar lagi
pasti kembali." Dengan kesal Ashok meninggalkan klinik. Dia pergi
kepasar, sambil berjalan, matanya mencari-cari sosok Dharma. Ashok
terlihat cemas. Dia ingat bagaimana Dharma berkata kalau restunya akan
selalu menyertai Ashok. Semua kata-kata Dharma tergiang kembali di
telinga Ashok, bagaimana dia berpesan agar ashok berjalan di jalan damai
kalau ingin menemukan dirinya, bagaimana Dharma berkata kalau dia lebih
memilih mati daripada melihat Ashok melakukan kekerasan. Ashok dalam
hati berkata, "tidak ma. tak akan terjadi apa-apa padamu. Tak akan, ma."
Seorang anak yang pernah di rawat Ashok berlari-lari memanggilnya.
Ashok menoleh. Sambil menangis sedih anak itu berkata pada Ashok apakah
tabib wanita yang merawat mereka sudah meningal. Ashok dengan hati
teriris menjawab, "tidak, dia tidak mati. Dia banyak membantu orang. Dia
banyak melakukan kebaikan, jadi bagaimana hal buruk bisa terjadi
padanya? Dia sedang pergi dengan samrat. Aku akan membawanya kembali,
kau jangan kuatir. Aku akan meminta dia membuatkan laddo untukmu. Kau
suka laddo kan?" Anak kecil itu mengangguk. Ashok mengelus pipi anak itu
dan mengusap airmatanya. Lalu dengan airmata sendiri yang tertahan di
kelopak mata, Ashok berlalu dari hadapan anak itu.
Chanakya
mengumpulkan prajurit dan dayang dan memberitahu mereka kalau Ashok
akan mencoba meninggalkan Patliputra. Mereka harus mengawasinya dan
melakukan sedaya upaya untuk menghentikannya. Mereka semua menganguk
paham dan pergi menjalankan perintah chanakya. Radhagupta menemui
Chanakya untuk memberitahu kalau mereka tidak menemukan apa-apa tentang
Nirjara. Chanakya dengan cemas berkata kalau dirinya sangat ingin tahu
tentang keadaannya. Dan meminta Radhagupta melakukan apapun untuk
menemukan Nirjara, "hanya Nirjara yang bisa memberitahu tentang kejadian
ini. Apakah ini kecelakaan atau di rencanakan." Chanakya berkata kalau
dirinya telah mengambil tanggung jawab Ashok dan Dharma. Sehingga kalau
Ashok menanyainya, dia tahu harus menjawab apa, "temukan nirjara apapun
caranya." Radhagupta mengangguk
Ashok duduk di
pedati dengan wajah sedih. Dia akan keluar dari Patliputra untuk pergi
mencari Dharma. Bayangan Dharma tidak pernah hengkang dari benak Ashok.
Dia ingat bagaimana Dharma memuji Ashok di depan Bindu, bagaimana Dharma
selalu memanjakannya dan bagaimana dia tersenyum padanya untuk yang
terakhir kali. Pedati tersandung sesuatu, Ashok tersadar dari
lamunannya. Dia meminta sais pedati mempercepat laju pedatinya. Si sais
berkata, kalau pedati jalannya yang memang seperti ini, dia menyuruh
Ashok sabar. Dalam hati Ashok berkata, "Aku akan melakukan apapun untuk
menemukan ibuku. Aku akan menemukannya apapun taruhannya." Tiba-tiba
Ashok melihat seorang wanita memakai kerudung seperi kerudung dharma.
Tanpa pikir panjang, Ashok melompat dari pedati dan berlari memeluk
wanita itu, "ma, kau masih hidudp. Aku sangat senang." Wanita itu
membalikan badannya kearah Ashok, Ashok tertegun.... Sinopsis Ashoka Samrat episode 25
0 komentar:
Posting Komentar