bicara tentang plot twist sekarang. seneng banget plot twist ashoka dan mahaputra. ya mahaputra memang bagus sih tapi tentu aja masih lebih seru ashoka menurutku. gak seperti sinetron2 sih, keduanya bisa nipu2 penontonnya dan aku suka dah beberapa kali ketipu kayak getu. misalnya di mahaputra tuh ternyata si ibu muda itu jahat, aku ketipu karena awalnya saja dia baik banget ama mahaputra, baru deh di episod beberapa tuh diperkenalkan watak aslinya. ini juga sebagai pelajaran dalam kreatif writing plot twist, agar tidak memperkenalkan seluruh karakter suatu tokoh pada awal, tapi secara bertahap dikondisikan getuh. biarkan orang penasaran, bahkan ketipu ama karakter tokoh itu dan menduga2nya. pasti syok kan dan dari dulu berpikiran napa gak ada permaisuri yang jahat di mahaputra, ternyata ada api dalam sekamnya. juga soal racun itu, kirain udah dibubuhin di ikat pinggang mahaputra eh ternyata kagak. ketipu lagi deh!
Sinopsis Ashoka Samrat episode 21 by Sally Diandra. Helena sedang berada di kamarnya sambil berbicara dengan dirinya sendiri “Aku baru tahu kalau Raskshasa telah datang ke Patliputra tapi
mengapa dia tidak menemui aku ?” tiba tiba Acharaya menemui Helena di
kamarnya dan berkata “Aku telah tahu apa rencanamu Ratu Helena” Helena
terkejut begitu melihat kehadiran Acharaya di kamarnya “Apa yang sedang
kamu bicarakan ?” Acharaya hanya tersenyum melihat kepanikan Helena
“Kamu ingin membuktikan bahwa aku dan Ashoka yang menyerang Samrat kan ?
Dengan begitu kami berdua akan di usir keluar dari istana dan anakmu
yang akan menjadi Maharaja selanjutnya” ujar Acharaya geram, sementara
Helena hanya menatap Acharaya dengan tatapan tidak suka dan tajam “Ashoka ketahuan memiliki akar akaran herbal itu membuktikan bahwa kamu ingin Samrat membenci Ashoka”, “Apakah kamu mempunya bukti untuk hal ini ?” ujar Helena sambil
mendongakkan wajahnya “Bukti pertama adalah expresi pada wajahmu dan
bukti kedua adalah ini !” tiba tiba Acharaya menunjukkan kalung
Rudraraksh milik Raskshasa seraya berkata “Inilah bukti dengan siapa
kamu membuat sebuah rencana dan dia sekarang ada di penjaraku, dia
memiliki bukti bukti tentang perbuatanmu dan dia yang akan aku bawa
keluar ke pengadilan” Helena sangat terkejut sambil hendak memegang kalung tersebut “Jika kamu mencoba untuk mencelakakan Ashoka
maka aku akan membawa Raskshasa kehadapan Samrat !”, “Apa lagi yang
kamu tunggu ? Katakan saja padanya” ujar Helena dengan nada sombong “Aku
akan mengatakan padanya jika kamu tidak menghargai aku, bagiku kamu
adalah seorang pengkhianat tapi untuk rakyat kamu adalah Ratu Patliputra, jika mereka tahu kebenaran tentang dirimu, maka rasa hormat mereka pada Ratu akan berkurang dan hal ini juga bisa berimbas pada Samrat” ujar Acharaya tenang “Kamu ingin menjadikan Ashoka sebagai Samrat tapi dia telah menolak untuk masuk ke sekolah kerajaan”, “Ashoka
bisa memutuskan apapun akan tetapi tidak bisa merubah takdirnya dan
takdirnya adalah dia akan menjadi Samrat selanjutnya, hanya Ashoka yang
bisa menjadi Samrat selanjutnya, selama aku hidup, aku tidak akan
membiarkan Yunani menganggu Magadha sekecil apapun !” ujar Acharaya sambil
berbalik keluar kamar Helena, sepeninggal Acharaya, Helena sangat kesal
dan marah atas semua perbuatan Acharaya terhadap dirinya, Helena
langsung berteriak sambil menghempaskan selendangnya.
Tak lama kemudian Helena mengundang Bal Govin “Ashoka adalah temanku, Ratu Helena ... aku tidak bisa menghianatinya, aku tidak tahu apa apa tentang dia tapi
meskipun aku tahu aku tidak akan menceritakannya padamu” ujar Bal Govin
cemas “Aku baru tahu kalau kamu ini ternyata memang tolol, tidakkah
kamu bisa melihat bahwa Ashoka itu sangat egois, dia diterima di sekolah
kerajaan, mengapa dia tidak menceritakan tentang kamu ke Samrat ? Dia
seharusnya bisa menceritakan tentang kamu ke Samrat dan membiarkan kamu
masuk ke sekolah kerajaan juga tapi karena dia hanya ingin untuk kebaikannya sendiri, dia tidak melakukannya, sekarang cari tahu kenapa Ashoka
menolak masuk sekolah ? Jika kamu menemukannya maka aku akan
membebaskanmu atau aku akan membunuhmu !” Bal Govin sangat terkejut
Sementara itu Ashoka sedang berdiri di pinggir sungai, tak lama kemudian Dharma menemuinya sambil membawa pakaian dan perbekalan untuk Ashoka “Ibu, kamu ingin aku untuk tidak masuk ke sekolah tapi mengapa aku tidak senang dengan keputusan ibu ?” Dharma bingung harus menjawab apa, tiba tiba beberapa orang tidak dikenal dengan pakaian serba hitam datang menemui mereka, orang orang tersebut menutup sebagian muka mereka, hingga hanya tersisa matanya yang terlihat.
Sementara
itu di istana kerajaan Magadha, Radhagupta bertanya pada gurunya
Acharaya “Mengapa kamu mengirimkan para preman berbaju hitam itu ke Ashoka ?”, “Dengan begitu Ashoka bisa belajar bahwa suatu saat nanti dia harus melawan orang orang
jahat itu untuk melindungi rakyatnya” ujar Acharaya mantap “Ketika aku
tahu kalau dia menolak untuk masuk ke sekolah, aku tahu kalau hanya
Dharmalah yang bisa memintanya untuk melakukan hal itu, aku tahu kalau Ashoka pasti akan mengangkat senjatanya jika Dharma dilukai oleh orang orang jahat itu, seseorang yang berjanji untuk tidak melakukan tindakan kekerasan akan bertarung saat ini”
Dilain pihak, Ashoka dan Dharma mulai tegang ketika berhadapan dengan orang orang tidak dikenalnya yang ternyata orang suruhan Acharaya, Dharma mencoba melindungi Ashoka, Ashoka disuruh berlindung dibelakangnya namun Ashoka tidak mau, dia malah mau melindungi Dharma, tak lama kemudian Ashoka mulai diserang oleh orang orang tersebut, dengan sekuat tenaga Ashoka melawan mereka dengan tangan kosong, Ashoka berhasil menjatuhkan lawannya yang menyerangnya dengan tongkat kayu, namun tak lama kemudian Ashoka terjatuh, Dharma yang tidak tahan melihat anaknya di pukuli segera menghampiri Ashoka dengan maksud menghentikan orang orang itu memukuli Ashoka namun salah satu orang orang tersebut menggeret Dharma, Ashoka tidak terima ketika melihat ibunya terluka karena jatuh tersungkur, Ashoka langsung marah dan mulai menghajar habis orang orang tidak dikenal itu, Dharma sangat terkejut ketika melihat Ashoka yang mulai melanggar janjinya demi melindungi dirinya, ketika Ashoka sudah dipuncak amarahnya, Dharma mencoba menghentikan tindakan Ashoka dan orang orang tidak di kenal itu lari tunggang langgang meninggalkan mereka.
Ditempat Acharaya “Kejadian ini akan memaksa Ashoka untuk melawan ibunya, aku tidak ingin semua ini terjadi tapi Dharma tidak memberikan pilihan apapun padaku” ujar Acharaya sedih
Di tempat Ashoka,
saking marahnya Ashokapun berteriak keras “Aaaarrgggghhhhh !!!!” Dharma
terkejut mendengarnya lalu mendekati anaknya “Mengapa kamu mulai
memukuli mereka ?”, “Sekarang aku baru sadar bahwa ternyata aku ini
lemah, aku bahkan tidak bisa melindungi ibu !”, “Kamu telah melindungi
ibu, nak” Dharma membelai wajah Ashoka “Tapi ibu terluka, lihat ini ... aku tidak bertarung untuk melindungi ibu” ujar Ashoka sambil
menunjukkan luka di lengan Dharma “Kekerasan itu bukan jadi jalan
keluar untuk semua permasalahan, aku tidak akan pernah menginginkan kamu
mengangkat tanganmu untuk memukuli orang, banyak orang yang memberikan kehidupan mereka tidak untuk kekerasan” Ashoka
semakin tidak mengerti apa maksud ibunya “Aku tidak bisa tinggal diam
dimana ada banyak konspirasi disini, ibu ! Kalau begitu jangan penuhi
janji ibu pada Acharaya dan kita bisa pulang ke kota kita” Dharma
menatap Ashoka dengan perasaan sedih “Ibu tidak bisa melakukan hal itu, Ashoka”,
“Kalau begitu aku harus melanggar janjiku padamu, jika kita tinggal
disini maka aku harus masuk ke sekolah kerajaan, untuk melindungi ibu,
aku bisa melawan prinsip prinsipmu, aku harus belajar bertarung untuk keselamatanmu, aku bisa melawan janjimu untuk melindungi ibu dan aku akan melakukan ini semua, bu !” ujar Ashoka sambil
berjalan mundur menjauh dari Dharma, Dharma menatap anak semata
wayangnya ini dengan sedih, sementara dari kejauhan ternyata Bal Govin
melihat dan mendengarkan pembicaraan mereka.
Dikamar Helena, Bal Govin menghadap ke Helena dan menceritakan semua yang didengarnya di sungai tentang Ashoka
dan ibunya “Apakah kamu yakin, Bal Govin ?”, “Saya yakin sekali, Ratu
Helena ... perempuan itu yang telah mengobati Samrat Bindusara selama
beberapa hari ini ternyata adalah ibu kandung Ashoka, Ashoka menolak masuk ke sekolah hanya karena ibunya” sesaat Helena tertegun, Helena teringat ketika mendapati Ashoka berada di dalam istana sambil
membawa ladu ditangannya “Apakah aku bisa bebas sekarang ?” tanya Bal
Govin dengan mata berbinar binar, sementara Helena hanya tersenyum sambil menatapnya.
Di dalam istana, Dharma sedang berjalan menuju ke kamar Bindusara sambil berkata dalam hati “Ashoka ingin menggunakan kekerasan hanya karena aku, aku akan berbicara dengan Samrat Bindusara” ketika Dharma menemui Bindusara di kamarnya ternyata Ashoka sudah ada disana “Dewi, kamu disini ! Ashoka telah memutuskan untuk masuk ke sekolah kerajaan”, “Aku hanya tahu bagaimana caranya mengobati luka luka pada tubuh orang” ujar Dharma sambil menutupi wajahnya dengan dupattanya “Ashoka
akan melindungi rakyat” ujar Bindusara bangga “Meskipun untuk
melindungi rakyat, dia akan menggunakan kekerasan, pasti akan ada
pertumpahan darah”, “Apakah kamu mengira kalau aku akan menjadi seperti
iblis jika aku belajar bertarung ?” Ashoka ikut menimpali pembicaraan
mereka “Dia betul ! Dia bisa melayani rakyat, untuk melindungi daerah
kekuasaanmu dari musuh, kamu perlu prajurit !”, “Pertarungan hanya akan
membunuh orang orang dan pembunuhan bukan satu satunya cara untuk segala macam permasalahan” Dharma masih tidak suka kalau Ashoka belajar
bertarung “Aku berjanji padamu kalau aku tidak akan menyalahgunakan
kekuatanku dalam bertarung, aku hanya akan melayani rakyat dengan
menolong mereka melalui kekuatanku dalam bertarung” ujar Ashoka “Kalau
begitu Ashoka akan mulai masuk sekolah besok !” ujar Bindusara bangga sambil
tersenyum, sementara Dharma masih kurang suka dengan keputusan Ashoka,
Ashoka juga senang ketika melihat Bindusara namun langsung berubah sedih
ketika melirik kearah ibunya.
Dikamar Helena,
Justin menemui Helena disana dan Helena langsung memberikan informasi
pada anaknya “Justin, kamu tahu ... Dewi itu adalah ibu kandungnya
Ashoka, nyawa Ashoka tergantung pada ibunya dan nyawa Acharaya itu
tergantung pada Ashoka, jika Dewi kita bunuh maka Ashoka akan
menyalahkan Acharaya yang telah membawa Dewi kesini hingga akhirnya
terbunuh, mereka akan saling menyerang satu sama lain, dan kita ... kita
akan menggunakan permasalahan ini sampai kamu mendapatkan tahtamu” ujar
Helena dengan mata berbinar binar “Lalu bagaimana kita akan melakukan
rencana kita, ibu ?” tanya Justin “Kita akan melakukannya di pengadilan
nanti”
Di dalam ruang sidang “Aku ingin pergi
berburu hari ini” ujar Bindusara “Kamu seharusnya mengajak Justin dan
Khurasan bersamamu, Samrat” Helena ikut menimpali pembicaraan Bindusara
“Lalu siapa yang akan menjaga istana ?”, “Perdana Menteri yang akan
mengurusi semuanya disini, Samrat” ujar Justin sambil melirik ke arah
ibunya, Helena tersenyum sinis dengan mata penuh dengan kelicikan
“Waaah, bagus itu !” ujar Bindusara, Perdana Menteri menganggukkan
kepalanya menyetujui permintaan Bindusara, sementara itu dalam hati
Helena berkata “Bindusara akan pergi berburu hewan, maka aku akan berburu Dewi disini” bathinnya sambil tersenyum sinis. Sinopsis Ashoka Samrat episode 22
0 komentar:
Posting Komentar