hidup pangeran mahaputra! duh sebenarnya si sambil nonton aku keingat duh ditagih hutang snaa sini, hiks. gag adakah yang mo cariin aku karna kangen ya? napa sohib2ku yang dah jadi penulis terkenal melupakanku mua ya padahal dulu suka saling sapa, apakah tuh yang namanya songong ya? kalo aku terkenal nanti aku takkan ngelupain temen2ku n songong2. aku harus sapain mereka. apa getu ya rasanya jadi penulis terkenal, harus melupakan temen lama? mending aku gag terkenal2 aja deh daripada ngelupain temen lama, palagi tu temen yang berjasa. tapi dahlah dilupakan aja deh jadinya dah takdir. cari lagi temen baru yang gag ngelupain. tapi rata2 temen baruku tuh cuek2, nanya kabar aja setelah sekian lamanya kungilang kagak. yang perhatian si hanya mas wahyu tuh yang di cn tro, rajin bertanya getu meski aku resign juga dari grupnya karna sakit. tapi yang laen cuek amat. malas nanya, ogah2an. gag tahu tuh entah napa waktu aku sakit, akun fbnya si ana sue tuh malah nae di chat fb, kan posisi akunnya di chat fb tuh biasanya posisinya di 'teman lainnya'. sebelum sakit, akunnya ada di 'teman lainnya', eh pas aku ol lagi setelah sebulan absen ol eh malah nae akunnya ke atas. trus akun fb kalimaya-nya juga malah nae, padahal dulu tu di posisi 'teman lainnya'. tuh aneh kan? n akun fb mas wahyu selalu aja ada di atas banget chatnya! dy selalu ol. kok bisa getu ya posisinya? gag ada lagi akun2 temen lama kayak mieny angel dll! napa mua cuekin aku ya? temen2 lama itu? aku cari temen baru yang pedulian. aku dah punya temen baru, tapi setelah sekian lamanya temenen kayak cuek2 aja tuh ama aku kayak gag dianggap, dicari aja kagak, didoakan sembuh juga ga, padahal orang lain diupdate status tapi temen ndiri kagak pake status. mungkin gag dianggap temen kali ya? jadi terserah ilang kagaknya gag ngaruh. padahal gag ada salahnya nanya2 kabar demi ngehibur temen, huh pengen dapet temen yang perhatian ama aku yang rajin nanya2 kayak mas wahyu cn tro itu. masa musuhku lebi perhatian ama aku daripada temen ndiri? buktinya akun fbnya di chat posisinya bukan lagi di 'teman lainnya' tapi di atas.
Sinopsis Ashoka Samrat episode 26 by Sally Diandra. Chanakya sedang berada di kamarnya bersama Radhagupta ketika salah seorang prajurit datang menemuinya “Chanakya, anda di minta hadir di sidang oleh Samrat Bindusara”, “Baik aku akan kesana” ujar Chanakya, Radhagupta segera mengambil tongkat Chanakya dan memberikan pada gurunya itu, Chanakya berdiri sambil mengumpulkan semua keberaniannya, berfikir sejenak kemudian mulai meninggalkan kamarnya. Dalam perjalanan menuju ke ruang sidang, Radhagupta bertanya pada Chanakya “Jawaban apa yang akan kamu berikan pada Samrat di sidang nanti, Chanakya ? Apakah kamu akan mengungkap indentitas Ashoka yang sebenarnya ? Tapi bagaimana Samrat akan percaya padamu karena Dharma tidak ada disini sekarang untuk membuktikan bahwa Ashoka adalah anak Samrat Bindusara” Chanakya masih terdiam sambil terus berfikir “Dan lagi Ashoka juga pasti tidak akan percaya padamu juga karena dia kesal padamu” tiba tiba Chanakya menghentikan langkahnya di depan sebuah ruangan dimana terdapat jenazah Dharma disana, Chanakya memasuki ruangan tersebut, jenazah itu di tutupi oleh kain putih, sesaat Chanakya berdoa untuk arwah Dharma dan ketika hendak berlalu meninggalkan ruangan itu, tiba tiba Chanakya berhenti dan berbalik ke arah jenazah itu lagi kemudian mulai membuka kain penutup jenazah dan melihat dengan seksama pada bagian wajahnya, sesaat Chanakya tertegun.
Tak lama kemudian, Chanakya memasuki
ruang sidang istana, disana nampak Bindusara dan para menteri dan
ratunya menanti kedatangan Chanakya, begitu Chanakya masuk ke ruang
sidang, semua yang hadir disana langsung memberikan salam penghormatan
ke Chanakya, termasuk juga Samrat Bindusara “Aku tahu kalau saat ini
adalah waktu yang tidak tepat untuk membahas masalah ini, kita semua
sedang berduka atas kematian Subhadrangi akan tetapi ada beberapa
pertanyaan yang harus di jawab, itulah mengapa aku meminta kamu hadir
disini” ujar Bindusara dari singgasananya sementara Chanakya berdiri di
hadapannya bersama Radhagupta “Kamu tahu kan betapa aku sangat
menghormati kamu dan tidak ada kecurigaan apapun padamu karena kamu
adalah pemberi keselamatan pada kerajaan Magadha” ujar Bindusara lagi,
sementara Helena dan Justin saling memandang satu sama lain dengan
senyuman licik mereka “Chanakya, aku ingin kamu menjawab pertanyaanku
yang ada hubungannya dengan kematian Subhadrangi karena tidak ada
seorangpun di istana ini yang bisa menjawab selain kamu !” Chanakya
masih mendengarkan “Apakah kamu tahu bahwa Subhadrangi itu adalah ibunya
Ashoka ?”
“Ya
! Aku tahu itu !” ujar Chanakya tenang, namun Bindusara kelihatan marah
“Bukankah itu adalah tugasmu untuk memberitahukan aku tentang hal itu !
Mengapa kamu menyembunyikannya ?” suara Bindusara terdengar mulai
meninggi sambil memainkan pedangnya “Ya, itu benar kalau aku memang
menyembunyikan identitas mereka tapi semua itu ada alasannya, aku harus
menyembunyikan semua fakta ini untuk melindungi Ashoka, ini semua demi
keselamatannya “Aku tidak mengerti apa maksudmu ?”, “Dulu di medan
perang, ketika musuh menyerang kamu, kamu sedang dalam keadaan bahaya,
aku tahu kalau hanya Subhadrangi yang bisa mengobati kamu, itulah
mengapa aku memanggilnya kesini, dia tahu kalau musuh mengetahui kalau
dirinya yang mengobati kamu maka mereka bisa saja melukainya atau
anaknya” ujar Chanakya tenang “Dia telah siap memberikan nyawanya demi
kamu, Samrat ... akan tetapi dia tidak bisa melibatkan nyawa anaknya
dalam bahaya, itulah mengapa dia meminta aku berjanji padanya bahwa dia
akan mengobati kamu dan sebagai gantinya aku harus menyembunyikan fakta
tentang Ashoka yang sebenarnya adalah anaknya, aku berjanji padanya
makanya aku harus menjaga rahasia itu” semua yang hadir disana tegang
mendengarkan penjelasan Chanakya
“Sebenarnya
kamu tidak perlu menyembunyikan hal itu, Chanakya” suara Bindusara
kembali normal “Aku telah berjanji padanya, Samrat ... bagaimana aku
bisa menenangkan dirinya ketika seorang Samrat saja tidak aman di daerah
kekuasaannya ?” ujar Chanakya lagi “Apakah hanya itu alasanmu ?” kali
ini Helena bertanya dengan penuh selidik “Ya ! Keselamatan Ashoka adalah
alasannya dan kematian Subhadrangi seperti ini telah membuktikan bahwa
ini bukan sekedar kematian tapi sebuah pembunuhan ! Aku bisa memastikan
bahwa binatang buas itu tidak menyerangnya akan tetapi musuhlah yang
telah menyerangnya dan membunuhnya !” semua yang hadir disana merasa
tegang “Apa kamu bilang ? Aku sendiri melihat wajahnya hancur dan itu
serangan binatang buas” ujar Bindusara tidak percaya “Itu adalah sebuah
rencana dari musuh, Samrat ... yaitu agar kita mengira bahwa binatang
buaslah yang membunuhnya tapi itu semua tidak benar !”
“Bagaimana
kamu bisa begitu yakin ?” kali ini Perdana Menteri ikut menimpali
pembicaraan mereka “Ketika aku melihat jenazahnya, ada sebuah tanda pada
wajah dan kedua tangannya, jika binatang buas menyerang manusia untuk
keselamatannya atau untuk perburuan makanannya dan serangan binatang
buas selalu pada leher bukan pada tangan, jika seekor binatang buas
telah menyerangnya maka dia seharusnya memakan sebagian tubuhnya akan
tetapi tubuhnya aku perhatikan baik baik saja, ini membuktikan bahwa
binatang buas tidak menyerangnya tapi musuhlah yang telah menyerangnya
seperti yang kita kira selama ini kalau binatang buaslah yang
menyerangnya” ujar Chanakya “Bagaimana kamu bisa membuat cerita yang
begitu panjang dengan bukti bukti yang sekecil itu ?” kembali Helena
bertanya penuh selidik “Biarkan waktu berlalu, maka bukti bukti itu akan
datang juga” ujar Chanakya tenang
“Jika kamu
telah mengira bahwa nyawa Subhadrangi dalam bahaya maka seharusnya kamu
mengirimkan seseorang untuk menjaga keselamatannya” sesaat Chanakya
terdiam dan teringat ketika dia memerintahkan Nirjaraa untuk melindungi
Subhadrangi tapi dia menghilang begitu saja “Itu memang kesalahanku,
Samrat ... aku tidak bisa melindunginya tapi situasi disini menjadi
semakin kacau karena kita tidak bisa mengetahui mana yang teman mana
yang lawan, tapi aku berjanji padamu bahwa aku akan menemukan musuh itu
segera” Bindusara kemudian menyuruh Perdana Menteri untuk membantu
Chanakya “Subhadrangi telah mengobati aku, memberikan aku kehidupan yang
baru tapi aku tidak bisa melakukan apa apa untuknya dalam kehidupannya,
tapi sekarang aku akan mengambil langkah langkah untuknya, ini adalah
perintahku ! Berikan upacara pemakaman kerajaan untuk pemakamannya !”
ujar Bindusara, sementara Noor dan Charumitra terkejut mendengarnya.
Dikamar
Helena, Helena dan Justin nampak memasuki kamarnya, Helena tidak bisa
membendung amarahnya, dipanggilnya salah satu prajuritnya yang menyerang
Subhadrangi, Helena segera memukul orang itu dengan tongkat kayu hingga
tongkat kayu itupun putus, Justin yang saat itu sedang minum segera
menghentikan tindakan ibunya “Ibu, hentikan !” Helena masih menahan
marah “Jangan pernah datang lagi ke hadapanku ! Pergi sana !” prajurit
itupun pergi meninggalkan Helena “Ibu, kita telah membuat kesalahan
dengan mengirimkan surat pada Maharaja Ujjain, bagaimana jika Chanakya
tahu tentang hal ini ?” ujar Justin panik, Helena segera menarik leher
anaknya itu seraya berkata “Dia tidak akan tahu semuanya !” ujar Helena
Di lorong istana, Chanakya dan Radhagupta sedang
berjalan menyusuri lorong tersebut “Kita telah mencoba semaksimal
mungkin untuk melindungi Dharma, tapi mengapa kamu tidak mengatakan
tentang hal ini di sidang tadi ?” ujar Radhagupta “Kita memang telah
melakukannya meskipun kita tidak bisa menyelamatkannya dan ini
membuktikan bahwa kita tidak berguna untuk melindungi Dharma, coba cari
Nirjaraa bagaimanapun caranya, hanya dia yang bisa menceritakan pada
kita tentang cerita sebenarnya, temukan kerabat dekatnya, tanyalah pada
mereka tentang Nirjaraa” ujar Chanakya kemudian berlalu dari sana
“Nirjaraa telah melakukan hal ini pada kami, mengapa dia mengkhianati
kami ?” ujar Radhagupta geram
Di tempat yang
lain, tampak seorang perempuan berjalan ke arah sebuah rumah, perempuan
itu mengetuk pintu, tak lama kemudian seorang pria keluar dari rumah
tersebut sambil memandang ke sekeliling rumah dengan waspada, kemudian
menyuruh perempuan tadi untuk masuk ke dalam rumahnya.
Di
istana kerajaan Magadha, para ratu sedang berkumpul di tempat perawatan
para ratu, rupanya mereka sedang membahas soal Dharma yang mendapatkan
perlakuan khusus dari Bindusara “Subhadrangi itu kan hanya seorang
pelayan, mengapa harus diberikan pemakaman ala kerajaan ? Sekarang kita
harus berkabung atas kematiannya ? Dia dan anaknya telah menyembunyikan
sesuatu yang penting dari Samrat tapi meskipun begitu Samrat tidak marah
pada mereka, aneh ?” Charumitra merasa kesal dengan perlakuan
Subhadrangi “Aku pernah mengatakan pada Samrat bahwa Subhadrangi ini
aneh tapi dia tidak mempercayai aku” Noor ikut menimpali ucapan
Charumitra, sementara Subhasri hanya diam saja “Ini membuktikan kalau
Samrat lebih mendengarkan pelayannya daripada istrinya sendiri, jika hal
ini terjadi padaku maka lebih baik aku mati saja !” ujar Charumitra
kesal “Jangan pikirkan tentang aku ! Pikirkan dirimu sendiri, akhir
akhir ini banyak yang terjadi dalam kehidupanmu, anakmu harus meminta
maaf pada rakyat biasa dan kamu tidak bisa melakukan apa apa” ujar Noor
sambil mendekati dan berdiri di belakang Charumitra kemudian pergi
meninggalkannya “Kamu akan menyesali semua ini, kamu akan kehilangan
kehidupanmu, Noor ! Dengan berkata seperti itu ke aku !” ujar Charumitra
dengan nada marah
Di balai pengobatan, Ashoka
sedang diobati, Bindusara mengunjunginya, tiba tiba Ashoka sadar dan
berteriak “Ibuuuuuu !!! Dimana ibuku ? Aku harus mencari ibuku” ujar
Ashoka sambil bersiap siap hendak meninggalkan balai pengobatan tersebut
akan tetapi Bindusara segera menghentikannya “Ashoka, kendalikan
dirimu” ujar Bindusara “Ibuku pergi bersamamu, dimana dia, Samrat ? Dia
telah mengobati kamu dan kamu tidak bisa melindunginya ?” ujar Ashoka
“Aku minta maaf, Ashoka ... aku tidak bisa melindungi ibumu” ujar
Bindusara sedih “Kamu mungkin tidak bisa melindungi dia tapi aku percaya
Dewa pasti melindunginya, aku akan segera menemukannya !” Ashoka yang
nampak yakin kalau ibunya belum meninggal, segera meninggalkan
Bindusara, Bindusara tak mampu mencegah keinginan Ashoka, Bindusara
hanya bisa menatap kepergian Ashoka dengan sedih. Sinopsis Ashoka Samrat episode 27
0 komentar:
Posting Komentar